Santri

Abstrak In Enterprenuer perspective, as an Islamic educational institution, Pesantren has many experienced a long journey, especially in Indonesia. For this era were named industry 4.0 era, demanding santri to have entreprenuer's character which can produce the employment and be an independence in social life. Entreprenuership character of santri can formed form various ways, one of that ways can from make business in pesantren which produce the product and promote to the market, digital market or traditional market. One Pesantren One Product (OPOP) is a regional development approach that aims to build an economic independence of pesantren and generally to promote the economy of a region. Theconcept of OPOP was adopted from OVOP which origined fro Oita, Japan, and adopted from various countries in the world. Indonesia through the West Java Regional Government and East Java Regional Government since 2018 proposing and implementing OPOP program that aims to promote and to sustain the potential of small and medium product from pesantren especially in West Java an East Java. This study aims to analyze and to evaluate the implementation of OPOP in Indonesia that has been on going in 2018 make a suggestion for the development of potential pesantren's product with OPOP approach by taking a case study in Pondok Pesantren Al Ittifaq, Kab Bandung. Latar Belakang Kemiskinan yang ada di kehidupan masyarakat disebabkan oleh seseorang yang tidak mempunyai pekerjaan atau bisa dikatakan pengangguran. Tingkat kemiskinan yang terjadi di masyarakat nyatanya memiliki korelasi yang sama tingkat pengangguran di suatu negara, jika tingkat pengangguran suatu negara itu tinggi secara tidak langung tentu tingkat kemiskinan dalam negara tersebut juga sangat tinggi. Sehingga sudah barang tentu ada pepatah mengatakan, No Work, No Money, yang artinya semakiin tinggi angka pengangguran dalam negara itu maka bisa dipastikan tingkat kesejahteraan negara itu juga dibawah rata-rata. Maka, ketika demikian ini siapakah yang paling bertanggung jawab dalam menjaga tingkat kesejahteraan masyarakat dan menekan angka pengangguran ? Pemerintah, sebagai satu-satunya pengatur, pengayom dan pengelola yang sah secara legal dalam menyelesaikan permasalahan-permasalahan negara, termasuk tingkat pengangguran dan tingkat kemiskinan pada masyarakat. Didalam lingkungan masyarakat kita ketahui bersama banyak sekali lapisan-lapisan golongan di dalamnya, salah satunya adalah pesantren, sebagai lembaga pendidikan bernafaskan

Controversial public issues related with stories visualized in films 1 CUPLIKAN FILM THE SANTRI SEBAGAI GAMBARAN PESANTREN, APAKAH BENAR MENGGAMBARKAN? Dalva Rumania 19/443107/SP/28971 Abstraksi Kata pesantren dan santri dapat memunculkan stigma tersendiri jika disebut ditengah masyarakat, gambaran kaku, sangat islami, dan terbelakang dalam ilmu pengetahuan adalah beberapa pandangan masyarakat awam terhadap dua hal tersebut. lebih ekstrem ada yang menyekutukan pesantren dengan jaringan terorisme. Karena pandangan masyarakat yang buruk, untuk memperingati hari santri nasional 2019 Nahdlatul Ulama merilis sebuah film berjudul The Santri yang menggambarkan kehidupan pesantren yang sesungguhnya, sayangnya saat perilisan trailer dari film ini banyak orang yang menentang karena menganggap banyak bagian dari trailer ini bukan merupakan gambaran dari sebuah pesantren. Penelitian ini bertujuan untuk mencari tahu apakah gambaran tentang pesantren yang digambarkan dalam trailer film The Santri menggambarkan dengan tepat kehidupan pesantren yang sesungguhnya. Selain itu trailer dari film juga menunjukkan jika focus film ada pada cerita cinta antara tokoh utama, bukan pada kehidupan pesantrennya. Trailer dari sebuah film seharusnya menggambarkan film itu sendiri tetapi menurut pihak NU, apa yang disajikan di trailer berbeda dengan apa yang ada di film. Untuk mencari data yang berhubungan dengan penelitian penulis menggunakan metode wawancara pribadi. Temuan dari penelitian menunjukkan jika trailer dari film The Santri tidak menggambarkan kehidupan pesantren pada umunya.

Islamic boarding school is one of the oldest traditional education institutions models found in Indonesia where its students live together under the guidance of one or more mentor or better known as the murobbi. In its activities to manage the data of exit permit and disciplinary violation of student, Assalam Blambangan Islamic boaring school in Blambangan Pagar sub-district has not implemented any computerized system. In addition, the data transparency has not been met well because the old system does not have the form of student exit permit and disciplinary activity report to their parents. The author designed a system by using an application that is able to produce reports both printed version and via short message for quick notification. By using the system, it is hoped that the problem can be solved and students' parents can read their son and daughter behavior and attitude data during the boarding period more clearly.

Buku ini merupakan hasil laporan pengabdian masyarakat berbasis pesantren yaitu Pengembangan Manajemen di Pondok Pesantren Al-Hasaniyah Rawalini Teluknaga Tangerang.

Pesantren salafiyah yang mengadakan sistem pendidikan formal, namun seakan dalam satu atap atau seoal-olah seperti satu atap, padahal dalam kenyataannya adalah tidak, maka harus berbenah. Menyatukan persepsi antara pengasuh menjadi syarat utama pesantren bisa maju dan berkembang serta bisa menghidupkan ekonominya sendiri. Efek negatif dari kondisi jenis pesantren yang seperti itu adalah kehilangan arah dan orientasi visi dan misi sejak awal pensantren didirikan. Imbasnya jelas pada kualitas mutu, dan akademik dalam sistem kaderisasi belajar dan mengajar.

Buku ini terbagi menjadi lima bagian. Setiap bagian terdiri dari beberapa sub. Bagian pertama terdiri dari sejarah masuknya Islam di Sulawesi Selatan secara resmi yang dibawa oleh Datuk Tellue dan tertulis dalam sejarah lontara, termasuklah di antaranya ekspansi penguasa kembar Gowa-Tallo untuk kepentingan islamisasi pada raja-raja yang ada di daerah Sulawesi Selatan dan Nusantara bagian Tengah dan Timur, masuknya Islam di baerah Bone hingga peranan raja-raja dalam pengembangan agama Islam dari waktu ke waktu hingga zaman KH. Muhammad As’ad yang mendirikan Madrasah Arabiyah Islamiah (MAI) di Sengkang. Bagian Kedua memuat profil pribadi dan keluarga KH. Lanre Said, dari masa kecilnya hingga masuk sekolah,  kemudian bergabung dengan Negara Islam Indonesia, Darul Islam/ Tentara Islam Indonesia (NII/DI-TII), selanjutnya merantau dan pada akhirnya kembali ke kampung halaman untuk mendirikan lembaga pendidikan. Bagian Ketiga adalah merupakan jalan dakwah yang telah ditempuh oleh KH. Lanre Said, yang merupakan ciri utama profesi seorang ulama, seperti berdakwah lewat pengajian, ceramah agama, menulis buku, hingga mendirikan pondok pesantren. Bagian Keempat diisi dengan beberapa nasihat-nasihat Lanre Said yang sangat relevan dari waktu ke waktu atau lintas zaman dan dapat bermanfaat pada siapapun termasuk beberapa penekanan untuk melakukan ibadah-ibadah yang memiliki kualitas tinggi bahkan hingga mencapai derajat waliyullah sekalipun. Bagian Kelima lebih merupakan kontinuitas dari perjuangan Lanre Said yang kini telah beralih ke generasi pelanjutnya. Membicarakan tentang sosok KH. Lanre Said tidaklah cukup dengan menilai dari satu atau dua sisi saja, karena ulama yang satu ini memiliki berbagai macam keahlian yang susah dicerna dengan logika, buku ini hanya menyingkap sebagian kecil saja dari jalan perjuangannya dengan maksud agar menjadi pelajaran berharga bagi kita semua. Harapan penulis agar buku ini dapat menjadi batu loncatan kecil dalam upaya menyingkap perjalanan hidup beliau. Selanjutnya, diharapkan lahir lebih banyak karya yang mengulas sosok KH. Lanre Said baik berupa karya perorangan maupun dalam bentuk tim (baca: kolektif) yang berasal dari sanak familinya, santrinya, atau siapa saja yang menghendaki kebenaran.

