Materi Proposal
Materi Proposal
Materi Proposal
PROPOSAL
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada
Disusun Oleh
FRANSISKA FILANTIANA
NPM : 19103182
2023
1
PRAKATA
Terhadap Nilai Budaya dalam bertutur Kata Siswa SDK Ruteng VI” tepat pada waktunya.
Keberhasilan dalam penyusunan proposal ini tidak terlepas dari bimbingan, dukungan, dan
bantuan dari berbagai pihak. Ucapan terima kasih dan rasa hormat yang tulus dan sedalam-
1. Dr. Yohanes Servatius Lon, MA selaku Rektor Universitas Katolik Indonesia Santu
2. Dr. Maksimus Regus, S.Fil., M.Si., Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Katolik Indonesia Santu Paulus yang telah mengijinkan penulis untuk belajar
di lembaga ini.
3. Mikael Nardi, M.PD., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Matematika yang telah
4. Dr. Adrianus M.Nggoro, S.H, M. Pd., selaku Dosen Pembimbing I yang dengan sabar
5. Dr. Fransiskus Sawan, S.S, M. PD selaku Dosen Pembimbing II yang telah meluangkan
6. Orang tua yang telah membiayai, mendukung, membimbing, dan mendoakan penulis
2
8. Lembaga Universitas Katolik Indonesia Santu Paulus yang telah menyiapkan sarana dan
Dalam penyusunan proposal ini penulis menyadari bahwa tulisan ini masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritikan dan saran yang membangun
Penulis,
Fransiska Filantiana
3
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL........................................................................................................................................4
PERSETUJUAN PEMBIMBING...............................................................................................................4
PRAKATA..................................................................................................................................................4
DAFTAR ISI...............................................................................................................................................4
BAB I PENDAHULUAN...........................................................................................................................4
A. Latar Belakang.................................................................................................................................4
B. Identifikasi Masalah........................................................................................................................4
C. Pembatasan Masalah........................................................................................................................4
D. Perumusan Masalah.........................................................................................................................4
E. Tujuan Penelitian.............................................................................................................................4
F. Manfaat Penelitian...........................................................................................................................4
4
1. Budaya.........................................................................................................................................5
2. Nilai Budaya................................................................................................................................5
D. Dampak Media Sosial Terhadap Nilai Budaya dalam Bertutur Kata Siswa.....................................5
E. Kerangka Berpikir...........................................................................................................................5
C. Subjek Penelitian.............................................................................................................................5
E. Instrumen Penelitian........................................................................................................................5
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................................................5
5
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
bahwa pers adalah lembaga sosial dan wahana komunikasi massa yang melaksanakan
menyampaikann informasi baik dalam bentuk tulisan, suara, gambar, suara dan gambar,
serta data dan grafik maupun dalam bentuk lainnya dengan menggunakan media cetak,
media elektronik, dan segala jenis saluran yang tersedia. Sesuai dengan perkembangan
kemajuan teknologi secara umum adalah sesuatu yang tidak dapat kita hindari dalam
kehidupan saat ini. Hal ini dikarenakan kemajuan teknologi akan berjalan sesuai dengan
kehidupan masyarakat, salah satunya dengan adanya media sosial. Media sosial terdiri dari
dua kata yaitu “media” dan “sosial”. Dalam kamus besar bahasa Indonesia (KBBI), media
merupakan alat, sarana komunikasi, perantara atau penghubung. Sedangkan sosial artinya
hal-hal yang berkenaan dengan masyarakat atau suka memperhatikan kepentingan umum.
Oleh karena itu, media sosial dapat diartikan sebagai alat perantara dalam berinteraksi
Media sosial adalah salah satu alat untuk mereka berkomunikasi hingga mencari dan
sosial juga sebagai alat pemersatu yang jauh hingga bisa selalu dekat, dan yang dekat akan
6
semakin menjauh jika kita tidak bisa menggunakan media sosial dengan efisien. Menurut
Kurniawan (2017:220) media online adalah alat yang mengubah pola penyebaran informasi
dari sebelumnya bersifat broadcast media monologue (ke banyak orang) menjadi ke social
media dialogue (antara banyak orang). Seiring banyaknya menggunakan media sosial saat
ini, banyak juga yang menggunakan media sosial ke hal-hal yang merugikan banyak orang
misalnya menyebar berita yang tidak benar atau hoax, menyebar video tindak kekerasan dan
asusila dan masih banyak lagi yang lainnya. Namun banyak yang menggunakan media sosial
lalu berkomentar tanpa memperhatikan situasi serta kata-kata yang diucapkan akan
bermakna tidak baik karena mengeluarkan kata yang tidak sopan dan tidak layak jika
dikonsumsi oleh publik yang mana di zaman sekarang banyak anak-anak yang memiliki
media sosial.
Sebagai wadah komunikasi dan sumber informasi yang mudah diakses, media
internet memfasilitasi dengan salah satunya adalah media jejaring sosial. Hal tersebut juga
dikemukakan oleh Arsyad (2013:195) “kini sudah hadir media sosial, dimanan Anda dapat
mengetahui status orang-orang di seluruh dunia secara real time”. Kehadiran berbagai
macam media jejaring sosial di dalam internet seperti yang dikemukakan oleh Nasrullah
(2015:40) bahwa kehadiran situs jejaring sosial seperti facebook merupakan media jejaring
sosial yang digunakan untuk mempublikasikan konten, seperti profil, aktivitas, dan pendapat
pengguna serta sebagai media yang memberikan ruang bagi komunikasi dan interaksi dalam
jejaring sosial.
Kehadiran media sosial seperti facebook, instagram, twitter, youtube, whatsapp, dan
lainnya, merupakan cerminan dari kebutuhan masyarakat untuk dapat memperoleh berbagai
macam informasi yang cepat dan tepat dalam menjalin komunikasi jarak jauh atau vitual.
7
Kedua karakteristik tersebut menunjukkan fungsi transaksional dan interaksional bahasa.
