Nama : Melly Nesilyia
Nim : 170702127
Mata Kuliah : Pengelolaan Sumber Daya Air
ASPEK PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR DENGAN
MEMPERHATIKAN TINGKAT KUALITAS AIR PDAM
——————————————————————————————————
Pendahuluan
Air merupakan sumber energi terpenting untuk kebutuhan seluruh makhluk
hidup, Pemanfaatan air oleh suatu makhluk hidup tentu akan berpengaruh terhadap
kehidupan makhluk hidup lainnya. Apabila penggunaannya baik, maka dampak yang
dirasakan akan baik pula. Sebaliknya, apabila penggunaannya disepelekan maka hal
ini akan berdampak buruk terhadap kehidupan makhluk hidup lainnya pula. Jika
dilihat dari aspek kegunaannya, air dapat dibagi kedalam beberapa sektor, salah
satunya yaitu sektor air minum.
Salah satu sumber air yang bisa diperoleh untuk kebutuhan air minum dan
yang sering digunakan oleh masyarakatdi Indonesia adalah air yang bersumber dari
Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM). PDAM adalah salah satu unit usaha milik
daerah yang bergerak dalam distribusi air bersih bagi masyarakat umum. Sistem
pengelolaan penyediaan air minum ini yaitu dengan sistem perpipaan. Air yang
bersumber dari PDAM tergolong bersih sehingga bisa diminum bagi semua kalangan
masyarakat. Air yang bersumber dari PDAM ini sangat menguntungkan dan
memudahkan masyarakat untuk mendapatkan air minum, ditambah dengan kondisi
masyarakat yang mengalami kesulitan dalam mendapatkan air bersih terutama di
daerah – daerah gersang. Untuk saat ini, pemerintah masih berupaya untuk
memfasilatasi distribusi air PDAM ke semua pelosok masyarakat. Selain keuntungan
yang diperoleh diatas, ternyata air yang bersumber dari PDAM juga merugikan
beberapa masyarakat karena penggunaannya harus dikenakan biaya. Akan tetapi, hal
ini merupakan hal yang wajar jika dibandingkan dengan keuntungan yang didapatkan.
Mengingat bahwa seharusnya banyak manfaat yang dapat diperoleh dari air
PDAM, ternyata hal ini tidak sesuai dengan fakta yang dijanjikan. Terkadang, air
yang diperoleh masyarakat mengalami masalah pada sifat airnya, sehingga
masyarakat merasa kecewa terhadap fakta ini. Akibatnya, penulis yang juga selaku
masyarakat yang merasakan dampak ini perlu mengkaji hal ini sehingga kajian ini
bertujuan untuk mengetahui bagaimana tingkat kualitas air yang bersumber dari
PDAM yang didistribusikan ke masyarakat terhadap aspek pengelolaan sumber daya
air. Studi kasus ini berada di Kabupaten Karimun Provinsi Kepulauan Riau.
Permasalahan terkait sifat air yang diditribusikan ke masyarakat
Air yang bersumber dari PDAM mendapat perhatian lebih dari masyarakat,
karena persepsi awal air PDAM yang katanya bersih dan bahkan bisa diminum,
ternyata tidak meyakinkan sebagian masyarakat. Hal yang mendasari peristiwa
tersebut terkait dengan sifat air yang terdistribusi, yang terkadang mengalami
kekeruhan dan terkadang berbau kaporit. Hal ini menyebabkan anggapan masyarakat
terhadap kualitas air menurun, namun masyarakat masih mempunyai hak untuk
menuntut hal ini kepada pemerintah daerah apabila merasa dirugikan.
Penyebab kualitas air menurun
Setelah ditelusuri, ternyata yang menyebabkan air keruh adalah karena
beberapa faktor, salah satunya yaitu permasalahan pada embung. Dalam pengelolaan
Sumber Daya Air (SDA) dalam upaya penyediaan air bersih bagi masyarakat, tidak
selamanya berjalan lancar. Embung PDAM sebagai sumber air baku belum memadai
dalam menampung air permukaan yang bersumber dari air hujan. Degradasi fungsi
lingkungan disekitar embung akan menyebabkan kondisi embung semakin parah
apabila tidak segera dilakukan perbaikan. Embung ini adalah sumber air yang
tersebar di derah kepulauan riau di 18 lokasi dengan 889 sambungan rumah (SR).
