Teologi

This essay was published in The Bible and Early Trinitarian Theology, edited by Christopher A. Beeley and Mark E. Weedman, for the CUAP Studies in Early Christianity (Washington DC: Catholic University of America Press, 2018); this is the uncorrected proofs. Exploring the humanity and divinity of Jesus, the Son's relation to the Father, and the agency of the Holy Spirit, it is one of five essays suggesting Johannine contributions to trinitarian discussions in the early church.

Der sker en drejning i den negative teologi, som kan siges at have medvirket til nihilismens og negativismens opkomst i det moderne. Negativismens ophav er til dels teologisk, men det er af samme grund – kan vi måske sige – dens vaccine også.

Civilization and social structure have dramatically changed in these last several decades. Exponential development of globalization and the growth of technology of communication have transformed values, views and cultures of human civilization nowadays. These are the symptoms of world web wide era; where the local issues can be global discussion in minutes. In one hand, the Church of God should be sensitive to the age changes, does some adaptations and changes to be relevant. In the other hand, the Church of God should not be conformed to this world. Church of the Nazarene as one of the Christian Church denominations in the world is demanded to take the stance to deal with the changes that are happened today especially in LGBT (Lesbian, Gay, Bisexual and Transgender) issue. Pendahuluan Diskusi tentang pernikahan sejenis adalah topik yang banyak diperbincangkan belakangan ini menyusul adanya perubahan sikap dan peraturan di Amerika Serikat. Pada tanggal 26 Juni 2015, Mahkamah Agung Amerika telah melegalkan pernikahan sejenis di 50 negara bagian di Amerika Serikat. 2 Sebelum keputusan ini, pernikahan sesama jenis hanya legal di 36 negara bagian. Kemudian, melalui keputusan 5-4, Mahkamah mencabut larangan pernikahan sesama jenis yang diterapkan oleh 14 negara bagian. Perubahan ini tidak bisa diabaikan atau dipandang sebelah mata. Era komunikasi digital telah membawa gelombang perubahan ini keberbagai penjuru dunia. Dalam konteks seperti ini, Gereja Kristen Nazarene (GKN) dituntut untuk menyatakan sikap terhadap isu yang sedang berkembang. GKN yang didirikan pada bulan Oktober 1895 oleh Phineas F. Bresee sekarang ini telah berusia lebih dari 1 abad telah mengalami berbagai macam perubahan dan penyesuaian sebagai bentuk " penyesuaian " terhadap perubahan zaman. Namun, bagaimanakah sikap GKN terhadap perubahan cara pandang dan tata nilai terhadap LGBT (Lesbian Gay, Bisexual Transgender) dan pernikahan sejenis? 1 Bakhoh Jatmiko adalah pengajar di Sekolah Tinggi Theologia Nazarene Indonesia. Penulis saat ini adalah Wakil Ketua III, Bidang Kemahasiswaan di STTNI Yogyakarta. Penulis menyelesaikan program Sarjana Theologia (S.Th) di Sekolah Tinnggi Theologia Injili Indonesia Yogyakarta, dan Magister Teologi (M.Th) di Sekolah Tinggi Theologia Nazarene Indonesia. 2 Lampiran dokumen proses dan keputusan persidangan di Mahkamah Agung Amerika Serikat dan bisa di unduh di http://www.supremecourt.gov/opinions/14pdf/14-556_3204.pdf.

Indonesia merupakan negara terbesar di Asia Tenggara dan sangat Pluralistik. Di negeri yang dikenal dengan nama Nusantara ini; terdapat salah satu ciri yang sangat menonjol yakni keanekaragaman suku, ras dan agama.1 Tiga faktor yang seyogyanya dipandang sebagai kekayaan negara, dan bukan dimanfaatkan oleh pihak-pihak tidak bertanggung jawab sebagai pemicu pemecah belah bangsa. Sikap menghargai terhadap suku, ras dan agama yang menjadi kunci dalam menjaga Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah kewajiban bagi setiap warga negara.
Indonesia merupakan negara dengan keanekaragaman serta berbagai agama yang dianut oleh bangsanya. Namun hal tersebut tidak dipandangn sebagai kelemahan yang dapat memicu suatu keretakan bangsa, melainkan dimaknai sebagai kekayaan yang dapat memotivasi di dalam menjalin kesatuan dan persatuan bangsa. Pemaknaan ini sejalan dengan semboyan Bhineka Tunggal Ika yang bersumber dari Kakawin Sutasoma karya Mpu Tantular dan tertera pada lambang negara Indonesia, yakni Garuda Pancasila. Semboyan yang mewajibkan agar seluruh bangsa bangsa Indonesia tetap bersatu di balik keanekaragaman budaya, suku, ras dan agama yang ada.