Karakteristik komunikasi virtual yang membuat partisipan tutur tidak dapat bertatap muka
secara langsung berdampak pada bagaimana tuturan dihasilkan dan diinterpretasikan. Hal ini
Sebagai makhluk sosial, manusia selalu berkomunikasi dan berinteraksi dengan orang
lain dimanapun dan kapanpun baik melalui media sosial maupun bertatap muka. Tentu saja
istiadat, serta latar belakang lawan komunikasinya, dan juga sebagai cerminan kepribadian
seseorang. Penggunaan bahasa yang sopan, santun, sistematis, teratur, jelas dan lugas
substansi bahasanya, maka etika berbahasa lebih berkenaan dengan perilaku atau tingkah
laku di dalam bertutur. Tingkah laku dalam bertutur haruslah disertai norma-norma yang
berlaku dalam budaya itu. Beberapa pakar menyebutkan norma-norma budaya tersebut
sebagai etika berbahasa atau tata cara bertutur. Sedangkan etika berbahasa ini erat kaitannya
dengan norma-norma sosial dan sistem budaya yang berlaku di dalam masyarakat ataupun
pendidikan. Pemakaian budaya bertutur yang santun perlu diterapkan di kalangan generasi
muda termasuk pelajar. Anak perlu dididik dalam bertutur kata sejak dini, sebab mereka
Upaya untuk menciptakan lingkungan yang bertutur kata sopan merupakan hal yang
sangat penting karena pada saat ini masyarakat cenderung bergerak kearah yang lebih maju
8
dan modern. Tidak dapat dipungkiri, setiap perubahan yang dilakukan oleh suatu masyarakat
akan melahirkan konsekuensi-konsekuensi tertentu yang berkaitan dengan masalah nilai dan
moral. Misalnya kemajuan di bidang teknologi khususnya media sosial yang mengakibatkan
pergeseran budaya disebabkan budaya Barat leluasa menggerus tradisi timur yang penuh
keterbatasan norma. Demikian pula dampaknya akan dirasakan pada nilai-nilai budaya
Berdasarkan temuan di SDK Ruteng VI, jenis media sosial yang sering digunakan
oleh siswa diantaranya youtube, facebook, whatsApp, instagram dan game online. Dari jenis
media sosial yang mereka akses atau gunakan, 100% siswa menggunakan jenis media sosial
youtube, facebook, dan whatsApp. Jenis media sosial yang mereka akses merupakan jenis
media yang mudah digunakan dan memiliki banyak fitur. Selain itu, dari 172 siswa kelas IV
dan V, 43% siswa yang lebih memilih aktif di forum percakapan dalam game online.
Melihat kondisi ini, salah satu cara untuk mengantisipasinya adalah melalui
pendidikan, yaitu sekolah. Sekolah merupakan sebuah lembaga dalam mendidik siswa yang
dimana masih dalam pengawasan guru. Oleh karena itu, sekolah dituntut untuk memiliki
kemampuan mendidik dan mengembangkan etika dalam bertutur kata yang baik agar siswa
judul “Dampak Media Sosial Terhadap Nilai Budaya Dalam Bertutur Kata Siswa di SDK
Ruteng VI”.
9
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, adapun masalah yang akan dibahas pada tulisan
ini yaitu siswa terpengaruh akan berkembangnya teknologi informasi dan komunikasi
khususnya bermedia sosial yang berdampak pada nilai tutur kata siswa.
C. Pembatasan Masalah
pada permasalah mengenai dampak dari media sosial terhadap niali budaya dalam bertutur
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan penelitian ini sebagai
berikut:
1. Apa saja dampak media sosial terhadap nilai budaya dalam bertutur kata siswa?
2. Bagaimana upaya yang di lakukan untuk mengatasi dampak media sosial terhadap
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujaun penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. untuk mengetahui bentuk dampak dari media sosial terhadap nilai budaya dalam bertutur
2. Untuk mengetahui upaya-upaya yang dilakukan untuk mengatasi dampak media sosial
terhadap nilai budaya dalam bertutur kata siswa di SDK Ruteng VI.
F. Manfaat Penelitian.
10
1. Teoritis
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi ilmiah untuk mengetahui
dampak dari media sosial terhadap tutur kata siswa di SDK Ruteng VI.
2. Praktis
a. Bagi peneliti
b. Bagi siswa
dampak dari media sosial terhadap tutur kata siswa dalam kedihupan sehari-hari.
c. Bagi sekolah
Dapat dipakai sebagai bahan pertimbangan dalam rangka mengetahui cara tutur
11
BAB II
LANDASAN TEORI
bahwa pers adalah lembaga sosial dan wahana komunikasi massa yang melaksanakan
menyampaikann informasi baik dalam bentuk tulisan, suara, gambar, suara dan gambar, serta
data dan grafik maupun dalam bentuk lainnya dengan menggunakan media cetak, media
Media sosial sendiri terdiri dari dua kata yaitu “media” dan “sosial”. Media
merupakan bentuk jamak dari medium, yang berasal dari bahasa Latin yaitu medius yang
berarti antara atau perantara. Secara harafiah, media memiliki arti tengah, perantara atau
pengantar. Rohani (2014) mengemukakan bahwa media adalah segara sesuatu yang dapat
diindrakan yang berfungsi sebagai proses komunikasi antara komunikator dan komunikan.
Sedangkan arti sosial dalam KBBI yaitu hal-hal yang berkenaan dengan masyarakat.
Menurut Ratnamulyani dan Maksudi (2018: 156) sosial merupakan tindakan atau aksi dan
interaksi seseorang dengan orang lainnya serta melakukan kerja sama untuk mencapai tujuan,
yaitu memberikan kontribusi kepada masyarakat. Selain itu, Mulawarman dan Nurfitri (2017:
37) menyatakan bahwa kata sosial diartikan sebagai kenyataan sosial bahwa setiap individu
12
Adapun pengertian media sosial menurut Henderi (2007: 3) bahwa media sosial
adalah situs jaringan sosial berbasis web yang memungkinkan bagi setiap individu untuk
membangun profil publik ataupun semi publik dalam sistem terbatasi, daftar pengguna lain
dengan siapa mereka terhubung, dan melihat serta menjelajahi daftar koneksi mereka yang
dibuat oleh orang lain dengan suatu sistem. Sedangkan menurut Phillip Kotler dan Kevin
Keller (2012: 568), media sosial adalah sarana bagi konsumen untuk berbagi informasi teks,
gambar, video dan audio dengan satu sama lain dan dengan perusahaan dan sebaliknya.
merupakan sebuah alat atau sarana yang digunakan oleh masyarakat dalam berinteraksi
dengan orang lain baik yang dekat maupun jauh dan untuk berbagi informasi serta memberi
banyak kontribusi atau manfaat baik dalam dunia pendidikan maupun dalam dunia bisnis.
