PENGARUH KOMISI TERHADAP KINERJA AGEN ASURANSI
DI PT. ASURANSI BUMIPUTERA MUDA 1967
CABANG HM. YAMIN MEDAN
SKRIPSI
Oleh :
M. RIZKY ANANDA RITONGA
NIM. 55154032
ASURANSI SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA
MEDAN
2020
PENGARUH KOMISI TERHADAP KINERJA AGEN ASURANSI
DI PT. ASURANSI BUMIPUTERA MUDA 1967
CABANG HM. YAMIN MEDAN
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat
Memperoleh Gelar Serjana Ekonomi (SE)
Program Studi Asuransi Syariah
Oleh :
M. RIZKY ANANDA RITONGA
NIM. 55154032
ASURANSI SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA
MEDAN
2020
i
ii
LEMBAR PENGESAHAN
Skripsi berjudul “PENGARUH KOMISI TERHADAP KINERJA AGEN ASURANSI DI
PT. ASURANSI BUMIPUTERA MUDA 1967 CABANG H.M.YAMIN MEDAN” an. M.
Rizky Ananda Ritonga, NIM. 55154032 Prodi Asuransi Syariah telah dimunaqasyahkan dalam
Sidang Munaqasyah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Universitas Islam Negeri Sumatera
Utara Medan pada tanggal 21 September 2020. Skripsi ini telah diterima untuk memenuhi syarat
memperoleh gelar Sarjana Ekonomi (S.E) pada Prodi Asuransi Syariah.
Medan, 28 September 2020
Panitia Sidang Munaqasyah Skripsi
Prodi Ekonomi Islam UIN-SU
Ketua,
Sekretaris,
Dr. Fauzi Arif Lubis, M.A
NIP. 19841224 201503 1 004
NIDN. 2024128401
Aqwa Naser Daulay, M.Si
NIB.1100000091
NIDN. 2024128801
Anggota
Dr. Muhammad Yafiz, M. Ag
NIP. 19760423 200312 1 002
NIDN. 2023047602
Muhammad Syahbudi, M.A
NIB. 1100000094
NIDIN. 2013048403
Mhd. Irwan Fadli Nasution, M. Kom, M.M
Rahmat Daim Harahap, M.Ak
NIP. 19750213 200604 1 003
NIP. 19900926 201803 1 001
NIDN. 2013027501
NIDN. 0126099001
Mengetahui,
Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam
UIN Sumatera Utara Medan
Dr. Andri Soemitra, M.A
NIP. 19760507 200604 1 002
NIDIN. 2007057602
iii
ABSTRAK
Penelitian M. Rizky Ananda Ritonga (2020) Skripsi berjudul, Pengaruh Komisi
Terhadap Kinerja Agen Asuransi di PT.Asuransi Bumiputera Muda 1967 Cabang
H.M.Yamin Medan Dibawah bimbingan Pembimbing Skripsi I Bapak Dr. Muhammad Yafiz,
M. Ag dan Bapak Muhammad Syahbudi, MA sebagai Pembimbing Skripsi II.
Penelitian ini dilakukan di PT.Asuransi Bumiputera Muda 1967 Cabang H.M.Yamin
Medan. PT. Asuransi Bumiputera Muda 1967 sudah banyak dikenal dikalangan masyarakat.
Diperlukan strategi usaha yang baik guna untuk mempertahakan dan meningkatkan penjualan
produk. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan penelitian lapangan yang menggunakan data
primer. Pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi, wawancara dan dokumentasi yang
dapat menjawab permasalahan yang ada. Metode yang dilakukan dalam penelitian ini adalah
metode kuantitatif dimana sumber data dari perusahaan PT. Asuransi Bumiputera Muda 1967
Cabang H.M.Yamin Medan yang kemudian data akan dianalisis dan disimpulkan secara induktif,
yaitu menarik kesimpulan dari pertanyaan-pertanyaan yang bersifat khusus ke umum, sehingga
hasil penelitian dapat dijelaskan dan mudah dipahami. Berdasarkan hasil penelitian dan
pembahasan, maka kesimpulan perumusan maslah dalam penelitian ini adalah variabel komisi
agen berpengaruh signifikan terhadap kinerja kerja agen PT Asuransi Bumiputera Muda 1967
Cabang Medan. Hal ini terbukti dari hasil uji t hitung sebesar 5,736 dengan tingkat signifikan
sebesar 0,000. Nilai signifikan lebih kecil dari 0,05 (0,000 < 0,05) maka dengan demikian H0
ditolak dan menerima H1. Jadi dapat dikatakan bahwa komisi agen berpengaruh signifikan
terhadap kinerja agen PT Asuransi Bumiputera Muda 1967 Cabang Medan. Dalam penelitian ini
variabel komisi agen memberikan sumbangan efektif 32,6% terhadap kinerja agen. Jadi besarnya
pengaruh komisi agen terhadap kinerja agen sebesar 32,6%, sedangkan sisanya sebesar 67,4%
dipengaruhi oleh faktor lain diluar penelitian ini.
Kata Kunci : Komisi, Kinerja, dan Asuransi
iv
KATA PENGANTAR
AlhamdulillahiRabbilAlamin, puji syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan
rahmad dan hidayah-Nya sehingga penulis mampu menyelesaikan penyusunan skripsi ini yang
berjudul “PENGARUH KOMISI TERHADAP KINERJA AGEN ASURANSI DI PT
ASURANSI BUMIPUTERA MUDA 1967 CABANG HM.YAMIN MEDAN”
Penyusunan skripsi ini diajukan untuk memenuhi syarat mencapai gelar Sarjana Ekonomi
(S.E) bagi mahasiswa program S-1 dijurusan Asuransi Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Islam di Universitas Islam Negeri Sumatera Utara (UIN-SU).Saya mengucapkan banyak terima
kasih kepada pihak-pihak yang telah memberi banyak bantuan, dorongan dan juga doa sehingga
skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik, teristimewa kepada kedua orang tua tercinta Ayah
Saya Khairuddin Ritonga, SPd dan Ibunda Saya Juraidah yang selalu dengan tulus
mendoakan, memberikan motivasi dan kasih sayangnya serta pengorbanannya baik dari segi
moril dan materi kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Ucapan
terima kasih juga saya tujukan kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Saidurrahman M.Ag selaku Rektor Universitas Islam Negeri Sumatera
Utara.
2. Bapak Dr. Andri Soemitra, MA selaku Dekan FEBI UIN-SU.
3. Bapak Fauzi Arif Lubis, M.A selaku Ketua Jurusan Asuransi Syariah.
4. Ibu Dr. Nurhayati, M.Ag selaku pembimbing akademik.
5. Bapak Dr. Muhammad Yafiz, M. Ag selaku pembimbing skripsi I.
6. Bapak Muhammad Syahbudi, MA selaku pembimbing skripsi II.
7. Uwak Saya Hj.Normala Ritonga, Spd, H.Ramli Ritonga, Ibrahim Ritonga, Khuzaimah
Hasibuan, Mai Munah Ritonga, dan Juhairiah Ritonga.
8. Keluarga Kandung Saya Ridho Abdullah Ritonga dan Dinda Ramadhani Ritonga.
9. Keluarga besar Ayah maupun Ibunda yang selalu support penulis dalam menulis skripsi
ini.
v
10. Bapak Haris Hidayat selaku kasei umum, serta seluruh karyawan dan seluruh agen
perusahaan Asuransi Bumiputera Muda 1967 Cabang Medan yang telah membantu saya
dari awal hingga akhir penelitian.
11. Keluarga Besar KSJ PARE-PARE.
12. Keluarga Besar Ikatan Mahasiswa Kecamatan Marbau Kabupaten Labuhanbatu Utara.
13. Keluarga Besar Persatuan Mahasiswa dan Pemuda Labuhanbatu Utara.
14. Keluarga Besar UKOMI UIN-SU.
15. Keluarga Besar SAPMA Pemuda Pancasila UIN-SU.
16. Terkasih sesama pejuang skripsi, Abdi Wijaya Munthe, Die Wanunnahar, Dwi Andrean
Panjaitan, Hasbi Syahputra, Nukrizal Helmi, Rahmad Fauzi Simatupang, Novi Anggriani
Dongoran, Lili Nasution, dan Mahda Annisa Batubara.
17. Teman- teman Asuransi Syariah Angkatan 2015 yang tidak dapat penulis sebutkan satupersatu. Terima kasih atas persaudaraan dan kenangannya selama ini selama menempuh
pendidikan di UIN-SU.
Semoga Allah SWT membalas seluruh kebaikan dengan Ridho-Nya.Akhir kata penulis
memohon maaf atas segala kekurangan dalam penulisan dan penyajian skripsi ini, semoga dapat
bermanfaat bagi kita semua. Aamiin Ya rabbal Alamin.
Medan, 03 April 2020
Penulis
M. RIZKY ANANDA RITONGA
vi
DAFTAR ISI
PERNYATAAN........................................................ Error! Bookmark not defined.
