[go: up one dir, main page]

0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
108 tayangan10 halaman

Pupuk Organik untuk Jagung Manis

Penelitian ini menguji pengaruh aplikasi berbagai pupuk organik terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman jagung manis. Terdapat lima perlakuan pupuk yang diuji yaitu tanpa pupuk, pupuk kandang, bokasi, biofertilizer dan pupuk anorganik. Hasilnya menunjukkan bahwa semua perlakuan pupuk organik memberikan pengaruh positif terhadap parameter pertumbuhan dan hasil tanaman seperti tinggi tanaman, jumlah daun, panjang dan berat tongkol

Diunggah oleh

Deaselfanti Dea
Hak Cipta
© © All Rights Reserved
Kami menangani hak cipta konten dengan serius. Jika Anda merasa konten ini milik Anda, ajukan klaim di sini.
Format Tersedia
Unduh sebagai DOCX, PDF, TXT atau baca online di Scribd
0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
108 tayangan10 halaman

Pupuk Organik untuk Jagung Manis

Penelitian ini menguji pengaruh aplikasi berbagai pupuk organik terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman jagung manis. Terdapat lima perlakuan pupuk yang diuji yaitu tanpa pupuk, pupuk kandang, bokasi, biofertilizer dan pupuk anorganik. Hasilnya menunjukkan bahwa semua perlakuan pupuk organik memberikan pengaruh positif terhadap parameter pertumbuhan dan hasil tanaman seperti tinggi tanaman, jumlah daun, panjang dan berat tongkol

Diunggah oleh

Deaselfanti Dea
Hak Cipta
© © All Rights Reserved
Kami menangani hak cipta konten dengan serius. Jika Anda merasa konten ini milik Anda, ajukan klaim di sini.
Format Tersedia
Unduh sebagai DOCX, PDF, TXT atau baca online di Scribd
Anda di halaman 1/ 10

e-J.

Agrotekbis 3 (2) : 168 - 177 , April 2015 ISSN : 2338 -3011

TANGGAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN


JAGUNG MANIS (Zea mays L. Saccharata) PADA APLIKASI
BERBAGAI PUPUK ORGANIK

Growth Response and Yield of Sweet Corn treated with Different Organic Fertilizers

Ikhwana Pasta1), Andi Ette 2), Henry N. Barus2)

1) Mahasiswa Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Tadulako, Palu


2) Staf Dosen Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Tadulako,
Palu E-mail : w.ikhwana@gmail.com
E-mail : andiete@g.mail.com
E-mail :
henbarus@hotmail.com

ABSTRACT

The research was conducted in the Green house the Faculty of Agriculture, University of Tadulako
Palu. Time of the study began in May 2014. This study used completely randomized design with 5
treatments namely A : Without Fertilizer (control), B : Manure Fertilizer (20 ton ha -1), C : Bokasi
Fertilizer (20 ton ha-1), D : Biofertilizer (33,3 ton ha -1), and E : Inorganic Fertilizer (NPK 350 kg ha -
1
). Each treatment was repeated 4 times resulted to 20 experimental units. Treatment which shows
significancy will be further tested with honestly significant difference (HSD) at level of 5%. The
results showed that the growth and yield of corn treated with various organic fertilizers positively
impacted on plant height, number of leaves, flowering time, cob weight (with husk and without
husk) and cob length (with husk and without husk). The application of biofertilizers (microbial
from bamboo grove) resulted to better growth and yield.
Keywords: sweetcorn,organic fertilizer, biofertilizer

ABSTRAK

Penelitian ini dilaksanakan di Green house Fakultas Pertanian Universitas Tadulako Palu. Waktu
pelaksanaan dimulai pada bulan Mei sampai dengan Juli 2014. Penelitian ini menggunakan Metode
Rancangan Acak Lengkap dengan 5 Perlakuan yaituA: tanpa pupuk (kontrol), B: Pupuk kandang
(20ton/ha), C: Bokasi (20ton/ha), D: Pupuk Hayati (33,3ton /ha),dan E : Pupuk Anorganik (NPK
350kg/ha). Masing-masing perlakuan diulang sebanyak 4 kali sehingga terdapat 20 unit percobaan.
Perlakuan yang berpengaruh nyata di uji lanjut dengan uji beda nyata jujur (BNJ) taraf 5%. Hasil
penelitian menunjukan bahwa pertumbuhan dan hasil tanaman jagung pada aplikasi berbagai pupuk
organik dapat memberikan pertumbuhan dan hasil yang optimum yang ditunjukan adalah tinggi
tanaman, jumlah daun, waktu berbunga, berat tongkol (dengan kelobot dan tanpa kelobot) serta
panjang tongkol (dengan kelobot dan tanpa kelobot).Sementara aplikasi pupuk hayati (mikroba
rumpun bambu) memberikan pengaruh yang lebih baik terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman
jagung manis.
Kata Kunci : Tanggap, jagung manis, pupuk organik, pupuk hayati