Menurut Puntoadi (2011: 34) terdapat beberapa jenis media sosial, yaitu sebagai
berikut:
a. Bookmarking
link dan tagyang diminati. Hal demikian bertujuan agar setiap orang dapat menikmati
b. Wiki
situs knowledge sharing, wikitravel yang memfokuskan sebagai suatu informasi pada
suatu tempat.
c. Flickr
13
Situs yang memiliki yahoo, yang mengkhususkan sebuah image sharing (berbagi
gambar) dengan kontributor yang ahli pada setiap bidang fotografi di seluruh dunia.
Flickr menjadikan sebagai photo catalog yang setiap produknya dapat dipasarkan.
Media sosial tersebut memberikan sarana yang dapat untuk berbagi opini dengan
orang lain di seluruh dunia. Melalui media sosial tersebut, semua orang dapat menulis
e. Jejaring sosial
media dan juga publikasi untuk berbagi kepada orang lain. Berikut beberapa aplikasi
1) Facebook merupakan layanan jejaring sosial yang diluncurkan pada Februari 2004
oleh Mark Zuckerberg, memiliki lebih dari satu miliar pengguna aktif dan lebih dari
facebook dapat membuat profil pribadi, menambahkan teman, bertukar pesan serta
berbagi informasi.
tahun 2009 hingga saat ini, yang memungkinkan kita bertukar pesan tanpa biaya
dapat dengan mudah untuk berinteraksi melalui pesan teks maupun suara dan hingga
saat ini dilengkapi dengan fitur video call (panggilan video), dimana kita dapat
14
3) Line merupakan layanan aplikasi yang serupa dengan whatsApp. Akan tetapi, line
4) Youtube merupakan sebuah situs web yang digunakan untuk mengunggah, menonton
serta berbagi video. Konten video positif apapun bisa diakses melalui aplikasi ini.
5) Twitter merupakan layanan jejaring sosial microblog daring yang hamper serupa
6) Instagram
mengunggahnya dengan berbagai fitur seperti kolom komentar, dan fitur DM atau
pesan.
Selain itu, menurut Kotler dan Keller (Tosepu, 2018:37-38) bahwa terdapat
Mereka datang dalam segala bentuk dan ukuran dimana banyak dibuat oleh
pelanggan. Sebagian hal ini disponsori oleh perusahaan melalui postingan, instant,
messaging, dan juga chattingan yang berdiskusi mengenai minat khusus yang dapat
b. Blogs
Blogspot sendiri merupakan salah satu penyedia akun website gratis dimana
15
c. Jaringan sosial (social networks)
Jaringan sosial telah menjadi kekuatan yang penting baik dalam bisnis
konsumen dan juga pemasaran bisnis ke bisnis. Salah satunya dari facebook,
messenger, twitter dan juga black berry dan lain-lain. Jaringan yang bebeda tersebut
Beberapa paparan para ahli di atsas, dapat disimpulkan bahwa berbagai jenis
media sosial yang digunakan seperti blogs, bookmarking, wiki, jejaring sosial
(facebook, whatsApp, instagram, youtube, twitter) dan lain sebagainya yang dapat
tetapi, dari jenis media sosial yang sudah dijelaskan oleh para ahli di atas, jenis
media sosial yang sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari yaitu jenis media
Menurut Angela, dkk.,(2023:47) memuat peran dan fungsi dari media sosial.
1) Jangkauan global
Media tradisional dapat menjangkau secara global tetapi tentu saja dengan biaya
sangat mahal dan memakan waktu. Melalui media sosial, bisnis dapat
mengkomunikasikan informasi dalam sekejap, terlepas dari lokasi geografis. Media sosial
memungkinkan untuk menyesuaikan konten anda untuk setiap segmen pasar dan
16
2) Kesederhanaan
tinggi dan keterampilan marketing yang unggul. Sedangkan media sosial sangat mudah
digunakan, bahkan untuk orang tanpa dasar TI pun dapat mengaksesnya, yang dibutuhkan
Media sosial berisi segudang informasi, berita, ilmu, pengetahuan, dan kabar
terkini, malah informasi-informasi tersebut lebih cepat menyebar melalui media sosial
2) Mendapatkan hiburan
Perasaan sedih, stress, jenuh adalah perasaan yang bisa menimpa siapapun saja
tergantung kondisi. Salah satu upaya yang dilakukan seseorang jika ia merasa jenuh,
sedih, stress dan kesepian adalah menapatkan hiburan dengan berkunjung ke media
sosial.
3) Komunikasi online
Dengan memanfaatkan media sosial atau jejaring sosial, semua orang bisa
undangan.
Menurut Chandra (2021: 16), media sosial dalam perannya saat ini telah
membangun sebuah kekuatan besar dalam membentuk pola perilaku masyarakat yang
17
berdampak pada berbagai bidang kehidupan. Hal ini karena media sosial telah melakukan
b. Mentransformasi praktik komunikasi searah media siaran dari satu institusi media ke
banyak audience (one to many) ke dalam praktik komunikasi dialogis antara banyak
manusia dari pengguna isi pesan menjadi pembuat pesan itu sendiri
diri.
Berdasarkan penjelasan dari para ahli di atas terkait peran dan fungsi media sosial
dapat disimpulkan bahwa peran media sosial dalam kehidupan masyarakat sangat penting
dikarenakan kehadiran media sosial yang membawa perubahan yang sangat besar pada
Kehadiran media sosial ini memberi dampak bagi kehidupan masyarakat. Dampak
yang timbul dari penggunaan media sosial yaitu dampak positif dan dampak negatif.
Beberapa dampak positif yang dirasakan oleh pengguna media sosial menurut
termasuk artis idola yang menggunakan media sosial jenis jejaring sosial seperti
18
2) Memperbanyak dan membangun koneksi karena pergaulan di media sosial sangat luas.
Hal ini memberi dampak positif bagi yang ingin membuat relasi, pertemanan, dan
mengembangkan bisnisnya.
3) Efektif dari segi waktu karena berkirim pesan sekarang sangatlah cepat, tidak perlu lagi
berminggu-minggu menunggu surat. Jarak yang jauh pun dapat ditembus oleh kecepatan
pengirim pesan.
karena ia bisa dengan bebas menyuarakan dirinya tanpa harus secara langsung
ambil.
