Ratna Dwi Kartikasari : Pertumbuhan dan Produksi Jagung Pulut (Zea mays ceritana) dengan
Pemupukan Anorganik dan Pupuk Kandang diperkaya N-Organik dan P-Alam
PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI JAGUNG PULUT (Zea mays ceratina)
DENGAN PEMUPUKAN ANORGANIK DAN PUPUK KANDANG
DIPERKAYA N-ORGANIK DAN P-ALAM
Growth And Production Of Pulut Corn (Zea mays ceratina) With Inorganic
Fertilization And N-Organic And P-Natural Enriched Cage Fertilizer
Ratna Dwi Kartikasari1, Dwi Retno Lukiwati2 dan Didik Wisnu Widjajanto3
Program Studi Agroekoteknologi, Fakultas Peternakan dan Pertanian,
Universitas Diponegoro, Indonesia
1)
ratnadwikartikasari25@gmail.com
2)
drlukiwati_07@yahoo.com
3)
dwwidjajanto@gmail.com
ABSTRACT
The growth and yield of waxy corn are determined by organic and inorganic fertilizers. The addition of
organic-N (N-Leucaena leucocephala) and nature-P (P-rock phosphate) can be used as a substitute for
inorganic fertilizers (urea and TSP). The present study investigated the effects of N-leucaena
leucocephala and P-rock phosphate enriched manure (manure plus) on the growth and yield of waxy
corn. The experiment was conducted in a randomized complete block design with seven treatments and
four replicates: T0 (urea + TSP), T1 (urea+TSP + cattle manure), T2 (urea+TSP + goat manure), T3
(urea+TSP + poultry manure), T4 (N-L. leucocephala+ P-rock phosphate + goat manure), T6 (N-L.
leucocephala+ rock phosphate + poultryobserved were plant height, chlorophyll content, cob weight with
cornhusk and without cornhusk, and cob length with cornhusk and without cornhusk. The data was
analyzed using analysis of variance, followed by Duncan's multiple range tests.The results showed that
manure plus had a significant effect (P<0.05) on cob weight with cornhusk and without cornhusk and cob
length without cornhusk. The parameters of plant height, leaf chlorophyll content, and cob length with
cornhusk were similar in all treatments. Based on the research results, it may be concluded that the
addition of Leucaena leucocephala and rock phosphate to manure can improve the quality of the organic
fertilizer and can replace inorganic fertilizer.
Key words: inorganic fertilizer; Leucaena leucocephala; rock phosphate; manure; Zea mays ceratina
PENDAHULUAN tanah sehingga kesuburan tanah secara
Jagung pulut (Zea mays ceratina) fisik, kimia dan biologi menurun.
termasuk bahan pangan penting dan dapat Upaya meningkatkan bahan organik
diolah menjadi beras jagung untuk sumber tanah dapat dilakukan dengan pemupukan
pangan alternatif. Selain itu dapat organik. Pupuk organik dapat diperoleh
dimanfaatkan sebagai pangan, pakan, dari pupuk kandang sapi, kambing dan
bahan baku energi dan industri. Tekstur ayam. Keunggulan pupuk organik yaitu
jagung pulut atau jagung ketan yaitu ramah lingkungan, unsur hara lengkap
lengket dan lembut karena mengandung namun kelemahannya ketersediaan unsur
amilopektin hingga 90% (Hamzah et al., haranya rendah (Pangaribuan et al., 2017).
2011). Upaya untuk meningkatkan ketersediaan
Produksi jagung pulut di Indonesia hara pada pupuk organik yaitu dengan
tergolong rendah yaitu 2 ton/ha. diperkaya N-organik (N-lamtoro) dan P-
Produktivitas yang kurang maksimal alam (P-batuan fosfat) dan hasilnya
tersebut antara lain disebabkan oleh disebut pukan plus. Pukan plus selain
penggunaan pupuk anorganik yang ramah lingkungan, murah dan
berlebihan (Suarni et al., 2019). Hal ini teknologinya mudah diadopsi oleh petani.
menyebabkan rendahnya bahan organik Kadar N daun lamtoro (Leucaena
leucocephala) sekitar 2–4,3% N (Ratrinia
Jurnal Agrotek Vol. 6 No. 1 Maret 2022 30
Ratna Dwi Kartikasari : Pertumbuhan dan Produksi Jagung Pulut (Zea mays ceritana) dengan
Pemupukan Anorganik dan Pupuk Kandang diperkaya N-Organik dan P-Alam
et al., 2014). Unsur hara nitrogen (urea+TSP), T1 urea+TSP+pupuk
berfungsi untuk memacu pembentukan kandang sapi), T2 (urea+TSP + pupuk
klorofil, merangsang pertumbuhan akar, kandang kambing), T3 (urea+ TSP +
batang dan daun (Nugroho, 2015). pupuk kandang ayam), T4 (N-lamtoro+P-
Batuan fosfat (BP) merupakan salah BP+ pupuk kandang sapi), T5 (N-
satu sumber P-alam (hasil tambang), tidak lamtoro+ P-BP + pupuk kandang
larut dalam air tetapi larut dalam asam. kambing), T6 (N-lamtoro+P-BP + pupuk
Maka perlu ditambahkan bersamaan kandang ayam).