" Santri Berdasarkan peninjauan tindak langkahnya adalah orang yang berpegang teguh dengan al-Qur'an dan mengikuti sunnah Rasul serta teguh pendirian. Ini adalah arti dengan bersandar sejarah dan kenyataan yang tidak dapat diganti dan diubah selama-lamanya. Dan Allah-lah Yang Maha Mengetahui atas kebenaran sesuatu dan kenyataannya. " Dari pengertian tersebut bisa disimpulkan bahwa tiap santri haruslah mempunyai tiga karakter untuk bisa diakui sebagai santri. Dalam Buku Saku Santri yang diterbitkan oleh Pengurus Pondok Pesantren Sidogiri terdapat keterangan bahwa kata santri adalah singkatan dari inSAN TRIlogi, yakni manusia dengan tiga ideologi: Islam, Iman dan Ihsan. Keterangan ini lebih mengarah pada status santri yang lebih khusus, karena keteguhan terhadap tiga hal itu sudah tidak lagi dibebani oleh sekat ekologi, peraturan dan lain-lainnya, karena tiga perkara di atas adalah pondasi vital paradigma agama (Islam) seutuhnya. Definisi santri yang telah dirumuskan oleh KH Hasani Nawawi di atas memiliki arah pada tiga ideologi tersebut, karena definisi santri ini memiliki tiga unsur inti. Pertama, berpegang teguh pada Al-Qur'an (hablillah al-matin). Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Abi Sa'id al-Khudri Rasulullah berkata " Kitab Allah (Al-Qur'an) adalah tali Allah (hablullah) ". Dalam hadits lain Rasulullah bersabda " Al-Qur'an adalah hablullah yang tidak akan habis kajaibannya. " Lebih jelas lagi dalam QS Ali Imran 1-3 Allah berfirman " Berpegang teguhlah kalian dengan tali Allah (hablullah) dan jangan bercerai-berai. " Izzuddin bin Abdus Salam berpendapat bahwa Al-Qur'an dikatakan hablullah (tali Allah) karena bisa menyelamatkan orang yang berpegang teguh dengannya dari mala petaka seperti tali bisa menyelamatkan pemegangnya dari jatuh ke dalam sumur dsb. Kedua, Sunnah Rasul. Sunnah Rasul adalah masadir al-tasyri yang kedua setelah Al-Qur'an. Dalam salah satu hadits, Rasulullah bersabda, " Aku tinggalkan untuk kalian dua perkara. Apabila kalian berpegang teguh dengan keduanya, kalian tidak akan tersesat selamanya: Al-Qur'an dan Sunnah Rasul. " Ketiga, istiqamah (konsisten atau kontinu). Berpegang teguh dengan dua prinsip di atas tidak akan dapat dinilai baik bila tidak dilandasi dengan konsistensi yang tinggi. Dalam salah satu hadits Rasulullah saw bersabda, " Yang paling Allah sukai adalah hal yang kontinu, walaupun sedikit. " Jadi, pengertian santri yang dirumuskan oleh KH Hasani Nawawie tersebut lebih mengedepankan prinsip secara esoteris dari pada indikasi eksoteris, karena keteguhan terhadap tiga unsur ini harus dilandasi dengan tiga ideologi tersebut. Dengan demikian status santri bisa disandang oleh siapapun saja dengan tidak harus berada di dalam pesantren (santri ekologi) 3 , namun juga bisa disandang oleh manusia yang memenuhi syarat berupa berpegang teguh pada Al-Qur'an, Sunnah Rasul dan selalu istiqamah. Inilah yang dimaksud tipikal santri secara prinsip. Santri yang sebenar-benarnya santri. Allahu a'lam binafsil amri.

Tulisan ini menarasikan tentang peran kaum santri dan pesantren yang sampai saat ini membuktikan keberhasilannya menjawab tantangan zaman. Kemampuan adaptatif pesantren atas perkembangan zaman memperkuat eksistensinya sekaligus memberikan kontribusi yakni, mensinergikan intelektual, emosional, dan spiritual, yang dapat membentuk kepribadian; sebuah faktor penting dalam  integritas kepemimpinan. Di sisi lain, pesantren memiliki kemampuan untuk melangkah keluar dari budaya yang ada dan memulai proses perubahan evolusioner yang lebih adaptif. Sementara, lingkup pembahasan tulisan adalah relasi pesantren dan kepemimpinan dan peran kaum santri terhadap dunia politik Nasional.
Pesantren dapat mendidiksantri yang tak hanya mempunyai integritas keilmuan yang memadai tapi juga integritas moral dan etika, yang akan menjadi faktor penting ketika seorang santri kembali ke lingkungan sosialnya.Santri dan pesantren dari masa ke masa telah memberi kontribusi konkrit dalam perjalanan sejarah Republik ini, tak terkecuali dalam sosial politik. Perjuangan melawan penjajah, pembentukan NKRI, hingga terdistribusinya kaum santri dalam posisi politis di Indonesia.Kontribusikaum santri dan pesantren yang demikian menjadi bukti bahwa pesantren bukan hanya lembaga pendidikan Islam tertua di Indonesia dan masih tetap eksis hingga kini, tetapi juga merupakan entitas sosial yang memiliki pengaruh cukup kuat - sekaligus unik - dalam kehidupan sosial politik di Indonesia.

Abstract :
Memorizing  Al-Qur’an is an extraordinary activity of memory. for students Tahfidz Ar-Rohmah PP, Batu this activity is more draining because in the morning until noon they also carry out general learning activities. This heavy memory burden makes researchers want to provide innovations in helping the memorizers of the Koran to simplify their activities. The method used in this study was an experiment with random sampling of 10 people. at night the subjects are given murotal Koran that they want to memorize tomorrow. The results showed that by providing stimulus to students in the form of murattal audio at night, had a positive effect in facilitating students in memorizing the next day.
Key word : murrotal Al-Qur’an, memory, sleep

Abstrak :
Kegiatan menghafal  Al-Qur’an merupakan kegiatan olah memori yang luar biasa. bagi santri PP Tahfidz Ar-Rohmah, Batu kegiatan ini lebih menguras tenaga karena pada pagi sampai siang hari mereka juga melakukan kegiatan pembelajaran umum. beban memori yang berat ini membuat peneliti ingin memberikan inovasi dalam membantu para penghafal  Al-Qur’an ini untuk mempermudah kegiatan mereka. metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimen dengan sample random sampling sebanyak 10 orang. pada malam hari para subjek diberikan murotal alquran yang ingin mereka hafalkan besok hari. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan memberikan stimulus pada siswa yang berupa audio murattal di malam hari, memberikan efek positif dalam mempermudah santri dalam menghafal dikeesokan harinya.
Kata kunci : Murrotal Al-Qur’an, memori, tidur

Abangan merupakan salah satu keberagaman islam di tanah jawa yang pada saat ini sudah hampir sedikit para penganutnya. selain abangan ada dua keberagaman islam lainnya yakni priyayi dan santri. yang masing-masing diantaranya memiliki perbedaan dan karakteristiknya sendiri.