6) Lebih hemat biaya dibanding media yang lain, media sosial hanya membutuhkan jaringan
internet agar dapat diakses. Maka media sosial hanya perlu membayar biaya internet saja.
Adapun dampak positif media sosial menurut Ahmad (2019: 51-53) adalah sebagai
berikut:
1) Sebagai sarana untuk menjalin hubungan sesama manusia, baik hubungan silaturahim
antar kerabat, hubungan dengan sesama teman, atau hubungan relasi kerja.
19
3) Memudahkan menambah dan bertukar ide, gagasan, dan pengetahuan sehingga
Ada beberapa dampak negatif dari media sosial menurut Arlianti (2020: 80) adalah
sebagai berikut:
1) Seseorang yang terjebak terlalu dalam oleh media sosial berisiko mengabaikan orang-
orang di kehidupan sehari-hari dan sekitarnya. Menjauhkan yang sudah dekat dan
2) Interaksi secara langsung cenderung menurun karena berinteraksi melalui media sosial
begitu mudah maka dari itu banya orang yang merasa malas dan membuang-buang waktu
3) Dapat mengganggu kesehatan mental seseorang, karena isi media sosial terutama di
Indonesia sekarang terlalu bebas untuk berpendapat bahkan orang lain dapat menyakiti
4) Seringnya konflik yang muncul di dalam media sosial karena siapa saja bebas
mengeluarkan pendaoat, ide, gagasan, argument dan lain-lain. Kebebasan yang ada tidak
berakhir pada pertengkaran oleh sesama pengguna hingga perpecahan serta kebencian.
Menurut Ahmad (2019:51-53) dampak negatif yang timbul dari media jejaring
20
Dalam dunia jejaring sosial kita bebas menulis apa saja. Akan tetapi, para
pengguna akun jejaring sosial tanpa sadar menulis aibnya sendiri seperti curahan hati,
luapan perasaan, meratap atau semacam pengaduan yang memunculkan tanggapan yang
b. Berkurangnya interaksi
dihabiskan untuk sekedar update status, posting atau lainnya sehigga waktu beinteraksi
memiliki dampak bagi kehidupan manusia yang berupa dampak negatif dan dampak
positif. Dampak positif dari media sosial seperti memperoleh informasi dengan cepat,
dan lain sebagainya. Sedangkan dampak negatifnya seperti dapat menjauhkan yang sudah
dekat, mengganggu kesehatan mental, kurangnya interaksi, batasan ranah pribadi menjadi
1. Budaya
Menurut Sofyan (Latif, 2015: 315), budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa
sansekerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal),
diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia. Dalam bahasa
Inggris, kebudayaan disebut culture, yang berasal dari kata Latin colere, yaitu megolah atau
mengerjakan. Bisa diartikan juga sebagai mengolah tanah atau bertani. Budaya dalam
pengertian yang luas yaitu pancaran daripada budi dan daya. Budaya adalah cara hidup suatu
21
bangsa atau umat. Menurut Tylor (Stiadi 2012: 27-28), budaya adalah suatu keseluruhan
kompleks yang meliputi pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, keilmuan, hokum, adat
istiadat, dan kemampuan yang lain serta kebiasaan yang didapat oleh manusia sebagai
kebudayaan adalah keseluruhan gagasan dan karya manusia yang harus dibiasakan dengan
belajar serta dari hasil budi pekertinya. Oleh karena itu, segala peninggalan atau warisan
Dari beberapa definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa budaya adalah keseluruhan
sistem gagasan, ide, tindakan dan hasil karya manusia yang sifatnya tradisional dalam
kehidupan masyarakat yang dijadikan milik dari manusia itu sendiri dengan belajar. Budaya
a. Wujud kebudayaan
makhluk yang berbudaya, berupa perilaku dan benda-benda yang bersifat nyata, misalnya
pola-pola perilaku, bahasa, peralatan hidup, organisasi soial, religi, seni, dan lain-lain,
bermasyarakat.
gagasan, nilai-nilai, norma-norma, peraturan, dan sebagainya yang bersifat abstrak; tidak
dapat diraba atau disentuh. Wujud kebudayaan ini terletak dalam kepal-kepala atau di alam
22
pemikiran warga masyarakat. Jika masyarakat tersebut menyatakan gagasan mereka dalam
bentuk tulisan, maka lokasi kebudayaan ideal itu berada dalam karangan dan buku-buku
2) Aktivitas (Tindakan)
Aktifitas adalah wujud kebudayaan suatu tindakan berpola dari manusia dalam
masyarakat itu.wujud ini sering pula disebut dengan sistem sosial. Sistem sosial ini terdiri
dari aktivitas-aktifitas manusia yang saling berinteraksi, mengandalkan kontak, serta bergaul
dengan manusia lainya menurut pola-pola tertentu yang berdasarkan adat tata kelakuan.
Sifatnya konkret, terjadi dalam kehidupan sehari-hari, dan dapat diamati dan
didokumentasikan.
3) Artefak (Karya)
Artefak adalah wujud kebudayaan fisik yang berupahasil dari aktivitas, perbuatan,
dan karya semua manusia dalam masyarakat berupa benda-benda atau hal-hal yang dapat
membagi wujud kebudayaan menjadi tiga pula, yaitu (a) suatu kompleks ide, gagasan, nilai,
norma, dan sebagainya. (b) Suatu kompleks aktivitas atau tindakan berpola dari manusia
masyarakat tentu adanya wujud kebudayaan. Wujud kebudayaan yang dimaksud mulai dari
pola-pola perilaku, bahasa, peralatan hidup, organisasi sosial, religi, seni, dan lain
sebagainya. Tanpa adanya masyarakat maka tidak adanya wujud kebudayaan, sehingga dari
salah satu ruang lingkup yang menghiasi kehidupan masyarakat adalah wujud kebudayaan
itu sendiri.