Di dalam air bersih yang disediakan oleh PDAM terkandung kaporit yang
terkadang dapat menyebabkan air berbau kaporit. Kaporit atau kalsium hipoklorit
merupakan senyawa kimia yang koroif pada kadar tinggi, namun apabila digunakan
dengan kadar yang rendah maka dapat dimanfaatkan sebagai desinfektan, penjernih
air, dan pembunuh jentik, serta dapat digunakan sebagai pemutih pakaian. Klorin
yang terkandung dalam kaporit sering digunakan dalam proses pengolahan air bersih
dan air limbah karena berfungsi sebagai oksidator dan desinfektan, yang berfungsi
untuk menghilangkan bau dan rasa serta menghilangkan kuman pada air bersih yang
akan digunakan oleh masyarakat.
Pelaksanaan/Penggerakan (Actuating) Dalam Pelestarian Sumber Air
Balai Wilayah Sungai Sumatera (BWSS) IV yang berada di Kepulauan Riau
berperan besar dalam pengelolaan SDA terpadu. BWSS adalah unit pelaksana teknis
di bidang konservasi SDA, pengembangan SDA, pendayagunaan SDA, dan
pengendalian daya rusak air, yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada
Direktur Jendral SDA. Pengendalian pencemaran air dan pendangkalan embung di
PDAM cabang Kepulauan Riau juga menjadi tugas dari BWSS IV Batam untuk
melakukan desain ulang dan normalisasi embung demi mencapai kualitas, kuantitas,
dan kontinuitas air baku yang lebih baik.
Berikut beberapa permasalahan yang terjadi di dalam pengelolaan SDA
terpadu serta masalah kebutuhan air bersih di Kabupaten Karimun:
1. Pendistribusian air oleh PDAM Tirta Karimun cabang Tanjungbatu Kundur
masih terbatas;
2. Syarat kuantitas air (jumlah air baku) dalam pemenuhan kebutuhan air bersih
belum tersedia secara keberlanjutan;
3. Resiko kehilangan air yang besar;
4. Tidak berfungsinya 2 dari 4 waduk yang tersedia;
5. Tertundannya rencana normalisasi dan desain ulang embung;
6. PDAM cabang Tanjungbatu Kundru saat ini beroperasi dalam kondisi kualitas
air yang bisa dikatakan masih kurang baik;
7. PDAM cabang Tanjungbatu Kundur dapat dikatakan belum bisa memenuhi
kebutuhan air bersih masyarakat Kundur.
Permasalahan air ini sudah menjadi tanggungjawab pemerintah daerah yang
diwakili oleh Dinas PU Kabupaten/Kota. Kementerian Pekerjaan Umum dan PDAM
sebagai pelaksana. Selain Dinas PU Kabupaten, pihak – pihak seperti Dinas
Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Badan Pengelola Daerah Aliran Sungai
(BPDAS) Kabupaten, serta Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kabupaten dapat
bekerjasama dengan PDAM dalam pengelolaan SDA terpadu. Apabila masalah air ini
tidak dapat teratasi, maka akan muncul pihak – pihak yang dapat mengambil
kesempatan ini dengan memonopoli harga air yang jauh lebih mahal dari air yang
bisa didapatkan dari PDAM. Dengan kondisi yang telah digambarkan dan mengingat
jumlah air baku yang terbatas, maka diperlukan pemanfaatan air yang lebih efesien
dan pengelolaan yang lebih baik terhadap air baku sebagai upaya untuk menyediakan
air bersih, agar resiko kekurangan air menjadi lebih kecil. Tidak hanya pengelolaan
terhadap sumber air baku, pengelolaan terhadap hal – hal yang dapat mendukung
ketersediaan air baku juga harus ditingkatkan.