PERSETUJUAN ................................................................................................... ii
ABSTRAK ............................................................................................................ iii
KATA PENGANTAR ...........................................................................................iv
DAFTAR ISI..........................................................................................................vi
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ............................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ...................................................................................... 6
C. Batasan Masalah ........................................................................................... 6
D. Perumusan Masalah ...................................................................................... 6
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian ..................................................................... 6
BAB II KAJIAN TEORITIS................................................................................. 8
A. Tinjauan Pustaka ........................................................................................... 8
1.Asuransi ...................................................................................................... 8
2.Komisi ...................................................................................................... 13
3.Kinerja Agen ............................................................................................ 22
4.Hubungan Komisi Terhadap Kinerja Agen .............................................. 29
B. Penelitian Terdahulu ................................................................................... 29
C. Kerangka Teoritis........................................................................................ 33
D. Hipotesa ...................................................................................................... 34
BAB III METODE PENELITIAN ..................................................................... 35
A. Pendekatan Penelitian ................................................................................. 35
B. Lokasi dan Waktu Penelitian ...................................................................... 35
C. Populasi dan Sampel ................................................................................... 35
1. Populasi ................................................................................................... 35
2. Sampel ..................................................................................................... 35
D. Data Penelitian ............................................................................................ 36
E. Teknik Pengumpulan Data .......................................................................... 37
F. Definisi Operasional ................................................................................... 38
G. Teknik Analisa Data ................................................................................... 39
1. Uji Deskriptif........................................................................................... 39
2. Uji Kualitas Data ..................................................................................... 39
3. Uji Regresi Sederhana ............................................................................. 41
4. Uji Hipotesis............................................................................................ 42
BAB IV TEMUAN PENELITIAN ..................................................................... 43
A. Gambaran Umum Perusahaan..................................................................... 43
1. Sejarah berdirinya PT Asuransi Bumiputera Muda 1967. ...................... 44
vi
2. Alamat Lokasi Penelitian ........................................................................ 44
3. Visi dan Misi PT Asuransi Bumiputera Muda 1967 ............................... 44
4. Struktur Organisasi .................................................................................. 45
B. Deskripsi Data Penelitian ............................................................................ 49
C. Uji Statistik Deskriptif ................................................................................ 51
D. Uji Persyaratan Analisis .............................................................................. 52
1. Uji Validitas dan Reliabilitas Data Penelitian ......................................... 52
E. Uji Asumsi Klasik ....................................................................................... 54
1. Uji Normalitas ......................................................................................... 54
2. Uji Asumsi Klasik ................................................................................... 54
F. Uji Regresi Sederhana .................................................................................... 55
G. Uji Hipotesis .................................................................................................. 57
1. Uji Model R² ........................................................................................... 57
2. Uji t.......................................................................................................... 57
H. Interprestasi Hasil Penelitian ........................................................................ 58
BAB V PENUTUP................................................................................................ 59
A. Kesimpulan ................................................................................................. 59
B. Saran ........................................................................................................... 59
DAFTAR PUSTAKA ................................ .................................................... 61
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ..............................................................……… 64
vii
DAFTAR TABEL
1.1 Target Produksi Penjualan ................................................................................. 4
2.1 Penelitian Terdahulu ........................................................................................ 29
3.1 Definisi Operasional Variabel.......................................................................... 37
3.2 Pengukuran Skala Likert .................................................................................. 38
4.1 Jenis Kelamin Responden ............................................................................... 48
4.2 Tingkat Usia Responden ................................................................................. 49
4.3 Tingkat Pendidikan Responden ....................................................................... 49
4.4 Hasil Uji Statistik Deskriptif ............................................................................ 50
4.5 Uji Validasi ...................................................................................................... 52
4.6 Uji Reliability .................................................................................................. 53
4.8 One Sample Kolmogrof ................................................................................... 54
4.9 Uji Regresi Sederrhana .................................................................................... 55
4.10 Uji Determinan............................................................................................... 56
4.11 Uji Porsil ........................................................................................................ 56
viii
DAFTAR GAMBAR
1.1 Grafik Pendapatan Agen .................................................................................... 5
2.1 Kerangka Teoritis............................................................................................. 33
4.1 Perusahaan ....................................................................................................... 42
4.2 Struktur Organisasi .......................................................................................... 44
4.3 Normal Probablity Plot ................................................................................... 53
ix
DAFTAR LAMPIRAN
1. Kuesioner Penelitian ......................................................................................... 79
2. Tabulasi Jawaban Kuesioner ............................................................................. 80
x
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perkembangan ekonomi syari’ah di Indonesia boleh dikatakan mengalami perkembangan
yang cukup pesat. Hal ini ditandai dengan banyak berdirinya lembaga keuangan yang secara
operasional menggunakan prinsip bagi hasil atau dikenal dengan prinsip syari’ah.1
Perkembangan lembaga keuangan syariah diawali dengan terbitnya Undang-Undang No 7 tahun
1992 sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang No 10 tahun 1998.2 Implikasi positif
dari kebijakan pemerintah diatas adalah banyak berdirinya lembaga-lembaga keuangan syariah.
Dalam perkembangannya sekarang ini, ada dua jenis lembaga keuangan syariah yaitu
lembaga keuangan syariah yang berupa bank dan non bank. Lembaga keuangan syariah yang
berupa bank terdiri dari Bank Umum Syariah, Unit Usaha Syariah dan BPRS. Sedangkan
lembaga keuangan syariah non bank antara lain berupa Asuransi Syariah, Baitul Maal Wa
Tamwil (BMT), dan lain-lain. Lembaga-lembaga keuangan syariah tersebut, pada umumnya
mempunyai karakteristik yang berbeda dengan lembaga keuangan konvensional yakni berpegang
pada prinsip-prinsip ekonomi syariah dan mempunyai lembaga pengawas syariah.3
Dari lembaga-lembaga keuangan syariah yang telah disebutkan diatas Asuransi Syariah
adalah lembaga keuangan syariah yang mengalami perkembangan cukup signifikan. Dilihat dari
pertumbuhannya, selama periode 1994-2019, dibandingkan dengan asuransi konvensional yang
hanya mencapai rata-rata 20%, pertumbuhan asuransi syariah mencapai 40%. Hal ini cukup
menggambarkan bahwa respon terhadap asuransi syariah semakin bertambah setiap tahunnya
walaupun pada akhir 2005 pangsa pasar asuransi syairah tercatat baru mencapai 1,5% dari total
pasar asuransi Indonesia.4
Ahmad Hassan Ridwan, Perusahaan & Bank Islam: Instrumen Lembaga Keuangan Syari’ah,(Bandung :
Pustaka Bani Quraisy. 2004 ), h. 31.
2
H. Malayu S.P Hasibun, Dasar-Dasar Perbankan,(Jakarta :PT BumiAksara. 2008), h. 39.
3
Ahmad Hassan Ridwan, Perusahaan & Bank Islam: Instrumen Lembaga Keuangan Syari’ah,(Bandung :
Pustaka Bani Quraisy. 2004 ), h. 160.
4
Hermawan Kertadjaya dan Muhammad Syakir Sula, Syariah Marketing,(Bandung: Mizan Pustaka. 2006),
h. 239
1
1
2
Melihat prospek yang sangat cerah ini, maka sejak tahun 2003 banyak perusahaan
asuransi konvensional yang membuka unit syariah. Situasi ini juga didorong oleh keluarnya
KMK (Keputusan Menteri Keuangan) terbaru yang mengatur regulasi asuransi syariah (KMK
No. 422/KMK/.06/2003 tentang penyelengaraan Usaha Perushaan Asuransi; KMK No.
424/KMK/.06/2003 tentang Kesehatan Keuangan Perusahaan Asuaransi dan Perusahaan
Reasuransi; KMK No. 426/KMK.06/2003 tentang Perizinan Usaha dan Kelembagaan
Perusahaan Asuransi dan Perusahaan Reasuransi)5, serta semakin berkembangnya bank-bank
syariah dan lembaga keuangan syariah lainnya di Indonesia. Selain itu, kesadaran masyarakat
terhadap produk-produk asuransi yang semakin meningkat, dan juga tentunya agama Islam yang
dianut mayoritas penduduk Indonesia merupakan faktor-faktor pendukung yang penting dalam
perkembangan asuransi syariah di Indonesia.6
Hal ini pun memacu perusahaan asuransi jiwa konvensional untuk membuka unit syariah.
Karena prospek asuransi jiwa untuk berkembang pesat lebih terbuka. Ha ini didasari pada
kenyataan bahwa dari total penduduk Indonesia sebesar 240 juta jiwa, hanya sekitar 43,7 juta
orang atau hanya sekitar 18% yang memiliki asuransi jiwa. Sehingga hal ini di anggap peluang
yang sangat terbuka untuk asuransi jiwa dapat berkembang pesat.7
Untuk asuransi jiwa syariah sendiri, saat ini tercatat ada sebanyak 5 perusahaan full
asuransi jiwa syariah dan 19 unit asuransi jiwa syariah dari total 46 perusahaan asuransi yang
bergerak di bidang asuransi berprinsip syariah.8 Mengingat semakin banyaknya perusahaan
asuransi jiwa syariah, mengakibatkan semakin ketatnya persaingan antar perusahaan asuransi
jiwa dewasa ini yang menuntut perusahaan harus mampu bertahan dan berkompetisI dengan
perusahaan lain.
Salah satu cara yang dapat ditempuh perusahaan agar mampu bertahan, yaitu dengan
terus berusaha meningkatkan pendapatan premi. Premi merupakan pendapatan utama bagi
sebuah perusahaan asuransi jiwa. Dari premi tersebut, perusahaan dapat membiayai kegiatan
5
Andri Soemitra, Bank Dan Lembaga Keuangan Syariah,(Jakarta : Kencana Prenada Media Group. 2009),
h. 252
6
Hermawan Kertadjaya dan Muhammad Syakir Sula, h. 239
http//pekanbaru.tribunnews.com//2013/06/25/proteksi-diri-melalui-asuransi Selasa, 25 Juni 2013 15:20
WIB - di akses tanggal 25-06-2013 21:30
8
mobile.kontan.co.id//news/aset-asuransi-syariah-tumbuh-726 Jum’at, 07 Desember 2012 │09:19 WIB di akses tanggal 24-12-2012 10:22
7
3
operasional, seperti membayar sewa kantor, gaji karyawan, komisi agen, klaim, pajak dan
berbagai biaya lainnya. Sebagian premi yang dihimpun juga dapat digunakan untuk investasi.