23
b. Unsur-unsur kebudayaan
universal. Ketujuh unsur tersebut dikatakan universal karena dapat dijumpai dalam
bersifat universal di antaranya adalah: (1) Sistem peralatan dan perlengkapan hidup
(teknologi) (2) Sistem mata pencaharian hidup (3) Sistem Kemasyarakatan atau Organisasi
Sosial (4) Bahasa (5) Kesenian (6) Sistem Pssengetahuan (7) Sistem Religi.
c. Fungsi kebudayaan
fungi kebudayaan itu”. Ia menjelaskan lima fungsi kebudayaan antara lain: (a) Mengatur,
membimbing, dan menganyomi; (b) Merupakan warisan demi kesatuan konsepsi dan aksi;
(c) Sebagai mekanisme regulatif demi harmonisasi; (d) Sebagai penuntun sikap dan
pelaku, dan pendukung kebudayaan. Tidak ada kebudayaan tanpa manusia, dan tiada pula
manusia tanpa budaya. Jadi kebudayaan memiliki peran yang sangat penting dalam
kehidupan manusia.
2. Nilai Budaya
a. Pengertian nilai
Menurut Frondizi (Andayani, 2019: 31) menjelaskan bahwa nilai ialah kualitas
yang tidak nyata dan nilai bukan elemen dari sesuatu, tetapi nilai merupakan sesuatu yang
dimiliki atau kualitas objek tertentu yang disebut baik. Sedangkan menurut Elly Setiadi,
24
2006: 31), nilai adalah sesuatu yang baik yang selalu diinginkan, dicita-citakan dan dianggap
penting oleh seluruh manusia sebagai anggota masyarakat, karena itu sesuatu dikatakan
memiliki nilai apabila berguna dan berharga nilai kebenaran, nilai estetika, baik nilai moral,
Menurut Rusmin Tumangor, dkk (2010: 25) menjelaskan bahwa nilai adalah
sesuatu yang abstrak (tidak terlihat wujudnya) dan tidak dapat disentuh oleh pancaindra
manusia. Namun dapat diidentifikasi apabila manusia sebagai objek nilai tersebut melalui
tindakan atau perbuatan mengenai nilai-nilai tersebut. Bagi manusia nilai dijadikan sebagai
landasan, alasan, ataupun motivasi dalam segala tingkah laku dan perbuatannya. Dalam
bidang pelaksanaannya nilai-nilai dijabarkan dan diwujudkan dalam bentuk kaidah atau
norma sehingga merupakan suatu larangan, tidak diinginkan, celaan, dan lain sebagainya.
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa nilai merupakan segala sesuatu
yang baik, yang diinginkan atau yang dicita-citakan oleh seluruh manusia dan digunakan
untuk melihat kualitas objek tertentu dan merupakan sesuatu yang berguna, berharga yang
Menurut Williams (Liliweri, 2021: 18), nilai-nilai budaya merupakan ide abstrak
yang secara implisit atau eksplisit berbagi tentang apa yang baik atau benar, dan apa yang
diinginkan oleh masyarakat. Selain itu, pengertian nilai budaya menurut Nopitasari (2019:
17), yaitu nilai-nilai yang telah disepakati dan tertanam dalam suatu masyarakat, lingkup
merupakan suatu bentuk dari kehidupan dan memuat ketentuan-ketentuan mengenai tingkah
25
laku yang menyangkut penilaian baik buruk kehidupan manusia dalam suatu masyarakat
merupakan suatu bentuk nilai yang telah disepakati oleh lingkungan masyarakat mengenai
suatu kebiasaan, kepercayaan, simbol, serta tingkah laku, ide atau gagasan yang abstrak
tentang baik atau benar dan apa yang diingkan oleh masyarakat.
Fungsi nilai budaya menyangkut manfaat yang dirasakan oleh masyarakat atas
keberadaan nilai budaya. Menurut Supartono widyosiswoyo (Turistiati 2021: 25) ada
1. Fungsi nilai budaya sebagai standar yang menunjukkan tingkah laku dari berbagai cara,
yaitu:
c) Menilai dan menentukan kebenaran dan kesalahan atas diri sendiri dan orang lain.
2. Nilai budaya berfungsi sebagai rencana umum dalam menyelesaikan konflik dan
pengambilan keputusan.
3. Nilai budaya berfungsi motivasional yang kuat seperti halnya komponen kognitif, afektif,
dan behavioral.
4. Nilai budaya berfungsi penyesuaian, isi nilai tertentu diarahkan secara langsung kepada
cara bertingkah laku serta tujuan akhir yang berorientasi pada penyesuain.
26
5. Nilai budaya berfungsi sebagai ego defensive.
6. Nilai budaya berfungsi sebagai pengetahuan dan aktualisasi diri fungsi pengetahuan
persepsi dan keyakinan yang lebih baik untuk melengkapi kejelasan dan konsepsi.
Nilai budaya mempunyai kedudukan dan fungsi yang strategis dan vital bagi
kehidupan manusia. Menurut Saryono (Harahap 2021: 41) memaparkan kedudukan dan
fungsi nilai budaya menjadi lima jenis, yakni sebagai penggerak, pengendali, proyeksi dan
utopia, tolak ukur, serta sebagi rujukan ucapan, tindakan, perbuatan, dan perilaku manusia.
Dari paparan-paparan tentang fungsi nilai budaya di atas dapat disimpulkan bahwa
ada banyak sekali fungsi nilai budaya diantaranya fungsi sebagai pengetahuan yang
memberi motivasi yang kuat dalam komponen kognitif, afektif, dan behavioral, sebagai
penyesuian nilai tertentu yang diarahkan secara langsung pada tingkah laku serta sebagai
Menurut kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), tutur adalah ucapan; kata;
perkataan; sedangkan tuturan adalah ucapan; ujaran; cerita; dan sebagainya dan penuturan
adalah proses, perbuatan, cara menuturkan. Arti tutur kata adalah perkataan (yang
diucapkan). Arti lain dari tutur kata adalah kata yang diujarkan. Budaya bertutur kata dapat
dipengaruhi oleh lingkungan, kebiasaan penutur maupun dipengaruhi oleh media sosial.
Tutur kata seseorang dilihat dari kesantunannya dalam berbahasa. Dalam KBBI
santun berarti halus dan baik (budi bahasanya, tingkah lakunya); sopan; sabar; dan tenang.
27
Dari pengertian tersebut, bahasa yang santun adalah bahasa yang halus dan baik ketika
digunakan oleh seseorang tanpa menyinggung atau menyakiti perasaan lawan bicaranya
(mitra tuturnya). Kesantunan dalam konteks yang lebih luas, tidak merujuk kepada
kesantunan berbahasa semata-mata tetapi juga merujuk kepada aspek nonverbal seperti
Orang tua selalu menasehati anak-anaknya untuk bertutur yang santun kepada siapa
saja, apalagi dengan orang tua, orang yang lebih tua darinya ataupun orang tua serta kepada
menimbulkan efek yang tidak baik kepada mitra tuturnya apalagi kalau lawan tuturnya guru.
Bertutur seharusnya dapat menyesuaikan diri dimana kita bertutur, dengan siapa kita
bertutur, dan kapan harus kita bertutur. Hal ini dikarenakan bertutur dapat menumbuhkan
persahabatan, menyebar pengetahuan, saling pengertian, dan memelihara kasih saying. Akan
tetapi, bertutur juga dapat menyuburkan perpecahan, menambah kebencian serta dapat
menghambat pikiran.
D. Dampak Media Sosial Terhadap Nilai Budaya dalam Bertutur Kata Siswa
Sebagai makhluk sosial, manusia selalu berkomunikasi dan berinteraksi dengan orang
lain dimanapun dan kapanpun baik melalui media sosial maupun bertatap muka. Tentu saja
istiadat, serta latar belakang lawan komunikasinya, dan juga sebagai cerminan kepribadian
seseorang. Penggunaan bahasa yang sopan, santun, sistematis, teratur, jelas dan lugas
28
Tingkah laku dalam bertutur haruslah disertai norma-norma yang berlaku dalam
budaya itu. Beberapa pakar menyebutkan norma-norma budaya tersebut sebagai etika
berbahasa atau tata cara bertutur. Sedangkan etika berbahasa ini erat kaitannya dengan
norma-norma sosial dan sistem budaya yang berlaku di dalam masyarakat ataupun
pendidikan. Pemakaian budaya bertutur yang santun perlu diterapkan di kalangan generasi
muda termasuk pelajar. Anak perlu dididik dalam bertutur kata sejak dini, sebab mereka
Upaya untuk menciptakan lingkungan yang bertutur kata sopan merupakan hal yang
sangat penting karena pada saat ini masyarakat cenderung bergerak kearah yang lebih maju
dan modern. Tidak dapat dipungkiri, setiap perubahan yang dilakukan oleh suatu masyarakat
akan melahirkan konsekuensi-konsekuensi tertentu yang berkaitan dengan masalah nilai dan
moral. Misalnya kemajuan di bidang teknologi khususnya media sosial yang mengakibatkan
pergeseran budaya disebabkan budaya Barat leluasa menggerus tradisi timur yang penuh
keterbatasan norma. Demikian pula dampaknya akan dirasakan pada nilai-nilai budaya dalam
diantaranya: (1) maksim kebijakan dengan cara memprioritaskan kearifan berbahasa, (2)
maksim kemurahan yang mengutamakan kesalutan/rasa hormat pada orang lain dan rasa
hormat diri sendiri, dan (3) maksim kerendahan hati yang mengutamakan pujian pada orang
lain dan rasa rendah hati pada diri sendiri. Ketiga prinsip ini pada dasarnya merupakan
penuntun dan pengatur cara berkomunikasi siswa dalam kehidupan sehari-hari di lingkungan
29
Selain keluarga dan lingkungan masyarakat, pendidikan berbahasa di sekolah pada
era digital ini merupakan salah satu cara untuk memperbaiki dan menyelamatkan bahasa
siswa dari pengaruh negatif penggunaan media sosial yang berbasis internet (interconnection
networking) (Fakhrunnisa, Astuti, & Susilo, (n.d.). Namun, hal itu tidak akan terwujud tanpa
adanya realisasi konkret dari sekolah berupa strategi pengajaran yang mumpuni dan relevan
E. Kerangka Berpikir
seb
Media Sosial
30
F. Penelitian yang Relevan
1. Penelitian yang dilakukan oleh Muhammad Fajar dan Hadi Machmud pada tahun
2020 dengan judul penggunaan media sosial di kalangan siswa sekolah dasar. Hasil
kegiatan belajar dengan memberi pengalaman baru bagi siswa, guru dan orang tua
melalui grup yang telah dibuat dalam media sosial. Dampak lainnya timbul dari hal
negatif yaitu ketagihan mengakses media sosial sehingga waktu untuk belajar kurang
dan membuat pemakain uang jajan semakin boros.Perbedaan dari penelitian tersebut
adalah penelitian Muhammad Fajar dan Hadi Machmud melihat dampak penggunaan
media sosial di kalangan SD secara keseluruhan baik dampak negatif maupun positif
sedangkan penelitian dalam tulisan ini melihat dampak media sosial khususnya dalam
2. Penelitian yang dilakukan oleh Munasiatul Ifadah pada tahun 2020 dengan judul
pengaruh pengguna media sosial youtube terhadap perilaku positif siswa kelas 5 di
MI Nurul Iman Kebonsari Madiun Tahun ajar 2019/2020. Hasil penelitian ini
menunjukan bahwa ada pengaruh yang signifikan antara media sosial youtube
terhadap perilaku positif siswa kelas 5 di MI Nurul Iman Kebonsari Madiun Tahun
ajar 2019/2020, besar pengaruhnya 42,3%. Penelitian ini berbeda dengan penelitian
yang dilakukan peneliti nantinya. Perbedaan itu terletak pada jenis penelitian yang
31
3. Penelitian yang dilakukan oleh Nasri Uba pada tahun 2018 dengan judul dampak
media sosial terhadap minat baca siswa SMA Negeri 1 Ile Ape di Kabupaten
Lembata. Berdasarkan hasil penelitiannya minat baca siswa SMA Negeri 1 Ile Ape
sangat rendah dikarenakan adanya media sosial yang merajalela seperti facebook,
WA, line, instagram, dan aplikasi lainnya yang sering digunakan, bahkan hamper
sehari-hari mereka tidak lepas dari smartphone membuat kegiatan membaca siswa
sangat memperhatinkan karena kesibukan bermain gejet atau media sosial. Perbedaan
dari penelitian tersebut adalah penelitian Nasri Uba dilakukan pada siswa SMA
sosial dapat mempengaruhi perilaku atau pun aktivitas pelajar baik dari kalangan SD
maupun sampai pada kalangan pelajar SMA. Dampak dari media sosial bagi kalangan
pelajar berupa dampak positif dan dampak negatif. Dampak positifnya adalah
memudahkan kegiatan belajar dengan memberi pengalaman baru bagi siswa, guru serta
orang tua siswa melalui grup yang telah dibuat dalam media sosial. Selain itu, dampak
negatif yang timbul dari media sosial yaitu minat baca siswa yang sangat rendah,
ketagihan mengakses media sosial sehingga waktu untuk belajar kurang, dan juga
32
BAB III
METODE PENELITIAN
penelitian kualitatif (Qualitative research) adalah suatu penelitian yang ditujukan untuk
presepsi, pemikiran orang secara individual maupun kelompok. Selain itu, Bogdan dan Tylor
(dalam Margono, 2014: 36) mendefinisikan penelitian kualitatif sebagai prosedur penelitian
yang menghasilkan satu deskriptif berupa kata tulisan atau lisan dari orang-orang dan
Berdasarkan definisi di atas, dalam penelitian ini dideskripsikan apa saja dampak
yang disebabkan oleh media sosial terhadap nilai budaya bertutur kata siswa di SDK Ruteng
VI dan bagaimana upaya untuk mengatasi dampak media sosial terhadap nilai budaya dalam
1. Tempat Penelitian
Manggarai. Alasan memilih SDK Ruteng VI karena sekolah tersebut merupakan salah satu
sekolah yang berada di kota dengan fasilitas yang memadai terkait dengan media sosial.