pembuatan pupuk kandang karena proses Tahapan penelitian meliputi
dekomposisi menghasilkan asam organik pembuatan pupuk kandang (pukan) dan
sehingga P-BP larut dan dapat diabsorbsi pukan diperkaya N-lamtoro dan P-BP
akar (Lukiwati dan Pujaningsih, 2015). (pukan plus), pengolahan tanah,
Pukan plus merupakan pupuk penanaman, pemupukan, pemeliharaan,
kandang diperkaya N-lamtoro (Leucaena pengamatan dan pemanenan. Pembuatan
leucocephala) dan P-BP setara dosis NP pukan plus diawali dengan analisis kadar
anorganik untuk tanaman jagung pulut. nitrogen daun lamtoro dan P2O5-batuan
Pupuk kandang diperkaya N-lamtoro dan fosfat, masing-masing sebesar 2,96% dan
P-BP diharapkan dapat meningkatkan 11,3%. Tahap selanjutnya yaitu
pertumbuhan dan produksi jagung pulut pembuatan pupuk kandang (ayam, sapi,
setara dengan pemupukan dan kambing) serta pukan plus dengan
pukan+anorganik. Dengan demikian bahan baku pupuk kandang (sapi,
pukan plus dapat menghemat biaya kambing, ayam) ditambah lamtoro dan
produksi, ramah lingkungan dengan bahan batuan fosfat masing-masing setara dosis
baku murah serta mudah diperoleh. urea (200 kg N/ha) dan TSP (150 kg
P2O5/ha) kemudian diperam
METODE PENELITIAN (dekomposisi) selama 2 bulan. Pembuatan
Penelitian lapang pada jenis tanah pukan dan pukan plus juga ditambahkan
aluvial telah dilaksanakan pada bulan EM-4 dan molase kemudian ditutup
Desember 2019 – Mei 2020 di lahan dengan terpal. Setiap seminggu sekali
Kelurahan Kunduran, Kecamatan diaduk dan dicipratkan air secukupnya
Kunduran, Kabupaten Blora, Provinsi untuk menjaga kelembaban. Setelah
Jawa Tengah. Lokasi penelitian terletak dekomposisi selesai, dilakukan analisis
pada 7o03’04.3” LS dan 111o14’38.4” BT kimia pupuk kandang dan pukan plus.
dengan ketinggian tempat 65 meter di atas Dosis pupuk kandang (sapi, kambing,
permukaan laut (mdpl), dengan rerata ayam) pada masing-masing perlakuan
suhu harian 26oC – 32oC, curah hujan adalah 20 ton/ha, sesuai dengan
1.016 mm/tahun, kelembaban udara 60% rekomendasi (Trisnadewi et al., 2012).
– 85% (Badan Pusat Statistik, 2020). Pengolahan tanah dibuat bedengan
Kegiatan analisis kimia tanah dan pupuk atau petak-petak perlakuan sebanyak 28
kandang dilaksanakan di Laboratorium petak dengan ukuran 3 m x 2 m. Analisis
Ekologi dan Produksi Tanaman Fakultas kimia tanah sebanyak 4 sampel mewakili
Peternakan dan Pertanian, Universitas masing-masing kelompok ulangan
Diponegoro, Semarang. dilaksanakan di laboratorium sebelum
Rancangan penelitian yang tanam (Tabel 1). Penanaman dilakukan
digunakan adalah rancangan acak pada setiap lubang 2 benih jagung pulut
kelompok (RAK) monofaktor, empat kali dengan jarak tanam 50 cm x 40 cm,
ulangan dengan 7 perlakuan, T0 sehingga terdapat 30 lubang/petak dan
Jurnal Agrotek Vol. 6 No. 1 Maret 2022 31
Ratna Dwi Kartikasari : Pertumbuhan dan Produksi Jagung Pulut (Zea mays ceritana) dengan
Pemupukan Anorganik dan Pupuk Kandang diperkaya N-Organik dan P-Alam
jarak tiap petak 50 cm. Semua petak kelobot. Data dianalisis ragam dengan
penelitian dipupuk KCl sebagai pupuk menggunakan analisis varian (ANOVA)
dasar 150 kg K2O/ha (Lukiwati et al., pada P<0,05. Hasil analisis ragam yang
2019). Pupuk TSP dan urea diberikan berpengaruh nyata terhadap variabel yang
secara tugal pada petak sesuai perlakuan diamati kemudian diuji lanjut dengan
dengan jarak 10 cm dari lubang tanam metode Duncan’s Multiple Range Test
pada 2 minggu setelah tanam (MST). (DMRT).