Pengawasan (Controlling) Dalam Perlindungan & Pelestarian Sumber Air,
Pengawetan Air, Pengelolaan Kualitas Air & Pengendalian Pencemaran Air
Kajian ini memfokuskan pada pengawasan, pelaporan, pemeliharaan, dan
pengupayaan yang dilakukan oleh PDAM sebagai teknis pelaksana pengelolaan air
bersih. Dalam tahap pengawasan, PDAM melakukan pemeliharaan lingkungan di
sekitar embung dan melaporkan hal – hal yang menjadi kendala dalam proses
pengelolaan ke pihak yang terkait. Demi tetap menjalankan tujuan PDAM untuk
menyediakan air bersih kepada masyarakat, pihak PDAM tetap mengupayakan
melakukan pengelolaan SDA dengan memanfaatkan sumber air baku yang masih
tersedia. Untuk masalah keterbatasan air baku sebagai sumber air bersih bagi
masyarakat, PDAM pernah mengusulkan ke Satker maupun Dinas PU untuk
memperoleh sumber air baku yang baru, hal yang sama juga dilakukan ke BWSS IV
Batam. PDAM setempat telah melakukan pengawasan yang berkoordinasi dengan
PDAM Tirta Karimun Pusat, Dinas Pekerjaan Umum, dan BWSS IV Batam demi
teratasinya segala permasalahan pada pengelolaan air bersih sehingga tujuan ini dapat
tercapai.
Dinas PU sebagai pelaksana teknis daerah yang bertanggungjawab dalam hal
ini belum melakukan pemantauan langsung ke lokasi pengelolaan SDA di
Tanjungbatu, Kundur. Untuk tahap pelaksanaan dan perencanaan, maka pengawasan
dilakukan oleh pihak ketiga, yaitu konsultan pengawas. Pengawasan sangat perlu
dilakukan agar rencana yang telah ditetapkan dapat berjalan dengan efektif dan
efesien. Pengawasan juga dilakukan untuk menjamin agar kegiatan yang tidak
diinginkan atau dibutuhkan tidak terjadi atau terjadi kembali.
Upaya pengelolaan sumber daya air
Beberapa upaya untuk mengelola sumber daya air yang dapat dilakukan
adalah sebagai berikut:
1. Rehabilitasi jaringan perpipaan air baku, air bersih dan air minum;
2. Melakukan pengerukan sedimentasi pada waduk-waduk yang mengalami
pendangkalan;
3. Pemantauan kualitas air pada sumber air secara rutin;
4. serta evaluasi dan survey di rumah masyarakat;
5. Pembangunan bangunan pengendali sedimentasi;
6. Pemeliharaan dan normalisasi embung atau waduk;
7. Pembangunan embung, kolam atau waduk dan penampung air lainnya.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil kajian mengenai “Pengelolaan SDA terkait kualitas air di
Kecamatan Kundur Kabupeten Karimun”, dapat disimpulkan bahwa pengelolaan
Sumber Daya Air belum berjalan dengan optimal. Hal ini diakibatkan oleh kurang
upaya yang dilakukan oleh berbagai pihak terkait tidak maksimal. Terlebih dahulu,
dapat dilakukan analisa terhadap permasalahan yang terjadi terhadap Sumber Daya
Air di Tanjungbatu Kundur, yaitu:
1. Kurangnya perhatian terhadap perlindungan & pelestarian sumber air;
2. Rusaknya lahan di sekitar embung yang berfungsi sebagai daerah resapan;
3. Keterbatasan air baku dan turunnya kualitas air baku akibat dari erosi dan
sedimentasi pada embung;
4. Legalitas lahan yang tidak dimiliki PDAM. Lahan yang kini mulai rusak
akibat penebangan illegal tidak dapat lagi dicegah karena PDAM tidak
memiliki kekuatan hukum untuk melarang. Segala permasalahan tersebut
belum dapat teratasi dengan baik oleh pihak-pihak yang terkait.
Dalam pelaksanaannya, PDAM telah melakukan perlindungan dan pelestarian
sumber air dengan melakukan gotong – royong dalam 1-3 bulan sekali, melakukan
pengerukan terhadap upaya pendangkalan embung, dan menjamin ketersediaan air
bersih pada musim kemarau dengan memanfaatkan waduk. BWSS IV Batam juga
telah melakukan rehabilitasi embung untuk meningkatkan kapasitas tampungan,
namun hal ini hanya dilakukan saat awal berdirinya PDAM saja dan belum adanya
rencana untuk kembali dilakukan. Begitu juga halnya dengan Dinas PU yang pernah
melakukan pendalaman pada 10 tahun yang lalu. Namun untuk saat ini, Dinas PU
mengatakan bahwa kawasan Embung Tempan tidak lagi menjadi kawasan konservasi
dari Dinas PU. PDAM telah melaporkan masalah keterbatasan air baku dan
pendangkalan embung ke pihak yang terkait, namun belum menunjukkan hasil
apapun. PDAM cabang Tanjungbatu Kundur akan melaporkan kondisi mesin,
embung, dan pompa jika terdapat masalah. Pelaporan rutin juga dilakukan untuk
melaporkan perihal produksi, pemakaian bahan bakar, dan bahan kimia ke PDAM
Tirta Karimun Pusat, agar setiap masalahnya dapat terselesaikan dan tujuan awalnya
dapat tercapai.
Page 1
PLAGIARISM SCAN REPORT
Date 2021‐04‐11
Words 562
3% 97% Characters 4208
Plagiarised Unique
Content Checked For Plagiarism
Pendahuluan
Air merupakan sumber energi terpenting untuk kebutuhan seluruh makhluk hidup, Pemanfaatan air oleh suatu makhluk
hidup tentu akan berpengaruh terhadap kehidupan makhluk hidup lainnya. Apabila penggunaannya baik, maka dampak
yang dirasakan akan baik pula. Sebaliknya, apabila penggunaannya disepelekan maka hal ini akan berdampak buruk
terhadap kehidupan makhluk hidup lainnya pula. Jika dilihat dari aspek kegunaannya, air dapat dibagi kedalam beberapa
sektor, salah satunya yaitu sektor air minum.
Salah satu sumber air yang bisa diperoleh untuk kebutuhan air minum dan yang sering digunakan oleh masyarakatdi
Indonesia adalah air yang bersumber dari Perusahaan Daerah Air Minum ﴾PDAM﴿. PDAM adalah salah satu unit usaha milik
daerah yang bergerak dalam distribusi air bersih bagi masyarakat umum. Sistem pengelolaan penyediaan air minum ini
yaitu dengan sistem perpipaan. Air yang bersumber dari PDAM tergolong bersih sehingga bisa diminum bagi semua
kalangan masyarakat. Air yang bersumber dari PDAM ini sangat menguntungkan dan memudahkan masyarakat untuk
mendapatkan air minum, ditambah dengan kondisi masyarakat yang mengalami kesulitan dalam mendapatkan air bersih
terutama di daerah – daerah gersang. Untuk saat ini, pemerintah masih berupaya untuk memfasilatasi distribusi air PDAM
ke semua pelosok masyarakat. Selain keuntungan yang diperoleh diatas, ternyata air yang bersumber dari PDAM juga
merugikan beberapa masyarakat karena penggunaannya harus dikenakan biaya. Akan tetapi, hal ini merupakan hal yang
wajar jika dibandingkan dengan keuntungan yang didapatkan.
Mengingat bahwa seharusnya banyak manfaat yang dapat diperoleh dari air PDAM, ternyata hal ini tidak sesuai dengan
fakta yang dijanjikan. Terkadang, air yang diperoleh masyarakat mengalami masalah pada sifat airnya, sehingga masyarakat
merasa kecewa terhadap fakta ini. Akibatnya, penulis yang juga selaku masyarakat yang merasakan dampak ini perlu
mengkaji hal ini sehingga kajian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana tingkat kualitas air yang bersumber dari PDAM
yang didistribusikan ke masyarakat terhadap aspek pengelolaan sumber daya air. Studi kasus ini berada di Kabupaten
Karimun Provinsi Kepulauan Riau.