2. Waktu Penelitian
33
C. Subjek Penelitian
Subjek dari penelitian ini adalah kepala sekolah, 3 orang guru kelas tinggi yaitu satu
guru kelas IV, satu guru kelas V dan satu guru kelas VI dan siswa kelas tinggi SDK Ruteng
VI. Namun, dari seluruh siswa kelas tinggi di SDK Ruteng VI hanya siswa yang memiliki
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitin ini adalah teknik
1. Teknik Wawancara
Teknik wawancara merupakan salah satu metode pengumpulan data dengan jalan
komunikasi, yakni melalui kontak atau hubungan pribadi antara pengumpulan data
secara langsung dengan responden untuk menanyakan secara lisan hal-hal yang diinginkan
dan jawaban responden di catat oleh pewawancara. Wawancara dalam penelitian ini adalah
wawancara yang tidak terstruktur yaitu wawancara yang bebas dimana peneliti tidak
menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap untuk
terstruktur, yaitu pertanyaan yang bersifat terbuka, kepada guru-guru secara bebas menjawab
pertanyaan tersebut (Arifin, 2014: 157). Dalam melakukan wawancara, peneliti selaku
yang akan diajukan pada responden selaku narasumber. Kegiatan wawancara yang dilakukan
34
peliti dengan sumber wawancaranya adalah kepala sekolah, tiga guru kelas tinggi serta siswa
2. Teknik Dokumentasi
Hasil penelitian dari proses kegiatan wawancara akan lebih akurat apabila didukung
oleh dokumen-dokumen yang mendukung terhadap masalah yang sedang diteliti. Oleh sebab
perolehan data yan diperlukan. Guba dan Lincon (Maleong, 2009: 217), mengungkapkan alas
2. Berguna sebagai barang bukti untuk pengujian sesuai dengan penelitian kualitatif
karena sifatnya yang alamiah, sesuai dengan konteks, lahir dan berada dalam konteks.
4. Hasil pengkajian isi akan membuka kesempatan untuk lebih memperluas tunuh
Dokumentasi atau arsip yang akan diambil dalam penelitian ini antara lain, ketika
peneliti mewawancarai guru-guru, foto dan arsip atau data dari notulen rapat mengenai
“Dampak Media Sosial Terhadap Nilai Budaya dalam Bertutur Kata Siswa SDK Ruteng VI”.
3. Teknik Observasi
Teknik observasi merupakan salah satu teknik dalam pengumpulan data dengan cara
mencatat segala aktivitas, peristiwa ataupun fenomena terkait dampak dari media sosial
terhadap nilai budaya dalam bertutur kata siswa SDK Ruteng VI. Dengan teknik observasi,
teknik pengumpulan data dengan jalan mengadakan pengamatan terhadap kegiatan yang
35
sedang berlangsung. Berdasarkan paparan di atas, peneliti melakukan observasi untuk
mendapakan gambaran tentang situasi lingkungan yang akan diteliti yaitu SDK RutengVI.
E. Instrumen Penelitian
Dalam penelitian kualitatif yang menjadi instrumen atau alat penelitian adalah
penulis itu sendiri. Sugiyono (2015: 305), menjelaskan bahwa penelitian kualitatif sebagai
sumber data, melakukan pengumpulan data, menilai kualitas data, menafsirkan data, dan
Selain itu, untuk membantu peneliti sebagai human instrument tersebut, maka
dibutuhkan alat (instrumen) lain yang nantinya memudahkan peneliti dalam melakukan
penelitian. Dalam penelitian ini alat atau instrumen tersebut berupa buku tulis dan pulpen
yang digunakan peneliti untuk mencatat informasi yang disampaikan informan, serta kamera
Analisis data adalah proses memberikan interprestasikan dan arti bagi data yang telah
dikumpulkan dengan cara diurutkan sesuai pola, kategori, dan satuan uraian sehingga dapat
penelitian. Dalam menganalisis data digunakan atau data yang diwujudkan dengan uraian
yang berbentuk kalimat yang akhirnya ditarik kesimpulan untuk mewujudkan fakta di
lapangan.
sebagai berikut:
36
Data
Colletion
Data
Display
Data
Reduction
Conclusions:
Drawing/Verifying
instrument kunci. Peneliti mencatat senua data secara obyektif dan apa adanya sesuai
pentransformasikan data mentah dalam catatat-catatan lapangan tertulis. Data yang sudah
didapatkan kemudian direduksi dengan cara mengelompokan atau memilih dan meramu data
yang sesuai dengan penelitian, sesudah data itu terangkum kemudian disusun supaya lebih
teratur. Ini artinya data yang diperoleh diketik atau ditulis secara rapi, terinci, dan sistematis.
Untuk itu laporan-laporan itu perlu direduksi, yaitu dengan memilih hal-hal pokok yang
37
sesuai dengan fokus penelitian yakni dampak media sosisl terhadap nilai budaya dalam
Peyajian data adalah deskripsi penemuan dari apa yang diperoleh di lapangan.