Premi didapatkan dari pemegang polis. Jadi, pemegang polis adalah sumber kehidupan bagi
perusahaan asuransi jiwa. Tanpa pemegang polis, perusahaan asuransi dapat dipastikan tidak
akan berumur panjang.
Oleh karena itu ketahanan polis sangat penting bagi perusahaan asuransi. Artinya,
pemeliharaan pemegang polis juga mutlak diperlukan. Jika polis dapat dipertahankan,
perusahaan akan tetap mendapat masukan berupa pemasukan premi. Sebaliknya, bila polis batal
atau berhenti di tengah masa kontrak, kesempatan perusahaan asuransi untuk mendapatkan premi
dari peserta asuransi menjadi hilang. Berkurangnya pendapatan premi akan membatasi
perusahaan dalam melakukan investasi maupun dalam pembiayaan kegiatan operasional.9
Agen asuransi, sebagai tenaga pemasar produk asuransi, memegang perana penting dalam
hal ini. Karena dalam penjualan produk asuransi, agen asuransi adalah ujung tombak perusahaan.
Melalui para agenlah, perusahaan mendapatkan pemegang polis sebagai sumber pendapatan dan
keuntungan perusahaan.10
Berhasil tidaknya suatu perusahaan asuransi dalam mempertahankan eksistensinya
dimulai dari agen itu sendiri untuk mempertahankan perusahaan dalam meningkatkan efektivitas
dan efisiensi secara maksimal. Dengan kata lain, kinerja perusahaan asuransi jiwa syariah sangat
dipengaruhi dan bahkan sangat bergantung pada produktivitas agen yang dimilikinya. Ada
berbagai macam cara yang dapat dilakukan untuk dapat memacu produktivitas agen, salah
satunya adalah dengan diberikannya komisi. Seorang agen membutuhkan dorongan melalui
imbalan ekonomi (komisi) dan pribadi serta pengakuan, karena mereka harus mengambil
keputusan-keputusan sulit serta mudah terkena frustasi.11
Terkait dengan komisi sebagai kompensasi yang agen terima, ada perbedaan mengenai
sistem kompensasi yang diterapkan pada perusahaan-perusahaan selain perusahaan asuransi,
yang pada umumnya menggunakan sistem gaji. Dalam sistem keagenan asuransi, kompensasinya
tidak menggunakan sistem gaji. Akan tetapi menggunakan sistem komisi. Sistem komisi adalah
9
Sugeng Widodo, Mindset Sukses Agen Asuransi, (Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama. 2011), h. 10
Ibid. h. 22
11
Philip Kotler dan A.B Susanto, Manajemen Pemasaran Di Indonesia,(Jakarta: Salemba Empat, 2001), h.
10
930
4
dimana seorang agen akan memperoleh komisi setelah ia berhasil menjual produk asuransi. Jika
ia tidak berhasil menjual produk asuransi, maka agen tersebut tidak akan mendapatkan
kompensasi berupa komisi. Komisi ini jumlahnya beragam, sesuai nilai polis yang berhasil
dijual, tapi pada umumnya angkanya cukup besar.12
Jumlah komisi yang besar ini, ditawarkan oleh perusahaan agar dapat memacu para agen
untuk bekerja lebih produktif. Jika agen produktif, dalam arti ia berhasil menjual banyak produk
asuransi, maka akan semakin besar pula komisi yang akan ia dapatkan. Dengan komisi yang
ditawarkan, maka wajar jika produktivitas agen terus mengalami peningkatan. Karena agen akan
semakin terpacu untuk menjual lebih banyak produk agar mendapatkan komisi yang dijanjikan.
Akan tetapi pada kenyataanya, masih ada sebagian agen yang keluar dari pekerjaannya
atau berhenti di tengah jalan. Hal ini mungkin terjadi karena pada sistem, keagenan tidak
mengenal gaji tetap. Karena dalam sistem keagenan asuransi, walaupun agen bekerja setiap hari,
namun tidak mampu menutup penjualan (menjual produk), maka ia tidak akan mendapatkan
komisi. Sementara, apabila seorang agen tidak bekerja setiap hari tetapi ia dapat menutup
penjualan, maka ia akan mendapatkan kompensasi berupa komisi.
Berikut data rekaptulasi target produksi dari bulan januari sampai juni pada Perusahaan
Asuransi Bumiputera Muda 1967 Cabang Medan.
Tabel 1.1
Target Produksi Penjualan
Pada Tahun 2019
PERIODE
TARGET
REALISASI
PENCAPAIAN (%)
JANUARI
535.000.000
354.618.769
66%
FEBRUARI
517.000.000
MARET
517.000.000
298.076.949
58%
APRIL
568.000.000
267.606.063
47%
12
342.830.975
66%
http://female.kompas.com/read/2010/01/26/09274246/dream.job.agen.asuransi: Selasa, 26 Januari 2010 |
09:27 WIB di akses Selasa 2 Okt 2012 | 10:22
5
MEI
565.000.000
355.216.695
63%
JUNI
505.000.000
321.137.700
64%
(Sumber: Data Primer, Diolah Tahun 2020)
600000000
500000000
400000000
300000000
TARGET
200000000
REALISASI
100000000
0
Gambar 1.1 Grafik Pendapatan Agen
Dilihat dari tabel di atas hasil wawancara awal dengan Kepala Sesi (KASEI) Pemasaran
di Perusahaan Bumiputera Muda cabang Medan, dapat disimpulkan bahwa hasil kinerja agen
dari bulan januari sampai bulan juni di tahun 2019 realisasinya mengalami naik turun dan masih
jauh dari target yang ingin dicapai.
Pada sistem keagenan, besarnya pendapatan agen, di tentukan oleh produktivitas agen itu
sendiri. Semakin banyak agen dapat menutup penjualan, semakin banyak pula komisi yang ia
dapatkan. Adanya pola hubungan antara komisi dengan produktivitas kerja agen, maka penulis
tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Komisi Terhadap Kinerja Agen
pada PT Asuransi Bumiputera Muda 1967 Cabang Medan”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian dari latar belakang yang dipaparkan di atas, dapat dikemukakan
identifikasi masalah pada penelitian ini, yaitu :
a. Komisi belum memaksimalkan kinerja agen.
6
b. Hubungan antara komisi dengan produktivitas agen belum baik.
C. Batasan Masalah
Agar batasan masalah yang diteliti tidak meluas, maka peneliti memberikan batasan
masalah pada penelitian ini, yaitu hanya berfokus pada Pengaruh Komisi terhadap Kinerja Agen
saja. Penelitian ini akan dilakukan pada Asuransi Bumiputeramuda Cabang Medan yang
beralamat dijalan HM. Yamin, Medan. Selebihnya dala penelitian ini tidak dijelaskan oleh
peneliti.
D. Perumusan Masalah
Rumusan masalah suatu pertanyaan yang akan dicari jawabannya melalui pengumpulan
data. Berdasarkan dari latar belakang tersebut, maka dapat dirumuskan permasalahan yaitu
apakah komisi berpengaruh terhadap kinerja agen PT. Asuransi Bumiputeramuda Cabang
Medan?
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Berdasarkan permasalahan di atas, maka yang menjadi tujuan penelitian ini adalah
mengetahui komisi dan pengaruhnya terhadap produktivitas kerja agen pada PT Asuransi
Bumiputera Muda 1967 Cabang Medan. Dengan tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian
ini, manfaat yang diharapkan adalah:
a. Bagi penulis
Dapat meningkatkan pengetahuan dan pemahaman mengenai dasar- dasar ilmu yang telah
dipelajari selama ini serta membandingkannya dengan situasi sebenarnya dalam
lingkungan organisasi perusahaan.
b. Bagi pihak lain atau pembaca
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan informasi dengan referensi bacaan bagi
peneliti lain yang akan melakukan penelitian dengan topik yang sama
c. Bagi perusahaan
7
Dapat memberikan masukan bagi pihak manajemen perusahaan dalam mengevaluasi dan
mengambil kebijakan yang berkaitan dengan sistem komisi agen, terutama dalam
mengambil kebijakan yang berimplikasi pada tingkat produktivitas agen.
BAB II
KAJIAN TEORITIS
A. Tinjauan Pustaka
1. Asuransi
a. Definisi Asuransi
Kata asuransi berasal dari bahasa Belanda, assurantie.Dalam
hukum Belanda, disebut Verzekering yang artinya pertanggungan.Dari
istilah assurantie ini, kemudian timbul istilah assuradeur yang berarti
penanggung dan geassureerde yang berarti tertanggung.13
Asuransi adalah perjanjian antara dua pihak atau lebih, dengan
mana pihak penanggung megikatkan diri kepada tertanggung, dengan
menerima premi asuransi untuk memberikan penggantian kepada
tertanggung karena kerugian, kerusakan atau kehilangan keuntungan
yang diharapkan, atau tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga
yang mungkin akan diderita tertanggung, yang timbul dari suatu
peristiwa yang tidak pasti atau untuk memberikan suatu pembayaran
yang didasarkan atau meninggal atau hidupnya
seseorang yang
dipertanggungkan.14 Definisi Asuransi juga dituangkan dalam UndangUndang Hukum Dagang Pasal 246.15
Kegiatan perasuransian ini dilaksanakan oleh perusahaan asuransi.
Perusahaan asuransi adalah perantara keuangan yang menyediakan
layanan menanggung risiko ekonomi yang berhubungan dengan
kematian, penyakit, kerusakan atau kehilangan barang milik dari
perlindungan lain terhadap kehilangan.