Permasalahan terkait sifat air yang diditribusikan ke masyarakat
Air yang bersumber dari PDAM mendapat perhatian lebih dari masyarakat, karena persepsi awal air PDAM yang katanya
bersih dan bahkan bisa diminum, ternyata tidak meyakinkan sebagian masyarakat. Hal yang mendasari peristiwa tersebut
terkait dengan sifat air yang terdistribusi, yang terkadang mengalami kekeruhan dan terkadang berbau kaporit. Hal ini
menyebabkan anggapan masyarakat terhadap kualitas air menurun, namun masyarakat masih mempunyai hak untuk
menuntut hal ini kepada pemerintah daerah apabila merasa dirugikan.
Penyebab kualitas air menurun
Setelah ditelusuri, ternyata yang menyebabkan air keruh adalah karena beberapa faktor, salah satunya yaitu permasalahan
pada embung. Dalam pengelolaan Sumber Daya Air ﴾SDA﴿ dalam upaya penyediaan air bersih bagi masyarakat, tidak
selamanya berjalan lancar. Embung PDAM sebagai sumber air baku belum memadai dalam menampung air permukaan
yang bersumber dari air hujan. Degradasi fungsi lingkungan disekitar embung akan menyebabkan kondisi embung
semakin parah apabila tidak segera dilakukan perbaikan. Embung ini adalah sumber air yang tersebar di derah kepulauan
riau di 18 lokasi dengan 889 sambungan rumah ﴾SR﴿.
Di dalam air bersih yang disediakan oleh PDAM terkandung kaporit yang terkadang dapat menyebabkan air berbau
Page 2
kaporit. Kaporit atau kalsium hipoklorit merupakan senyawa kimia yang koroif pada kadar tinggi, namun apabila digunakan
dengan kadar yang rendah maka dapat dimanfaatkan sebagai desinfektan, penjernih air, dan pembunuh jentik, serta dapat
digunakan sebagai pemutih pakaian. Klorin yang terkandung dalam kaporit sering digunakan dalam proses pengolahan air
bersih dan air limbah karena berfungsi sebagai oksidator dan desinfektan, yang berfungsi untuk menghilangkan bau dan
rasa serta menghilangkan kuman pada air bersih yang akan digunakan oleh masyarakat.
Matched Source
Similarity 4%
Title: Penggunaan Kaporit dan Klorin dalam Proses Penjernihan Air ...
Sedangkan sebagai desinfektan, klorin merupakan bahan utama dalam proses khlorinasi yang sering digunakan untuk
menghilangkan kuman pada air bersih yang akan digunakan oleh masyarakat. Klorin ini pertama kali digunakan sekitar satu
abad lalu di New Jersey, Amerika, sebagai desinfektan pada air minum untuk mengurangi penyakit menular, karena ...
https://arus.co.id/2018/11/08/penggunaan‐kaporit‐dan‐klorin‐dalam‐proses‐penjernihan‐air/
Page 1
PLAGIARISM SCAN REPORT
Date 2021‐04‐11
Words 930
13% 87% Characters 6843
Plagiarised Unique
Content Checked For Plagiarism
Pelaksanaan/Penggerakan ﴾Actuating﴿ Dalam Pelestarian Sumber Air
Balai Wilayah Sungai Sumatera ﴾BWSS﴿ IV yang berada di Kepulauan Riau berperan besar dalam pengelolaan SDA terpadu.
BWSS adalah unit pelaksana teknis di bidang konservasi SDA, pengembangan SDA, pendayagunaan SDA, dan
pengendalian daya rusak air, yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Direktur Jendral SDA. Pengendalian
pencemaran air dan pendangkalan embung di PDAM cabang Kepulauan Riau juga menjadi tugas dari BWSS IV Batam
untuk melakukan desain ulang dan normalisasi embung demi mencapai kualitas, kuantitas, dan kontinuitas air baku yang
lebih baik.