Pengamatan pertumbuhan dilakukan Hasil analisis kimia tanah yang
seminggu sekali. digunakan sebagai media tanam memiliki
Pemanenan dilakukan ketika jagung kandungan N dan C-organik sangat
pulut masak susu pada umur 60 HST, rendah, kadar P, K dan rasio C/N rendah,
secara manual dengan memetik pangkal sedangkan pH agak masam-netral (Balai
tongkol. Parameter yang diamati meliputi Penelitian Tanah, 2009), disajikan pada
tinggi tanaman, kadar klorofil, berat Tabel 1. Berdasarkan hasil analisis tanah
tongkol berkelobot dan tanpa kelobot, tersebut sangat memerlukan pemupukan
panjang tongkol berkelobot dan tanpa N, P dan K serta pemupukan organik.
Tabel 1. Hasil Analisis Tanah
Sampel Tanah Keterangan*)
N-Total (%) 0,06 Sangat rendah
P2O5 (%) 0,07 Rendah
K2O (mg/100 g) 13,8 Rendah
pH 6,7 Agak masam-netral
C-Organik (%) 0,52 Sangat rendah
C/N rasio 0,89 Rendah
*(Balai Penelitian Tanah, 2009).
HASIL DAN PEMBAHASAN anorganik dan pupuk kandang diperkaya
Tinggi Tanaman N-lamtoro dan P-BP (pukan plus)
Hasil analisis ragam menunjukkan berpengaruh tidak nyata terhadap
bahwa perlakuan pemberian pupuk parameter tinggi tanaman.
Tabel 2. Tinggi Tanaman Jagung Pulut pada Berbagai Macam Pemupukan
Perlakuan Pemupukan Tinggi Tanaman
---(cm)---
T0 : Urea + TSP 218,49±11,11
T1 : Urea + TSP + Pupuk kandang sapi 224,96±15,07
T2 : Urea + TSP + Pupuk kandang kambing 225,81±15,03
T3 : Urea + TSP + Pupuk kandang ayam 220,86±14,73
T4 : N-Lamtoro + P-BP + Pupuk kandang sapi 225,42±15,56
T5 : N-Lamtoro + P-BP + Pupuk kandang kambing 222,92±10,89
T6 : N-Lamtoro + P-BP + Pupuk kandang ayam 222,34±15,39
Rata-rata tinggi tanaman pada berasal dari pupuk TSP maupun P-BP
semua perlakuan pemupukan nilainya yang dapat memacu pertumbuhan
setara. Hal tersebut disebabkan oleh vegetatif yaitu tinggi tanaman. Sonbai et
karena kebutuhan unsur hara tanaman al. (2013) menyatakan bahwa
telah tercukupi terutama unsur hara N pertumbuhan tinggi tanaman dipengaruhi
yang berasal dari pupuk urea-anorganik oleh ketersediaan unsur hara nitrogen.
dan daun lamtoro-organik, unsur hara P Penambahan nitrogen-lamtoro diduga
Jurnal Agrotek Vol. 6 No. 1 Maret 2022 32
Ratna Dwi Kartikasari : Pertumbuhan dan Produksi Jagung Pulut (Zea mays ceritana) dengan
Pemupukan Anorganik dan Pupuk Kandang diperkaya N-Organik dan P-Alam
mampu menyediakan unsur hara N yang suplai hara yang tersedia dan hasil
dibutuhkan tanaman sehingga dapat fotosintesis pada fase vegetatif difokuskan
menggantikan peranan pupuk urea. untuk peningkatan tinggi tanaman.
Panjaitan et al. (2019) bahwa daun
lamtoro baik digunakan sebagai pupuk Kadar Khlorofil Daun
organik karena terdapat nitrogen cukup Hasil analisis ragam menunjukkan
tinggi dan dapat meningkatkan kesuburan bahwa perlakuan berbagai macam
tanah. pemupukan berpengaruh tidak nyata
Pupuk kandang (ayam, kambing, terhadap kadar khlorofil daun. Analisis
sapi) yang diperkaya dengan N-lamtoro ragam menunjukkan bahwa perlakuan
mampu mensuplai kebutuhan hara berpengaruh tidak nyata terhadap kadar
tanaman jagung pulut yang ditandai khlorofil daun jagung pulut (Tabel 3). Hal
dengan bertambahnya tinggi tanaman dan ini berarti penambahan unsur N daun
hasilnya setara dengan pukan+anorganik. lamtoro pada pupuk organik plus mampu
Nutrisi tanah yang cukup akan menyediakan unsur hara setara dengan
menghasilkan tanaman dengan pupuk anorganik yang berguna untuk
pertumbuhan yang optimal sehingga tidak proses fotosintesis daun dan penyusun zat
terjadi kompetisi antar tanaman dalam hijau daun. Ai dan Banyo (2011)
penyerapan unsur hara. Djoyowasito et al. menyatakan bahwa kadar khlorofil daun
(2017) menyatakan bahwa kandungan berkaitan dengan pengaruh hara, air yang
hara dalam tanah mendukung untuk merupakan bahan baku proses fotosintesis
pertumbuhan vegetatif tanaman jagung. tanaman.