13
Muhammad Syakir Sula, Asuransi Syariah (Life And General): Konsep Dan Sistem
Operasional, (Jakarta : Gema Insani, 2004), h. 26
14
Undang-Undang No.2 Tahun 1992 tentang Usaha Perasuransian. (Finansial Institution
Management), h. 168
15
Asuransi atau pertanggungan adalah suatu perjanjian, dengan mana seorang penanggung
mengikatkan diri kepada seorang tertanggung, dengan menerima suatu premi untuk memberikan
pengertian kepadanya karena suatu kerugian, kerusakan atau kehilangan keuntungan yang
diharapkan, yang mungkin terjadi karena suatu peristiwa tidak tertentuh. 167
8
9
Secara
umum,
definisi
asuransi
adalah
perjanjian
antara
penanggung (perusahaan asuransi) dengan tertanggung (peserta
asuransi) yang dengan menerima premi dari tertanggung, penanggung
berjanji
akan
membayar
sejumlah
pertanggungan
manakala
tertanggung :
a).
Mengalami
kerugian,
kerusakan
atau
kehilangan
atas
barang/kepentingan yang diasuransikan karena peristiwa tidak pasti
dan tanpa kesengajaan; dan
b). Didasarkan hidup atau matinya seseorang.16
Secara baku, definisi asuransi atau pertanggungan menurut
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 1992 Tentang
Usaha Perasuransian adalah penjanjian antara dua pihak atau lebih,
dengan mana pihak penanggung mengikatkan diri kepada tertanggung,
dengan menerima premi asuransi, untuk memberikan penggantian
kepada tertanggung karena kerugian, kerusakan atau kehilangan
keuntungan yang diharapkan atau tanggung jawab hukum kepada
pihak ketiga yang mungkin akan diderita tertanggung, yang timbul dari
suatu peristiwa yang tidak pasti atau untuk memberikan suatu
pembayaran yang didasarkan atas meninggal atau hidupnya seseorang
yang dipertanggungkan.17
b. Jenis – Jenis Asuransi
Secara umum, jenis usaha asuransi dapat dikelompokkan menjadi
tiga, yaitu :
1. Asuransi Jiwa (Life Insurance), yaitu usaha yang memberikan jasa
dalam penanggulangan risiko yang dikaitkan dengan hidup atau
meninggalnya seseorang yang dipertanggungkan.
16
Andri Soemitra, Bank Dan Lembaga Keuangan Syariah,(Jakarta : Kencana Prenada
Media Group. 2009), h.244
17
Muhammad Syakir Sula, Asuransi Syariah (Life And General): Konsep Dan Sistem
Operasional, (Jakarta : Gema Insani, 2004), h. 26
10
2. Asuransi
Umum
(General
Insurance),
yaitu
usaha
yang
memberikan jasa dalam penanggulangan risiko atas kerugian,
kehilangan manfaat, dan tanggung jawab hukum kepada pihak
ketiga, yang timbul dari peristiwa yang tidak pasti.
3. Reasuransi,yaitu
pertanggungan
usaha
ulang
yang
terhadap
memberikan
risiko
yang
jasa
dihadapi
dalam
oleh
perusahaan asuransi kerugian dan perusahaan asuransi jiwa.
Pada dasarnya, produk asuransi jiwa dapat dikategorikan menjadi
tiga kategori, yaitu :
Asuransi Berjangka (Term Insurance), yaitu manfaat asuransi
dibayarkan oleh perusahaan asuransi apabila peserta asuransi
mengalami musibah yang mengakibatkan meninggal dalam masa
perjanjian.
1. Asuransi Seumur Hidup (Whole Life Insurance), yaitu manfaat
asuransi yang dibayarkan oleh perusahaan asuransi kepada ahli
waris apabila peserta asuransi meninggal.
2. Asuransi Dwiguna (Endowment Insurance), yaitu manfaat asuransi
dibayarkan oleh perusahaan asuransi apabila peserta meninggal
dalam masa perjanjian atau tetap hidup sampai akhir akhir
perjanjian.18
Adapun produk asurasi umum, pada dasanya dapat dikategorikan
dalam lima produk yaitu :
1. Asuransi Kebakaran (Fire/Property Insurance),
yaitu jenis
perlindungan asuransi berupa pembayaran ganti rugi oleh
perusahan asuransi kepada tertanggung terhadap kerugian atas dan
atau kerusakan pada harta benda yang dipertanggungkan,
berdasarkan pada syarat dan kondisi polis asuransi yang disepakati.
2. Asuransi
Rekayasa
(Engineering
Insurance)
yaitu
jenis
perlindungan asuransi berupa pembayaran ganti rugi oleh
18
Agus Edi Sumanto et. all, Solusi Berasuransi : Lebih baik dengan Syariah, (Bandung :
PT. Karya Kita, 2009), h.50
11
perusahan asuransi kepada tertanggung terhadap kerugian atas dan
atau
kerusakan
pada
proyek
konstruksi,
contractor
plan&machineries, peralatan dan lain-lain, berdasarkan pada syarat
dan kondisi polis asuransi yang disepakati.
3. Asuransi Pengangkutan (Marine Cargo & Marine Hull Insurance),
yaitu jenis perlindungan asuransi berupa pembayaran ganti rugi
oleh perusahan asuransi kepada tertanggung terhadap kerugian atas
dan atau kerusakan pada harta benda dalam pengangkutan (marine
cargo) atau rangka kapal (marine hull) yang dipertanggungkan
berdasarkan pada syarat dan kondisi polis asuransi yang disepakati.
4. Asuransi
Aneka
(Miscellaneous
Insurance),
yaitu
jenis
perlindungan asuransi berupa pembayaran ganti rugi oleh
perusahan asuransi kepada tertanggung terhadap kerugian atas dan
atau kerusakan pada harta benda, luka badan, hingga kematian,
kepentingan keuangan, tanggung gugat terhadap tertanggung dan
lain-lain, berdasarkan pada syarat dan kondisi polis asuransi yang
disepakati.
5. Asuransi Kendaraan Bermotor (Motor Vehicle Insurance), yaitu
jenis perlindungan asuransi berupa pembayaran ganti rugi oleh
perusahan asuransi kepada tertanggung terhadap kerugian atas dan
atau kerusakan pada kendaraan, termasuk tanggung jawab hukum
tertanggung yang dipertanggungkan, berdasarkan pada syarat dan
kondisi polis asuransi yang disepakati.19
c. Asuransi dalam Perspektif Islam
Dalam menerjemahkan istilah asuransi ke dalam konteks asuransi
Islam terdapat beberapa istilah, antara lain; At-Ta’min, Takaful dan
Islamic Insurance. Istilah-istilah tersebut secara substansial tidak jauh
19
Ibid, h.51
12
berbeda dan mengandung makna yang sama, yakni pertanggungan
(saling menanggung).20
Dalam bahasa Arab, asuransi disebut At-Ta’min. Penanggung
disebut Mu’ammin sedangkan tertanggung disebut Mu’ammin Lahu
atau Musta’min. At-Ta’min diambil dari kata
yang memiliki arti
memberi perlindungan, ketenangan, rasa aman dan bebas dari rasa
takut, sebagaiman firman Allah SWT :
َّ س ِديدا قَ ْول َو ْليَقُولُوا
ش
َ ض َعافا ُذ ِّريَّة َخ ْلفِ ِه ْم ِمنْ تَ َر ُكوا لَ ْو الَّ ِذينَ َو ْليَ ْخ
َ
ِ ّللاَ فَ ْليَتَّقُوا لَ ْي ِه ْم ََع َخافُوا
“Hendaklah kalian takut kepada Allah orang-orang yang seandainya
meninggalkan di belakang mereka anak-anak yang lemah, yang
mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. Oleh sebab itu
hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka
mengucapkan perkataan yang benar.” (QS. an-Nisa: 9)
Ayat ini berbicara tentang orang yang hendak meninggal dunia,
kemudian dia mau menyampaikan wasiat. Karena semangatnya untuk
beramal sangat besar, terkadang si calon mayit akan mewasiatkan
seluruh hartanya, atau sebagian besar hartanya, sehingga mereka tidak
memiliki warisan atau jatah warisannya sangat sedikit. Allah
perintahkan, agar yang mendengar wasiat ini untuk meluruskan isi
wasiat. Jangan sampai wasiatnya menyebabkan ahli warisnya menjadi
terlantar, karena tidak mendapat jatah warisan.
Men-ta’min-kan
sesuatu
artinya
adalah
sesorang
membayar/menyerahkan uang cicilan agar ia atau ahli warisnya
mendapatkan sejumlah uang sebagaimana telah disepakati, atau
mendapatkan ganti terhadap hartanya yang hilang.21
20
H. A. Djazuli, dkk., Lembaga Perekonomian Umat, Cet. II Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada, 2002), h. 121
21
Muhammad Syakir Sula, Asuransi Syariah (Life And General): Konsep Dan Sistem
Operasional, (Jakarta : Gema Insani, 2004), h. 28
13
Istilah lain yang sering digunakan untuk asuransi syariah adalah
Takaful. Kata Takaful berasal dari takafala-yatakafulu, yang secara
etimologi berarti menjamin atau saling menanggung.Takaful dalam
pengertian muamalah ialah saling memikul resiko di antara sesama
sehingga antara satu dengan yang lainnya menjadi penanggung atas
resiko yang lainnya. Saling pikul risiko ini dilakukan atas dasar saling
menolong dalam kebaikan dengan cara masing-masing mengeluarkan
dana tabarru’, dana ibadah, sumbangan, derma yang ditunjukkan
untuk menanggung risiko.