Berikut beberapa permasalahan yang terjadi di dalam pengelolaan SDA terpadu serta masalah kebutuhan air bersih di
Kabupaten Karimun:
1. Pendistribusian air oleh PDAM Tirta Karimun cabang Tanjungbatu Kundur masih terbatas;
2. Syarat kuantitas air ﴾jumlah air baku﴿ dalam pemenuhan kebutuhan air bersih belum tersedia secara keberlanjutan;
3. Resiko kehilangan air yang besar;
4. Tidak berfungsinya 2 dari 4 waduk yang tersedia;
5. Tertundannya rencana normalisasi dan desain ulang embung;
6. PDAM cabang Tanjungbatu Kundru saat ini beroperasi dalam kondisi kualitas air yang bisa dikatakan masih kurang
baik;
7. PDAM cabang Tanjungbatu Kundur dapat dikatakan belum bisa memenuhi kebutuhan air bersih masyarakat Kundur.
Permasalahan air ini sudah menjadi tanggungjawab pemerintah daerah yang diwakili oleh Dinas PU Kabupaten/Kota.
Kementerian Pekerjaan Umum dan PDAM sebagai pelaksana. Selain Dinas PU Kabupaten, pihak – pihak seperti Dinas
Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Badan Pengelola Daerah Aliran Sungai ﴾BPDAS﴿ Kabupaten, serta Badan Lingkungan
Hidup ﴾BLH﴿ Kabupaten dapat bekerjasama dengan PDAM dalam pengelolaan SDA terpadu. Apabila masalah air ini tidak
dapat teratasi, maka akan muncul pihak – pihak yang dapat mengambil kesempatan ini dengan memonopoli harga air
yang jauh lebih mahal dari air yang bisa didapatkan dari PDAM. Dengan kondisi yang telah digambarkan dan mengingat
jumlah air baku yang terbatas, maka diperlukan pemanfaatan air yang lebih efesien dan pengelolaan yang lebih baik
terhadap air baku sebagai upaya untuk menyediakan air bersih, agar resiko kekurangan air menjadi lebih kecil. Tidak hanya
pengelolaan terhadap sumber air baku, pengelolaan terhadap hal – hal yang dapat mendukung ketersediaan air baku juga
harus ditingkatkan.
Pengawasan ﴾Controlling﴿ Dalam Perlindungan & Pelestarian Sumber Air, Pengawetan Air, Pengelolaan Kualitas Air &
Pengendalian Pencemaran Air
Kajian ini memfokuskan pada pengawasan, pelaporan, pemeliharaan, dan pengupayaan yang dilakukan oleh PDAM
sebagai teknis pelaksana pengelolaan air bersih. Dalam tahap pengawasan, PDAM melakukan pemeliharaan lingkungan di
sekitar embung dan melaporkan hal – hal yang menjadi kendala dalam proses pengelolaan ke pihak yang terkait. Demi
tetap menjalankan tujuan PDAM untuk menyediakan air bersih kepada masyarakat, pihak PDAM tetap mengupayakan
melakukan pengelolaan SDA dengan memanfaatkan sumber air baku yang masih tersedia. Untuk masalah keterbatasan air
baku sebagai sumber air bersih bagi masyarakat, PDAM pernah mengusulkan ke Satker maupun Dinas PU untuk
memperoleh sumber air baku yang baru, hal yang sama juga dilakukan ke BWSS IV Batam. PDAM setempat telah
melakukan pengawasan yang berkoordinasi dengan PDAM Tirta Karimun Pusat, Dinas Pekerjaan Umum, dan BWSS IV
Page 2
Batam demi teratasinya segala permasalahan pada pengelolaan air bersih sehingga tujuan ini dapat tercapai.