Proses fotosintesis sangat tergantung pada
Tabel 3. Kadar Khlorofil Daun Jagung Pulut pada Berbagai Macam Pemupukan
Perlakuan Pemupukan Kadar Khlorofil Daun
---(CCI)---
T0 : Urea + TSP 26,94±3,87
T1 : Urea + TSP + Pupuk kandang sapi 27,28±3,61
T2 : Urea + TSP + Pupuk kandang kambing 27,61±5,08
T3 : Urea + TSP + Pupuk kandang ayam 29,18±3,61
T4 : N-Lamtoro + P-BP + Pupuk kandang sapi 24,86±2,39
T5 : N-Lamtoro + P-BP + Pupuk kandang kambing 24,78±2,58
T6 : N-Lamtoro + P-BP + Pupuk kandang ayam 31,48±2,62
Kadar khlorofil daun jagung pulut Kadar khlorofil yang tinggi dapat dilihat
dengan berbagai macam pemupukan tidak dari warna daun yang paling hijau dan
berbeda, hal ini menunjukkan bahwa kadar khlorofil yang lebih rendah warna
dekomposisi pukan dan pukan plus daunnya kekuningan karena warna daun
berjalan optimal dan ditunjukkan dengan merupakan salah satu indikator banyaknya
rasio C/N di bawah 20 sehingga unsur kadar khlorofil daun. Menurut Aili et al.
hara cukup tersedia dan dapat diabsorbsi (2016) khlorofil dapat dilihat dari warna
akar tanaman. Lukiwati dan Pujaningsih daun yang dipengaruhi oleh cahaya
(2015) menunjukkan bahwa rasio C/N di matahari dan unsur nitrogen.
bawah 20 berarti proses dekomposisi
berjalan dengan baik dan telah sesuai
standar. Kadar khlorofil daun akan terlihat
dari warna daun yang dihasilkan sebagai
cerminan dari terpenuhinya unsur hara.
Jurnal Agrotek Vol. 6 No. 1 Maret 2022 33
Ratna Dwi Kartikasari : Pertumbuhan dan Produksi Jagung Pulut (Zea mays ceritana) dengan
Pemupukan Anorganik dan Pupuk Kandang diperkaya N-Organik dan P-Alam
Produksi Tongkol Berkelobot dan anorganik dan pupuk kandang diperkaya
Tanpa Kelobot NP organik berpengaruh nyata terhadap
Hasil analisis ragam menunjukkan parameter berat tongkol berkelobot dan
bahwa perlakuan pemberian pupuk tanpa kelobot.
Tabel 4. Berat Tongkol Berkelobot Jagung Pulut pada Berbagai Perlakuan
Perlakuan Produksi Tongkol
Berkelobot Tanpa Kelobot
--------(kg/petak)--------
T0 : Urea + TSP 9,88±1,36ab 6,99±0,90ab
a
T1 : Urea + TSP + Pupuk kandang sapi 10,50±1,07 7,44±0,50a
ab
T2 : Urea + TSP + Pupuk kandang kambing 10,12±0,37 6,28±0,61bc
ab
T3 : Urea + TSP + Pupuk kandang ayam 9,43±0,82 7,06±0,88ab
c
T4 : N-Lamtoro + P-BP + Pupuk kandang sapi 8,31±0,93 5,46±0,75c
bc
T5 : N-Lamtoro + P-BP + Pupuk kandang kambing 8,90±1,13 5,47±1,05c
abc
T6 : N-Lamtoro + P-BP + Pupuk kandang ayam 9,25±0,61 6,51±0,42ab
Superskrip yang berbeda pada kolom yang sama menunjukkan perbedaan nyata (P < 0,05).