Santri, sebagai salah satu kalangan terdidik bangsa ini, tentu harus terpanggil untuk menjawab tantangan tersebut. Apalagi terdidiknya santri bukan semata terdidik karena telah “makan bangku sekolahan”. Santri adalah elemen bangsa yang istimewa, karena dididik dalam lembaga pendidikan pesantren yang bertujuan untuk mencetak pribadi yang alim (berilmu) dan salih (berperilaku baik), tidak hanya dari sudut pandang wawasan keilmuan saja tetapi juga perilaku keagamaan.

Terbit di Majalah Madrasatul Qur'an Times Edisi 9 (2021). Edisi lengkap majalah ini dapat diakses di https://play.google.com/books/reader?id=FGo8EAAAQBAJ&pg=GBS.PP2&hl=en_GB

The paper would like to present the figure of Kiai Madrais, his thought and teachings, as well as socio-cultural conditions that shape the ersonality and perspective he has. It also wants to show that the thought of leaders are today considered the founder of Sunda Wiwitan teaching in Kuningan, West Java – is still relevant to criticize the ways and our thinking in the society, nation and religion. In search of the author, Madrais nationalist figure is one of this nation has ever had, but because he understands the history of teaching heresy. Regarding the sources of writing, the author gives more on the narrative portion off spring (grandchildren and great-grandchildren) Madrais, people who still adhere to the teachings of Sunda Wiwitan and society in general who live in Cigugur, then turned writing about Madrais scattered across multiple social networking sites. Author sees them more authority to give an explanation of Madrais and teachings. The data obtained author then
compiled in the form of notes and / or ethnographic reports.

Pengembangan Kajian Pemikiran Hasyim Asy'ari Tebuireng diharapkan menandai ikhtiyar untuk mengembalikan epistemologi mengaji, mendalami ilmu dalam totalitas. Paradigma keilmuan 'mengaji' telah direduksi menjadi 'pengkajian' yang mendudukkan kyai berikut ajaran sekedar sebagai obyek kajian.

Penelitian ini mengungkap bagaimana meningkatkan bacaan kitab kuning melalui metode sorogan terhadap santri desa di Pondok Pesantren Wali Songo Pleret Bantul dan apa saja faktor dan penghambat dalam penerapan metode sorogan untuk meningkatkan bacaan kitab kuning santri desa di pesantren tersebut. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif, sedangkan teknik pengumpulan data menggunakan wawancara, observasi dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa upaya ustaz dalam meningkatkan kemampuan membaca kitab kuning sangat efektif. Hal ini didasari oleh tujuan pokok metode sorogan yaitu meningkatkan kualitas membaca, kepemahaman isi, dan dapat mengungkapkan isi bacaan. Tidak hanya itu, peningkatan itu terlihat juga dari banyaknya faktor pendukung dan minimnya faktor penghambat.

This research paper analyzes the religious phenomenon of culture in Modjokuto or Pare, where Geertz carried out his thesis on the "Religion of Java." Although there are many pesantrens in Modjokuto, there is still a religious tradition associated with Kejawen as a local belief, particularly among rural Muslim farmers. Javanese mysticism, however, plays an important part in muslim abangan. Some rural villages in Modjokuto, both NU and Muhammadiyah, are not very distinct in religious tradition. They have performed slametan, tahlilan, and ziarah as religious rituals. Kejawen's teachings are more observed by traditionalist Moslems in Modjokuto, who commonly refer to abangan as the categorization of Islam in Java. Some claim that abangan refers to the proletarian class and former followers or founders of the Indonesian Communist Party (PKI). Some also said that Islam abangan means adherents of the teachings of Sunan Kalijaga, Syech Siti Jenar, and all the descendants of Sufi masters. In addition, we cannot argue that since the reformation of Indonesia, Islam in Java has changed and has gone forward in a number of ways. As a result, this research paper is trying to explore Islam abangan and its resurgence in detail. I recognize that the resurgence of Islam abangan in Java is somehow intended to address the increasing radicalism and Islamic sectarian. Using an anthropological approach, this research paper attempts to explore what Geertz examined in the "Religion of Java" after a half-century, which needs to be reexamined in the context of contemporary Indonesia.

Kalau diikuti teori W.J.S Purwadarnita dalam kamusnya, maka arti santri dan santeri ialah orang yang menuntut pelajaran islam dengan pergi berguru ke tempat yang jauh seperti pesantren dan sebagainya. Tetapi kalau diikuti pengertian umum, maka santri ialah mereka yang mempelajari agama islam, baik yang pergi ke tempat yang jauh maupun dekat dengan niat hendak mengamalkan ilmunya, dan hendak menyebarluaskannya. Hasil dari ilmu yang dituntut itu dengan sendirinya mempengaruhi perilaku sehari-harinya. Karena yakin akan kebenaran gurunya. Mereka meniru laku dan perbuatan gurunya. Ilmu yang diperoleh dari mereka, artinya dari gurunya, dijadikan dasar pola membentuk sikap mental dan watak mereka dalam hidup. Semua ini lantaran dilandasi oleh suatu niat suci dalam hatinya bahwa ilmu-ilmunya memang diyakini kebenarannya serta akan di praktikkan dalam amal sehari-hari. Oleh sebab itu, barang siapa yang mempelajari Islam sekadar untuk diketahui, baik karena tidak meyakini kebenarannya, maupun untuk tujuan yang merugikan Islam dan umatnya, maka ia tidak layak disebut santri. Demikian definisi pesantren yang ditulis oleh KH. Saefuddin Zuhir, Guruku Orang-orang Pesantren, Yogyakarta: 2001. Artikel ini akam memotret kedudukan santri di tengah kiai dan masyarakat, atau posisi kiai di tengah santri dan masyarakat.

Dinas Komunikasi dan Informasi (Kominfo) Kabupaten Jombang kembali menggelar dialog bertajuk Warung Pojok Kebon Rojo, Kamis (26/8). Dalam dialog itu, sejumlah narasumber membahas soal rencana pelaksanaan pemilu dan pemilihan kepala daerah (pilkada) serentak 2024 mendatang.

Kegiatan dilaksanakan di Aula Besut Dinas Kominfo Jombang pagi. Sejumlah narasumber yang berkompeten dihadirkan. Di antaranya Athoillah Ketua KPU Jombang, Ahmad Udi Masjkur Ketua Bawaslu Jombang serta sejumlah perwakilan parpol pun nampak mengikuti kegiatan ini.

Budi Winarno, Kepala Dinas Kominfo Kabupaten Jombang mengatakan, kegiatan Warung Pojok Kebon Rojo sudah menjadi kegiatan rutin dinasnya. ”Untuk yang hari ini, kita mengambil tema bahasan pemilu dan pilkada serentak 2024. Ini tentu bagian dari sosialisasi kepada masyarakat untuk persiapan pesta demokrasi nanti,” terang Budi Winarno, Kepala Dinas Kominfo Kabupaten Jombang.

Pemilu adalah pemilihan umum untuk presiden dan wapres, DPR RI, DPD RI, DPRD Provinsi dan DPRD Kabupaten/Kota. ”Sedangkan kalau pemilihan berarti itu pilkada, baik untuk gubernur dan wakilnya ataupun bupati atau walikota dan wakilnya, keduanya tidak bisa dilakukan bersamaan,” terang Athok, sapaan akrabnya.

Athok juga memaparkan, pelaksanaan keduanya memang akan diselenggarakan pada 2024 mendatang. Sesuai dengan aturan dan undang-undang yang ada. Namun, pihaknya menyebut publik tak perlu khawatir karena meskipun di tahun yang sama, pelaksanaanya tidak berbarengan. ”Banyak mengira nanti pemilu itu serentak tujuh surat suara, tidak begitu ya. Keduanya dilakukan terpisah, bahkan hitungannya bulan,” lanjutnya.

Kendati telah dipastikan tahunnya, hingga kemarin Athok menyebut belum bisa menyebut pasti waktu pelaksanaannya. Namun dari penghitungan yang ada, kemungkinan besar untuk pemilu, akan dilakukan pada Februari atau Maret 2024, sementara pilkada serentak dilakukan beberapa bulan setelahnya.