1
PENDAHULUAN terus menerus dan tidak terkontrol dapat
berdampak negatif terhadap kesuburan
Jagung merupakan makananpokok
kedua setelah padi di Indonesia. Jagung tanah, pertumbuhan tanaman, lingkungan
secara spesifik merupakan tanaman pangan dan kesimbangan mikroorganisme tanah
yang sangat bermanfaat bagi kehidupan (Rinsema, 1983).
manusiaataupun hewan. Berdasarkan urutan Tanaman jagung tidak akan
bahan makanan pokok di dunia, jagung memberikan hasil maksimal manakala
menduduki urutan ketiga setelah gandum unsur hara yang diperlukan tidak cukup
dan padi. Tanaman jagung hingga kini tersedia. Pemupukan dapat meningkatkan
dimanfaatkan oleh masyarakat dalam berbagai hasil panen secara kuantitatif maupun
bentuk penyajian, seperti : tepung jagung kualitatif. Lingga dan Marsono (2007)
(maizena), minyak jagung, bahan pangan, menyatakan bahwa, pupuk merupakan
serta sebagai pakan ternak dan lain-lainnya. kunci dari kesuburan tanah karena berisi
Khusus jagung manis (sweet corn), sangat satu atau lebih unsur untuk menggantikan
disukai dalam bentuk jagung rebus atau unsur yang habis diserap tanaman.
bakar (Derna, 2007). Jagung manis (sweet Menurut Suliasih, et al., (2011),
corn) mempunyai rasa manis karena kadar Bahwa belakangan ini sistem pertanian
gulanya 5–6 % yang lebih dari rasa jagung berkelanjutan marak dikembangkan. Salah
biasa dengan kadar gula 2–3 % (Sirajuddin, satu pendekatan yang dilakukan yaitu
2010). Rasa manis ini lebih disukai dengan pemberian bahan organik untuk
masyarakat yang dapat dikonsumsi secara memperbaiki struktur tanah yang semakin
segar atau dikalengkan. Namun oleh lama menurun karena pemberian pupuk
masyarakat Sulawesi Tengah lebih banyak kimia yang berlebihan Bahan organik
dikonsumsi sebagai jagung rebus dan memiliki kandungan unsur hara lengkap
dibakar. yang dibutuhkan oleh tanaman, berdasarkan
Jagung Manis (Zea Mays L. bentuknya bahan organik dikelompokkan
Saccharata) merupakan jenis jagung yang menjadi bahan organik padat dan bahan
belum lama dikenal di Indonesia. Jagung organik cair, serta dapat memperbaiki
manis semakin popular dan banyak struktur tanah (Isroi, 2008).
dikonsumsi karena memiliki rasa yang lebih Pupuk organik adalah pupuk yang
manis dibandingkan jagung biasa. dan umur sebagian besar atau seluhnya terdiri atas
produksinya lebih singkat (genjah), bahan organik yang berasal dari tanaman
sehingga sangat baik untuk dibudidayakan atau hewan yang telah melalui proses dari
(Rahmi dan Jumiati, 2007).
rekayasa yang digunakan untuk mensuplai
Propinsi Sulawesi Tengah adalah
salah satu sentra produksi jagung di bahan organik untuk memperbaiki sifat fisik,
Indonesia. Perkembangan jagung 5tahun biologi dan kimia tanah (Simanungkalit dan
terakhir menunjukan peningkatan produksi Suriadikarta, 2006).
dengan rata - rata laju pertumbuhan 0,35%. Sumbangan bahan organik terhadap
Pada tahun 2010 tingkat produksi hanya pertumbuhan tanaman merupakan pengaruhnya
171.180 ton meningkat menjadi 197.488 ton terhadap sifat- sifat fisik, kimia, dan
pada tahun 2011. Peningkatan produksi biologis tanah. Bahan organik memiliki
tersebut disebabkan oleh peningkatan peranan didalam menyediakan N, P dan S
penggunaan varietas unggul dan luas areal untuk tanaman, peranan biologis dalam
tanam (BPTP Sulawesi Tengah, 2011). mempengaruhi aktivitas organisme mokroflora
Selama ini penggunaan pupuk dan mikrofauna, serta peranan fisik didalam
anorganik pada tanaman jagung sudah mempengaruhi struktur tanah dan lainnya
banyak dilakukan, tetapi penggunaan secara (Stevenson, 1994).
2
Berdasarkan uraian di atas maka percobaan. Perlakuan yang berpengaruh
dilakukan penelitian tentang tanggap nyata di uji lanjut dengan uji beda nyata
pertumbuhan dan hasil tanaman jagung jujur (BNJ) taraf 5%.
manis pada apliakasi berbagai pupuk Prosedur penelitian dimulai dari
organik sebagai salah satu upaya untuk proses pembuatan pupuk bokasi dan hayati,
meningkatkan produksi tanaman jagung dilanjutkan dengan pengambilan dan
untuk pendayagunaan pupuk organik dalam penyiapan sampel tanah, pelaksanaan
membudidayakan tanaman. percobaan, pemeliharaan dan penanaman,
Penelitian bertujuan untuk mengetahui setelah itu panen.
tanggap pertumbuhan dan hasil tanaman Variabel pengamatan dalam penelitian
jagung manis pada aplikasi berbagai pupuk meliputi tinggi tanaman, jumlah daun,
organik. diameter batang, waktu berbunga, berat
Manfaat penelitian adalah sebagai tongkol (dengan kelobot dan tanpa kelobot)
bahan masukan tentang jenis dan manfaat serta panjang tongkol (dengan kelobot dan
pupuk organik terhadap pertumbuhan yang tanpa kelobot).
baik dan peningkatan produksi tanaman
jagung serta menambah referensi ilmu HASIL DAN PEMBAHASAN
pengetahuan tentang bahan organik yang
baik dalam menunjangmeningkatnya Pertumbuhan
budidaya tanaman jagung manis. Tinggi Tanaman. Hasil pengamatan tinggi
tanaman jagung manis menunjukan bahwa
BAHAN DAN METODE perlakuan yang diberikan pada umur
Penelitian dilaksanakan Di Green 15 HST, 30 HST perpengaruh nyata dan
house Fakultas Pertanian Universitas 45 HST berpengaruh sangat nyata pada
Tadulako Palu. Waktu pelaksanaan tinggi tanaman. Adapun rata - rata tinggi
penelitian dimulai pada bulan Mei 2014 tanaman selama pertumbuhan jagung manis
sampai Juli 2014. pada aplikasi berbagai pupuk organik
disajikan pada Gambar 1
Tinggi Tanaman (cm)