Hasil uji jarak berganda Duncan yang kandang sapi yang dingin dan slow
disajikan pada Tabel 4, menunjukkan release sehingga unsur haranya lambat
bahwa produksi tongkol berkelobot tersedia bagi tanaman. Menurut Maha
perlakuan N-lamtoro + P-BP + Pupuk (2020) pupuk kandang sapi sifatnya
kandang kambing (T5) 8,90 kg/petak dingin sehingga perombakan bahan
berbeda tidak nyata dengan perlakuan organik dan ketersediaan unsur hara bagi
urea + TSP + Pupuk kandang kambing tanaman berjalan lambat. Penambahan
(T2) 10,12 kg/petak. Perlakuan N-lamtoro pupuk TSP pada perlakuan T1, T2 dan T3
+ P-BP + Pupuk kandang ayam (T6) 9,25 dapat mempercepat ketersediaan unsur
kg/petak berbeda tidak nyata terhadap hara tanaman yang menyebabkan berat
perlakuan urea + TSP + Pupuk kandang tongkol berkelobot lebih tinggi dibanding
ayam (T3) sebesar 9,43 kg/petak. Hal ini perlakuan T4. Purba et al. (2017)
diduga kandungan bahan organik pada menyatakan bahwa sumber fosfor tersedia
pupuk kandang ayam seperti lignin bagi tanaman dapat diperoleh dari pupuk
berkualitas baik sehingga cepat TSP.
terdekomposisi dan pada perlakuan T6 Produksi tongkol tanpa kelobot
ditambah lamtoro dan BP dapat perlakuan N-lamtoro + P-BP + Pupuk
meningkatkan unsur hara yang dibutuhkan kandang ayam (T6) 6,51 kg/petak berbeda
tanaman sehingga produksi tongkol tidak nyata atau setara terhadap perlakuan
berkelobot hasilnya setara dengan urea + TSP + Pupuk kandang ayam (T3)
perlakuan T3. Ishak et al. (2013) sebesar 7,06 kg/petak dan perlakuan N-
menyatakan bahwa pupuk kandang ayam lamtoro + P-BP + Pupuk kandang
cepat terdekomposisi atau cepat tersedia kambing (T5) 5,47 kg/petak berbeda tidak
bagi tanaman karena kandungan bahan nyata atau setara dengan perlakuan urea +
organik ratio C/Nnya rendah sehingga TSP + Pupuk kandang kambing (T2) 6,28
memacu produksi tanaman. kg/petak. Hal ini menunjukkan bahwa
Perlakuan N-lamtoro + P-BP + penambahan batuan fosfat pada pupuk
Pupuk kandang sapi (T4) 8,31 kg/petak kandang ayam (T6) dan pupuk kandang
nyata lebih rendah dibanding perlakuan kambing (T5) mampu menambah unsur P
urea + TSP + Pupuk kandang sapi (T1) tersedia bagi tanaman yang membantu
10,50 kg/petak. Hal ini diduga sifat pupuk pengisian tongkol yang berpengaruh pada
Jurnal Agrotek Vol. 6 No. 1 Maret 2022 34
Ratna Dwi Kartikasari : Pertumbuhan dan Produksi Jagung Pulut (Zea mays ceritana) dengan
Pemupukan Anorganik dan Pupuk Kandang diperkaya N-Organik dan P-Alam
berat tongkol. Hidayah et al. (2016) 7,44 kg/petak. Hal ini diduga kandungan
menyatakan bahwa unsur hara P berperan serat yang tinggi pada pupuk kandang sapi
lebih dominan pada masa generatif menyebabkan unsur hara belum cukup
terutama fase pembungaan dan tersedia bagi tanaman serta slow release,
pembentukan tongkol. sehingga apabila ditambah dengan pupuk
Perlakuan T5 dan T6 hasil produksi anorganik suplai haranya bertambah yang
tongkol tanpa kelobot masing-masing menyebabkan perlakuan T4 lebih rendah
setara dengan T2 dan T3 menandakan dibanding perlakuan T1. Ramadhani et al.
bahwa penggunaan pupuk anorganik dapat (2016) menyatakan bahwa pupuk kandang
digantikan dengan pemberian N-lamtoro + sapi dapat memperbaiki sifak fisik dan
P-BP + Pupuk kandang kambing dan N- biologi tanah namun kandungan unsur
lamtoro + P-BP + Pupuk kandang ayam hara bersifat lambat tersedia. Pupuk
yang ramah lingkungan. Menurut anorganik bersifat cepat tersedia bagi
Ariyanto (2011) bahwa pupuk organik tanaman sehingga dapat memenuhi
dapat memperbaiki kesuburan dan sifat kebutuhan tanaman. Menurut Putra et al.
fisik tanah serta efisiensi penggunaan (2015) bahwa sifat pupuk anorganik yaitu
pupuk anorganik. Hasil fotosintesis dari unsur haranya cepat tersedia bagi tanaman
daun pada fase generatif akan namun cepat hilang karena penguapan dan
ditranslokasikan ke berat tongkol. pencucian.
