Skip to main content
Fauziannisa P P
    Abstrak Pada stigma masyarakat, jurusan Sastra Indonesia hanya dianggap sebelah mata. Beriringan dengan itu beberapa komentar dan tanggapan dari orang lain dapat mempengaruhi seseorang dalam mengambil sebuah keputusan. Tujuan penelitian... more
    Abstrak Pada stigma masyarakat, jurusan Sastra Indonesia hanya dianggap sebelah mata. Beriringan dengan itu beberapa komentar dan tanggapan dari orang lain dapat mempengaruhi seseorang dalam mengambil sebuah keputusan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui realitas psikologis mahasiswa dalam mengambil keputusan Sastra Indonesia Universitas Negeri Jakarta sebagai wadah melanjutkan pendidikan melalui jalur SNMPTN 2016. Fokus dalam penelitian ini ialah pengambilan keputusan tiga orang partisipan dalam memilih Sastra Indonesia UNJ melalui jalur SNMPTN 2016. Ruang lingkup penelitian ini adalah pengambilan keputusan individu dalam kajian psikologi. Dalam menentukan keputusan menurut Simon, setidaknya ada empat gaya yang dilakukan individu, yaitu gaya direktif, gaya analitik, gaya konseptual, dan gaya perilaku. Hasil analisis menunjukan bahwa dari semua partisipan tersebut ialah menyukai bahasa dan sastra serta masuk melalui jalur SNMPTN 2016, hanya prioritas pemilihannya saja yang berbeda. Dari ketiga partisipan tersebut, partisipan A dan Partisipan C memiliki gaya pengambilan keputusan gaya konseptual. Sedangkan patisipan B mengambil keputusan dengan gaya direktif.
    Tujuan penelitian ini ialah mengungkapkan fungsi mantra dalam naskah Epos Mahabaratha dan kaitannya dengan masyarakat sunda. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Hasil penelitian ini adalah bahasa pun dijadikan sarana... more
    Tujuan penelitian ini ialah mengungkapkan fungsi mantra dalam naskah Epos Mahabaratha dan kaitannya dengan masyarakat sunda. Penelitian ini  menggunakan metode deskriptif kualitatif. Hasil penelitian ini adalah bahasa pun dijadikan sarana untuk mengabulkan permohonan dan perlindungan dengan menggunakan mantra. Sementara di masyarakat sunda sendiri, mantra pun masih digunakan oleh para sesepuh, dukun, atau orang sakti. Karena serupa dalam kisah Mahabaratha hanya golongan Brahmana lah yang bisa menggunakan mantra.  Selain itu pula, Antara kisah Mahabaratha dan masyarakat sunda dalam berbahasa untuk menggunakan mantra memanglah hampir serupa. Apabila dilihat dari tujuan-tujuannya. Yang berbeda hanyalah penggunaan bahasa dalam melafalkan mantra.