Apakah Alkitab Perjanjian Lama membahas secara signifikan tentang Tema Misi? Ada yang beranggapan bahwa  pembahasan Alkitab tentang tema Misi di Perjanjian Lama tidak signifikan; tetapi hasil penyelidikan dengan seksama tentang Misi di dalam Alkitab Perjanjian Lama menunjukkan bahwa ada banyak ayat-ayat di Perjanjian Lama yang menekankan tentang Misi. Bahkan dibandingkan dengan Perjanjian Baru, jangkauan misi di Perjanjian Lama sama dengan jangkauan misi yang ada di Perjanjian Baru, yaitu dunia. Akibat jatuhnya Adam-manusia pertama-ke dalam dosa, telah membuat semua orang menjadi orang berdosa. Karena itu, semua orang berdosa memerlukan seorang Juruselamat untuk menebus dosa. Kejadian 3 ayat 15 menjadi tema sentral dari Alkitab baik di Perjanjian Lama maupun di Perjanjian Baru. Itu sebabnya tema Misi di Perjanjian Lama  menjadi sangat penting.
Kata kunci: signifikan, misi, Perjanjian Lama

What matters to Paul is not the outward appearance, but one's authority in the Lord, including a woman's. While yet recognizing differences between men and women associated with the present age as conceived by Paul, in the Lord and particularly in a prophetic capacity they are the same. Paul is teaching that men are to have their hair cut short and not wear a head covering during church meetings. Women are to have long hair as an ordinary covering, but are to put on an additional covering during public worship. The man’s head is to be uncovered because, being made first, he is the glory of God. The woman is to have long hair (not shorn close) as a sign of her submission to man. Because her hair is her glory and because she is man’s glory, during the Christian assembly, she is to wear an additional covering over her hair. In this way, man’s glory the woman is covered, and God’s glory the man is uncovered. The head of the woman is the man, the head of the man is Christ, and the head of Christ is God.
Key words : Tudung, Cultural, outhority

John's Logos-hymn reflect a response to the Johannine narrative, functioning with other Christological hymns to pose a Jewish challenge to Empire and its divine-Caesar cult. It is added to the final edition of John as an experientially engaging introduction. Published in Creation Stories in Dialogue: The Bible, Science, and Folk Traditions (Radboud Prestige Lecture Series by Alan Culpepper), eds. R. Alan Culpepper and Jan van der Watt, BINS 139 (Leiden: E.J. Brill 2016)--uncorrected proofs.

Abul al-Hasan Ali bin Ismail al-Asy'ari lahir tahun 260 H/873 M dan wafat pada tahun 324 H/935 M Beliau  lahir di Basra, tetapi sebagian besar hidupnya di Baghdad. Abū al-Ĥasan al-Asy`arī (w. 324/935) adalah seorang pemikir Islam yang sukses dan mempunyai pengaruh besar bagi dunia Islam. Kesuksesan dan kebesarannya ini ditunjukkan oleh strategisnya upaya yang dilakukan hingga memberikan dampak yang signifikan berupa jumlah pengikut yang banyak hingga sekarang.

This essay is slated to appear in the festschrift for Alan Culpepper in Brill's Biblical Interpretation Series (2018), Anatomies of the Gospels and Beyond, edited by Mikeal Parsons, Elizabeth Stuthers Malbon, and myself. This essay applies Cognitive-Critical Biblical Analysis to the human development of material behind the texts of Paul's writings as a complement to those who have worked on the material in front of biblical texts, as Alan Culpepper has done with Gospel traditions.