Dinariani et al. (2014) menyebutkan
bahwa produksi tongkol berkaitan dengan Panjang Tongkol berkelobot dan Tanpa
fotosintat, semakin berat tongkol jagung Kelobot
berarti semakin banyak pula fotosintat Hasil analisis ragam menunjukkan
yang ditranslokasikan ke tongkol jagung. bahwa perlakuan berbagai macam
Perlakuan N-lamtoro + P-BP + pemupukan berpengaruh tidak nyata
Pupuk kandang sapi (T4) 5,46 kg/petak terhadap panjang tongkol berkelobot dan
nyata lebih rendah dibanding perlakuan berpengaruh nyata terhadap parameter
urea + TSP + Pupuk kandang sapi (T1) panjang tongkol tanpa kelobot.
Tabel 5. Panjang Tongkol Berkelobot Jagung Pulut pada Berbagai Macam Pemupukan
Perlakuan Pemupukan Panjang Tongkol
Berkelobot Tanpa Kelobot
---(cm)--- ---(cm)---
T0 : Urea + TSP 23,23±2,31 15,48±1,14ab
T1 : Urea + TSP + Pupuk kandang sapi 22,48±0,93 16,10±0,56a
T2 : Urea + TSP + Pupuk kandang kambing 23,03±0,92 15,21±0,43ab
T3 : Urea + TSP + Pupuk kandang ayam 22,39±0,82 14,67±0,79abc
T4 : N-Lamtoro + P-BP + Pupuk kandang sapi 21,01±1,11 13,32±1,00c
T5 : N-Lamtoro + P-BP + Pupuk kandang kambing 22,51±0,89 13,94±1,06bc
T6 : N-Lamtoro + P-BP + Pupuk kandang ayam 22,12±1,27 14,76±1,16abc
Superskrip yang berbeda pada kolom yang sama menunjukkan perbedaan nyata (P < 0,05).
Panjang tongkol dipengaruhi oleh (2016) menyatakan bahwa penyinaran
sinar matahari, apabila penyinaran penuh matahari mempengaruhi proses
akan menambah panjang tongkol dan pada pembentukan karbohidrat dan fotosintesis
penelitian tanaman jagung pulut dimana tanaman yang terkena sinar
mendapatkan sinar matahari yang hampir matahari penuh tongkolnya akan lebih
sama sehingga hasilnya berbeda tidak panjang.
nyata antar perlakuan. Aprilyanto et al.
Jurnal Agrotek Vol. 6 No. 1 Maret 2022 35
Ratna Dwi Kartikasari : Pertumbuhan dan Produksi Jagung Pulut (Zea mays ceritana) dengan
Pemupukan Anorganik dan Pupuk Kandang diperkaya N-Organik dan P-Alam
Berdasarkan hasil yang diperoleh Hal tersebut diduga kandungan unsur hara
bahwa panjang tongkol berkelobot hampir pada perlakuan T6 rendah dan bersifat
seragam yaitu 21 – 23 cm. Perlakuan T4, lambat tersedia bagi tanaman sehingga
T5 dan T6 yang ditambah unsur P dari hasil panjang tongkol belum optimal.
batuan fosfat diduga mampu berperan Menurut Yulinda et al. (2013) bahwa
dalam pembentukan ukuran tongkol yaitu penguraian pupuk kandang sapi lebih
panjang tongkol sehingga hasil setara lambat yang menyebabkan proses
dengan perlakuan pemupukan anorganik. penyerapan unsur hara oleh tanaman juga
Menurut Dewangga et al. (2018) bahwa terhambat. Pemberian pupuk anorganik
unsur P berperan dalam pembentukan urea dan TSP pada pupuk kandang sapi
bunga serta ukuran tongkol. Semua (T4) dapat meningkatkan ketersediaan
perlakuan diduga telah memperoleh unsur hara secara cepat yang dapat
hara N dan P yang cukup dan tepat dimanfaatkan tanaman untuk
sehingga panjang tongkol berkelobot pemanjangan tongkol. Ramadhani et al.
mendapatkan hasil yang setara. (2016) menyatakan bahwa pupuk
Hasil uji DMRT menunjukkan bahwa anorganik cepat tersedia bagi tanaman
panjang tongkol tanpa kelobot perlakuan karena pupuk anorganik tidak
T1, T2, T3, T5 dan T6 masing-masing memerlukan proses dekomposisi terlebih
berbeda tidak nyata dengan perlakuan T0. dahulu.
