Matematika dan filsafat memiliki hubungan yang cukup erat dibandingkan dengan ilmu lainnya. Alasannya, filsafat merupakan pangkal untuk mempelajari ilmu dan matematika adalah ibu dari segala ilmu. Ada juga yang beranggapan bahwa filsafat...
moreMatematika dan filsafat memiliki hubungan yang cukup erat dibandingkan dengan ilmu lainnya. Alasannya, filsafat merupakan pangkal untuk mempelajari ilmu dan matematika adalah ibu dari segala ilmu. Ada juga yang beranggapan bahwa filsafat dan matematika adalah ibu dari segala ilmu yang ada. Ada juga yang mengatakan bahwa matematika merupakan ratunya ilmu pengetahuan.
Dari berbagai literatur yang Penulis baca, mutu pendidikan Indonesia, terutama dalam mata pelajaran matematika masih rendah. Banyak data yang mendukung opini ini, diantaranya adalah data UNNESCO, menunjukkan bahwa peringkat matematika Indonesia berada di deretan 34 dari 38 negara. Hasil penelitian tim Program of International Student Assesment (PISA) menunjukkan bahwa menempati peringkat ke-9 dari 41 negara pada kategori literatur matematika. sementara itu, menurut penelitian Trends in International Mathematics and Science Study (TIMSS) yang dipublikasikan pada tanggal 26 Desember 2006, jumlah jam pelajaran matematika di Indonesia jauh lebih banyak dibandingkan Malaysia dan Singapura. Dalam satu tahun, siswa kelas 8 di Indonesia rata-rata mendapat 169 jam pelajaran matematika, sementara di Malaysia, hanya mendapat 120 jam dan Singapura 112 jam. Dalam kenyataannya, prestasi matematika Indonesia berada jauh dibawa kedua negara tersebut. Prestasi matematika siswa Indonesia hanya menembus skor rata-rata 411. Sementara itu, Malaysia mencapai 508 dan Singapura 605 (400 = Rendah, 475 = Menengah, 550 = Tinggi, dan 625 = Tingkat Lanjut). Artinya waktu yang dihabiskan siswa Indonesia di sekolah tidak sebanding dengan prestasi yang didapatkan.
Selanjutnya pada konteks masyarakat umum sampai pada tingkatan perguruan tinggi, baik Perguruan Tinggi Negeri maupun Swasta menunjukkan bahwa minat masyarakat Indonesia terhadap filsafat matematika masih tergolong rendah. Fakta ini ditunjukkan dengan sedikitnya buku referensi yang mengkaji tentang matematika dan filsafat matematika. Kenyataan lain juga adalah masih sedikit program studi matematika dan pendidikan matematika di Indonesia yang memasukkan kajian Filsafat Matematika dalam kurikulumnya. Oleh sebab itu, penulis mencoba mengisi kekurangan buku referensi tersebut dengan menulis buku yang berjudul “ Filsafat Matematika”. Ide tentang penulisan buku ini berawal dari seorang professor yang mengajari mata kuliah Filsafat Matematika sewaktu penulis menempuh studi S2 di Pascasarjana Universitas Negeri Semarang (UNNES).
Penulis memulai menyusun buku ini sejak awal kuliah S2, tahun 2015, ditengah perjalanan sempat tersendak karena kendala kurangnya referensi. Diskusi dan kajian tentang filsafat sering dilakukan, sejak Penulis mengikuti Basic Training (LK 1) Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Makassar tahun 2009. Sejak itu Penulis merasa tertarik untuk mempelajari Filsafat. Narasi awal dalam penyusunan buku ini diambil dari catatan kecil penulis pada saat mengikuti kajian dan diskusi bersama senior-senior dan teman-teman sewaktu Penulis menempuh kuliah S1 di kampus YPUP Makassar.