Abstaksi. Fenomena penyimpangan seksual dalam masyarakt global kini semakin nampak secara eksplisit dalam beragam corak, kegiatan, maupun komunitas. Hal-hal yang dahulu dipandang taboo, seiring perkembangan dan penemuan-penemuan sains modern, perlahan kemudian mulai diterima dalam masyarakat. Namun konfirmasi-konfirmasi sains modern yang menjadi dasar pijakan kaum LGBT saat ini bukan tanpa hambatan. Suara perlawanan yang lantang digemakan paling umum datang dari kalangan agamawan. Selain itu konsekuensi etis serta dampak moral yang mengancam menjadi peringatan serius bagi legalitas LGBT. Tulisan singkat ini secara umum menyajikan ragam sudut pandang dari segi Sains, Etika, dan Teologi Kristen, serta mencoba memberikan solusi praktis bagi kaum LGBT dari sudut pandang teologi Kristen.

The present article is focused on liturgical formation in the light of the fifty-five years since the promulgation of the Constitution on the Sacred Liturgy "Sacrosanctum Concilium". It starts by placing this problem in the context of the Second Vatican Council itself, to better understand the idea and the desire of the council fathers. Afterwards, it is examined how their expectations have been implemented in some of the translations in the current languages – Italian, Spanish, Catalan, Portuguese, French, English, German, Polish and Chinese – knowing that this factor conditions the application of the fathers’ original intentions. We do not focus on the critics of some praxis, but we pay attention to the constraints to which the liturgy itself is subjected, so that the idea of formation becomes clearer and more evident.

Pantheism is an understanding that teaches that the universe and God are the same. Where the universe is God and God is the universe. This understanding began to develop in the middle ages, namely the 17 th century. This understanding is rooted in the teachings of a medieval philosopher, Baruch De Spinoza. Baruch De Spinoza is a Spanish-born Jewish philosopher who was born and raised in the Netherlands. Spinoza's famous thought is the sole substance of God or nature. According to Spinoza, God and the universe are one. God is the universe and the universe is God. Obviously that thought is contrary to the teachings of the Bible. The Bible teaches that God and universe are different. God is not the universe and the universe is not God. God is the creator and the universe is God's creation.

Penelitian ini menjawabi suatu fenomen pemakaman ganda yang sering terjadi di kalangan para penganut Katolik yang berasal dari kepercayaan Marapu (Agama Asli Sumba). Tujuan penelitian ini adalah menemukan suatu kesejajaran antara konsep Katolik dan konsep Marapu tentang hidup sesudah mati.

Ahlu Sunnah wal Jammah merupakan salah satu aliran teologi yang diikuti oleh mayoritas Muslim dunia. Pertama kali dicetuskan oleh Abu Hasan al-Asy'ari. Diantara madzhab teologi Islam yang lainnya, aliran ini merupakan aliran yang moderat karena mampu menyeimbangkan antara logika dan juga iman seseorang

Dalam Perjanjian Baru, bahasa roh berasal dari bahasa Yunani yaitu dari kata “glossa” yang berarti lidah, organ tubuh yang digunakan untuk berbicara, dan kata kerja “laleo” yang berarti berbicara, berkata, mengeluarkan suara dari mulut. Kedua kata Yunani ini diartikan menjadi “glossolalia” yang artinya bahasa lidah. Jadi, penggunaan istilah “bahasa roh” kurang tepat untuk digunakan secara luas.

Abstrak Manusia merupakan mahkluk hidup yang memiliki pola pikir yang mendalam yang dapat memahami apa saja yang ada disekitarnya. Peristiwa-peristiwa penting di muka bumi menjadikan hal tersebut sebagai pelajaran untuk umat manusia menjadi lebih baik. Berbagai zaman telah dilalui oleh umat manusia, salah satu zamannya adalah zaman modern. Dimana banyak peristiwa yang terjadi yang mengubah cara pandang hidup manusia, yang tadinya sederhana menjadi kompleks. Perkembangan ilmu pengetahuan di zaman modern, salah satunya ialah teologi. Ilmu yang mempelajari hubungan Tuhan dengan manusia dan alam semesta. Ilmu ini menjadi dasar untuk manusia berpikir mengenai kepercayaan yang mereka pegang. Salah satu yang akan dibahas merupakan teologi Islam, dimana banyak perubahan yang terjadi di dalam umat Islam di zaman modern. Ajaran agama Islam sendiri memiliki landasan berpikir mengenai Tuhan, akan tetapi di zaman modern hal ini ditambahkan dengan pola pikir yang ada di setiap manusia. Umat Islam tidak menolak segala perubahan di zaman modern, mereka dapat menyesuaikan dengan keadaan yang sedang terjadi, terutama di dalam teologi Islam. Pendahuluan Ilmu pengetahuan mengalami perkembangan dari zaman ke zaman, hal ini terjadi karena adanya keingintahuan manusia terhadap sesuatu yang belum diketahui. Kehidupan manusia yang terus perputar dan berubah seiring dengan usia manusia, sehingga melahirkan pemikiran di berbagai aspek kehidupan. Manusia memiliki rasa ketidakpuasan terhadapasesuatu terutama di bidang keilmuan. Perkembangan yang terus dilakukan manusia merupakan dampak atau hasil dari rasa ketidakpuasan ini, manusia melakukan pengujian ulang terhadap penemuan-penemuan yang telah ada sebelumnya. Untuk itu, muncul pandangan baru

