[go: up one dir, main page]

0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
1K tayangan16 halaman

Sanitasi Pemukiman

Pengawasan dan pemantauan sanitasi pemukiman dilakukan untuk memastikan pemenuhan persyaratan kesehatan perumahan dan lingkungan permukiman yang layak sesuai peraturan. Metode pengawasan meliputi survey lapangan, wawancara, dan pemeriksaan laboratorium untuk parameter seperti air minum, limbah, dan perilaku masyarakat. Hasil pengawasan dilaporkan secara berkala untuk meningkatkan sanitasi pemukiman.

Diunggah oleh

darin
Hak Cipta
© © All Rights Reserved
Kami menangani hak cipta konten dengan serius. Jika Anda merasa konten ini milik Anda, ajukan klaim di sini.
Format Tersedia
Unduh sebagai PPTX, PDF, TXT atau baca online di Scribd
0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
1K tayangan16 halaman

Sanitasi Pemukiman

Pengawasan dan pemantauan sanitasi pemukiman dilakukan untuk memastikan pemenuhan persyaratan kesehatan perumahan dan lingkungan permukiman yang layak sesuai peraturan. Metode pengawasan meliputi survey lapangan, wawancara, dan pemeriksaan laboratorium untuk parameter seperti air minum, limbah, dan perilaku masyarakat. Hasil pengawasan dilaporkan secara berkala untuk meningkatkan sanitasi pemukiman.

Diunggah oleh

darin
Hak Cipta
© © All Rights Reserved
Kami menangani hak cipta konten dengan serius. Jika Anda merasa konten ini milik Anda, ajukan klaim di sini.
Format Tersedia
Unduh sebagai PPTX, PDF, TXT atau baca online di Scribd
Anda di halaman 1/ 16

PENGAWASAN DAN PEMANTAUAN

SANITASI PEMUKIMAN

KELOMPOK 9
AZHAAR DARIN MARDIYAH P23133116004
MENTARI NURFAYA JAELANI P23133116023
NUR AINI UTAMI P23133116029
NUR INDAH MUSTIKANINGRUM P23133116030
Latar Belakang
 Di dalam Undang-Undang Nomor 4 tahun 1992 tentang
Perumahan dan Permukiman, pemerintah mengeluarkan kebijakan-
kebijakan untuk menanggulangi masalah permukiman melalui
penataan permukiman dengan tujuan: memenuhi kebutuhan rumah
sebagai salah satu kebutuhan dasar manusia dalam rangka
pemerataan dan kesejahteraan rakyat.

 Kepmenkes RI No.829/Menkes/SK/VII/1999 tentang persyaratan


kesehatan perumahan Persyaratan kesehatan perumahan
dimaksudkan untuk melindungi keluarga dari dampak kualitas
lingkungan perumahan dan rumah tinggal yang tidak sehat.
Persyaratan kesehatan perumahan meliputi : Lingkungan perumahan
yang terdiri dari lokasi, kualitas udara, kebisingan dan getaran,
TUJUAN DAN MANFAAT
kualitas tanah, kualitas ar tanah, sarana dan prasarana
lingkungan, binatang penular penyakit penghijauan. Rumah tinggal
yang terdiri dari bahan bangunan, komponen dan penataan ruang
rumah, pencahayaan, kualitas udara, ventilasi, binatang penular
penyakit, air, makanan, limbah, dan kepadatan hunian ruang
tidur.

Agar persyaratan tersebut dapat dilaksanakan dengan


benar maka perlu dilakukan suatu pengawasan dan
pemantauan secara terus menerus atau berkala oleh
petugas yang berwewenang
• Aspek administrasi
• Aspek Sosial
• Aspek Teknis
Metode Pengawasan dan Pemantauan
Aspek Teknis

kelompok komponen rumah, langit-langit, dinding,


lantai, jendela kamar tidur, jendela kamar keluarga, dan
ruang tamu, ventilasi, sarana pembuangan asap dapur,
pencahayaan;
kelompok sarana sanitasi, meliputi sarana air bersih,
sarana pembuangan kotoran, sarana pembuangan air
limbah, dan sarana pembuangan sampah;
Aspek Sosial

kelompok perilaku penghuni, yaitu perilaku


membuka jendela kamar tidur, membuka jendela
ruang keluarga dan tamu, membersihkan halaman
rumah, membuang tinja bayi/anak ke kakus, dan
membuang sampah pada tempatnya.
Aspek Administrasi

peraturan yang digunakan sebagai acuan


dalam melakukan sanitasi pemukiman,
sumber dana yang disediakan, sistem
pencatatan dan pelaporan
Metode pelaksanaan pengawasan dan pemantauan sanitasi pemukiman
secara umum dilakukan dengan cara sebagai berikut ;
 Melakukan survey (pengamatan langsung) dan pengukuran
terhadap parameter sanitasi permukiman yang telah ditentukan
untuk memperoleh data primer kondisi sanitasi pemukiman.