Penyajian data ini dibatasi sebagai sekumpulan informasi yang memberi kemungkinan
adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan suatu tindakan. Penyajian data yang
dimaksud di atas adalah seperti matriks, chart atau grafik dan sebagainya. Dalam penelitian
ini, data yang diperoleh dari SDK Ruteng VI akan disaji menurut unsur-unsur yang dikaji.
Adapun tujuannya agar peneliti dapat menguasai data dan tidak terbenam dengan banyaknya
data.
tentang kebenaran laporan) dengan mencari makna setiap gejala yang diperolehnya dari
lapangan. Menurut Miles dan Huberman (Sugiyono, 2015: 343), penarikan kesimpulan dan
masih bersifat sementara, dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang
mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya. Tetapi apabila kesimpulan yang
dikemukakan pada tahap awal, didukung oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten pada saat
yang dirumuskan sejak awal, tetapi mungkin juga tidak, karena masalah dan rumusan
masalah dalam peneliti kualitatif masih bersifat sementara dan akan berkembang setelah
38
penelitian berada di lapangan. Kesimpulan dalam penelitian yang diharapkan adalah
merupakan temuan baru yang sebelumnya belum pernah ada. Temuan dapat berupa
deskripsi atau gambaran suatu objek yang sebelumnya masih belum jelas, sehingga stelah
Menguji keabsahan atau kreadibilitas data adalah hal yang penting untuk dilakukan
dalam penelitian kualitatif agar data atau informasi yang diperoleh benar-benar valid dan
kredibel serta menjawabi pertanyaan dalam penelitian yang dilakukan. Terdapat banyak cara
yang bisa dilakukan untuk menguji keabsahan data penelitian kualitatif. Dalam penelitian ini
teknik yang ambil untuk menguji keabsahan atau kredibilitas data adalah teknik triangulasi.
data memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data itu, untuk keperluan pengecekan atau
perbandingan terhadap suatu data. Dalam penelitian kualitatif, triangulasi menjadi sesuatu
yang sangat penting untuk membantu pengamatan menjadi lebih jelas dan lebih terang
sehingga informasi yang diperlukan menjadi lebih jernih. Teknik triangulasi merupakan
modus pelacakan dan pengecekan kepada pihak ketiga atau sumber data ketiga guna
meningkatkan peluang-peluang riset itu menjadi lebih kredibel (Ali dan Asrori, 2004: 137).
Teknik triangulasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah triangulasi sumber dan
triangulasi teknik.
1. Triangulasi sumber
Menurut Ali dan Asrori (2009: 138), triangulasi dengan modus penggunaan sumber
data yang berbeda dan lebih dari satu mengandung makna bahwa suatu informasi yang
diperoleh dari suatu sumber data dicek silang pada sumber data lain. Tujuannya adalah
39
untuk memperoleh dari sumber data sebelumnya atau bahkan memperkaya informasi yang
diperoleh dari sumber data pertama. Selanjutnya sugiyono (2015: 368), mengatakan bahwa
triangulasi sumber bertujuan untuk menguji kredibilitas data dengan cara mengecek data
yang telah diperoleh melalui beberapa sumber. Dalam penelitian ini, yang menjadi sumber
data atau sumber informasi adalah kepala sekolah, tiga guru kelas tinggi dan siswa kelas
tinggi di SDK Ruteng VI yang memiliki akun media sosial. Data dari sumber tersebut
dipadukan dan dikategorisasikan mana pandangan yang sama, pandangan yang berbeda, dan
2. Triangulasi Teknik
Triangulasi ini menguji kredibilitas dengan cara mengecek data kepada sumber
yang sama dengan teknik yang berbeda (Sugiyono, 2016: 274), maka peneliti akan
memastikan data mana yang dianggap benar sebab dilihat dari sudut pandang yang berbeda.
Misalnya data yang diperoleh melalui wawancara, kemudian akan dicek dengan teknik
observasi ataupun dokumentasi, teknik ini akan memastikan mendapatkan data yang
dianggap benar.
40
DAFTAR PUSTAKA
Angela, dkk. 2023. Urgensi Kkmunikasi Dalam Ilmu Sosial. CV Sinar Jaya Berseri
Dagur, Antony Bagul. 2008. Budayah Daerah Dalam Konteks Komunikasi. Rutang: Nusa Indah.
Herimanto, Winarno. 2012. Ilmu Sosial dan Budaya Dasar. Jakarta: Bumi Aksara.
Henderi, Yusuf, M., & Graha, Y. 2007. Pengertian Media Sosial. Jakarta: Kencana.
Kotler, Philip, Keller. 2012. Marketing Management, 14th Edition. United States of America:
Pearson.
Pemasaran Modern Pada Batik Burneh” dalam Jurnal Kompetensi, Vol 11, No 2.
Latif Mukthar. 2015. Orientasi ke Arah Pemahaman Filsafat Ilmu. Jakarta: Kancana.
Mulawarman, & Nurfitri, A. D. (2017). Perilaku Pengguna Media Sosial beserta Implikasinya
Ditinjau dari Perspektif Psikologi Sosial Terapan. Buletin Psikologi, Vol. 25 (1), 36 – 44.
Nasrullah, R., 2015. Media Sosial: Perspektif Komunikasi, Budaya dan Sositeknologi. Bandung:
Simbiosa Rekatama.
41
Nuning Indah Pratiwi. 2017. Pengguna Media Video Call Dalam Teknologi Komunikasi. Jurnal
Puntoadi, Danis. 2011. Menciptakan Penjualan Melalui Media Sosial. Jakarta: PT Elex
Komputindo
Puntoadi, Danis. 2011. Meningkatkan Penjualan Melalui Media Sosial. Jakarta: PT. Gramedia:
Pustaka Utama.
Ratnamulyani, I. A., & Maksudi, B. I. 2018. Peran Media Sosial dalam Peningkatan Partisipasi
Pemilih Pemula Dikalangan Pelajar di Kabupaten Bogor. Jurnal Ilmu-Ilmu Sosial Dan
Tosepu, Yusrin Ahmad. 2018. Media Baru Dalam komunikasi Politik (Komunikasi Politik di
Sugiyono. 2015. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.
bandung: Alfabeta.
42