PAPER
PELANGGARAN ETIKA PERUSAHAAN SINAR SOSRO
Dosen Pengampu : Andi Indrawati, SE., MM
KELOMPOK 6
DISUSUN OLEH :
Voni Mustika Dewi (20.11.1001.3443.019)
Novi Purnama Rahmaya (20.11.1001.3443.033)
Mega Citra (20.11.1001.3443.042)
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
PROGRAM STUDI MANAJEMEN
UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SAMARINDA
TAHUN AJARAN 2021/2022
Pendahuluan
Latar Belakang
PT Sinar Sosro merupakan perusahaan teh siap minum dalam kemasan botol yang
pertama di Indonesia dan di dunia. PT Sinar Sosro resmi didaftarkan pada tanggal 17
Juli 1974 oleh Bapak Soegiharto Sosrodjojo, yang berlokasi di Jalan Raya Sultan
Agung KM. 28 kelurahan Medan Satria Bekasi. Pada tahun 1940, keluarga Sosrodjojo
memulai usahanya di kota Slawi, Jawa Tengah dengan memproduksi dan memasarkan
teh seduh dengan merk Teh Cap Botol. Pada tahun 1960, Soegiharto Sosrodjojo dan
saudara-saudaranya hijrah ke Jakarta untuk mengembangkan usaha keluarga
Sosrodjojo kepada masyarakat di Jakarta. Lalu tahun 1965, usaha memperkenalkan Teh
Cap Botol ini dilakukan dengan melakukan strategy Cicip Rasa yakni mendatangi
pusat-pusat keramaian seperti pasar. Lalu mulai memasak dan menyeduh teh langsung
di tempat. Tetapi cara ini kurang berhasil. Kemudian teh tidak lagi diseduh langsung di
pasar. Tetapi dimasukkan kedalam panci-panci besar, untuk selanjutnya dibawa ke
pasar dengan menggunakan mobil bak terbuka. Lagi-lagi cara ini kurang berhasil,
karena teh yang dibawa sebagian besar tumpah dalam perjalanan dari kantor ke pasar.
Akhirnya secara tidak disengaja, ditemukan ide untuk membawa teh yang telah diseduh
di kantor dan dikemas kedalam botol bekas kecap atau limun yang sudah dibersihkan.
Pada tahun 1969, muncul gagasan untuk menjual teh siap minum atau ready to drink
tea dalam kemasan botol dengan nama The botol Sosro. Nama tersebut diambil dari
nama teh seduh “Teh Cap Botol“ dan nama keluarga pendiri yakni “Sosrodjojo”.
Design yang digunakan mengalami tiga kali perubahan yakni, tahun 1969 versi
pertama, tahun 1972 versi kedua, dan 1974 versi ketiga. Teh botol Sosro hanya
menggunakan bahan baku asli dan alami. Daun tehnya dipetik dari perkebunan sendiri.
Kemudian diolah menjadi teh wangi yaitu teh hijau yang dicampur bunga melati dan
bunga gambir. Sehingga menghasilkan rasa yang unik, ke-khas-annya selalu terjaga dan
terjamin kualitasnya. Sampai saat ini Sinar Sosro sudah mempunyai 12 pabrik yang
tersebar diseluruh Indonesia yakni, di Medan, Palembang, Jakarta, Tambun, Cibitung,
Ungaran, Gresik, Mojokerto, dan Gianyar. Serta pabrik yang khusus memproduksi air
mineral Prim-A yaitu di Sentul, Purbalingga dan Pandaan. Dalam pengembangan
bisnisnya, Sinar Sosro telah mendistribusikan produknya keseluruh Nusantara, melalui
kantor cabang Penjualan yang tersebar di seluruh Nusantara. Selain di dalam negeri,
Sinar Sosro juga merambah pasar internasional dengan mengekspor produk-produk one
way packaging/non botol beling kebeberapa Negara di Asia, Amerika, Eropa, Afrika,
Australia dan Kepulauan Pasifik. Saat ini, produk-produk yang diproduksi oleh PT
Sinar Sosro adalah, Teh botol Sosro, Fruit Tea Sosro, S-Tee, TEBS, Country Choice
dan Air Mineral Prim-A. Seiring dengan perkembangan bisnis perusahaan, maka sejak
tanggal 27 November 2004, PT Sinar Sosro bernaung dibawah perusahaan induk atau
disebut dengan holding company yaitu PT Anggada Putra Rekso Mulia atau Grup
Rekso. PT Sinar Sosro mempunyai sebuah cita-cita yang tertuang dalam sebuah visi
yakni untuk menjadi perusahaan minuman kelas dunia, yang dapat memenuhi
kebutuhan konsumen, kapan saja, dimana saja, serta memberikan nilai tambah untuk
semua pihak terkait, “The Indonesian World Class Beverage Company”. Dengan
inovasi secara terus menerus, PT Sinar Sosro diharapkan bisa menjadi tuan rumah di
Negeri sendiri.
Pembahasan/Isi
Pelanggaran yang dibuat dan Cara penanganannya
a) Pada tanggal 7 januari 2010 sebuah artikel menyatakan bahwa PT Sinar Sosro
akan digugat sebanyak 1 M. Hal ini dikarenakan seorang konumen yang telah
mengalami keracunan setelah mengonsumsi minuman teh botol sosro yang
tidak tercantum batas waktu konsumsinya.
Etika prinsip yang dilanggar oleh pt sosro adalah prinsip tanggung jawab.
