Skip to main content
Febri Ningrum
  • dusun Krajan RT 06/ RW 02
    desa Jambewangi, Sempu
    Banyuwangi, Jawa Timur
    Indonesia
  • 0

Febri Ningrum

Otak-otak bandeng merupakan salah satu olahan diversifikasi dari bahan dasar ikan bandeng. Makanan otak-otak bandeng mempunyai potensi sangat mudah terkontaminasi bakteri Salmonella sp, karena makanan ini cara pengolahannya banyak... more
Otak-otak bandeng merupakan salah satu olahan diversifikasi dari bahan dasar ikan bandeng. Makanan otak-otak bandeng mempunyai potensi sangat mudah terkontaminasi bakteri Salmonella sp, karena makanan ini cara pengolahannya banyak mencampur bumbu-bumbu dan cara pemasakannya dipanggang, bakteri Salmonella sp. dapat menyebabkan penyakit bagi tubuh. Makanan otak-otak bandeng juga mempunyai daya simpan yang singkat, sehingga tidak kemungkinan produsen menambahkan bahan pengawet dalam makanan yang bisa membahayakan bagi tubuh. Hasil penelitian ini akan dikembangkan sebagai sumber belajar Biologi tingkat SMA. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kandungan bakteri Salmonella sp dan kandungan formalin pada berbagai merk makanan otak-otak bandeng yang dijual di toko oleh-oleh Kota Gresik serta untuk menampilkan hasil penelitian sebagai sumber belajar biologi tingkat SMA. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif. Sampel yang digunakan diambil dari jalan Veteran dan ja...
Otak-otak bandeng merupakan salah satu olahan diversifikasi dari bahan dasar ikan bandeng. Makanan otak-otak bandeng mempunyai potensi sangat mudah terkontaminasi bakteri Salmonella sp, karena makanan ini cara pengolahannya banyak... more
Otak-otak bandeng merupakan salah satu olahan diversifikasi dari bahan dasar ikan bandeng. Makanan otak-otak bandeng mempunyai potensi sangat mudah terkontaminasi bakteri Salmonella sp, karena makanan ini cara pengolahannya banyak mencampur bumbu-bumbu dan cara pemasakannya dipanggang, bakteri Salmonella sp. dapat menyebabkan penyakit bagi tubuh. Makanan otak-otak bandeng juga mempunyai daya simpan yang singkat, sehingga tidak kemungkinan produsen menambahkan bahan pengawet dalam makanan yang bisa membahayakan bagi tubuh. Hasil penelitian ini akan dikembangkan sebagai sumber belajar Biologi tingkat SMA. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kandungan bakteri Salmonella sp dan kandungan formalin pada berbagai merk makanan otak-otak bandeng yang dijual di toko oleh-oleh Kota Gresik serta untuk menampilkan hasil penelitian sebagai sumber belajar biologi tingkat SMA. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif. Sampel yang digunakan diambil dari jalan Veteran dan jalan Sindujoyo Kota Gresik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 10 merk makanan otak-otak bandeng 5 merk yang diperiksa dengan media Salmonella Shigella Agar (SSA) terlihat adanya pertumbuhan bakteri Salmonella sp. Sedangkan dari 10 merk makanan otak-otak bandeng 6 merk positif mengandung kadar formalin dengan menggunakan metode Spektrofotometer pada panjang gelombang 412 nm. Berdasarkan SNI No. 01-2693-1992 yaitu kandungan Salmonella sp. harus negatif dan berdasarkan Permenkes No.722/ Menkes/Per/IX/1988 formalin merupakan bahan tambahan pangan yang dilarang dalam makanan. Maka dari 10 merk makanan otak-otak bandeng 8 merk yang tidak layak konsumsi karena mengandung bakteri Salmonella sp dan formalin yang dapat berdampak buruk bagi kesehatan.
Research Interests:
Research Interests:
Pengolahan tanah Sebelum di tanami ,sebaiknya tanah diolah secara sempurna. Tanah bagian atas (top soil) dicangkul hinga kedalaman 20-30cm dan dibalikkan hingga bagian bawah berada di permukaan. Setelah itu diamkan tanah selama seminggu... more
Pengolahan tanah Sebelum di tanami ,sebaiknya tanah diolah secara sempurna. Tanah bagian atas (top soil) dicangkul hinga kedalaman 20-30cm dan dibalikkan hingga bagian bawah berada di permukaan. Setelah itu diamkan tanah selama seminggu agar proses aerasi berjalan dengan baik Setelah dibiarkan selama seminggu,tanah diberi pupuk organik(berupa kotoran ayam atau kambing) sebanyak 6-8 ton/ha. Tahap selanjutnya membuat bedengan yang disesuaikan kontur tanah agar tak terjadi penggenangan air. Dianjurkan lebar 1-1,5 m,tinggi 25-30cm dan panjang disesuaikan kontur tanah. Jarak ideal antar bedengan 25-30 cm. Pembibitan Perbanyakan dilakukan melalui Biji.Biji dikeringkan sealma beberapa hari, lalu direndam selama dua jam untuk mempercepat masa dormansi.Setelah itu biji ditaburkan ke bedeng persemaian. Biji sebaiknya di sebar tidak terlalu rapat agar dapat tumbuah dengan baik. Umumnya setelah 10-14 hari ,biji Jintan sudah menjadi bibit yang siap dipindahkan ke polibag.Media tanam merupakan campuran tanah dengan pupuk kandang dengan perbandingan 4:1 atau 4:2.Bibit sudah siap ditanam jika sudah berumur 3-4 minggu dengan tinggi 8-10 cm,dan akarnya relatif lebih banyak Penanaman Bibit di polibag yang sudah siap dipindah tanamkan, sebaiknya segera di pindahkan ke lahan yang telah diolah.Pindahkan tanaman secara hati-hati, bial ada akar yang patah atau rusak,akan sulit disembuhkan.Pindahkan bibit dari polibag ke lahan dengan jarak tanam 20x20cm. Beri pupuk cair organik (kandang atau kompos) setiap minggu. Pemeliharaan dan Pemanenan