 Pengambilan sampel parameter (air, limbah, debu dan


sebagainya)
 Pemeriksaan laboratorium dari sampel yang telah diambil
4.

 Mengadakan interview kepada masyarakat atau penghuni rumah


melalui instrumen dan check list yang telah dikembangkan.
 Mengumpulkan dan mempelajari data pendukung lain (data
sekunder) termasuk peraturan atau standar-standar indikator
yang telah ditetapkan
 Pengolahan data dan analisis hasil dengan membandingkan hasil
temuan tersebut dengan standar atau peraturan yang telah
ditetapkan
 Penyajian data dalam bentuk tabel, gambar/grafik dan
interpretasinya
 Desiminasi informasi : hasil interpretasi disampaikan
kepada pemangku kepentingan terkait guna proses
pengambilan keputusan selanjutnya.
4.

 Rekomendasi: menyampaikan hasil dari analisis kepada pemangku


kepentingan, opsi upaya penyehatan untuk dapat ditindaklanjuti.
 Rencana Tindak Lanjut: berupa kegiatan yang dapat dilakukan
rencana tindak lanjut di setiap level
Pengawasan Kualitas Air Minum
Kepmenkes nomor 492 tahun 2010 tentang Syarat-syarat dan
Pengawasan Kualitas Air Minum
 Air minum yang diproduksi oleh suatu perusahaan, baik
pemerintah maupun swasta yang didistribusikan ke
masyarakat dengan sistem perpipaan
 Air minum yang diproduksi oleh suatu perusahaan, baik
pemerintah maupun swasta, didistribusikan kepada
masyarakat dengan kemasan dan atau kemasan isi ulang.
Kegiatan Pengawasan Air Minum

Dilakukan Oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota


1. Pengamatan lapangan atau inspeksi sanitasi:
2. Pengambilan sampel untuk pemeriksaan bakteriologis dan
kimia seperti:
 Untuk Penyediaan Air Minum Perpipaan
 Untuk Penyediaan Air Minum Kemasan dan atau Kemasan isi
ulang
Pemeriksaan kualitas
Pemeriksaan kualitas bakteriogi:
kimiawi
Jumlah sampel air minum
perpipaan pada jaringan
distribusi minimal 10% dari
jumlah sampel untuk
pemeriksaan bakteriologi.
4.

 Titik pengambilan sampel air:


Harus dipilih sedemikian rupa sehingga mewakili secara keseluruhan
dari sistem penyediaan air minum tersebut, termasuk sampel air
baku.
 Pemeriksaan kualitas air minum
Dilakukan di lapangan, dan di Laboratorium Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota, atau laboratorium lainnya yang ditunjuk.

 Hasil pemeriksaan laboratorium harus disampaikan kepada


pemakai jasa, selambat-lambatnya 7 hari untuk
pemeriksaan mikrobiologik dan 10 hari untuk pemeriksaan
4. kualitas kimiawi

 Pengambilan dan pemeriksaan sampel air minum dapat dilakukan


sewaktu-waktu bila diperlukan karena adanya dugaan terjadinya
pencemaran air minum yang menyebabkan terjadinya gangguan
kesehatan atau kejadian luar biasa pada para konsumen.
Periode Pengawasan dan Pemantauan

Pengawasan dan pemantauan sanitasi pemukiman


dilakukan secara:
 Berkala sesuai dengan peraturan yang berlaku berupa
laporan tertulis
 Insidentil atau dilakukan secara mendadak terutama
apabila terjadi masalah atau kasus kesehatan
Sistem Pencatatan dan Pelaporan

 pencatatan dan pelaporan dapat diperoleh gambaran kondisi dan


permasalahan sanitasi pemukiman suatu daerah dan selanjutnya
dapat digunakan untuk menyusun kebijaksanaan dan langkah-langkah
lebih lanjut dalam upaya peningkatan sanitasai pemukiman.
 Hasil pengawasan sanitasi pemukiman dilaporkan secara berkala oleh
Kepala Dinas Kesehatan setempat kepada Pemerintah Kabupaten/Kota
setempat secara rutin, minimal setiap 3 (tiga) bulan sekali, dan
apabila terjadi kejadian luar biasa karena terjadinya masalah
kesehatan, maka pelaporannya wajib langsung dilakukan, dengan
tembusan kepada Dinas Kesehatan Propinsi dan Direktur Jenderal.
TERIMAKASIHHHH 

Anda mungkin juga menyukai