Sumber : https://radarjombang.jawapos.com/nasional/27/08/2021/bedah-pemilu-dan-pilkada-serentak-2024/

Pantau terus akun @politisimudajombang_ untuk mendapatkan fakta menarik lainnya tentang Gus Atho (Ahmad Athoillah, M.IP.)

Kalian penasaran dan Ingin Berteman dengan Gus Atho?
Mari Bersilaturahmi dan Berteman Di Media Sosial:

Fb: https://www.facebook.com/seduluranaathoillah
Youtube: https://www.youtube.com/channel/UCyVSMa19u8BDtk_nZdcm1kw
Ig: https://instagram.com/gusathoillah?utm_medium=copy_link

#PolitisiMuda, #PolitisiMudaIndonesia, #PolitisiMudaJawaTimur, #PolitisiMudaJombang, #SantriMillenial #GusDewan #GusAtho #SantriPilihanBunda #TokohPemudaJombang #AktivisPolitisiJombang #PolitisiKotaSantri #PolitisiMuslim #wisatajombang #alumniipnu #JombangHits #JombangHariIni #Calonbupatijombang2024 #PilihanWargaJombang #Politisi #AhmadAthoillah #SantriMillenial #PolitisiMuda #PolitisiMudaIndonesia #PolitisiMudaJawaTimur #PolitisiMudaJombang #PolitisiBijak #PolitisiSantunJombang #Pesanten #Mojokerto#tokohpemudajombang #alun-alunjombang #umkmjombang #pilkadajombang2024

Dalam tulisan singkat ini tidak akan menekankan pembahasan yang terlalu njelimet tentang siapa santri sebenarnya, karena penulis anggap penekanan kearah tersebut telah banyak di uraikan oleh para ulama' dan pakar ahli dalam bidang tersebut. Tulisan ini akan penulis bawa pada sebuah keharusan yang semestinya menjadi titik tolak dan kebanggaan bagi setiap santri.

This study aims to determine the pattern of cultural development of the culture of ilmu amaly amal ilmy in cultivating the ulul albab character of the students. The research method uses descriptive qualitative research. Place and robject research in Pondok Pesantren Raudlatul Ulum Guyangan Pati. The results showed that the pattern of cultural development ilmu amali amal ilmi are time management, educational punishment and an integrative curriculum can fosters the character of all albab, namely discipline, independence, and competence in the fields of general science and religion.

Basuki tjahaja purnama alias Ahok adalah satu-satunya non muslim pertama di indonesia yang digelari Santri kehormatan dan digelari Sunan kalijodo. Karomahnya tak tertandingi. Sudah terdakwa tak kunjung dibui. Meski didemonstrasi jutaan massa GNPF-MUI

Fotografi menjadi sebuah ladang bisnis baik bagi fotografer pemula maupun fotografer profesional. Sekarang ini foto prewedding sudah menjadi budaya baru di tengah-tengah masyarakat modern, yakni foto yang dilakukan sebelum pernikahan. Tidak terkecuali umat muslim juga melaksanakan foto prewedding yang mana hukum dari foto prewedding tersebut adalah haram. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pemaknaan santri Pondok Pesantren Al-Ishlah Bandar Kidul Mojoroto Kota Kediri terkait tentang foto prewedding tersebut. Mulai dari tahap eksternalisasi di mana santri beradaptasi dengan budaya baru ini. Kemudian tahap objektivasi, memahami bagaimana dan seperti apa foto pre wedding. Yang terakhir tahap internalisasi, yakni santri memberi pemaknaan atau penafsiran terhadap foto pre wedding. Dalam penelitian ini penulis menggunakan pendekatan kualitatif dengan menggunakan tiga metode pengumpulan data yaitu observasi, yang mana penulis menjadi observasi partisipan, wawancara mendalam (indept interview), informan dari penelitian ini adalah santri Pondok Pesantren Al-Ishlah yang berjumlah 20 orang, dan selanjutnya dokumentasi. Untuk menganalisis data penulis menggunakan teknik Analisis Interaktif Miles dan Huberman dengan membuat gambaran yang sistematis, faktual dan analisisnya dilakukan melalui tiga jalur reduksi data, penyajian data (data display), dan penarikan kesimpulan. Penelitian ini mendapatkan hasil bahwa santri Pondok Pesantren Al-Ishlah Bandarkidul, Mojoroto, Kota Kediri memberi penafsiran atau pemaknaan terhadap foto prewedding dengan beberapa tahap seperti yang dikemukakan oleh Peter L. Berger. Pertama tahap eksternalisasi di mana santri membuka diri dan beradaptasi dengan budaya baru yang ada di masyarakat yakni foto pre wedding. Kemudian tahap objektivasi, santri berusaha memahami bagaimana dan seperti apa foto pre wedding tersebut. Yang terakhir tahap internalisasi, yakni santri memberi pemaknaan atau penafsiran terkait foto pre wedding yang menjamur di masyarakat. Bahwa hukum foto pre wedding menurut santri adalah haram, apabila dalam pembuatan dan hasil foto terdapat adegan atau pose yang melanggar syariat. Dan boleh melakukan foto pre wedding, apabila dalam pembuatan dan hasil foto pre wedding tidak menyalahi syariat dan norma agama. Kata kunci: Konstruksi, Santri, Foto Prewedding.

Ribuan Pondok Pesantren (Ponpes) yang ada di Kabupaten Jombang dan Mojokerto belum terdaftar di Kemenkumham. Karena itu, Pemprov Jatim diminta untuk memberikan bantuan supaya pesantren tersebut bisa segera terdaftar dan mendapat bantuan dari pemerintah pusat.

Hal itu dikatakan oleh anggota DPRD Jawa Timur dari fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (FPKB) DPRD Jatim Ahmad Athoillah dalam reses di kantor DPC PKB Jombang pada Jumat (7/5).

"Mohon ada bantuan pendanaan pesantren yang belum ada Kemenkumham dan membantu pewakafan, sehingga saat Perda digedok nanti bisa mendapatkan bantuan. Pesentren yang ada di Jombang dan Mojokerto saja belum terdaftar," katanya.

Wakil sekretaris DPW PKB Jatim itu berharap agar Pemprov Jatim hadir untuk memberdayakan ekonomi pesantren. Agar, pesantren bisa mandiri dan membangun usaha dengan maksimal.

"Dalam hal pemberdayaan ekonomi, entrepreneur dalam mengajarkan skill di pesantren harus hadir seperti it dan keterampilan lainnya dan melatih para santri," tambah ketua Pengurus Pusat (PP) Pagar Nusa itu.

Anggota DPRD dari Dapil Mojokerto Jombang itu berharap agar nantinya jika Perda Pansus pengembangan pesantren nanti di gedok tidak terlalu mengintervensi terhadap pendidikan yang ada di pesantren. Dia mengakui selama ini Pemprov Jatim masih belum berpihak secara penuh kebijakannya dalam mengembangkan pesantren yang ada di Jawa Timur.