Sebagaimana dikutip oleh Hasan Ali, Mohd. Ma’sum Billah
mendefinisikan bahwa Takaful adalah jaminan bersama yang
disediakan oleh sekelompok masyarakat yang hidup dalam satu
lingkungan yang sama terhadap risiko atau bencana yang menimpa
jiwa seseorang, harta benda, atau segala sesuatu yang berharga.22
Searti dengan kata Takaful adalah kata Tadhamun yang pemaknaaanya
sama.23
2. Komisi
a. Definisi Komisi
Komisi agen asuransi pada umumnya berasal dari loading, yaitu
biaya operasional asuransi yang dibebankan dari premi peserta
asuransi.24
Pada beberapa asuransi Syariah di Indonesia, loading dikenakan
sebesar kurang lebih 30% dari premi tahun pertama, terutama
diperuntukan untuk biaya komisi agen. Adapun jumlah kontribusi yang
diambil, tergantung dari kebijakan perusahaan masing-masing dengan
mempertimbangkan aspek keadilan dan aspek market.
22
AM. Hasan Ali, MA, Asuransi Dalam Perspektif Hukum Islam :Suatu Tinjauan Analisis
Historis, Teoritis dan Praktis, (Jakarta : Prenada Media, 2004) h.62
23
Ibid. h.62
24
Andri Soemitra, , Bank Dan Lembaga Keuangan Syariah,(Jakarta : Kencana Prenada
Media Group. 2009) h.252
14
Pengertian komisi sendri, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
komisi berarti imbalan atau uang persentase tertentu yang dibayarkan
karena jasa yang telah diberikan.Mengacu pada berbagai sumber dan
literatur, komisi merupakan jenis dari sistem insentif.Di mana sistem
insentif sendiri adalah merupakan bagian dari sistem kompensasi.
Malayu S.P
Hasibuan
mendefinisikan kompensasi
sebagai
pendapatan yang berbentuk uang atau barang langsung dan tidak
langsung yang diterima karyawan sebagai imbalan atas jasa yang
diberikan kepada perusahaan.25
Menurut Sondang P. Siagian26, pada dasarnya ada dua bentuk
sistem komisi. Pertama, para karyawan memperoleh gaji pokok, tetapi
penghasilannya dapat bertambah dengan bonus yang diterimanya
karena keberhasilan melakukan tugas.Kedua, karyawan memperoleh
penghasilan semata-mata berupa komisi.Cara yang kedua ini paling
sering
diterapkan
bagi
tenaga-tenaga
penjualan
diperusahaan-
perusahaan tertentu seperti asuransi, kendaraan bermotor, dan real
estate.Semakin tinggi hasil penjualan semakin tinggi komisi untuk
mereka.Dapat dikatakan bahwa jumlah komisi yang diterima
merefleksikan kinerja agen secara eksak.27
Program kompensasi harus ditetapkan berdasarkan atas asas adil
dan layak serta dengan memperhatikan Undang-Undang Perburuhan
yang berlaku.Prinsip adil dan layak harus mendapat perhatian dengan
sebaik-baiknya supaya balas jasa yang diberikan merangsang gairah
karyawan untuk bekerja lebih giat.
1. Asas adil
Adil bukan berarti kompensasi yang diberikan kepada setiap
karyawan besarnya adalah sama. Namun kompensasi yang dibayarkan
25
Malayu S.P Hasibuan, Manajemen Sumber Daya Manusia ;Dasar Dan Kunci
Keberhasilan, (Jakarta : CV. Haji Masagung, 1994), h.133
26
Prof. Dr. Sondang P. Siagian, M.P.A.Manajemen Sumber Daya Manusia, (Jakarta : PT.
Bumi Aksara, 2008), h.268
27
A. Usmara (ed), Paradigma Baru Manajemen Sumber Daya Manusia, (Yogyakarta :
Amara Books, 2008), h.239
15
kepada karyawan besarnya disesuaikan dengan prestasi kerja, jenis
pekerjaan, risiko pekerjaan, tanggung jawab, jabatan, dan memenuhi
persyaratan internal konsistensi.
Jadi, adil dalam hal ini bukan berarti setiap karyawan menerima
kompensasi yang sama besarnya. Dengan asas adil akan tercipta
suasana kerja yang baik, semangat kerja, disiplin, loyalitas dan
stabilisasi karyawan akan lebih baik.
2. Asas layak
Kompensasi
yang diberikan kepada karyawan harus bisa
memenuhi kebutuhannya pada tingkat normatif yang ideal.Tolok ukur
layak adalah relatif, penetapan besarnya kompensasi didasarkan atas
batas upah minimum dan eksternal konsistensi yang berlaku.
Tidak banyak buku atau literatur lain yang membahas secara
khusus dan rinci mengenai komisi. Karena, menurut penulis, komisi
merupakan alternatif lain dari sistem kompensasi yang biasanya lebih
banyak menggunakan gaji. Oleh karena belum banyak referensi yang
menyebutkan secara gambalang mengenai indikator atau pengukur
besaran komisi, maka penulis akan menggunakan kedua asas ini
sebagai indikator atau pengukur besaran komisi.
b. Teori Komisi
Menurut J. Long dalam bukunya Compensation in Canada
mendefinisikan sistem kompensasi adalah bagian (parsial) dari
sistem reward yang hanya berkaitan dengan bagian ekonomi, namun
demikian
sejak
adanya
keyakinan
bahwa
perilaku
individual
dipengaruhi oleh sistem dalam spektrum yang lebih luas maka sistem
kompensasi tidak dapat terpisah dari keseluruhan sistem reward yang
disediakan oleh organisasi. Sedangkan reward sendiri adalah semua hal
yang disediakan organisasi untuk memenuhi satu atau lebih kebutuhan
individual. Adapun dua jenis reward tersebut adalah :
16
1. Ekstrinsik kompensasi, yang memuaskan kebutuhan dasar untuk
survival dan security dan juga kebutuhan sosial dan pengakuan.
Pemuasan ini diperoleh ari faktor-faktor yang ada di sekeliling para
karyawan di sekitar pekerjaannya, misalnya : upah, pengawasan, co
worker dan keadaan kerja.
2. Intrinsik kompensasi, yang memenuhi kebutuhan yang lebih tinggi
tingkatannya, misalnya untuk kebanggaan, penghargaan, serta
pertumbuhan dan perkembangan yang dapat diperoleh dari faktorfaktor yang melekat dalam pekerjaan karyawan itu, seperti
tantangan karyawan atau interest suatu pekerjaan yang diberikan,
tingkatan keragaman/variasi dalam pekerjaan, adanya umpan balik,
dan otoritas pengambilan keputusan dalam pekerjaan serta
signifikansi makna pekerjaan bagi nilai-nilai organisasional.
Menurut Mondy28, bentuk dari kompensasi yang diberika
perusahaan kepada karyawan dapat dikelompokkan menjadi 2 (dua),
yaitu:
(1)
financial
compensation,
dan
(2)
non-financial
compensation,
1) Financial compensation (kompensasi finansial)
Kompensasi finansial artinya kompensasi yang diwujudkan dengan
sejumlah uang kartal kepada karyawan yang bersangkutan.
Kompensasi finansial implementasinya dibedakan menjadi 2 (dua),
yaitu:
a) Direct Financial Compensation (kompensasi finansial
langsung)
Kompensasi
finansial
langsung
adalah
pembayaran berbentuk uang yang karyawan terima secara
langsung dalam bentuk gaji/upah, tunjangan ekonomi,
bonus dan komisi.
Gaji adalah balas jasa yang dibayar secara periodik kepada
karyawan tetap serta mempunyai jaminan yang pasti, sedangkan
28
Mondy R Wayne. 2008. Manajemen Sumberdaya Manusia, (Jakarta : Erlangga), h. 26
17
upah adalah balas jasa yang dibayarkan kepada pekerja dengan
berpedoman pada perjanjian yang disepakati pembayarannya.
b) Indirect Financial compensation (kompensasi finansial tak
langsung) Kompensasi finansial tidak langsung adalah
termasuk semua penghargaan keuangan yang tidak
termasuk kompensasi langsung. Wujud dari kompensasi
tak langsung meliputi program asuransi tenaga kerja
(jamsostek), pertolongan sosial, pembayaran biaya sakit
(berobat), cuti dan lain-lain.
2) Non-financial compensation (kompensasi non finansial)
Kompensasi non-finansial adalah balas jasa yang diberikan
perusahaan kepada karyawan bukan berbentuk uang, tapi berwujud
fasilitas. Kompensasi jenis ini dibedakan menjadi 2 (dua), yaitu:
a) Non financial the job (kompensasi berkaitan dengan
pekerjaan)
Kompensasi non finansial mengenai pekerjaan ini dapat berupa
pekerjaan yang menarik, kesempatan untuk berkembang, pelatihan,
wewenang
dan
tanggung
jawab,
penghargaan
atas
kinerja.Kompensasi bentuk ini merupakan perwujudan dari
pemenuhan kebutuhan harga diri (esteem) dan aktualisasi (self
actualization).
b) Non financial job environment (kompensasi berkaitan
dengan lingkungan pekerjaan)
Kompensasi non finansial mengenal lingkungan pekerjaan ini
dapat berupa supervisi kompetensi (competent supervision),
kondisi kerja yang mendukung (comfortable working conditions),
pembagian kerja (job sharing).29
29
Mondy R Wayne. 2008. Manajemen Sumber Daya Manusia, (Jakarta : Erlangga), h. 26
18
c. Komisi dalam Perspektif Islam
Dalam litatur Islam tidak dibahas secara rinci mengenai
komisi.Komisi yang merupakan sistem imbalan atau kompensasi
dalam Islam dibahas dalam satu konsep, yaitu konsep imbalan atau
Ujrah.
Seperti dikutip oleh Didin Hafidhuddin dan Hendri Tanjung,
Syeikh Muhammad Abduh mendefinisikan amal saleh sebagai segala
perbuatan yang berguna bagi diri pribadi, keluarga, kelompok, dan
manusia secara keseluruhan. Sementara menurut Syeikh AzZamakhsari, amal saleh adalah segala perbuatan yang sesuai dengan
dalil akal, Al-Qur’an dan atau sunnah Nabi Muhammad SAW.
Menurut definisi Muhammad Abduh dan Zamakhsari diatas maka
seorang yang bekerja pada suatu badan usaha (perusahaan) dapat
dikategorikan sebagai amal saleh, dengan syarat perusahaan tersebut
tidak memproduksi/menjual atau mengusahakan barang-barang yang
haram. Dengan demikian maka seorang karyawan yang bekerja dengan
benar, akan menerima dua imbalan, yaitu imbalan di dunia dan
imbalan di akhirat.30
Dari hadits dapat didefinisikan bahwa upah atau imbalan yang
bersifat materi mestilah terkait dengan keterjaminan dan ketercukupan
pangan dan sandang.Pernyataan “harus diberinya makan seperti apa
yang dimakannya (sendiri) dan memberi pakaian seperti apa yang
dipakainya (sendiri)” bermakna bahwa upah yang diterima harus
menjamin makan dan pakaian pekerja yang menerima upah. Dalam
hadits lain Rasulullah menjelaskan tentang upah atau imbalan.
Sebagaimana hadits yang diriwayatkan oleh Abdullah Bin Umar yang
berbunyi :
ج َعلَ ُه ُمالل ُهت َْحتَأَ ْي ِدي ُك ْم،
َ إِ ْخ َوانُ ُك ْم َخ َولُ ُك ْم
30
Prof. Dr. K.H. Didin Hafidhuddin, M.Sc dan Hendri Tanjung, S.Si, M.M, M.Ag,
M.Phil, Sistem Penggajian Islami, (Jakarta: Raih Asa Sukses, 2008), h. 24
19
“Berikanlah upah orang upahansebelum kering keringatnya”. (HR.
Ibnu Majah dan Imam Thabrani)
Dari penjelasan di atas, dapat dilihat bahwa upah atau imbalan
merupakan hak pekerja selama pekerja tersebut bekerja dengan baik.
Jika pekerja tersebut tidak benar dalam bekerja (seperti yang
dicontohka oleh Qardhawi dengan membolos tanpa alasan yang jelas)
maka, upahnya akan dipotong atau disesuaikan. Hal ini menjelaskan
kepada kita bahwa selain hak pekerja memperoleh upah atas apa yang
dikerjakannya, juga hak perusahaan untuk memperoleh hasil kerja dari
pekerja dengan baik.
d. Tujuan Komisi
Komisi merupakan tolak ukur kinerja agen.Komisi diberikan
setelah
agen menghasilkan kinerja tertentu. Tujuan mengaitkan komisi dengan
kinerja antara lain sebagai berikut:31
1) Komisi merupakan bagian dari strategi perusahaan untuk
mencapai tujuan perusahaan secara efisien. Skema komisi
disusun berdasarkan tujuan kinerja, seperti tingkat produktivitas
dan keuntungan perusahaan.
2) Untuk mempertahankan dan mengembangkan budaya organisasi
dengan merekrut dan mempertahankan retensi agen dengan
kompetensi tinggi.
3) Menciptakan sistem manajemen SDM dengan sistem imbalan
intrinsik dan ekstrinsik yang meningkatkan motivasi kerja agen.
4) Komisi juga berkaitan dengan manajemen kinerja yang
mengontrol, mengembangkan, dan mempertahankan kinerja
tinggi agen.
31
Wirawan, Evaluasi Kinerja Sumber Daya Manusia Teori, Aplikasi, dan Penelitian,
(Jakarta: Salemba Empat, 2012), h. 7
20
e. Indikator Komisi
Adapun beberapa indikator komisi ialah :
1) Kinerja
Sistem komisi dengan cara ini langsung mengkaitkan besarnya
insentif dengan kinerja yang telah ditunjukkan oleh pegawai yang
bersangkutan. Berarti besarnya komisi tergantung pada banyak
sedikitnya hasil yang dicapai dalam waktu kerja pegawai. Cara ini
dapat diterapkan apabila hasil kerja diukur secara kuantitatif,
memang dapat dikatakan bahwa
dengan
cara
ini
dapat
mendorong pegawai yang kurang produktif menjadi lebih produktif
dalam bekerjanya. Di samping itu juga sangat menguntungkan bagi
pegawai yang dapat bekerja cepat dan berkemampuan
tinggi.Sebaliknya sangat tidak favourable bagi pegawai yang
bekerja lamban atau pegawai yang sudah berusia agak lanjut.
2) Lama Kerja
Besarnya
komisi
melaksanakan
ditentukan atas
atau
dasar lamanya
menyelesaikan
suatu
pegawai
pekerjaan.Cara
perhitungannya dapat menggunakan per jam, per hari, per minggu
ataupun per bulan. Umumnya cara yang diterapkan apabila ada
kesulitan dalam menerapkan cara pemberian insentif berdasarkan
kinerja.
3) Senioritas
Sistem komis ini didasarkan pada masa kerja atau senioritas
pegawai
yang
pemikirannya
bersangkutan
adalah
pegawai
dalam
senior,
suatu
organisasi.Dasar
menunjukkan
adanya
kesetiaan yang tinggi dari pegawai yang bersangkutan pada
organisasi dimana mereka bekerja.Semakin senior seorang pegawai
semakin tinggi loyalitasnya pada organisasi, dan semakin mantap
dan tenangnya dalam organisasi. Kelemahan yang menonjol dari
cara ini adalah belum tentu mereka yang senior ini memiliki
kemampuan yang tinggi atau menonjol, sehingga mungkin sekali
21
pegawai muda (junior) yang menonjol kemampuannya akan
dipimpin
oleh
kemampuannya.
pegawai
Mereka
senior,
menjadi
tetapi
tidak
pimpinan
bukan
menonjol
karena
kemampuannya tetapi karena masa kerjanya.Dalam situasi demikian
dapat timbul dimana para pegawai junior yang energik dan mampu
tersebut keluar dari perusahaan/instansi.
4) Kebutuhan
Cara ini menunjukkan bahwa komisi pada pegawai didasarkan
pada tingkat urgensi kebutuhan hidup yang layak dari pegawai.Hal
ini berarti insentif yang diberikan adalah wajar apabila dapat
dipergunakan untuk memenuhi sebagian kebutuhan pokok, tidak
berlebihan
namun
memungkinkan
tidak
pegawai
berkekurangan.Hal
untuk
dapat
seperti
bertahan
ini
dalam
perusahaan/instansi.
5) Keadilan dan Kelayakan
a)
Keadilan
Dalam sistem komisi keadilan bukanlah harus sama rata
tanpa pandang bulu, tetapi harus terkait pada adanya hubungan
antara pengorbanan (input) dengan (output), makin tinggi
pengorbanan semakin tinggi komisi yang diharapkan, sehingga
oleh karenanya yang harus dinilai adalah pengorbanannya yang
diperlukan oleh suatu jabatan. Input dari suatu jabatan
ditunjukkan oleh spesifikasi yang harus dipenuhi oleh orang
yang memangku jabatan tersebut. Oleh karena itu semakin
tinggi pula output yang diharapkan. Output ini ditunjukkan oleh
komisi yang diterima para pegawai yang bersangkutan, dimana
di dalamnya terkandung rasa keadilan yang sangat diperhatikan
sekali oleh setiap pegawai penerima komisi tersebut.
b) Kelayakan
Di samping masalah keadilan dalam pemberian insentif
tersebut perlu puladiperhatikan masalah kelayakan. Layak
22
pengertiannya
membandingkan
besarnya
komisi
dengan
perusahaan lain yang bergerak dalam bidang usaha sejenis.
Apabila komisi di dalam perusahaan yang bersangkutan lebih
rendah
dibandingkan
dengan
perusahaan
lain,
maka
perusahaan/instansi akan mendapat kendala yakni berupa
menurunnya kinerja pegawai yang dapat diketahui dari berbagai
bentuk akibat ketidakpuasan pegawai mengenai komisi
tersebut.
6) Evaluasi Jabatan
Evaluasi jabatan adalah suatu usaha untuk menentukan dan
membandingkan nilai suatu jabatan tertentu dengan nilai jabatanjabatan lain dalam suatu organisasi.Ini berarti pula penentuan nilai
relatif atau harga dari suatu jabatan guna menyusun rangking dalam
penentuan komisi.
3. Kinerja Agen
a. Definisi Kinerja
Kinerja merupakan hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang
dapat dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugas sesuai
dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya.Kinerja adalah
perbandingan hasil yang dicapai dengan peran serta tenaga kerja per
satuan waktu (lazimnya per jam).32
Kinerja (Performance) adalah
gambaran
mengenai tingkat
pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan/program (kebijakan) dalam
mewujudkan sasaran, tujuan misi dan visi organisasi yang tertuang\
dalam strategic planning suatu perusahaan.33Kinerja bisa diketahui
hanya jika individu atau kelompok mempunyai kriteria keberhasilan
yang telah ditetapkan.Kinerja merupakan konsep untuk mengukur
prestasi penjualan suatu produk.Setiap perusahaan berkepentingan
32
Wirawan, Evaluasi Kinerja Sumber Daya Manusia Teori, Aplikasi,dan Penelitian,
(Jakarta: Salemba Empat, 2012), h.5.
33
Irham Fahmi, Manajemen Kinerja Teori dan Aplikasi (Bandung:Alfabeta, 2013), h.2.
23
mengetahui prestasi penjualan dari produk-produknya sebagai cermin
dari keberhasilan usahanya dalam persaingan bisnis.Kinerja juga
merupakan fungsi dari kompetensi, sikap, dan tindakan.Kompetensi
melukiskan karakteristik pengetahuan, keterampilan, perilaku, dan
pengalaman untuk melakukan suatu pekerjaan atau peran tertentu
secara efektif.34
Arti kinerja sebenarnya berasal dari kata-kata job performance dan
disebut juga actual performance atau prestasi kerja atau prestasi
sesungguhnya yang telah dicapai oleh seseorang karyawan.Banyak
sekali definisi atau pengertian dari kinerja yang dikatakan oleh para
ahli, namun semuanya mempunyai beberapa kesamaan arti dan makna
dari kinerja tersebut.35Kinerja adalah keluaran yang dihasilkan oleh
fungsi-fungsi atau indikator-indikator suatu pekerjaan atau suatu
profesi dalam waktu tertentu.Istilah kinerja juga dapat digunakan untuk
menunjukkan keluaran perusahaan/organisasi, alat, fungsi-fungsi
manajemen (produksi, pemasaran, keuangan), atau keluaran seorang
pegawai.36
Kinerja agen adalah tingkat dimana para agen mencapai
persyaratan-persyaratan pekerjaan.Setiap perusahaan pada umumnya
menginginkan dapat mencapai tujuan seoptimal mungkin.Tujuan
tersebut dapat tercapai secara optimal karena kinerja agen yang baik.
Begitu pula sebaliknya, agen yang bekerja diperusahaan dapat bekerja
optimal karena dukungan perus ahaan. Oleh karena itu sudah
selayaknya perusahaan mengupayakan agar agen dapat mencapai
kinerja yang baik.
34
Wirawan, Evaluasi Kinerja Sumber Daya Manusia Teori, Aplikasi,dan Penelitian,
(Jakarta: Salemba Empat, 2012), h.9.
35
Moeheriono, Pengukuran Kinerja Berbasis Kompetensi (Bogor:Ghalia Indonesia,
2010), h.61.
36
Wirawan, Evaluasi Kinerja Sumber Daya Manusia, Teori, Aplikasi dan Penelitian
(Jakarta: Salemba Empat, 2012),h.6.
24
b. Teori Kinerja
Kinerja individu adalah hasil kerja pegawai baik dari segi kualitas
maupun kuantitas berdasarkan standar kerja yang telah ditentukan,
sedangkan kinerja organisasi adalah gabungan dari kinerja individu dan
kinerja kelompok.
Ada beberapa pendekatan yang dilakukan dalam menilai prestasi
kerja37 As’ad yaitu :
1)
Subjectitive Procedure
Prosedur ini meliputi penilaian ataupun pertimbangan-pertimbangan
terhadap kecakapan kerja yang dilakukan oleh superior (atasan), sub
ordinates (bawahannya), peers (kelompok kerja), rekan-rekan sekerja,
outside observer (para observer dari luar) dan self (diri sendiri).
Prosedur ini sangat bergantung pada opini manusia, maka prosedur
memiliki kesalahan-kesalahan disebabkan oleh manusia (human
error),
yaitu :
a) Tipe Liniency, terjadi kalau peninilai cenderung memberikan nilai
yang tinggi kepada bawahannya.
b) Tipe Strictness, terjadi kalau penilai cenderung memberikan nilai
yang rendah kepada bawahannya.
c) Tipe Central Tendency, terjadi apabila orang yang dinilai enggan
memberikan nilai yang tinggi kepada bawahannya.
d) Halo Effect Error, kesalahan kesan umum dari si penilai karena
pengaruh pengalamannya sebelumnya.
e) Personal Bias, adalah bentuk kesalahan karena adanya prasangkaprasangka baik kearah positif maupun kearah negatif.
2) Direct Measures
Metode ini tidak seperti metode terdahulu dimana evaluator diminta
pertimbangannya terhadap perilaku kerja pegawai bawahannya.
37
As’ad, Kepemimpinan Efektif Dalam Perusahaan (Yogyakarta)., h. 29
25
Ada dua tipe evaluasi ini, yaitu :
a) Berhubungan dengan produksi, yaitu menyangkut unit-unit
yang diproduksi dan kualitas produk.
b) Berhubungan dengan personal information (informasi
individu), yaitu meliputi absensi, ketepatan datang,
keluhan-keluhan daripegawai, waktu yang dipergunakan
untuk mempelajari pekerjaan dan sebagainya.
3) Profiency Testing
Merupakan pendekatan lain dalam mengevaluasi kecakapan pegawai.
Dalam hal ini pegawai yang di uji diminta untuk memerankan pekerjaan
seperti keadaan yang sesungguhnya.
c. Kinerja dalam Perspektif Islam
Kinerja menurut Islam merupakan bentuk ataucara individu dalam
mengaktualisasikan diri.Kinerja merupakan bentuk nyata dari nilai
kepercayaan, dan pemahaman yang dianut serta dilandasi prinsi-prinsip
moral yang kuat dan dapat menjadi motivasi untuk melahirkan karya
bermutu.38 Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an surat Al-Fath ayat 29:
َّ ّللاَ َو ْاذ ُك ُروا
َّ تُ ْفلِ ُحونَ لَ َعلَّ ُك ْم َكثِيرا
ت فَإِ َذا
ْ ِّللا
َّ ض فِي فَا ْنت َِش ُروا ال
ِ َضي
ِ ُص ََلةُ ق
ِ ض ِل ََف ِمنْ َوا ْبتَ ُغوا ْاْلَ ْر
Artinya :
”Apabila telah ditunaikan shalat, maka bertebaranlah kamu di muka
bumi; dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak
supayakamuberuntung”.
Ayat-ayat diatas menjelaskan bahwa tujuan seorang muslim
bekerja adalah untuk mencari keridhaan Allah SWT dan mendapatkan
38
Multitama, Islamic Business Strategy For Enterpreneurship, Zikrul Hakim, (Jakarta,
2006), h.200.
26
Ayat-ayat diatas menjelaskan bahwa tujuan seorang muslim bekerja
adalah untuk mencari keridhaan Allah SWT dan mendapatkan
keutamaan (kualitas dan hikmah) dari hasil yang diperoleh. Kalau
kedua hal itu telah menjadi landasan kerja seseorang, maka akan
tercipta kinerja yang baik.39
Kinerja karyawan menunjuk pada kemampuan karyawan dalam
melaksanakan keseluruhan tugas-tugas yang menjadi tanggung
jawabnya.Tugas-tugas
tersebut
biasanya
berdasarkan
indikator-
indikator keberhasilan yang sudah ditetapkan. Sebagai hasilnya akan
diketahui bahwa seseorang karyawan akan masuk dalam tingkatan
kinerja tertentu. Tingkatannya dapat bermacam istilah. Kinerja
karyawan dapat dikelompokan ke dalam : tingkatan kineja tinggi,
menengah atau rendah. Dapat juga dikelompokan melampaui target,
sesuai target atau dibawah target.Berangkat dari hal-hal tersebut,
kinerja dimaknai sebagai keseluruhan ‘unjuk kerja’ dari seorang
karyawan.40
d. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Karyawan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja karyawan menurut Prof.
DR. abdul Hamid Hasan al Ghazali (Directur Islamich Research and
Training Institute) adalah sebagai berikut :41
1) Motivasi
Pimpinan organisasi perlu mengetahui motivasi kerja dari
anggota organisasi (karyawan).Dengan mengetahui motivasi itu
maka pimpinan dapat mendorong karyawan bekerja lebih baik.
2) Pendidikan
39
Multitama, Islamic Business Strategy For Enterpreneurship, Zikrul Hakim, (Jakarta,
2006), h.200.
40
M. Manulang, Pengantar Ekonomi Perusahaan, Ghalia Indonesia, (Medan, 1973),
h.67.
41
Pandji Anoraga, Manajemen Bisnis, Rineka Cipta, ( Jakarta, 2004), h.178.
27
Pada umumnya seseorang yang mempunyai pendidikan lebih
tinggi akan mempunyai kinerja yang lebih baik. Hal demikian
ternyata merupakan syarat yang penting dalam meningkatkan
kinerja karyawan. Tanpa bekal pendidikan, mustahil orang akan
mudah mempelajari hal-hal yang bersifat baru didalam cara
atau suatu sistem kerja.42
3) Disiplin
Disiplin kerja adalah sikap kejiwaan seseorang atau kelompok
yang senantiasa berkehendak untuk mengikuti atau mematuhi
segala peraturan yang telah ditentukan. Disiplin kerja
mempunyai hubungan yang sangat erat dengan motivasi,
kedisiplinan dengan suatu latihan antara lain dengan bekerja
menghargai waktu dan biaya akan memberikan pengaruh yang
positif terhadap kinerja karyawan.
4) Keterampilan
Keterampilan banyak pengaruhnya terhadap produktivitas kerja
karyawan, keterampilan karyawan dalam perusahaan dapat
ditingkatkan melalui training, kursus-kursus dan lain-lain.
5) Sikap dan etika kerja
Sikap seseorang atau kelompok orang dalam membina
hubungan yang serasi, selaras, dan seimbang didalam kelompok
itu sendiri maupun didalam kelompok lain. Etika dalam
hubungan kerja sangat penting karena dengan tercapainya
hubungan yang selaras dan serasi serta seimbang antara prilaku
dalam proses produksi akan meningkatkan produktivitas kerja.