Alat yang digunakan dalam


15HST30HST45HST
penelitian yaitu batang bambu (tua), tali 200
atau karet pengikat, kompor, kuali, pisau, 158,1a 158,6a
ember, toples, cangkul, skop, karung 150 126,3b
137,7b

penutup, polybag, meteran, timbangan 106,2c


100
analitik, ayakan, alat dokumentasi, dan alat 55,5c 56,3bc 56,7bc57,9a58,0a
tulis lainnya. 50 25,7b
26,1ab 26,5ab 27,2ab27,4a
Bahan - bahan yang digunakan
0
dalam penelitian adalah benih jagung manis
varietas Talenta,pupuk bokasi (kacang
tanah), pupuk hayati (mikroba dari rumpun
bambu), pupuk kandang (kotoran sapi),
pupuk an - organik (NPK) dan tanah.
Gambar 1. Rata - rata Tinggi Tanaman
Penelitian ini menggunakan Metode
Jagung Manis (cm) pada Aplikasi Berbagai
Rancangan Acak Lengkap dengan 5
Pupuk Organik
Perlakuan yaitu A: tanpa pupuk (kontrol),
Berdasarkan rata-rata tinggi
B: Pupuk kandang (20ton/ha), C: Kompos
(20ton/ha), D: Pupuk Hayati (33,3ton /ha), tanaman pada Gambar 1 menunjukan
danE: Pupuk Anorganik (NPK 350kg/ha). bahwa tinggi tanaman jagung manis umur
Masing - masing perlakuan di ulang 15–45 HST mengalami pertambahan tinggi
sebanyak 4 kali sehingga terdapat 20 unit tanaman setiap pengamatan.
3
Hasil uji BNJ 5% menunjukan 15HST 30HST 45HST

Jumlah Daun (Helai)


bahwa umur 15 HST, perlakuan yang 14.0 12,3ab 12,5a
memiliki tinggi tanaman yang lebih tinggi 12.0 10,3c
11,0bc 11,0bc
10.0 8.38.5
adalah perlakuan E (Pupuk Anorganik) 8.0 6.8 7.3 7.5