Abstrak Dari sejak zaman kuno pandangan tentang harkat perempuan telah dimarginalkan, dimulai sejak Yunani kuno pada masa Aristotel hingga abad pertengahan pada masa Thomas Aquinas. Pandangan gereja dan tradisi Yahudi tidak lebih baik, perempuan pun tidak mendapat tempat, bahkan dari ke-12 murid Yesus tidak seorang pun perempuan. Memasuki abad ke-18, perlawanan terhadap paham-paham tersebut di atas mulai bermunculan, di awali oleh aktivis sosialis utopis bernama Charles Forier pada tahun 1837. Perlawanan tersebut mencakup diskriminasi sosial, ekonomi, personal, pendidikan, dan kepemimpinan. Kemudian diikuti munculnya gerakan-gerakan feminisme. Perlawanan ini kemudian memasuki tatanan dan hirarki gerejawi, dengan mengangkat teks-teks Alkitab, seperti Galatia 3: 28 yang menyatakan tidak ada perbedaan antara laki-laki dan perempuan; 1 Kor 11: 5 Ayat ini tidak melarang perempuan mengajar dan berkhotbah, asal mereka berdandan dan bertindak dengan sopan, yang dapat diterima oleh adat; Yang mengerucut pada pembuktian di dalam Alkitab, tentang adanya perempuan yang menjadi pemimpin dengan peran sebagai hakim, nabi, dan pelayan jemaat. Kesimpulan yang di dapat dari kajian ini adalah, dari awalnya rancangan Allah (Order of Creation) atas manusia adalah laki-laki sebagai pemimpin dan perempuan sub-ordinat. Penebusan Kristus (Order of Redemption) tidak membatalkannya atau mengesampingkannya (Gal 3: 26-29; Ef 2: 19-22; 5:21). Namun bukan berarti perempuan tidak bisa melayani, tetapi pelayanan mereka sebagai penolong, memberi tumpangan, dan perbuatan lain yang dapat dinikmati oleh orang banyak atau jemaat. Namun meskipun demikian, tampaknya perempuan diijinkan menjadi seorang pemimpin, manakala di sana tidak terdapat laki-laki yang cakap sebagai pemimpin. Artinya ada kasus kekecualian atau kasus khusus dimana perempuan diijinkan untuk menjadi pemimpin jemaat. Kata-kata Kunci: Perempuan, Gembala, Gereja, Teologi, Filsafat, Alkitab Pendahuluan Dari sejak zaman kuno pandangan tentang harkat seorang perempuan sudah sangat tidak berharga, hal ini dapat terlihat dari pemaparan seorang peneliti perempuan di Afrika yang bernama Kasomo Daniel dari departemen Filsafat Agama dan Teologi dari Maseno University, Kenya (2010: 127). Di dalam pemaparannya ia menyatakan, bahwa sejak zaman kuno perempuan telah mendapatkan penolakan harkat dan kesetaraannya dengan laki-laki. Pandangan agama-agama Timur yang menolak perempuan dan menghubungkannya dengan sifat binatang. Di Yunani kuno, di dalam filsafat politik Aristoteles digambarkan hubungan perempuan dan laki-laki sebagai berikut: "The male is by nature superior, and the female inferior; and the one rules, and the other is ruled; this principle, of necessity, extends to all mankind: (1999: I (V), 9). Bahkan dalam tulisannya pada The History of Animal ia mengambarkannya demikian, "As 1

PENDAHULUAN Dalam bagian pendahuluan ini akan dibahas kecenderungan yang terjadi dalam perilaku manusia di abad ke-21, tinjauan singkat terhadap pragmatisme, rasionalisme dan empirisme, reposisi gereja di dalam perubahan dan lingkup perkembangan teologis yang menjelaskan seperti apa rancang bangun sebuah teologi terbentuk oleh zaman. Kecenderungan Perilaku Manusia Abad ke 21 Abad 21 adalah salah satu abad yang menantang pemikiran manusia terutama dalam memahami dan menjelaskan hal-hal yang berhubungan dengan Allah. Mengapa? Salah satu ciri dalam abad ini adalah pencapaian yang luar biasa dalam ilmu pengetahuan dan teknologi, sedemikian rupa sehingga orang menjadi lebih bergantung pada semua pencapaian tersebut yang nyata-nyata menolong dan meningkatkan efektifitas bahkan kualitas hidup. Teknologi seolah-olah telah menjadi jawaban bagi semua kebutuhan manusia modern. Ruang dan waktu tidak lagi menjadi batasan antar manusia untuk saling membangun hubungan. Informasi bergerak dengan cepat melalui sambungan internet. Dunia yangs emual tersekat oleh politik, budaya dan batas teritorial berubah menjadi global dan menyatu dalam gerak dinamis teknologi yang semakin merasuk di dalam segala aspek kehidupan manusia. Perkembangan tersebut memperlihatkan tanggap positif di satu sisi selama teknologi itu digunakan untuk mempermudah kehidupan manusia. Tetapi tanggap negatif akan muncul manakala semua kemajuan tersebut, ternyata berbalik menjadikan manusia sebagai objeknya, tersandera oleh hasil pikirannya sendiri melalui sejumlah produk teknologi dan justru mereduksi makna Allah yang transenden. Salah satu contohnya adalah, kecenderungan manusia untuk semakin berpikir praktis (pragmatisme), berorientasi pada pengetahuan atau akalnya (rasionalisme) dan

DEFINISI PEMBANGUNAN : Satu proses pemikiran bagi tujuan untuk memajukan sesuatu masyarakat meliputi sama ada dari aspek-aspek fizikal, sosial dan ekonomi agar masyarakat akan dapat maju dan mencapai matlamat selaras dengan keadaan dan keperluan semasa.

CIRI-CIRI PEMBANGUNAN YANG BAIK
Fizikal
Kemudahan dan Keperluan Manusia di dalam menjalani kehidupan seharian.
Ekonomi
Peluang Ekonomi dan Kemampuan di dalam mendapatkan barangan dan perkhidmatan.
Sosial
Menghindari diri dari penyakit-penyakit dan gejala-gejala sosial yang tidak baik.
Agama
Sifat semulajadi manusia yang memerlukan agama serta untuk mendekatkan diri kepada Pencipta.

¿Hay pruebas de que María estuvo afectada por el pecado? ¿Tuvo temor, angustia, pasó por la llamada "dormición", tuvo conciencia de pecado y reconoció la falta de un Salvador, pasó por causa de su parto por el tiempo de purificación y ofreció sacrificios con derramamiento de sangre por abrir la matriz? Examinamos el término  κεχαριτωμένη (kejaritoméne) “llena eres de gracia” o “plena de gracia” con otros paralelos griegos y  otros aspectos. ¿Puede Dios contaminarse?

Abstrak Sakramen Baptis sebagai sakramen yang pertama kali diterima dalam Gereja Katolik merupakan sakramen dasar yang menjadi pintu untuk penerimaan sakramen-sakramen lainnya. Sakramen Baptis merupakan salah satu dari sakramen inisiasi selain Ekaristi dan Krisma. Sebagai umat beriman katolik, setiap orang yang telah dibaptis diharapkan mampu menghidupi rahmat yang diterimanya dari Sakramen Baptis tersebut sesuai dengan tugas dan peranan atau keanggotaannya. Dalam kenyataannya, seringkali orang lupa dengan rahmat yang telah diterimanya melalui Sakramen Baptis sehingga kembali kepada manusia lamanya. Hal tersebut tercermin dari tutur kata, perbuatan serta tindakannya setiap hari. Abstract: Baptism as the first sacrament received in the Catholic Church is the basic sacrament that becomes the door for the other sacraments. Baptism is one of the sacraments of initiation, aside from Eucharist and Chrism. Those who are baptized as Catholic are encouraged to live the grace that they receive from Baptism in accordance with their functions as the members of the Church either as priests, religious, or the lay people. In reality, sometimes people forget the grace that they received from Baptism, then, they are just back to their past lives. It can be notified from their daily words, actions, and practices.

This is an extensive introduction to the third volume of the John, Jesus, and History Series (Atlanta: SBL Press, forthcoming in early 2016) written by Jaime Clark-Soles and Paul N. Anderson. A total of twelve volumes of collected essays are projected as the fruit of this international project, now in its 15th year at the national Society of Biblical Literature meetings.

Contrariamente a lo que podría parecer, en la reflexión filosófica y teológica actual se encuentran aún ejemplos vivos de tendencias fuertemente influenciadas por un característico extrinsecismo de raíz nominalista que pretende presentar como normal una verdadera separación material bajo las apariencias de una simple distinción formal entre la razón y la fe en el conocimiento natural de Dios. Los reduccionismos en este ámbito resultan especialmente claros al analizar el concepto de «præambula fidei». Existen dos corrientes principales por lo que respecta a la comprensión de este concepto en el acto de fe: una pretende ver en él una instancia autosuficiente o autorreferencial en relación a la fe, una causa extrínseca al acto de fe; la otra comprende que sólo puede tratarse de una «condición de posibilidad» para el acto de fe, como el terreno lo es en relación a la germinación de la semilla en la parábola del sembrador.

Islam merupakan agama samawi (langit) yang diturunkan kepada Muhammad SAW sebagai jalan keluar atas berbagai masalah kemanusiaan. Islam telah diajarkan sejak berabad-abad yang lalu dari beberapa orang terdekat Muhammad SAW hingga kini dianut oleh manusia di berbagai belahan dunia. Islam mengandung ajaran-ajaran kemanusiaan.

This article contains the idea of Pope Francis’ contextualizations as expressed in some of his encyclicals. In his Evangelii Gaudium (Joy of the Gospel), Pope Francis supports inculturation as well as having the view that Hellenist culture is particularly appropriate in expressing Christian faith, and thus needs to be appreciated as a norm for the Church aside from the Holy Bible. In his Laudato Si (On Care for our Common Home), Pope Francis refers to a method used in liberation theology that is “See – judge – act”. Pope Francis stresses the importance of the process of observation of situations, considering the causes, and designing the actions. By referring to chapter 8 of the Apostolic Mandate Amoris Laetitia (The Joy of Love), the risks that must always be carried by each person who wishes to confront the Gospel with concrete-actual conditions are discussed. In the concluding part of this article several examples of the Pope’s sensitivity towards cultures and unusual and complex social political situations are shown by referring to the Magnum Principium (The Great Principle) Decree and the visit of Pope Francis to Myanmar.

PELAYANAN ADALAH KEHENDAK ALLAH.  PELAYANAN ADALAH MISI ALLAH, OLEH KARENA ITU PELAYANAN ADALAH MILIK ALLAH.  PELAYANAN ADALAH MELAKUKAN KEHENDAK ALLAH, MELAKUKAN APA SAJA YANG DAPAT MENYENANGKAN HATI ALLAH DAN MENADATANGKAN HORMAT DAN KEMULIAAN BAGI NAMANYA.

La ficha bibliográfica de Jean Leclercq es enorme, con más de cincuenta libros y más de mil artículos. Pero un libro le salió especialmente bien, y le hizo ocupar un lugar de honor en la teología del siglo XX: El amor de las letras y el deseo de Dios, con más de cien ediciones en siete lenguas.

Penginjilan merupakan suatu tanggung jawab kita sebagai orang-orang pilihan. Semua orang percaya memiliki ditugaskan memberitakan kabar baik tetapi, ada beberapa orang yang khusus dipilih dalam pelayanan misionaris. Makalah ini dapat membantu dalam referensi tentang penginjilan yaitu, strategi dalam penginjilan,  metode yang di terapkan dalam penginjilan pada masa kini, dan media yang digunakan dalam penginjilan.