Perlakuan N-Lamtoro + P-BP + Pupuk
kandang ayam (T6) 14,76 cm berbeda KESIMPULAN
tidak nyata atau setara terhadap perlakuan
Hasil penelitian menunjukkan
Urea + TSP + Pupuk kandang ayam (T3)
bahwa pertumbuhan jagung pulut dengan
sebesar 14,67 cm. Perlakuan Lamtoro +
aplikasi pupuk kandang diperkaya N-
BP + Pupuk kandang kambing (T5) 13,94
lamtoro dan P-BP (pukan plus) pada
cm berbeda tidak nyata atau setara dengan
parameter tinggi tanaman dan kadar
perlakuan Urea + TSP + Pupuk kandang
khlorofil daun setara terhadap pupuk
kambing (T2) 15,21 cm. Hal ini
anorganik. Perlakuan pupuk kandang sapi
disebabkan oleh penguraian bahan organik
diperkaya N-lamtoro dan P-BP hasilnya
pupuk kandang ayam dan kambing
lebih rendah dari perlakuan lainnya pada
berlangsung cepat dan penambahan N-
parameter berat tongkol berkelobot, berat
lamtoro dan P-batuan fosfat dapat
tongkol tanpa kelobot dan panjang
mencukupi kebutuhan unsur hara.
tongkol tanpa kelobot. Pupuk kandang
Hajoeningtijas (2012) menyatakan bahwa
diperkaya N-lamtoro dan P-BP yang
pupuk kandang ayam bersifat panas dan
ramah lingkungan dapat menggantikan
proses penguraian oleh mikroba
peran pupuk anorganik.
berlangsung cepat. Hasil akumulasi
Berdasarkan hasil penelitian dapat
fotosintat pada fase generatif salah
dinyatakan bahwa suplementasi pukan
satunya yaitu pada panjang tongkol tanpa
plus dapat digunakan sebagai
kelobot. Menurut Maharani et al. (2018)
rekomendasi pemupukan yang tepat
produksi tanaman ditentukan oleh
untuk budidaya tanaman jagung pulut.
kemampuan distribusi dan akumulasi
fotosintat ke bagian yang akan dipanen.
DAFTAR PUSTAKA
Perlakuan N-Lamtoro + P-BP +
Ai, N. S. dan Y. Banyo. 2011. Konsentrasi
Pupuk kandang sapi (T4) 13,32 cm nyata
Khlorofil daun sebagai indikator
lebih rendah dibanding perlakuan Urea +
kekurangan air pada tanaman. J.
TSP + Pupuk kandang sapi (T1) 16,10 cm.
Ilmiah Sains, 11 (2) : 166 – 173.
Jurnal Agrotek Vol. 6 No. 1 Maret 2022 36
Ratna Dwi Kartikasari : Pertumbuhan dan Produksi Jagung Pulut (Zea mays ceritana) dengan
Pemupukan Anorganik dan Pupuk Kandang diperkaya N-Organik dan P-Alam
Aili, E. N., Respatijarti dan A. N. mays saccharata Sturt.). J. Viabel
Sugiharto. 2016. Pengaruh Pertanian, 10 (1) : 1 – 19.
pemberan kolkisin terhadap Ishak, S. Y., M. I. Bahua dan M. Limonu.
penampilan fenotip galur inbrida 2013. Pengaruh pupuk organik
jagung pakan (Zea mays L.) pada kotoran ayam terhadap pertumbuhan
fase pertumbuhan vegetatif. J. tanaman jagung (Zea mays L.) di
Produksi Tanaman, 4 (5) : 370 – Dulomo Utara Kota Gorontalo.
377. JATT, 2 (1) : 210 – 218.
Aprilyanto, W., M. Baskara dan B. Lukiwati, D. R. dan R. I. Pujaningsih.
Guritno. 2016. Pengaruh populasi 2015. Efek sisa pupuk kandang
tanaman dan kombinasi pupuk N, diperkaya fosfat alam dalam bentuk
P,K pada produksi tanaman jagung granular dan di inokulasi
manis (Zea mays saccharata Sturt). biodekomposer terhadap nutrisi
J. Produksi Tanaman, 4 (6) : 438 – jerami jagung manis di lahan kering.
446. J. Pastura, 4 (2) : 78 – 82.
Ariyanto, S. E. 2011. Perbaikan kualitas Maha, W. 2020. Aplikasi pupuk kandang
pupuk kandang sapi dan aplikasinya sapid an kedalaman olah tanah
pada tanaman jagung manis (Zea terhadap pertumbuhan dan hasil
mays saccharata Sturt). J. Sains dan produksi jagung manis ((Zea mays
teknologi, 4 (2) : 164 – 175. saccharata). J. Focus
Dewangga, N. A. P., D. R. Lukiwati dan Agroteknologi, 1 (3) : 129 – 135.