Research Interests:
Selain untuk konsumsi buah segar, buah pepaya matang dapat diolah menjadi saus pepaya. Buah yang setengah matang biasanya dibuat manisan, sedangkan buah muda disayur. Daunnya yang masih muda serta bunganya dibuat urap (lalap masak) dan... more
Selain untuk konsumsi buah segar, buah pepaya matang dapat diolah menjadi saus pepaya. Buah yang setengah matang biasanya dibuat manisan, sedangkan buah muda disayur. Daunnya yang masih muda serta bunganya dibuat urap (lalap masak) dan buntil. Tanaman yang masih berdaun 3-5 helai dan buah muda dapat diambil getahnya untuk papain. Papain digunakan untuk penyamak kulit serta melunakkan daging dan bahan kosmetik. Tanaman pepaya dapat tumbuh di dataran rendah hingga ketinggian 1.000 m dpl. Tanaman ini lebih senang tumbuh di lokasi yang banyak hujan (cukup tersedia air), curah hujan 1000-2000 mm per tahun dan merata sepanjang tahun. Tanaman ini lebih senang tumbuh di lokasi yang banyak hujan (cukup tersedia air), curah hujan 1000-2000 mm per tahun dan merata sepanjang tahun. Di daerah yang beriklim kering, musim hujannya 2-5 bulan, dan musim kemaraunya 6-8 bulan, tanaman pepaya masih mampu berbuah, asalkan kedalaman air tanahnya 50-150 cm. Tanah yang subur dengan porositas baik, mengandung kapur, dan ber-pH 6-7 paling disenangi oleh tanaman pepaya. Tanaman pepaya lebih menyukai daerah terbuka (tidak ternaungi) dan tidak tergenang air. Tanah yang berdrainase tidak baik menyebabkan tanaman mudah terserang penyakit akar.
Research Interests:
Pedoman Interpretasi data klinik ini menyadur dari peraturan DinKesRI tentang pedoman interpretasi data klinik
Research Interests:
Tanaman obat yang berkembang di Indonesia sangat melimpah tetapi pemanfaatannya masih terbatas dikonsumsi secara segar, sehingga dibutuhkan teknologi pengolahan untuk dapat memaksimalkan pemanfaatannya. Pemanfaatan yang maksimal dari... more
Tanaman obat yang berkembang di Indonesia sangat melimpah tetapi pemanfaatannya masih terbatas dikonsumsi secara segar, sehingga dibutuhkan teknologi pengolahan untuk dapat memaksimalkan pemanfaatannya. Pemanfaatan yang maksimal dari berbagai tanaman obat ini masih dirasa kurang beredar di masyarakat. Teknologi pengolahan dan penanganan untuk berbagai macam obat dengan pemanfaatan tanaman obat merupakan peningkatan nilai tambah dari tanaman yang dimaksud. Buku teknologi pascapanen tanaman obat ini di paparkan tentang pengolahan tanaman secara umum, baik tanaman yang berasal dari daun, akar, batang, buah, biji, rimpang, kulit kayu dan herba. Cara-cara pengolahan sederhana tapi memenuhi kaidah cara pengolahan yang baik dan benar. Selain itu, di berikan juga beberapa contoh tanaman dengan khasiatnya dan beberapa contoh cara penggunaannya. Kami merasa bahwa buku ini belum sangat sempurna, tapi mudah-mudahan dapat membantu mengenali dan memanfaatkan tanaman tersebut untuk menjaga kesehatan. Buku ini diharapkan dapat menjadi salah satu sumber informasi yang dapat meningkatkan wawasan pembaca tentang berbagai tanaman obat sebagai salah satu komoditas tanaman yang potensial. Selanjutnya, diharapkan saran dan kritik membangun atas segala kekurangan yang terdapat pada buku ini untuk perbaikan mendatang.
Research Interests:
Research Interests:
Primer merupakan faktor terpenting untuk terjadinya replikasi pada proses PCR suatu DNA. Tanpa adanya primer yang spesifik, proses PCR tidak dapat berjalan dengan baik dan sequen DNA hasil PCR tidak dapat terbaca. Oleh karenanya,... more
Primer merupakan faktor terpenting untuk terjadinya replikasi pada proses PCR suatu DNA. Tanpa adanya primer yang spesifik, proses PCR tidak dapat berjalan dengan baik dan sequen DNA hasil PCR tidak dapat terbaca. Oleh karenanya, penentuan primer spesifik perlu dilakukan untuk mendapatkan hasil PCR yang baik. Proses penentuan primer dilakukan melalui website NCBI dengan cara mencari sequen yang sesuai melalui gene bank yang tersedia di website NCBI. Sequen DNA dibandingkan antar satu dengan yang lain untuk dideteksi sequen mana yang sama yang berpotensi besar dapat ditempelli primer pada lokasi sama dengan subyek uji berbeda dan sequen DNA yang diperoleh dari individu berbeda. Untai nukleotida dibandingkan melalui website Multalin. Hasil yang diperoleh dicocokkan dengan sequen primer yang sesuai yang telah didapatkan.
Research Interests: