Tugas Pengganti UTS MRL
Nama : Azhaar Darin Mardhiyah
NIM : P23133116004
Kelas : 4D4
Kasus 3
Limbah Pabrik Gula Glenmore Masuk Sungai, Warga Gatal-gatal Kompas.com - 10/01/2017,
15:30 WIB Bagikan: Komentar EditorLaksono Hari Wiwoho BANYUWANGI, KOMPAS —
Limbah dari PT Industri Gula Glenmore mencemari Sungai Glenmore yang mengalir ke pesisir
selatan Banyuwangi, Jawa Timur. Limbah itu diduga menyebabkan ribuan ikan mati dan gatal-
gatal pada warga.Dinas Lingkungan Hidup meminta agar aktivitas pabrik dihentikan sampai
instalasi pengolahan air limbah selesai diperbaiki. Pencemaran sungai sudah dirasakan warga sejak
tiga bulan lalu hingga Senin (9/1/2017). Minggu, warga menemukan ribuan ekor ikan mati di
sungai itu."Kasus ikan mati sudah tiga kali ini terjadi. Kami membawa pulang berember-ember
ikan. Pagi ini (Senin) masih ada juga yang mati," kata Sumarti, warga RT 003 RW 003 Dusun
Blok Agung, Desa Karangdoro, Kecamatan Tegalsari, Banyuwangi.Purwanti, warga yang sehari-
hari memakai air sungai untuk mandi, juga mengeluhkan gatal-gatal. Baju yang mereka cuci tak
bisa bersih dan ada serat tipis yang menempel di kain. "Saya sudah berhenti mencuci baju di sungai
sejak Desember lalu setelah sekeluarga merasakan gatal-gatal. Baju pun jadi kotor karena serat-
serat yang menempel. Serat tipis itu tak bisa hilang sampai saat ini walau sudah saya cuci berkali-
kali," kata Purwanti, yang juga pengurus RT. Ia sudah melaporkan hal itu ke kantor desa, tetapi
sampai saat ini kasus belum terpecahkan.Pada Senin siang kemarin, kondisi di sepanjang Sungai
Glenmore dari Dam Karangdoro hingga Jajag terlihat kecoklatan. Di beberapa pintu air masih
ditemukan buih atau busa air. Menurut warga, kondisi sungai lebih baik.Melebihi baku
mutuKepala Dinas Lingkungan Hidup Banyuwangi Husnul Chotimah mengatakan, sudah
mengambil contoh air di empat lokasi di sepanjang Sungai Glenmore. Berdasarkan hasil
laboratorium, ditemukan sejumlah komponen yang konsentrasinya melebihi baku mutu yang
ditetapkan.Di aliran Sungai Glenmore di Dusun Pengundangan, Desa Karangharjo, Kecamatan
Glenmore misalnya, kandungan BOD (biological oxygen demand) dan klorida bebas belum
memenuhi baku mutu. BOD tercatat mencapai 10,78 miligram (mg) per liter melebihi baku mutu
yang ditetapkan 6 mg per liter. Adapun klorida bebas mencapai 0,3 atau melebihi batas baku mutu
0,03 miligram per liter.Direktur PT IGG Ade Prasetyo saat dikonfirmasi melalui pesan singkat
mengakui, ada limpahan air olahan limbah dan air limbah. Limpahan itu sebagian masuk ke sungai.
Limpahan terjadi karena ada kerusakan di IPAL yang mengakibatkan berkurangnya kapasitas
IPAL.Perbaikan IPAL, katanya, hanya bisa dilakukan saat sudah berhenti giling. Adapun kini
pihaknya belum menghentikan proses giling karena masih banyak tebu yang belum
tergiling.Sebagai antisipasi, PT IGG kini mengurangi kapasitas giling dan membuat kolam-kolam
penampungan. Kolam itu untuk menampung kelebihan air limbah organik yang meluap. Soal
ribuan ikan yang mati, pihaknya masih meneliti. Menurut Ade, Limbah PT Glenmore adalah
limbah organik yang tak berbahaya. (NIT)Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 10
Januari 2017, di halaman 20 dengan judul "Limbah Pabrik Gula Glenmore Masuk Sungai".
Analisis Kasus :
Pada kasus di atas dapat kita ketahui bahwa :
Sumber Pencemar : Limbah Pabrik Gula Glenmore
Media Pencemar: Air Sungai Glenmore
Lokasi Pencemaran : Banyuwangi, Jawa Timur
Dampak dari Pencemaran : - Mengancam kesehatan warga sekitar Sungai Glenmore
- Merusak ekosistem yang berada di Sungai Glenmore
Pada kasus pencemaran di Sungai Glenmore merupakan masalah lingkungan yang berujung pada
dampak buruk bagi kesehatan masyarakat. Limbah yang dihasilkan oleh Pabrik Gula Glenmore
menjadi penyebab utama dalam peristiwa pencemaran ini.
Dampak buruk bagi kesehatan masyarakat dapat kita lihat pada keluhan para warga sekitar yaitu
mengalami gatal-gatal sehabis menggunakan air dari Sungai Glenmore. Ini menunjukkan bahwa
terdapat zat berbahaya yang terkandung daam limbah yg mencemari sungai tersebut.
Pada aspek lingkungan dampak buruk yang dapat dirasakan adalah matinya ikan-ikan yang berada
di Sungai Glenmore. Matinya ikan-ikan menunjukan bahwa zat yang terkandung dalam limbah
yang mencemari sungai tersebut berpotensi dalam merusak ekosistem Sungai Glenmore.
Dibutuhkan manajemen resiko lingkungan yang dapat memecahkan kasus ini sehingga dapat
menghentikan segala dampak yang ditimbulkan. Diperlukan identifikasi dan survei terhadap kasus
pencemaran oleh limbah Pabrik Gula Glenmore. Diperlukan pengamata dan pengukuran terhadap
sungai glenmore untuk mengetahui lebih akurat mengenai pencemaran tersebut.
Berdasarkan keterangan kasus dui atas, setelah dilakukan uji laboratorium didapatkan Di aliran
Sungai Glenmore di Dusun Pengundangan, Desa Karangharjo, Kecamatan Glenmore misalnya,
kandungan BOD (biological oxygen demand) dan klorida bebas belum memenuhi baku mutu.
BOD tercatat mencapai 10,78 miligram (mg) per liter melebihi baku mutu yang ditetapkan 6 mg
per liter. Adapun klorida bebas mencapai 0,3 atau melebihi batas baku mutu 0,03 miligram per
liter.Direktur PT IGG Ade Prasetyo saat dikonfirmasi melalui pesan singkat mengakui, ada
limpahan air olahan limbah dan air limbah. Hal ini menunjukkan adanya pelanggaran yang
dilakukan oleh Pabrik Gula Glenmore. Limbah dibuang dalam keadaan kadar zat berbahaya yang
melebihi NAB.
Berdasarkan resiko-resiko buruk yang telah dibahas dalam kasus pencemaran Sungai Glenmore
diperlukan upaya dalam mengendalikan prncemaran sungai ini. Dibutuhkan manajemen resiko
lingkungan yang dapat memecahkan kasus ini sehingga dapat menghentikan segala dampak yang
ditimbulkan. Diperlukan identifikasi dan survei terhadap kasus pencemaran oleh limbah Pabrik
Gula Glenmore. Diperlukan pengamata dan pengukuran terhadap sungai glenmore untuk
mengetahui lebih akurat mengenai pencemaran tersebut. Lalu dilakukakan analisis dan pemberian
rekomendasi terkait kasus,
Pendekatan yang dapat dilakukan yautu dengan melakukan survei langsung pada lokasi
pencemaran. Mengunjungi warga sekitar serta menggali informasi lebih dalam tentang keluhan-
keluhan yang dirasakan warga akibat dari pencemaran. Melakukan juga kunjungan pada pabrik
gula untuk mengetahui bagaimana sistem pengelolaan limbah yang diterapkan serta memeriksa
dokumen-dokumen izin yang dimiliki pabrik.
Menurut saya rekomendasi yang dapat diberikan terhadap kasus ini yaitu dengan melakukan
tindakan tegas kepada Pabrik Gula Glenmore atas kelalaiannya dalam mengoah limbah produksi,
Pabrik Gula itu harus dituntut mengganti kerugian yang telah ditimbulkan dari pencemaran limbah.
Diperlukan pembenahan pada sistem pengelolaan limbah sehingga limbah yang dibuang tidak
melebihi NAB sehingga tidak membahayakan ekosistem sungai. Bagi warga dianjurkan untuk
tidak menggunakan air sungai lagi karena kualitas air yang sudah tidak memadai untuk diakai
untuk memenuhi kebutuhan, Pemerintah setempat harus melakukan pembangunan sarana air yang
layak untuk memncukupi kebutuhsn air bersih warga, sehinga warga tidak memilih untuk
menggunakan air sungai. Lalu pemantauan berkala terhadap pengelolaan limbah Pabruj Gula
Glenmore sangat perlu dilaksanakan dalam rangka memeligara lingkunga sekitr agar tidak akan
tercemar lagi.