Dinas PU sebagai pelaksana teknis daerah yang bertanggungjawab dalam hal ini belum melakukan pemantauan langsung
ke lokasi pengelolaan SDA di Tanjungbatu, Kundur. Untuk tahap pelaksanaan dan perencanaan, maka pengawasan
dilakukan oleh pihak ketiga, yaitu konsultan pengawas. Pengawasan sangat perlu dilakukan agar rencana yang telah
ditetapkan dapat berjalan dengan efektif dan efesien. Pengawasan juga dilakukan untuk menjamin agar kegiatan yang
tidak diinginkan atau dibutuhkan tidak terjadi atau terjadi kembali.
Upaya pengelolaan sumber daya air
Beberapa upaya untuk mengelola sumber daya air yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut:
1. Rehabilitasi jaringan perpipaan air baku, air bersih dan air minum;
2. Melakukan pengerukan sedimentasi pada waduk‐waduk yang mengalami pendangkalan;
3. Pemantauan kualitas air pada sumber air secara rutin;
4. serta evaluasi dan survey di rumah masyarakat;
5. Pembangunan bangunan pengendali sedimentasi;
6. Pemeliharaan dan normalisasi embung atau waduk;
7. Pembangunan embung, kolam atau waduk dan penampung air lainnya.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil kajian mengenai “Pengelolaan SDA terkait kualitas air di Kecamatan Kundur Kabupeten Karimun”,
dapat disimpulkan bahwa pengelolaan Sumber Daya Air belum berjalan dengan optimal. Hal ini diakibatkan oleh kurang
upaya yang dilakukan oleh berbagai pihak terkait tidak maksimal. Terlebih dahulu, dapat dilakukan analisa terhadap
permasalahan yang terjadi terhadap Sumber Daya Air di Tanjungbatu Kundur, yaitu:
1. Kurangnya perhatian terhadap perlindungan & pelestarian sumber air;
2. Rusaknya lahan di sekitar embung yang berfungsi sebagai daerah resapan;
3. Keterbatasan air baku dan turunnya kualitas air baku akibat dari erosi dan sedimentasi pada embung;
4. Legalitas lahan yang tidak dimiliki PDAM. Lahan yang kini mulai rusak akibat penebangan illegal tidak dapat lagi
dicegah karena PDAM tidak memiliki kekuatan hukum untuk melarang. Segala permasalahan tersebut belum dapat teratasi
dengan baik oleh pihak‐pihak yang terkait.
Dalam pelaksanaannya, PDAM telah melakukan perlindungan dan pelestarian sumber air dengan melakukan gotong –
royong dalam 1‐3 bulan sekali, melakukan pengerukan terhadap upaya pendangkalan embung, dan menjamin
ketersediaan air bersih pada musim kemarau dengan memanfaatkan waduk. BWSS IV Batam juga telah melakukan
rehabilitasi embung untuk meningkatkan kapasitas tampungan, namun hal ini hanya dilakukan saat awal berdirinya PDAM
saja dan belum adanya rencana untuk kembali dilakukan. Begitu juga halnya dengan Dinas PU yang pernah melakukan
pendalaman pada 10 tahun yang lalu. Namun untuk saat ini, Dinas PU mengatakan bahwa kawasan Embung Tempan tidak
lagi menjadi kawasan konservasi dari Dinas PU. PDAM telah melaporkan masalah keterbatasan air baku dan pendangkalan
embung ke pihak yang terkait, namun belum menunjukkan hasil apapun. PDAM cabang Tanjungbatu Kundur akan
melaporkan kondisi mesin, embung, dan pompa jika terdapat masalah. Pelaporan rutin juga dilakukan untuk melaporkan
perihal produksi, pemakaian bahan bakar, dan bahan kimia ke PDAM Tirta Karimun Pusat, agar setiap masalahnya dapat
terselesaikan dan tujuan awalnya dapat tercapai.
Matched Source
Similarity 38%
Title: PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR DI KECAMATAN KUNDUR …
Karimun: 1. Pendistribusian air oleh PDAM Tirta Karimun cabang Tanjungbatu Kundur masih terbatas; 2. Syarat kuantitas air
﴾jumlah air baku﴿ dalam pemenuhan
http://repository.umrah.ac.id/2161/1/RATIH%20NANDA%20RIANI%20140565201005%20FISIP%202018.pdf