6.0 5.0 5.0 4.5 4.8 5.0


sama dengan perlakuan lainnya kecuali 4.0
dengan perlakuan A (Tanpa Pupuk). 2.0
0.0
Disamping itu diketahui bahwa perlakuan
dengan tinggi tanaman lebih rendah adalah
perlakuan A (Tanpa Pupuk) tidak berbeda
dengan perlakuan lainnya kecuali dengan
perlakuan E (Pupuk Anorganik). Pada umur
30 HST, perlakuan yang memiliki tinggi
tanaman yang lebih tinggi adalah perlakuan Gambar 2. Rata - rata Jumlah Daun
E (Pupuk Anorganik) sama dengan Tanaman Jagung Manis (helai daun) pada
Aplikasi Berbagai Pupuk Organik
perlakuan lainnya kecuali perlakuan A
(Tanpa Pupuk). Selain itu diketahui bahwa Berdasarkan rata - rata jumlah daun
perlakuan dengan tinggi tanaman lebih pada Gambar 2 menunjukan bahwa jumlah
rendah adalah perlakuan A (Tanpa Pupuk) daun jagung manis umur15 – 45 HST
tidak berbeda dengan perlakuan lainnya kecuali mengalami pertambahan jumlah daun setiap
dengan perlakuan E (Pupuk Anorganik) pengamatan.
dan D (Pupuk Hayati). Sedangkan pada Hasil taraf uji BNJ 5% menunjukan
umur 45 HST menunjukan bahwa perlakuan bahwa umur 45 HST, perlakuan yang
yang memiliki pertumbuhan tinggi tanaman memiliki jumlah daun lebih tinggi adalah
tertinggi adalah perlakuan E (Pupuk perlakuan E (Pupuk anorganik) sama
dengan perlakuan D (Pupuk Hayati) kecuali
Anorganik) berbeda dengan perlakuan
dengan perlakuan lainnya. Sedangkan
lainnya kecuali dengan perlakuan
perlakuan D (Pupuk Hayati) sama dengan
D (Pupuk Hayati). Perlakuan dengan
perlakuan lainnya kecuali perlakuan A
pertumbuhan tinggi tanaman terendah
(Tanpa Pupuk). Disamping itu perlakuan
adalah perlakuan A (Tanpa Pupuk) tidak
dengan jumlah daun lebih rendah adalah
sama dengan perlakuan lainnya.
perlakuan A (Tanpa Pupuk) sama dengan
Jumlah Daun. Hasil pengamatan jumlah perlakuan B (Pupuk Kandang) dan perlakuan
daun tanaman jagung manis menunjukan C (Pupuk Bokasi) kecuali perlakuan
bahwa perlakuan yang diberikan pada umur lainnya.
15 HST dan 30 HST tidak berpengaruh
Diameter Batang. Hasil pengamatan
nyata terhadap jumlah daun tanaman.
Sedangkan pada umur 45 HST berpengaruh diameter batang jagung manis menunjukan
sangat nyata terhadap jumlah daun tanaman. bahwa perlakuan yang diberikan pada umur
Adapun rata-rata jumlah daun selama 15, 30, dan 45 HST tidak berpengaruh nyata
pertumbuhan jagung manis pada aplikasi terhadap diameter batang tanaman. Rata-
berbagai pupuk organik disajikan pada rata diameter batang tanaman disajikan
Gambar 2. pada Tabel 1.
4
Tabel 1. Rata - rata Diameter Batang waktu berbunga lebih lambat adalah
Tanaman Jagung manis (cm) perlakuan A (Tanpa Pupuk) sama dengan
pada Aplikasi Berbagai Pupuk perlakuan lainnya kecuali dengan perlakuan
Organik D (Pupuk Hayati) danE (Pupuk Anorganik).
Waktu Komponen Hasil
Perlakuan 15 30 45 Berat Tongkol (dengan Kelobot dan Tanpa
HST HST HST
A 0,9 1,1 1,7 Kelobot). Hasil pengamatan berat tongkol
B 0,9 1,3 1,9 dengan kelobot dan tanpa kelobot jagung
C 0,9 1,3 1,8 manismenunjukan bahwa perlakuan yang
D 1,0 1,3 2,1 diberikan pada hasil tanaman jagung manis
E 1,0 1,5 2,1 berpengaruh sangat nyata terhadap berat
tongkol dengan kelobot dan tanpa kelobot.
Waktu Berbunga. Hasil pengamatan waktu
Rata-rata berat tongkol dengan kelobot dan
berbunga tanaman jagung manis menunjukan
tanpa kelobot pada komponen hasil
bahwa perlakuan yang diberikan sangat
tanaman jagung manis pada aplikasi
berpengaruh nyata pada waktu berbunga
berbagai pupuk organik disajikan pada
tanaman jagung manis. Adapun rata - rata
Gambar 4.
waktu berbunga selama pertumbuhan Berat Tongkol Jagung (g)
jagung manis pada aplikasi berbagai pupuk
Dengan KelobotTanpa Kelobot
organik disajikan pada Gambar 3. 300
Waktu Berbunga (hari)

258,1a
250 239,7a
188,5b 185,0b 192,2a
200 141,1b147,0b
55
50,5b 150 130,0b
112,3c
49,0b 48,3b 75,6c
50 100
44,5a 50
45 42,8a
0
40

35

Gambar 4. Rata - rata Berat Tongkol


dengan Kelobot dan Tanpa Kelobot Jagung
Manis (g) pada Aplikasi Berbagai Pupuk
Gambar 3. Rata - rata Waktu Berbunga Organik
Tanaman Jagung Manis (hari) pada Berdasarkan rata - rata berat jagung
Aplikasi Berbagai Pupuk Organik dengan kelobot dan tanpa kelobot pada
Berdasarkan rata-rata kecepatan Gambar 4 menunjukan bahwa hasil berat
berbunga pada Gambar 3 menunjukan jagung dengan kelobot dan tanpa kelobot
bahwa perlakuan yang memiliki waktu dengan berat lebih tinggi adalah hasil
berbunga lebih cepat adalah perlakuanD perlakuan E (Pupuk Anorganik) sedangkan
(Pupuk Hayati) dan perlakuan yang hasil jagung dengan kelobot dan tanpa
memiliki waktu berbunga lebih lambat kelobot dengan berat lebih rendah adalah
adalah perlakuanA (Tanpa Pupuk). hasil perlakuan A (Tanpa Pupuk).
Hasil taraf uji BNJ 5% bahwa Hasil taraf uji BNJ 5% menunjukan
perlakuan yang memiliki waktu berbunga bahwa berat jagung dengan kelobot pada
lebih cepat adalah perlakuan D (Pupuk setiapperlakuan memilikiberat jagung yang
Hayati) sama dengan perlakuan E (Pupuk berbeda, namun perlakuan dengan berat
Anorganik) kecuali dengan perlakuan jagung lebih tinggi adalah perlakuan E
lainnya. Disamping itu perlakuan dengan (Pupuk Anorganik) dan berat jagung lebih
5
rendah adalah Perlakuan A (Tanpa Pupuk) dengan kelobot dan tanpa kelobot terendah
berbeda dengan perlakuan lainnya. Disamping adalah perlakuan A (Tanpa Pupuk).
itu berat jagung tanpa kelobot yang Hasil taraf uji BNJ 5% menunjukan
memiliki berat jagung lebih tinggi adalah bahwa panjang tongkol jagung dengan
perlakuan E (Pupuk Anorganik) berbeda kelobot, perlakuan yang memberikan
dengan perlakuan lainnya kecuali dengan panjang tongkol yang lebih tinggi adalah
perlakuan D (Pupuk Hayati). Sedangkan perlakuan E (Pupuk Anorganik) sama
perlakuan dengan berat jagung tanpa dengan lainnya, kecuali dengan perlakuan A
kelobot yang memiliki berat lebih rendah (Tanpa Pupuk). Perlakuan dengan hasil
adalah perlakuan A (Tanpa Pupuk) berbeda panjang tongkol lebih rendah adalah
dengan perlakuan lainnya. perlakuan A (Tanpa Pupuk) sama dengan
perlakuan lainnya kecuali perlakuan E
Panjang Tongkol (dengan kelobot dan (Pupuk Anorganik). Sedangkan panjang
tanpa kelobot). Hasil pengamatan panjang tongkol tanpa kelobot, perlakuan yang
tongkol dengan kelobot dan tanpa kelobot memberikan panjang tongkol lebih tinggi
jagung manis menunjukan bahwa perlakuan adalah perlakuan E (Pupuk Anorganik)
yang diberikan pada hasil tanaman jagung sama dengan perlakuan D (Pupuk Hayati)
manis berpengaruh nyata terhadap panjang kecuali dengan perlakuan lainnya. Namun
tongkol dengan kelobot dan berpengaruh perlakuan B(Pupuk Kandang) sama dengan
sangat nyata terhadap panjang tongkol perlakuan C (pupuk bokasi) berbeda dengan
tanpa kelobot. Rata - rata panjang tongkol perlakuan lainnya. Disamping itu perlakuan
dengan kelobot dan panjang tongkol tanpa dengan panjang tongkol lebih rendah adalah
kelobot jagung manis pada aplikasi perlakuan A (Tanpa Pupuk) berbeda dengan
berbagai pupuk organik disajikan pada perlakuan lainnya kecuali dengan perlakuan
Gambar 5. B (pupuk kandang).
Panjang Tongkol Jagung (cm)

Dengan Kelobot Tanpa Kelobot


Pertumbuhan Tanaman Jagung Manis.
30.0
20,3ab 20,8ab 21,0ab 21,8a
Tersedianya unsur hara yang
20.0 18,6b
14,8bc 15,5b
18,2a 18,9a merupakan elemen esensial yang dibutuhkan
13,4c tanaman, karena apabila salah satu unsur
10.0 tidak ada maka proses metabolisme dan
pertumbuhan tanaman terganggu bahkan
0.0
mengakibatkan kematian. Kandungan hara
yang cukup didalam tanah akan menyebabkan
pertumbuhan vegetatif tanaman jagung
menjadi baik (Retno dan Darminanti, 2009).
Berkaitan dengan hal ini Poulton et al,
Gambar 5. Rata-rata Panjang Tongkol (1989), menyatakan bahwa tanaman dalam
dengan Kelobot dan tanpa Kelobot proses metabolismenya sangat ditentukan
JagungManis (cm) pada Aplikasi Berbagai oleh ketersediaan unsur hara terutama unsur
Pupuk Organik hara makro primer yaitu N, P, dan K dalam
jumlah yang cukup dan seimbang, baik
Berdasarkan rata - rata panjang pada fase pertumbuhan vegetatif, maupun
tongkol jagung dengan kelobot dan tanpa fase generatif.
kelobot pada Gambar 5 menunjukan bahwa Nitrogen yang cukup tersedia bagi
perlakuan yang memilki panjang jagung tanaman karena merupakan hara utama
manis dengan kelobot dan tanpa kelobot pada umumnya sangat diperlukan tanaman
tertinggi adalah perlakuan E (pupuk karena mampu mendorong untuk
anorganik) sedangkan panjang jagung pertumbuhan bagian-bagian vegetatif