Sumber : https://www.rmoljatim.id/2021/05/08/pemprov-jatim-diminta-bantu-pesantren-yang-belum-terdaftar-kemenkumham

Penasaran dengan Mas Atho?
Kamu ingin berkenalan dengan Ahmad Athoillah / Gus Atho?
Cek Media Sosial Gus Atho untuk lebih tahu fakta lebih lanjut:

Facebook : https://www.facebook.com/seduluranaathoillah
Youtube : https://www.youtube.com/channel/UCyVSMa19u8BDtk_nZdcm1kw
Instagram : https://www.instagram.com/gusathoillah/?utm_medium=copy_link

#Politisi #GusDewan #AhmadAthoillah #SantriMillenial #PolitisiMuda #PolitisiMudaIndonesia #PolitisiMudaJawaTimur #PolitisiMudaJombang #PolitisiBijak #PolitisiSantunJombang #Pesanten #Mojokerto

Abstrak Dunia pesantren memiliki tradisi yang dilakukan, dijaga serta dirawat setiap hari.Tradisi tersebut dapat dijadikan modal menuju puncak sebuah tradisi dan kejayaan baru. Salah satu tradisi yang dilakukan oleh Pondok Pesantren Darul 'Ulum adalah tasyakuran. Tradisi tasyakuran berperan penting dalam peningkatan interaksi sosial. Kegiatan ini salah satu cara untuk meningkatkan partisipasi sosial dan hubungan interpersonal yang merupakan bagian cukup penting untuk kesehatan fisik, mental, dan emosional bagi santri. Interaksi sosial menimbulkan rasa saling toleransi, saling tolong-menolong, saling membantu antar santri. Para santri yang memiliki kemampuan interaksi sosial yang baik akan mudah mendapatkan teman, maupun berkomunikasi dengan baik dan semua itu dilakukan tanpa menyebabkan perasaan tegang ataupun perasaan tidak enak yang mampu mempengaruhi emosinya. Keadaan ini yang sangat dibutuhkan oleh setiap santri yang hidup dengan berbagai orang yang berbeda lingkungan, kehidupan, ras maupun agama. Penelitian ini menjelaskan tentang pola kegiatan tasyakuran di kalangan santri Pondok Pesantren Darul 'Ulum dan efektifitas tradisi tasyakuran guna meningkatan interaksi sosial santri Pondok Pesantren Darul 'Ulum. Penelitian ini dilakukan pada tanggal 01 Oktober 2018-02 November 2018. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif dengan cara pengumpulan data dan literatur serta wawancara dengan narasumber yang dilakukan di Asrama Hidayatul Qur'an Pondok Pesantren Darul 'Ulum Jombang. Tujuan dari tasyakuran tidak hanya sebagai rasa syukur kita kepada Allah saja tapi juga sebagai sarana pemersatu umat islam khususnya dikalangan santri Pondok Pesantren Darul Ulum Jombang , menjaga kerukunan, toleransi serta menumbuhkan sikap peduli dan berbagi kepada sesama santri. Selain itu juga dapat di gunakan untuk menghilangkan sifat individualis dan hanya mementingkan urusan/ kepentingan pribadi.

Anggota DPRD Jawa Timur Ahmad Athoillah kembali menyapa konstituennya dalam agenda Reses I Tahun 2021. Serap Aspirasi yang dilaksanakan di Kantor MWC NU Bangsal Kab. Mojokerto tersebut mendapat respon positif dari masyarakat. Konstituen yang hadir meliputi unsur petani, pengurus pondok pesantren, pelaku UMKM dan Peternak.

Politisi Fraksi PKB itu menjelaskan bahwa dalam agenda Reses kali ini, berharap masyarakat bisa menceritakan tentang permasalahan di Daerahnya masing-masing.

Mas Atho’ memaparkan terkait tim Pansus DPRD Jatim tentang Perda Pesantren, politisi muda asal Jombang ini juga mengatakan akan pentingnya Perda Pesantren mengingat jumlah Pesantren di Jawa Timur mencapai 4.720 pesantren.

Selain itu, keberadaan pesantren juga harus mendapat perhatian tidak ada lagi kebijakan pemerintah yang dikotomi antara Pendidikan umum dan Pendidikan kepesantrenan itu kesimpulan yang saya dapatkan ketika sillaturrahmi dibeberapa pondok pesantren di Jawa Timur khususnya diwilayah Jombang dan Mojokerto.

Dalam resesnya, Mas Atho’ juga mendapatkan aspirasi tentang pentingnya support Pemerintah, seperti support anggaran pendidikan pesantren sebagai penunjang tenaga pengajar para pengajar di pesantren.

“Dan segala bentuk aduan dari masyarakat merupakan energi semangat bagi kami sebagai fungsi legislasi ditingkat Provinsi,” ujarnya.

Sumber : https://matahationline.com/sapa-konstituen-ahmad-athoillah-sosialisasi-perda-pesantren/

Penasaran dengan Mas Atho?
Kamu ingin berkenalan dengan Ahmad Athoillah / Gus Atho?
Cek Media Sosial Gus Atho untuk lebih tahu fakta lebih lanjut:

Facebook : https://www.facebook.com/seduluranaathoillah
Youtube : https://www.youtube.com/channel/UCyVSMa19u8BDtk_nZdcm1kw
Instagram : https://www.instagram.com/gusathoillah/?utm_medium=copy_link

#Politisi #GusDewan #AhmadAthoillah #SantriMillenial #PolitisiMuda #PolitisiMudaIndonesia #PolitisiMudaJawaTimur #PolitisiMudaJombang #PolitisiBijak #PolitisiSantunJombang #PolitisiBerbakat #UMKMJombangMaju #AktivisPolitik #SantriMillenial #GusDewan #GusAtho #SantriPilihanBunda #TokohPemudaJombang #AktivisPolitisiJombang #FounderGerakanSantriMillenial #SantriMillenialJombang #PolitisiKotaSantri #PolitisiMuslim #JombangHits #JombangHariIni #PilihanWargaJombang #TokohPemudaJombang #DPRJawaTimur

Happiness is a concept that is difficult to understand to this date. Differences in individual perspectives in interpreting happiness also affect the processing construct of the measurement. This study aims to conduct convergent validation of the existing happiness scale. Convergent validation can test how good the happiness scale is by comparing the externally to another scale that is considered to have a relationship. The happiness convergent-scale validation adapted the Multi-trait Multi-method (MTMM) analysis. Respondents involved in this study were 185 students from traditional Muslim schools or Santri who were selected according to the specified characteristics and studied at UIN Sunan Gunung Djati Bandung. The three measuring instruments used are the Oxford Happiness Questionnaire (OHQ), the Indigenous Happiness Scale (IHS), and the World Health Organization Quality of Life-Bref (WHOQOL-Bref). The correlation coefficient (r) shows values of 0.52 (OHQ-IHS), 0.53 (OHQ-WHOQOL-Bref), and 0.45 (IHS-WHOQOL-Bref). The result indicated that the correlation of the three scales tested has a statistically high relationship so that the three measuring instruments used have convergent validity and can be used to measure the construct of happiness. Abstrak: Kebahagiaan merupakan konsep yang sulit untuk dipahami sampai sekarang. Perbedaan cara pandang individu dalam memaknai kebahagiaan akan berpengaruh pula terhadap proses pengukuran konstruk tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan validasi konvergen dari skala kebahagiaan yang telah ada. Validasi konvergen dapat menguji seberapa baik skala kebahagiaan dengan membandingkannya secara eksternal dengan skala lain yang dianggap memiliki hubungan. Validasi konvergen skala kebahagiaan mengadaptasi analisis Multi-trait Multi-method (MTMM). Responden yang terlibat dalam penelitian ini berjumlah 185 santri yang dipilih sesuai dengan karakteristik yang ditentukan dan berkuliah di UIN Sunan Gunung Djati Bandung. Tiga alat ukur yang digunakan adalah Oxford Happiness Questionnaire (OHQ), Skala Kebahagiaan Indigenous (IHS), dan World Health Organization Quality of Life-Bref (WHOQOL-Bref). Koefisien korelasi (r) menunjukkan nilai sebesar 0.52 (OHQ-IHS), 0.53 (OHQ-WHOQOL-Bref), dan 0.45 (IHS-WHOQOL-Bref). Hasil ini menunjukkan bahwa korelasi ketiga skala yang diujikan mempunyai hubungan yang tinggi secara statistik sehingga ketiga alat ukur yang digunakan mempunyai validitas konvergen dan dapat digunakan untuk mengukur konstruk kebahagiaan.