B. A. Kristanto. 2018. Pertumbuhan Maharani, P. D., 2018. Jarak tanam
dan produksi jagung manis (Zea berbeda pada uji daya hasil varietas
mays saccharata) dengan jagung hibrida. J. Agrotechnology
pemupukan “Kotpi plus”. J. agro Research, 2 (2) : 52 – 57.
Complex, 2 (3) : 229 – 234. Nugroho, W. S. 2015. Penetapan standar
Djoyowasito, G., B. D. Argo., A. M. warna daun sebagai upaya
Ahmad dan D. Cholidia. 2017. identifikasi status hara (N) tanaman
Model laju pertumbuhan jagung (Zea mays L.) pada tanah
perkecambahan tanaman jagung regosol. Planta Tropika Journal of
(Zea mays L.) pada variasi massa Agro Science, 2 (1) : 8 – 15.
benih jagung. J. Keteknikan Pangaribuan, D. H., K. Hendarto dan K.
Pertanian Tropis dan Biosistem, 5 Prihatini. 2017. Pengaruh pemberian
(1) : 86 – 95. kombinasi pupuk anorganik tunggal
Hajoeningtijas, O. D. 2012. Mikrobiologi dan pupuk hayati terhadap
Pertanian. Graha Ilmu, Yogyakarta. pertumbuhan dan produksi tanaman
Hamzah, S., S. Utami dan M. A. Cholik. jagung manis (Zea mays saccharata
2011. Pengaruh pupuk agrobost dan Sturt.) serta populasi mikroba tanah.
humagold terhadap pertumbuhan J. Floratek, 12 (1) : 1 – 9.
dan produksi jagung ketan (Zea Panjaitan, E., P. Sihombing dan W.
mays ceratina L.) J. Agrium, 17 (1) : Damanik. 2019. Peningkatan
59 – 65. pertumbuhan dan hasil tanaman
Hidayah, U., P. Puspitorini dan A. W. jagung manis (Zea mays saccharata
Setya. 2016. Pengaruh pemberian Sturt.) melalui pemberian kompos
pupuk urea dan pupuk kandang lamtoro dan pupuk hayati mikoriza
ayam terhadap pertumbuhan dan pada lahan kering. J. Methodagro, 5
hasil tanaman jagung manis (Zea (1) : 1 – 10.
Jurnal Agrotek Vol. 6 No. 1 Maret 2022 37
Ratna Dwi Kartikasari : Pertumbuhan dan Produksi Jagung Pulut (Zea mays ceritana) dengan
Pemupukan Anorganik dan Pupuk Kandang diperkaya N-Organik dan P-Alam
Purba, S. T. Z., M. M. B. Damanik dan K. Sonbai. J. H. H., D. Prajitno dan A.
S. Lubis. Dampak pemberian pupuk Syukur. 2013. Pertumbuhan dan
TSP dan pupuk kandang ayam hasil jagung pada berbagai
terhadap ketersediaan dan serapan pemberian pupuk nitrogen di lahan
fosfor serta pertumbuhan tanaman kering regosol. J. Ilmu Pertanian, 16
jagung pada tanah inceptisol Kwala (1) : 77 – 89.
Bekala. J. Agroekoteknologi, 5 (3) : Suarni, M. Aqil dan H, Subagio. 2019.
638 – 643. Potensi pengembangan jagung pulut
Putra, A. D., M. M. B. Damanik dan H. mendukung diversifikasi pangan. J.
Hanum. 2015. Aplikasi pupuk urea Litbang Pertanian, 38 91) : 1 – 12.
dan pupuk kandang kambing untuk Trisnadewi, A. A. A. S., T. G. O. Susila
meningkatkan N-total pada tanah dan I. W. Wijana. 2012. Pengaruh
inceptisol kwala bekala dan jenis dan dosis pupuk kandang
kaitannya terhadap pertumbuhan terhadap pertumbuhan dan produksi
tanaman jagung (Zea mays L.). J. jagung manis (Zea mays saccharata
Online Agroekoteknologi, 3 (1) : Sturt). J. Pastura, 1 (2) : 52 – 55.
128 – 135. Yulinda, M. Lutfi., B. Suilo., A. M.
Ramadhani, R. H., M. roviq dan M. D. Ahmad. 2013. Aplikasi sludge bio-
Maghfoer. 2016. Pengaruh sumber digester kotoran sapi sebagai pupuk
pupuk nitrogen dan waktu organik terhadap hasil produksi
pemberian urea pada pertumbuhan tanaman jagung di lahan kering. J.
dan hasil tanaman jagung manis Keteknikan Pertanian Tropis dan
(Zea mays saccharata Sturt). J. Brosistem, 1 (3) : 231 – 238.
Produksi Tanaman, 4 (1) : 8 – 15.
Jurnal Agrotek Vol. 6 No. 1 Maret 2022 38