6
tanaman seperti daun, batang, dan akar. Hal Tanaman jagung membutuhkan
ini sesuai dengan pernyataan Lakitan nitrogen sepanjang hidupnya dan sangat
(1996), bahwa nitrogen merupakan efektif dalam penggunaan amonium
penyusun dari banyak senyawa seperti asam meskipun sebagian besar diambil dalam
amino yang diperlukan dalam pembentukan bentuk nitrat (Sudjana dkk., 1991).Novriani
atau pertumbuhan bagian-bagian vegetatif (2010), menambahkan bahwa P pada masa
generatif dialokasikan pada proses
seperti batang, daun, dan akar. Jadi dengan
pembentukan biji atau buah tanaman. Lebih
cukup tersedianya nitrogen pada tanaman lanjut Mapegau (2010), menyatakan bahwa
jagung, semua aktifitas sel berjalan normal P berfungsi sebagai sumber energi dalam
seperti pemanjangan batang oleh aktivitas berbagai reaksi metabolisme tanaman
sinyal dari hormon giberelin. Selain itu, berperan penting dalam peningkatan hasil
yang lebih penting lagi hormon auksin serta memberikan banyak fotosintat yang
yakni hormon pertumbuhan tanaman didistribusikan ke dalam biji sehingga hasil
tersusun dari nitrogen (Wijaya, 2008). biji tanaman jagung meningkat. karena di
Tersedianya nitrogen dalam jumlah yang antara fungsi fosfor yang dikemukakan
tergolong tinggi mempengaruhi penyerapan Isnaini (2006) bahwa mempercepat
pembentukan buah dan biji serta
fosfor yang berperan dalam proses
meningkatkan produksi. Ukuran buah dan
pembentukan bunga (Handiyono dan
kualitas buah pada vase generatif akan
Zulkarnain, 1992). dipengaruhi oleh ketersediaan unsur K,
Dari uraian diatas menunjukan sedangkan P berperan dalam pembentukan
bahwa pertumbuhan tinggi tanaman, jumlah buah dan bunga (Novizan, 2002).
daun dan kecepatan berbunga pada aplikasi Dari uraian diatas menunjukan
berbagai pupuk organik memiliki bahwa hasil tanaman jagung pada aplikasi
pertumbuhan yang baik, karena tersedianya berbagai pupuk organik dapat memberikan
unsur hara yang cukup dan seimbang bagi hasil yang maksimum karena apabila
tanaman. kebutuhan unsur hara dapat terpenuhi, baik
Komponen Hasil Tanaman Jagung unsur hara makro maupun unsur hara
Manis.Tanaman jagung memberikan hasil mikro.
yang maksimum manakala tersedianya Tanggap Pertumbuhan dan Hasil
unsur hara yang cukup dan tersedia bagi Tanaman Jagung Manis Dengan
tanaman, karena pada fase generatif juga Aplikasi Berbagai Pupuk Organik dalam
membutuhkan unsur hara tidak berbeda Penelitian. Dalam penelitian ini bahwa
dengan fase generatif. Hasil tanaman akan pemberian pupuk organik dapat memberikan
dapat optimal apabila syaratnya terpenuhi pertumbuhan dan hasil yang baik tidak
seperti tersedianya unsur hara yang cukup berbeda dengan pemberian pupuk anorganik
dan faktor lingkungan yang sesuai. Hal ini karena pupuk organik juga kaya akan unsur
sesuai dengan pernyataan Rismunandar hara yang dapat menyuburkan tanah dan
(1992), bahwa dengan cukupnya kebutuhan tanaman. Pupuk organik umumnya berasal
hara tanaman baik unsur makro maupun dari tumbuhan dan hewan dan secara
mikro, maka pertumbuhan dan produktifitas spesifik sebagai sumber hara (Sutanto,
2002). Hal ini sesuai dengan pernyataan
tanaman akan berjalan lancar. Pairunan
Sutoro (2003), bahwa Bahan organik
et al. (1997) menambahkan bahwa jika
berperan dalam meningkatkan kesuburan
kekurangan atau kelebihan salah satu unsur
tanah, dan akan menentukan produktivitas
hara dapat mengurangi efisiensi unsur hara tanah, penyediaan hara bagi tanaman, dan
lainnya. memperbaiki sifat fisik, biologi dan sifat