Diakui atau tidak, suporter merupakan elemen penting dalam keberlangsungan sebuah klub sepakbola. Tanpa adanya kehadiran mereka di stadion, penjualan tiket dan merchandise dari klub juga ikut menurun. Dampaknya juga terasa pada rating pertandingan dan kualitas sebuah liga sepakbola. Sebuah artikel dari Football Today News yang berjudul "Fans and Club Identity" menggambarkan bagaimana suporter memiliki ikatan emosional terhadap klubnya. Dan tidak dapat dipungkiri bahwa seiring berjalannya waktu, rasa cinta suporter terhadap klubnya semakin besar. Bagi mereka, stadion adalah rumah. Dengan demikian, harus terdapat hubungan timbal balik antara suporter dengan klub yang didukungnya. Hubungan tersebut semakin erat dengan munculnya simbol-simbol klub sebagai refleksi organisasi suporter yang dibentuk, semisal warna dan desain jersey yang dikenakan oleh pemain. Dalam beberapa kasus, sebagian klub memberikan fasilitas yang cukup kepada suporternya untuk sama-sama mengelola klub yang mereka dukung agar tetap eksis, maju, dan semakin professional. Dalam kacamata sosiologi, suporter bisa dikategorikan sebagai kerumunan yang diartikan sebagai sejumlah orang yang berada pada tempat yang sama, adakalanya tidak saling mengenal, dan memiliki sifat yang peka terhadap stimulus (rangsangan) yang datang dari luar (Dr.Soeropto:2010). Dalam hal ini, suporter sepakbola sangat peka terhadap stimulus seperti ketika klub yang mereka dukung nyaris mencetak gol, atau saat gol tercipta. Tanpa dikordinir mereka langsung menunjukkan ekspresi yang sama, yaitu berteriak dan bersorak. Bahkan dalam kerusuhan pun, mereka membantu rekan-rekan mereka atas nama solidaritas walupun mereka tidak saling mengenal satu sama lain. Di sini kita menyimpulkan bahwa perilaku suporter berpotensi menimbulkan dampak sosial pada lingkungannya, baik yang positif dan yang negatif. Kita bisa mengambil klub Bali United sebagai contoh klub yang sukses memanfaatkan potensi suporternya dengan baik. Bali United sukses "merumput" di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan melepas saham kepada publik sebesar 2 miliar lembar saham seharga Rp 175 per lembarnya. Dengan antusias, suporter tim yang dikenal dengan sebutan Semeton Dewata memborong saham tersebut, sehingga permintaan melebihi penawaran alias oversubscribed. Bali United pun sukses tercatat dalam sejarah sebagai klub sepakbola Indonesia pertama yang go public. Namun, bila sebuah klub tidak jeli merangkul suporter sebagai salah satu aset klub yang berharga, maka besar kemungkinan memicu perilaku negatif suporternya. Taruhlah misalnya tawuran atau tindakan kekerasan antara suporter, pengrusakan fasilitas umum, penjarahan dan lain sebagainya. Tindakan suporter ini tidak hanya berdampak pada klub

This paper summarizes and reviews the existing literature on the Islamic Work Ethic and work ethic among santri entrepreneurs based on empirical papers published in various scientific journals. A multilevel integrated framework of the Islamic Work Ethic based on the existing literature has also been proposed which represents all the studies cited in one framework. Issues in previous research along with knowledge gaps in the literature regarding the Islamic Work Ethic and the work ethic of santri entrepreneurs have also been identified. Empirical studies on Islamic work ethic show that the level of job satisfaction and organizational commitment in relation to Islamic work ethic has almost consistent results across all studies. Furthermore, specifically in the world of santri entrepreneurs, it is concluded that the contribution and great role of religious values obtained by the santri in the pesantren towards the success achieved by the entrepreneurial students who are the result of upbringing in the pesantren. This kind of religious participation, which in Max Weber's study is referred to as a factor that helps build social (economic) action, is an activity that is influenced by value rationality (value oriented) and instrumental rationality (means-end).

A large and growing body of literature has investigated students' reading attitude and motivation either in elementary or secondary levels. Unfortunately, there remains a paucity of similar study in the context of santri or students in Islamic boarding school. This study, therefore, examined the reading attitude and motivation dimensions among santris. Three hundred and nineteen (319) students at pesantren-based senior high schools in Yogyakarta Special Region province participated in this study by completing reading attitude survey adapted from McKenna et al. and motivation for reading questionnaire (MRQ) adapted from Wigfield and Guthrie. Exploratory and confirmatory factor analyses confirmed that reading attitude was represented by two dimensions as suggested by the finding in previous studies. On the other hand, instead of eleven, only seven reading motivation dimensions manifested in this present study. Reliability coefficients for all the subscales were acceptable. Finally, correlations analysis revealed that each dimension of both reading attitude and motivation were correlated positively.

Happiness is a concept that is difficult to understand to this date. Differences in individual perspectives in interpreting happiness also affect the processing construct of the measurement. This study aims to conduct convergent validation of the existing happiness scale. Convergent validation can test how good the happiness scale is by comparing the externally to another scale that is considered to have a relationship. The happiness convergent-scale validation adapted the Multi-trait Multi-method (MTMM) analysis. Respondents involved in this study were 186 students from traditional Muslim schools or Santri who were selected according to the specified characteristics and studied at UIN Sunan Gunung Djati Bandung. The three measuring instruments used are the Oxford Happiness Questionnaire (OHQ), the Indigenous Happiness Scale (IHS), and the World Health Organization Quality of Life-Bref (WHOQOL-Bref). The correlation coefficient (r) shows values of 0.52 (OHQ-IHS), 0.53 (OHQ-WHOQOL-Br...

Anggota DPRD Provinsi Jawa Timur dari Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa Dapil 10, Ahmad Athoillah, M.IP melakukan Reses II Tahun 2021 di Desa Brodot Kecamatan Bandarkedungmulyo Kabupaten Jombang, Senin (10/05/2021).

Reses ini juga dihadiri Kholilah Anggota Fraksi PKB DPRD Kabupaten Jombang. Dalam kegiatan tersebut,  wakil rakyat ini menyerap aspirasi konstituen di daerah pemilihan untuk selanjutnya diteruskan kepada Pemerintah Provinsi Jawa Timur.

Kepala Desa Brodot, Fatchan Aschori, dalam sambutannya menyampaikan, senang Gus Atho’ bisa datang, apalagi ini pas malam 29 Ramadhan. Bapak Fatchan Askhori juga menyampaikan harapannya untuk lebih memperhatikan permasalahan-permasalahan kompleks yang terjadi di masyarakat.

Sementara itu, Anggota Komisi B (Perekonomian) Ahmad Athoillah menuturkan, banyak hal ketika momen Reses II tahun 2021 ini. Salah satunya tentang program pemberdayaan masyarakat. “Hal tersebut bisa dimanfaatkan pemuda desa, seperti IPNU IPPNU, Karang Taruna untuk mengambil peran dalam meningkatkan kemampuan sehingga bisa memunculkan inovasi-inovasi baru untuk membangun desa,” ungkap Mas Atho’ sapaan akrabnya.

Ketua PAC Fatayat NU Bandarkedungmulyo, Suswati, mengadukan tentang jembatan penghubung antar desa, yang sudah seharusnya diperbaiki. Selain itu, kami membutuhkan semacam pelatihan pemberdayaan dan pemasaran produk untuk menunjang kemandirian organisasi.

Pria yang juga menjabat sebagai Ketua PP Pagar Nusa memberikan dukungan untuk pemberdayaan masyarakat tersebut. “Segera saja diajukan bisa melalui fatayat atau karang taruna sebagai lembaganya, nanti saya sampaikan ke dinas terkait. Mengenai pembangunan jembatan itu, nanti saya sampaikan. Selain itu, saya juga berharap jangan sampai ada banjir lagi seperti beberapa bulan yang lalu,” pungkas Ahmad Athoillah, Anggota FPKB DPRD Jatim tersebut.