Dimana perusahaan sosro tidak bertanggung jawab terhadap produknya,
sehingga menyebabkan kasus keracunan konsumen.
Penanganan oleh perusahaan sosro, dikatakan bahwa pihak sosro langsung
mendatangi korban dan menawarkan uang ganti berobat, namun ditolak oleh
korban, dan pihak sosoro juga menyatakan siap untuk menghadapi segala proses
hukum.
b) Pada tanggal 7 agustus 2013 sebuah artikel menyatakan bahwa telah tersebar
teh botol sosro yang telah kadaluwarsa di Batam. Menurut pengakuan seorang
karyawan, teh botol tersebut baru saja diantar oleh distributor 4 hari
sebelumnya.
Etika prinsip yang dilanggar adalah prinsip tanggung jawab. Hal ini
dikarenakan lagi lagi tanggung jawab terhadap produk tidak dilaksanakan
dengan baik, sehingga tersebarnya produk yang telah kadaluwarsa, yang
tentunya dapat membahayakan konsumen.
Hingga artikel ini diunggah, pihak distributor minuman sosro yang berkantor di
Batu Ampar belum bisa dikonformasi.
c) Pada tanggal 15 agustus 2017 kasus keracunan massal yang diduga karena
minuman teh sosro menyebar di media. Program Sosro Go To School yang
dilaksankan di SDN 3 Kepatihan menyebabkan 56 orang dari 400 siswa yang
mengkonsumsi minuman tersebut mengalami pusing, mual, sakit perut, dan
muntah yang langsung dilarikan ke puskesmas terdekat. Namun, manajemen teh
botol sosro meluruskan bahwa kabar keracunan tersebut tidaklah benar. Para
siswa yang mengalami pusing mual bahkan muntah ini dikarenakan mereka
telat sarapan dan meminum terlalu banyak.
Penanganan pihak sosro untuk hal ini adalah, terus mendampingi dan
memastikan bahwa seluruh siswa mendapat perawatan yang maksimal. Dan
program tersebut pun dihentikan.
Etika prinsip yang dilanggar adalah prinsip tanggung jawab, yang dimana
seharusnya pihak sosro yang bertandang ke sekolah, dapat memastikan jumlah
produk yang aman di konsumsi, dan kondisi siswa yang akan mengkonsumsi
minuman sosro tersebut.
d) Pada tanggal 12 maret 2018 muncul berita bahwa pabrik teh sosro berhenti
produksi di karenakan berselisih dengan karyawan. Hal ini diawali dengan
terbentuknya serikat kerja oleh 10 karyawan. Yang dimana sejak awal PT Sinar
Sosro melarang adanya serikat kerja. Sebagai sanksi,10 karyawan tersebut akan
di mutasi, dan sanksi tersebut diterima oleh mereka. Sayangnya 10 karyawan
ini tidak mendapat hak mutasi dan berusaha menuntut haknya. Bukan hak yang
didapat, pihak persahaan membuat kebijakan apabila tidak ingin di mutasi 10
karyawan ini diminta mundur dengan kompensasi 15% dari total pesangon dan
tak lama kemudian 10 orang ini malah mendapat surat skorsing menuju PHK.
Yang dimana karenanya perundingan dua belah pihak sebanyak 3 kali dilakukan
dan berujung dengan unjuk rasa dan mogok kerja oleh 50 orang dari total 180
orang karyawan. Bukannya memenuhi tuntutan, pihak perusahaan malah
menghentikan proses produksi yang walaupun hanya bersifat sementara.
Penanganan pihak sosro terhadap kasus ini adalah pada tanggal 14 maret 2018
perusahaan kembali beroperasi setelah tercapai kesepakatan antara karyawan
dan manajemen, pabrik teh ini menerima adanya serikat kerja, dan di PHK nya
10 karyawan yang berkasus sesuai dengan aturan dan mereka akan menerima
pesangonnya.
Prinsip etika yang dilanggar oleh 10 karyawan di atas adalah prinsip integritas
moral yang dimana mereka melanggar moral atau aturan tentang dilarang
adanya serikat kerja.
Dan prinsip etika yang dilanggar oleh perusahaan adalah, prinsip keadilan dan
integritas moral karena pihak perusahaan yang tidak memberikan hak yang
sesungguhnya pada karyawan yang akan dimutasi dan tidak konsisten dalam
melaksanakan aturan yang berlaku.
Perusahaan telah melanggar prinsip etika dalam berbisnis yaitu :
Prinsip Tanggung Jawab
Prinsip Keadilan
Prinsip Integritas Moral
Kesimpulan
Masukan kepada PT Sinar Sosro
Dari kasus-kasus yang terjadi di atas dapat disimpulkan bahwa perusahaan ini di untuk
prinsip etika, terutama di bagian tanggung jawab masih kurang. Tanggung jawab
terhadap pelaksanaan dan hasil dari pekerjaan yang seharusnya sesuai dengan ekspetasi
ternyata masih kurang. Pihak perusahaan terutama karyawan seharusnya memiliki rasa
bertanggung jawab terhadap pekerjaanya mengingat dampak pekerjaan tersebut kepada
orang banyak atau masyarakat umum. Prinsip etika Integritas moral dan keadilan juga
masih kurang mengingat adanya kasus yang terjadi di karenakan pelanggaran terhadap
prinsip tersebut. Karena hal itu, maka seharusnya PT Sinar Sosro perlu untuk
menekankan penerapan prinsip-prinsip etika terhadap seluruh karyawannya dan pihak
manajemennya agar kasus-kasus diatas tidak terjadi lagi.