7
kimia tanah lainnya seperti terhadap pH bahwa tanpa dipupuk tanaman tidak mampu
tanah, kapasiatas pertukaran kation dan memberikan hasil seperti yang diharapkan
anion tanah, daya sangga tanah dan (Raihan, 2000). Pertumbuhan, produksi dan
netralisasi unsur meracun seperti Fe, Al, Mn mutu hasil jagung manis dipengaruhi oleh
dan logam berat lainnya termasuk dua faktor, yaitu faktor genetik dan faktor
netralisasi terhadap insektisida. Pupuk lingkungan seperti kesuburan tanah (Hayati,
organik juga mengandung sejumlah zat 2006).
tumbuh dan vitamin yang dibutuhkan untuk
merangsang pertumbuhan tanaman dan KESIMPULAN DAN SARAN
mikro organisme (Arifin., dkk, 2008). Oleh
Kesimpulan
karena itu penggunaan pupuk organik yang
Berdasarkan hasil penelitain yang
tepat dapat menggantikan atau mengurangi
dicobakan dan uraian-uraian yang ada maka
penggunaan pupuk kimia serta memberikan
dapat disimpulkan bahwa pertumbuhan dan
hasil dan produksi yang optimun
hasil tanaman jagung manis pada aplikasi
(Wididana, 1993).
berbagai pupuk organik dapat memberikan
Adanya perbedaan pertumbuhan dan pertumbuhan dan hasil yang optimum yang
hasil tanaman pada perlakuan dengan ditunjukan oleh tinggi tanaman, jumlah
pemberian berbagai pupuk organik diduga daun, berat tongkol (dengan kelobot dan
karena pemberian dosis pupuk yang tanpa kelobot) serta panjang tongkol
diberikan berbeda. Seperti halnya (dengan kelobot dan tanpa kelobot).
dikemukakan oleh Subandi, dkk (1988), Sementara aplikasi pupuk hayati (mikroba
dosis, cara dan waktu pemberian yang tepat rumpu bambu) memberikan pengaruh yang
dan disertai dengan pengolahan tanah yang lebih baik terhadap pertumbuhan dan hasil
baik dapat membantu meningkatkan tanaman jagung.
ketersediaan unsur hara yang diperlukan Saran
tanaman. jika suatu tanaman kekurangan Berdasarkan hasil diatas perlu
kandungan unsur hara pupuk, laju dilakukan penggunaan pupuk organik sesuai
pertumbuhan tanaman tersebut akan lambat dosis yang dicobakan dalam penelitian
dan tidak optimal dalam produksi suatu inipada sistem teknik budidaya pertanian
tanaman (Dwidjosaputro, 1997). karena dapat meningkatkan pertumbuhan
Pemberian pupuk organik dapat dan hasil tanaman jagung manis lebih
menggantikan atau mengurangi penggunaan tinggi. Hal tersebut dapat mengurangi
pupuk anorganik secara terus menerus bahkan menggantikan penggunaan pupuk
karena dapat merusak sifat fisik, kimia dan anorganik secara terus menerus.
biologi tanah. Seperti yang dikemukakan
Rima, et al, (2012), bahwa bahan organik
dalam tanah berperan penting dalam DAFTAR PUSTAKA
memperbaiki sifat fisik, kimia, dan biologis
tanah sehingga dapat menjaga dan
Arifin, Z,. dan Krismawati, A. 2008. Pertanian
meningkatkan kesuburan tanah, serta
Organik, Menuju pertanian Berkelanjutan.
mengurangi ketergantungan pada pupuk
anorganik. Bayumedia Publishng. Malang.

Tanggap Pertumbuhan dan Hasil BPTP, 2011. Produksi jagung. Balai pengkajian
Tanaman Tanpa Pemberian Pupuk. Teknologi Pertanian Sulawesi tengah.
Pemupukan tanaman yang dibudidayakan
saat ini umumnya membutuhkan unsur hara Derna, H. 2007. Jagung manis. http:// www. scribd.
dari berbagai jenis dan dalam jumlah relatif com/doc/38158723/jagung manis - no4.pdf,
banyak, sehingga hampir dapat dipastikan Diakses Tanggal 20 September 2013.

8
Dwidjoseputro, 2003. Pengantar Fisiologi Cair Super ACI terhadap Pertumbuhan dan
Tumbuhan. Gramedia Pustaka Utama. Hasil Jagung Manis. Jurnal Agritrop, 26 (3).
Jakarta.
Hal : 105 – 109.
Handiyono dan Zulkarnain. 1992. Tanggap
Pertumbuhan dan Produksi Melon Raihan, H.S. 2000. Pemupukan NPK dan ameliorasi
(Cucumis melo) Terhadap Takaran Pupuk lahan pasang surut sulfat masam
N, P, K. Majalah Ilmiah Universitas Jambi. berdasarkan nilai uji tanah untuk tanaman
Jambi. 28:53 - 64. jagung. J. Ilmu Pertanian 9 (1) : 20 - 28.