Sumber : https://www.jatimpos.co/dewan/5352-saat-reses-wakil-rakyat-diminta-bangun-kembali-jembatan-desa-yang-putus

Pantau terus akun @politisimudajombang_ untuk mendapatkan fakta menarik lainnya tentang Gus Atho (Ahmad Athoillah, M.IP.)

Kalian penasaran dan Ingin Berteman dengan Gus Atho?
Mari Bersilaturahmi dan Berteman Di Media Sosial:

Fb: https://www.facebook.com/seduluranaathoillah
Youtube: https://www.youtube.com/channel/UCyVSMa19u8BDtk_nZdcm1kw
Ig: https://instagram.com/gusathoillah?utm_medium=copy_link

#PolitisiMuda, #PolitisiMudaIndonesia, #PolitisiMudaJawaTimur, #PolitisiMudaJombang, #SantriMillenial #GusDewan #GusAtho #SantriPilihanBunda #TokohPemudaJombang #AktivisPolitisiJombang #PolitisiKotaSantri #PolitisiMuslim #wisatajombang #alumniipnu #JombangHits #JombangHariIni #Calonbupatijombang2024 #PilihanWargaJombang #Politisi #AhmadAthoillah #SantriMillenial #PolitisiMuda #PolitisiMudaIndonesia #PolitisiMudaJawaTimur #PolitisiMudaJombang #PolitisiBijak #PolitisiSantunJombang #Pesanten #Mojokerto#tokohpemudajombang #alun-alunjombang #umkmjombang #pilkadajombang2024

Pemerintah diminta untuk memberikan Bantuan Langsung Tunai (BLT) kepada petani di masa pandemi Covid-19.

Pasalnya, selama masa pandemi para petani juga merasakan dampak ekonomi yang luar biasa karena hasil pertanian mereka ketika dijual di pasar menurun.

Hal itu dikatakan oleh Wakil Sekretaris DPW PKB Jawa Timur Ahmad Athoillah beberapa waktu lalu.

"Terkait subsidi petani kemarin Banyak mengeluh Kenapa kok tidak diberikan bantuan tunai seperti sektor UMKM," katanya dikutip Kantor Berita RMOLJatim.

Ketua DPP Pagar Nusa tersebut mengaku selama pandemi Covid-19 petani sangat merasakan dampaknya sebab harga hasil pertanian ikut terpuruk.

Dia mengaku banyak menerima keluhan dari para petani yang menginginkan agar pemerintah pusat segera mengucurkan bantuan tunai dan memperlancar distribusi pupuk bersubsidi agar para petani bisa leluasa untuk mendapatkannya.

"Petani yang mendapatkan pupuk bersubsidi tidak mendapatkan bantuan langsung sehingga mereka iri. Padahal petani menjadi menjadi penyangga ekonomi selama masa krisis ibaratnya Bupati dan presiden dan jam makan beras kok hanya UMKM yang mendapatkan subsidi dan petani tidak," pungkasnya.

Sumber : https://www.rmoljatim.id/2021/05/11/pkb-jatim-minta-pemerintah-berikan-bantuan-tunai-ke-petani-selama-pandemi

Penasaran dengan Mas Atho?
Kamu ingin berkenalan dengan Ahmad Athoillah / Gus Atho?
Cek Media Sosial Gus Atho untuk lebih tahu fakta lebih lanjut:

Facebook : https://www.facebook.com/seduluranaathoillah
Youtube : https://www.youtube.com/channel/UCyVSMa19u8BDtk_nZdcm1kw
Instagram : https://www.instagram.com/gusathoillah/?utm_medium=copy_link

#Politisi #GusDewan #AhmadAthoillah #SantriMillenial #PolitisiMuda #PolitisiMudaIndonesia #PolitisiMudaJawaTimur #PolitisiMudaJombang #PolitisiBijak #PolitisiSantunJombang #ProdukUMKM #UMKMJombang #UMKMKekinian #JombangUMKM

UMKM adalah istilah umum dalam dunia ekonomi yang merujuk kepada usaha ekonomi produktif yang dimiliki perorangan maupun badan usaha sesuai dengan kriteria yang ditetapkan oleh Undang-undang No. 20 tahun 2008. UMKM adalah singkatan dari Usaha Mikro, Kecil dan Menengah. Perbedaannya dengan usaha besar dapat dilihat dari jumlah kekayaan bersih pelaku usaha dan hasil penjualan tahunan.

Pada Festival Ramadhan tahun lalu, Gus Dewan yang merupakan seorang politisi muda yang hebat memberikan jawaban tentang pertanyaan bagaimana cara untuk meningkatkan UMKM, khususnya pada wisata yang kurang ter-highlight oleh masyarakat. Gus Dewan Atho menjawab bahwa banyak peluang yang bisa di ambil untuk mempromosikan wisata guna meningkatkan UMKM terutama wisata - wisata yang ada pada kota Jombang, Jawa Timur. Salah satu cara yang di sarankan Gus Atho adalah mengendors pada akun yang mempunyai banyak pengikut di sosial media. Sehingga pengikut akun tersebut akan tau bahwa wisata tersebut bagus untuk di kunjungi.

Penasaran dengan Ahmad Athoillah / Gus Atho lebih lanjut?
Cek Media Sosial Gus Atho untuk lebih tahu fakta lebih lanjut:

Facebook : https://www.facebook.com/seduluranaathoillah
Youtube : https://www.youtube.com/channel/UCyVSMa19u8BDtk_nZdcm1kw
Instagram : https://www.instagram.com/gusathoillah/?utm_medium=copy_link

#PolitisiMuda #PolitisiMudaIndonesia #PolitisiMudaJawaTimur #PolitisiMudaJombang #PolitisiBijak #PolitisiSantunJombang #PolitisiBerbakat #UMKMJombangMaju #AktivisPolitik #SantriMillenial #GusDewan #GusAtho #SantriPilihanBunda #TokohPemudaJombang #AktivisPolitisiJombang #FounderGerakanSantriMillenial #SantriMillenialJombang #PolitisiKotaSantri #PolitisiMuslim #JombangHits #JombangHariIni #PilihanWargaJombang #TokohPemudaJombang #DPRJawaTimur #FaktaGusAtho #WisataAlam #WisataBagus #PolitisiHebat #WisataCantik #SosialMedia #PeluangBesar #WisataJombang #RekomendasiWisataJombang

Abstract:
This article aims to increase awareness of the importance of journalism activities built by pesantren as one of the preaching efforts in the community through santri journalism (santri journalism), increase santri capacity to develop local religious communication and improve santri skills in making journalistic products in the form of news, features, opinions , and articles using social media-based information technology. This is important as an effort to increase the capacity of students as well as efforts to counter narrative lies (hoaks) through the development of citizen journalism in presenting information in the form of journalistic products including news, features, opinions, and articles. Through this, there was an increase in students' knowledge about various journalistic products, variants of information, social media as a form of media convergence, and an increase in the capacity of students as citizen journalists who were critical, caring and responsive to various types of events that occurred around them which were the basic things needed in journalistic work.