Buku ini terdiri dari 11 bab. Bab I berjudul Filsafat dan Matematika, menjelaskan tentang hakikat dan karakteristik matematika, serta manfaat belajar filsafat matematika. Bab 2 membahas ontologi Filsafat Matematika. Dalam bab ini akan ditunjukan asumsi-asumsi dalam matematika, batas-batas penjelajahan ilmu matematika dan ungensinya filsafat bagi matematika. Bab 3 membahas epistemologi filsafat matematika. sejarah perkembangan filsafat matematika akan diuraikan dalam bab ini, termasuk bagaimana kerangkan berpikir ilmiah serta disajikan materi tentang matematika dalam perspektik kebudayaan. Bab 4 judulnya adalah terminologi filsafat matematika. sebuah bab yang membahas khusus fungsi dan hubungan matematika dari berbagai aspek seperti matematika sebagai bahasa, matematika sebagai alat, matematika kekuatan, matematika sebagai seni, dan dalam bahkan dalam bab ini juga ditemukan sikap pancasilais yaitu dengan memasukan materi matematika sebagai pemersatu bangsa dan negara. Bab 5 mengupas aliran-aliran dalam filsafat matematika mulai dari aliran idialisme sampai pada aliran kontruktivisme. Bab 6 menelusuri hakikat dan hubungan antara manusia dan peradaban serta mencoba menunjukkan perbedaan matematika murni dan pendidikan matematika. Bab 7 adalah bab yang mengkaji tentang filsafat matematika dari aspek aksiologi. Aksiologi artinya Value, pemanfaatan, atau tindakan. Filsafat matematika dari aspek aksiologi akan bernilai apabila berguna bagi pengembangan pemikiran matematika. Bab 8 menyajikan pengertian logika, sejarah logika, peran dan fungsi logika, manfaat belajar logika dan silogisme. Logika dikaji khusus karena antara logika, matematika, dan filsafat adalah tiga hal yang memiliki hubungan satu sama lain. Bab 9 memperkenalkan kebenaran konsep-konsep matematika, menunjukkan kekeliruan berpikir sebagian orang yang menganggap bahwa matematika adalah ilmu pasti, serta mencoba membuktikan keberadaan Tuhan melalui filsafat matematika oleh beberapa Ahli filsafat matematika. Bab 10 menguraikan sumbangsih pemikiran atau karya dari beberapa filosof matematika. Bab 11 merupakan bab yang berisi humor dan puisi filsafat matematika. Humor dan puisi tidak seluruhnya gagasan orisinil dari penulis, ada yang diambil dari pengalaman pribadi penulis, ada cerita yang dialami teman, ada yang merupakan modifikasi dari bebrbagai sumber dan juga merupakan kutipan langsung.
Matematika itu ibarat magnet yang dapat menarik besi, tembaga, emas, perak, dan keramik. Maka pecinta matematika adalah magnetnya. Matematika itu merupakan kekuatan cinta bukan nafsu. Cinta karena akal sehat bukan karena nafsu kedunguan.
Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada kedua orang tua ku (Bapak Adohar dan Ibu Anuriya), kakak dan adek ku (Yudiman Adohar, Ediman Adohar, Hendra Adohar, Ferdian Adohar, Nurbaeti Adohar, dan adik bungsu ku Hendriani Adohar), dan Istriku tercinta (Maryam Ulfa Abdullah) yang telah banyak memberikan do’a, motivasi, dan dukungan dalam penulisan buku ini sampai selesai. Penulis sampaikan terima kasih banyak kepada komunitas Sunyi Senyap (SS) yang banyak memberikan pembelajaran dan motivasi kepada Penulis selama menulis buku ini (Kakanda Haeruddin, kakanda Muh. Dahri, Ayunda Ayu, kakanda Ibrahim, dan lain lain yang tidak bisa disebutkan satu persatu). Tidak lupa penulis sampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada kakanda Dr. Sabri AR yang berkenan meluangkan waktunya menjadi pengantar dalam tulisan sederhana ini. Terima kasih pula Penulis sampaikan kepada Direktur LPP-Mitra Edukasi sebagai penerbit buku ini, dan kepada Bapak (i), Saudara (i) yang ikut membantu Penulis dalam menyusun buku ini sampai selesai yang tidak bisa Penulis sebutkan satu persatu.
Dalam penulisan buku ini, Penulis menyadari bahwa buku ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh sebab itu, Penulis mengharapkan kritikan dan saran yang sifatnya membangun. Kritik dan saran akan penulis terima dengan tangan dan pemikiran terbuka. Penulis berharap, semoga buku yang ada di tangan pembaca yang budiman ini mempunyai manfaat bagi pembacanya, dan bernilai ibadah disisi Tuhan Yang Maha Esa, Aamiin Ya Rabbal alamin.