Hayati. N., 2006. Pertumbuhan dan Hasil Jagung Retno dan Darminanti. S., 2009. Pengaruh Dosis
Manis Pada Berbagai Waktu Aplikasi Kompos Dengan Stimulator Tricoderma
Bokashi Limbah Kulit Buah Kakao dan Terhadap Pertumbuhan dan Produksi
Pupuk Anorganik. J. Agroland, vol 13. No.3 Tanaman Jagung (Zea Mas L.).Varietas
: 256 – 259. pioner – 11 Pada Lahan Kering. Jurnal
BIOMA. Vol . 11. No 2. Hal 69 -75.
Isnaini, M. 2006. Pertanian Organik, Untuk
Keuntungan Ekonomi dan Kelestarian Rima. P,. Busyra. BS,. Hendri. P., dan Syafri. E.,
Bumi. Kreasi Wacana. Yogyakarta. 2012. Kajian Pemanfaatan Kompos Tandan
Kosong Kelapa Sawit Sebagai Subsitusi
Isroi. 2008. pupuk organik, pupuk hayati, pupuk Pupuk Kalium Mendukung Pertanian
kimia. http://isroi.wordpress.com. Diakses Sayuran Organik di Provinsi Jambi.
25 Oktober 2013. Kementrian Riset dan Teknologi. Lapoaran
Akhir Insentif Peningkatan Peneliti Dan
Lakitan. 1996. Fisiologi Tumbuahan dan Perekayasa. 29 hal.
Perkembangan Tanaman. PT Raja Grafindo
Persada. Jakarta. Rinsema, W.T, 1983. Pupuk dan cara pemupukan.
Bhatara karya aksar. Jakarta.
Lingga., P. dan Marsono. 2007. Petunjuk
Penggunaan Pupuk. Cet. Ke-12. Penebar Rismunandar. 1992. Tanah dan Seluk-beluknya Bagi
Swadaya. Jakarta. 150 hal. Pertanian. Sinar Baru. Bandung. 107 hal.

Mapegau. 2010. Pengaruh Pemupukan N dan P Simanungkalit, dan Suriadikarta. 2006. Pupuk
Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Organik dan Pupuk Hayati organic (vertilizer
Tanaman Jagung. Fakultas Pertanian and biofertilizer). Bogor: Balai Besar
Universitas Jambi. Jurnal Penelitian Penelitian danPengembangan Sumberdaya
Universitas Jambi Seri Sains. Hal 33 – 36. Lahan Pertanian.
Http//balittanah.litbang.deptan.go.id. Diakses
Novizan. 2002. Petunjuk Pemupukan yang Efektif. 11 november 2013.
Agromedia Pustaka. Jakarta. 130 hal.
Sirajudin, M. 2010. Komponen Hasil dan Kadar
Novriani, 2010. Alternatif Pengelolaan Unsur Hara Gula Jagung Manis (Zea mays saccharata)
P (Fosfor) Pada Budidaya Jagung. Jurnal Terhadap Pemberian Nitrogen dan Zat
agronobis, vol. 2. Hal 42 – 49. Tumbuh Hidrasil. Penelitian Mandiri.
Fakultas Pertanian. UNTAD, Palu.
Pairunan, J. L. Nanere, S. S. R. Samosir, R.
Tangkaisari, J. R. Lalopua, B. Ibrahim, dan Stevenson. F. J. 1994. Humus Chemistry : Genesis.
H. Asmadi. 1997. Dasar - Dasar Ilmu Composition and Reactions. Department Of
Tanah. Cetakan IV. Badan Kerjasama antar Agronomy University Of Illinois. Amerika.
Perguruan Tinggi se Indonesia Timur.
Subandi, M. Syam, dan A. Widjono. 1988. Jagung.
Poulton, J.E, Romeo, J.T & Conn, E.E. 1989. Plant Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman
Pangan. 422 hlm.
Nitrogen Metabolism. Recent Advances in
Phytochemistry. Vol.23. New York: Plenum Sudjana, A., A. Rifin, dan M. Sudjadi. 1991.
Press. Jagung. Buletin Teknik No. 3. Badan
Penelitian dan Pengembangan Pertanian Balai
Rahmi, A., dan Jumiati. 2007. Pengaruh Penelitian Tanaman Pangan Bogor. Jl.
Konsentrasi dan Waktu Penyemprotan Pupuk Tentara Pelajar 3 A Bogor.
Organik
9
Sutoro. W. A. 2003. Peranan Bahan Organik
Suliasih., Widawati, S., dan Muharam, A. 2011. Dalam Kesuburan Tanah dan Upaya Pengelolaannya.
Aktivitas Pupuk Organik dan Bakteri Pelarut Universitas sebelas Maret Surakarta. 36 hal.
Fosfor untuk Meningkatkan Pertumbuhan Wididana., G.N, 1993. Peranan effektivitas
Tanaman Tomat dan Aktivitas Mikroba mikroorganisme 4 dalam meningkatakan
Tanah. Jurnal. J, hort. 20 (3). Hal : 241-246. kesuburan dan produktivitas tanah.
Jurnal Agrivigor. (2)1 : 42-46. 2009.
Sutanto, 2002. Penerapan Pertanian Organik;
Pemasyarakatan Dan Pengembangannya. Wijaya , 2008. Wijaya, Ka. 2008. Nutrisi Tanaman
Penebar swadaya. Jakarta. 150 hal. Sebagai Penentu Kualitas Hasil dan
Resistensi Alami Tanaman. Prestasi Pustaka.
Jakarta.

10

Anda mungkin juga menyukai