Keywords: journalism, santri, hoaks

Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplor bentuk dan faktor penyebab kesalahan fonologi bahasa Arab pada santri tpq syifaul qulub dan menganalisis kesalahan fonologi dalam studi kasus pada siswa yang belajar bahasa Arab di Tpq Syifa’ul Qulub Driyorejo Gresik,. Penelitian ini menggunakan metode tahlil akhto’ dengan mengumpulkan data yakni dokumentasi, tes. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode kualitatif diskriptif, yakni peneliti mengumpulkan data dari lembaran jawaban santri dengan objek yang diambil yakni santri tpq kelas 4-5 SD dan mengambil 23 santri tpq secara acak. Adapun langkah-langkah yang digunakan peneliti untuk menganalisis kesalahan yakni mengumpulkan data vidio rekaman santri, kemudian, Mengidentifikasi kesalahan, mendeskripsikan kesalahan, mengklarifikasi kesalahan, dan menjelaskan kesalahan. Lokasi yang diambil peniliti bertempat di tpq syifaul quluub gresik .Hasil penelitian menunjukkan bahwa bentuk kesalahan fonologi seperti, Kesalahan dalam menggunakan...

Facebook is one of the social media (socmed) platform that's famous to people globally. Facebook has a fanpage that can accommodate limitless friendship. Millenials of santri are also fanpage users. Fanpage Santrionline is a media used to communicate amongst santri Nusantara. This article based on qualitative research with a descriptive analysis approach. Its research method was virtual ethnography and cyber media analysis. This analysis method consists of four levels: first, media space level, that used by santri to communicate, learn Islam, and do business. Second, the media archive level is an alternative narration to communicate the peaceful message. Third, media object level, media to interactive communication amongst the communities. Fourth, experiential stories, and experience to learn Islam amongst the followers of Fanpage Santrionline.

Ahmad Athoillah yang biasa dipanggil Gus Atho, beliau merupakan santri millenial asal Jombang, selain itu beliau menjabat menjadi anggota DPRD Jawa Timur.  Gus Atho termasuk keturunan dari Keluarga Besar Pendiri Pondok Pesantren Mamba'ul Maarif Denanyar Jombang. Gus Atho sendiri juga Founder Gerakan Santri Millenial, dan Ketua PP Pagar Nusa.

Gus Atho memiliki banyak pengalaman organisasi dari 2002 hingga sekarang. Dari memulai karir sebagai owner Coffe Shop AIK Kopi, Tenaga Ahli Kemenristek Dikti RI, dan DPRD Jawa Timur bukanlah hal yang mudah untuk di gapai. Bukan karena Gus Atho adalah keturunan dari Keluarga Besar Pendiri Pondok Pesantren Mamba'ul Maarif Denanyar Jombang. Gus Atho sendiri justru adalah Politisi Muda yang hebat, cerdas, dan luar biasa. Semua itu juga karena prinsip yang Gus Atho tanamkan sedari dulu yaitu "Tegas Berfikir, Lentur Bertindak, Dan Santun Bergaul".

Penasaran dengan Ahmad Athoillah / Gus Atho lebih lanjut?
Cek Media Sosial Gus Atho untuk lebih tahu fakta lebih lanjut:

Facebook : https://www.facebook.com/seduluranaathoillah
Youtube : https://www.youtube.com/channel/UCyVSMa19u8BDtk_nZdcm1kw
Instagram : https://www.instagram.com/gusathoillah/?utm_medium=copy_link

#PolitisiMuda #PolitisiMudaIndonesia #PolitisiMudaJawaTimur #PolitisiMudaJombang #PolitisiBijak #PolitisiSantunJombang #PolitisiBerbakat #UMKMJombangMaju #AktivisPolitik #SantriMillenial #GusDewan #GusAtho #SantriPilihanBunda #TokohPemudaJombang #AktivisPolitisiJombang #FounderGerakanSantriMillenial #SantriMillenialJombang #PolitisiKotaSantri #PolitisiMuslim #JombangHits #JombangHariIni #PilihanWargaJombang #TokohPemudaJombang #DPRJawaTimur #FaktaGusAtho #PemudaMillenial #PribadiMillenial #MillenialHebat #KemampuanMoral #SantriMillenialJombang #MaknaPrinsip

Pribadi Millenial apa sih yang kita harapkan? Pintar main sosmed? Atau jadi pribadi yang gak ketinggalan jaman? Millennial artinya apa? Generasi millenial adalah istilah yang digunakan untuk menyebut generasi yang lahir pada tahun 1981 hingga 1994/1996. Generasi millenial juga seringkali disebut dengan generasi Y. Saat ini rata-rata usia generasi millenial adalah 25 hingga 40 tahun.

Gus Dewan Jombang, sebagai Founder Gerakan Santri Millenial dan  Politisi Muda yang Hebat menyuarakan bahwa kita harus bisa berkembang di dalam teknologi yang semakin maju ini. Bukan hanya tentang sosial media atau teknologi lainnya. Pemuda Millenial harus bisa menguasai serta percaya diri dengan kemampuan personal dalam berbagai pengetahuan, science dan antar bahasa. Namun, santri milenial biasanya memiliki keunggulan dalam basis moral. Jadi, maukah anda menjadi Pribadi Millenial yang hebat seperti Gus Dewan Atho Jombang?

Penasaran dengan Ahmad Athoillah / Gus Atho lebih lanjut?
Cek Media Sosial Gus Atho untuk lebih tahu fakta lebih lanjut:

Facebook : https://www.facebook.com/seduluranaathoillah
Youtube : https://www.youtube.com/channel/UCyVSMa19u8BDtk_nZdcm1kw
Instagram : https://www.instagram.com/gusathoillah/?utm_medium=copy_link

#PolitisiMuda #PolitisiMudaIndonesia #PolitisiMudaJawaTimur #PolitisiMudaJombang #PolitisiBijak #PolitisiSantunJombang #PolitisiBerbakat #UMKMJombangMaju #AktivisPolitik #SantriMillenial #GusDewan #GusAtho #SantriPilihanBunda #TokohPemudaJombang #AktivisPolitisiJombang #FounderGerakanSantriMillenial #SantriMillenialJombang #PolitisiKotaSantri #PolitisiMuslim #JombangHits #JombangHariIni #PilihanWargaJombang #TokohPemudaJombang #DPRJawaTimur #FaktaGusAtho #PemudaMillenial #PribadiMillenial #MillenialHebat #KemampuanMoral #SantriMillenialJombang

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), aktivis adalah orang yang bekerja aktif mendorong pelaksanaan sesuatu atau berbagai kegiatan dalam organisasinya. Aktivis ini meliputi anggota organisasi politik. Siapa sangka, Ahmad Athoillah atau sering disapa Gus Atho ini adalah seorang Aktivis Politik Muda, Bijak, dan Santun.

Bukan hanya bekerja sebagai anggota DPRD Jawa Timur, Gus Atho tulus ikut memajukan atau ikut serta dalam kegiatan organisasi yang dapat membantu masyarakat sekitar. Kegiatan yang diikuti Gus Atho pun beragam, salah satunya adalah ikut serta dalam pelaksanaan pengesahan bantuan dana santren, dan memajukan UMKM Jombang.

Penasaran dengan Ahmad Athoillah / Gus Atho lebih lanjut?
Cek Media Sosial Gus Atho untuk lebih tahu fakta lebih lanjut:

Facebook : https://www.facebook.com/seduluranaathoillah
Youtube : https://www.youtube.com/channel/UCyVSMa19u8BDtk_nZdcm1kw
Instagram : https://www.instagram.com/gusathoillah/?utm_medium=copy_link

#PolitisiMuda #PolitisiMudaIndonesia #PolitisiMudaJawaTimur #PolitisiMudaJombang #PolitisiBijak #PolitisiSantunJombang #PolitisiBerbakat #UMKMJombangMaju #AktivisPolitik #SantriMillenial #GusDewan #GusAtho #SantriPilihanBunda #TokohPemudaJombang #AktivisPolitisiJombang #FounderGerakanSantriMillenial #SantriMillenialJombang #PolitisiKotaSantri #PolitisiMuslim #JombangHits #JombangHariIni #PilihanWargaJombang #TokohPemudaJombang #DPRJawaTimur #FaktaGusAtho #OwnerCoffeShop #PolitisiMudaMuslim