6) Teknologi
Dengan adanya kemajuan teknologi yang meliputi peralatan
yang semakin otomatis dan canggih, akan mendukung tingkat
42
Afzalur Rahman, 1995. Doktrin EkonomiIslam Jilid I, (Yogyakarta:Dana Bhakti
wakaf), h.262
28
produksi dan mempermudah manusia dalam melaksanakan
pekerjaan.
7) Sarana produksi
Faktor-faktor produksi harus memadai dan saling mendukung
dalam proses produksi.
8) Jaminan sosial
Perhatian dan pelayanan perusahaan kepada setiap karyawan,
menunjang kesehatan dan keselamatan.Dengan harapan agar
karyawan semakin bergairah dan mempunyai semangat untuk
bekerja.
9) Manajemen
Dengan adanya manajemen yang baik maka karyawan akan
berorganisasi dengan baik, dengan demikian kinerja karyawan
akan meningkat.
e. Indikator Kinerja Agen
Indikator untuk mengukur kinerja agen secara individu ada enam
indikator yaitu:
1) Kualitas
Kualitas kerja diukur dari persepsi karyawan terhadap kualitas pekerjaan
yang dihasilkan serta kesempurnaan tugas terhadap keterampilan dan
kemampuan karyawan.
2) Kuantitas
Merupakan jumlah yang dihasilkan dinyatakan dalam istilah seperti
jumlah unit, jumlah diklus aktivitas yang diselesaikan.
3) Ketetapan waktu
Merupakan tingkat aktivitas diselesaikan pada awal waktu yang
dinyatakan , dilihat dari sudut koordinasi dengan hasil output serta
memaksimalkan waktu yang tersedia untuk aktivitas lain.
4) Efektivitas
29
Merupakan tingkat penggunaan sumber daya organisasi (tenaga, uang,
teknologi, bahan baku) dimaksimalkan dengan maksud menaikkan setiap
unit dalam penggunaan sumber daya.
5) Kemandirian
Merupakan tingkat seorang karyawan yang nantinya akan dapat
menjalankan fungsi kerjanya.
4. Hubungan Komisi Terhadap Kinerja Agen
Perusahaan dapat mencapai keberhasilan melalui kinerja SDM
yang dimilikinya.Kinerja karyawan dipengaruhi oleh beberapa faktor
yaitu kepuasan kerja, tingkat stres, kondisi fisik, pekerjaan, sistem
kompensasi dan aspek-aspek ekonomi.Dapat dicermati salah satu
faktor terpenting dalam upaya peningkatan kinerja adalah sistem
kompensasi.Sistem
kompensasi
didalamnya
menyangkut
komisi.Komisi berarti imbalan atau uang persentase tertentu yang
dibayarkan karena jasa yang telah diberikan.Dalam hal ini komisi
berpengaruh dapat meningkatkan kinerja agen.Semakin banyak jumlah
komisi yang diberikan semakin baik pula kinerja agen.
Karena komisi merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi
kinerja agen, maka besarnya komisi menjadi acuannya untuk
meningkatkan motivasi seorang agen dalam upaya mencapai tujuan
perusahaan.Setiap tindakan, kegiatan dan kebijaksanaan pasti dibuat
dengan maksud mencapai tujuan tertentu.Demikian pula dalam hal
kebijakan kompensasi ini memiliki tujuan tertentu selain tujuan utama
perusahaan
juga
terhadap
kinerja
karyawan.
Semakin
sesuai
kompensasi yang diterima alhasil perusahaan akan mendapatkan hasil
kinerja karyawan yang maksimal. Selain itu juga kebijakan dalam
memberikan kompensasi terhadap karyawan akan menghidarkan dari
resiko protes dari karyawan dengan catatan sesuai dengan keinginan
karyawannya.
30
B. Penelitian Terdahulu
Penelitian ini dilakukan tidak terlepas dari penelitian-penelitian terdahulu
yang pernah dilakukan sebagai bahan perbandingan dan kajian.Dasar atau
acuan yang berupa teori-teori atau temuan-temuan melalui hasil berbagai
penelitian sebelumnya merupakan hal yang sangat perlu dan dapat dijadikan
sebagai data pendukung.Salah satu data pendukung yang menurut peneliti
perlu dijadikan bagian tersendiri adalah penelitian terdahulu yang relevan
dengan permasalahan yang sedang dibahas dalam penelitian ini. Dalam hal ini,
fokus penelitian terdahulu yang dijadikan acuan adalah apakah terdapat
pengaruh hubungan komisi terhadap kinerja agen. Oleh karena itu, peneliti
melakukan langkah kajian terhadap beberapa hasil penelitian berupa tesis dan
jurnal-jurnal melalui internet. Sebagai bahan pertimbangan dalam penelitian
ini akan dicantumkan beberapa penelitian terdahulu yang telah dilakukan oleh
peneliti lain.
Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu
No.
1.
Nama
Judul
Tujuan Penelitian
Peneliti
Penelitian
Hasil Penelitian
Stefanus
Pengaruh
Untuk
Kompensasi
Andi
Kompensasi
mengetahui
berpengaruh secara
Pratama,
Terhadap
bagaimana
simultan dan juga
Moehammad
Kinerja
pengaruhnya
secara
Soe’oed
Karyawan
kompensasi
parsial
Hakam dan
(Studi
Gunawan
karyawan PT. dan non finansial finansial
Eko
Asuransi
terhadap seluruh mendominasi
Nurtjahjono
Jiwasraya
proses
persero
karyawan di PT. hitung kompensasi
pada finansial
dengan
kompensasi
yang
kinerja karena diperoleh t
regional office Asuransi
finansial
Malang )
Jiwasraya
sebesar
(Persero)
sedangkan t hitung
6,315
31
Regional
kompensasi
Office Malang.
finansial
non
sebesar
4,903.
2.
Galaxy
Pengaruh
Untuk
Insentif
Mustofa
Insentif
mengetahui
berpengaruh positif
Terhadap
pengaruh insentif terhadap
Kinerja
terhadap
Karyawan
karyawan.
kinerja
kinerja yang berarti jika
insentif
semakin
dengan
baik maka kinerja
Motivasi
akan
Sebagai
tinggi.
semakin
Variabel
Modersi
(Studi
pada
Agen
PT.
Jiwasraya
Kantor
Cabang
Malang Kota)
3.
M. V. I. Ron Pengaruh
Untuk
a.
Kemitraan
Olivia Mega Kemitraan dan mengetahui
berpengaruh positif
Christy
terhadap
Kompensasi
pengaruh
Terhadap
kemitraan
dan agen
Kinerja Agen kompensasi
dan Sub Agen terhadap
Mitra
agen
kinerja
pengaruhnya
kinerja sebesar
dan
dengan
37,2%,
sub sehingga
semakin
Penjualan PT. agen.
baik
hubungan
Garuda
kemitraan
yang
Indonesia
dijalin
maka
(Persero) Tbk
semakin meningkat
32
Semarang.
kinerja agen.
b. Kompensasi dari
PT.
Garuda
Indonesia (Persero),
Tbk Branch Office
Semarang
yang
diberikan
kepada
agen
berpengaruh
positif
terhadap
kinerja
dengan
pengaruhnya
sebesar
32,7%,
sehingga
tinggi
semakin
kompensasi
yang
diberikan
maka
semakin
meningkat
kinerja
agen.
4.
Saepul Amri
Untuk
Pengaruh
komisi
Komisi
agen mengetahui
berpengaruh
terhadap
pengaruh komisi signifikan
produktivitas
agen
kerja
asuransi jiwa kerja agen
kasus
Prudential
Syariah
cabang
Semarang )
di
teradap
terhadap produktivitas kerja
agen produktivitas
syariah (studi
agen
agen.
33
5.
Durrotus
Pengaruh
Untuk
Komisi berpengaruh
Sa’diyah
Komisi
mengetahui
positif terhadap
terhadap
pengaruh komisi kinerja agen
Kinerja Agen terhadap
Asuransi Jiwa agen
kinerja asuransi jiwa
syariah
Syariah di PT.
AJS
Bumiputera
Kantor
Pemasaran
Syariah
Serang.
Penelitian ini dilakukan tidak terlepas dari hasil penelitian-penelitian terdahulu
yang pernah dilakukan sebagai bahan perbandingan dan kajian.Berdasarkan
berbagai penelitian yang telah di tinjau bahwasanya tidak ada persamaan judul
penelitian sekarang dengan 5 penelitian terdahulu.Sedangkan perbedaannya
penelitian yang sekarang dengan 5 penelitian diatas adalah pada penelitian yang
sekarang pada variabel penelitin dan tempat penelitian. Dari penelitian-penelitian
terdahulu diharapkan bisa memberikan gambaran bagi peneliti tentang penelitian
yang akan dilakukan untuk kedepannya.
C. Kerangka Teoritis
Dalam penelitian ini, ada dua variabel yang digunakan yaitu komisi sebagai
variabel independen (X) dan kinerja agen sebagai variabel dependen (Y).
Landasan teori menjelaskan bentuk kerangka untuk memaparkan pengaruh
komisi terhadap kinerja. Indikator komisi terdiri dari kinerja, lama kerja,
senioritas, kebutuhan, keadilan, kelakyakan dan evaluasi jabatan. Indikator ini
digunakan untuk menyusun alat penelitian yaitu kuesioner.Adapun indikator
pencapaian kinerja agen adalah kualitas, kuantitas, ketepatan waktu, efektivitas
dan kemandirian digunakan untuk menyusun pertanyaan dalam kuesioner.Setelah
34
hasil data penelitian kuesioner selesai direkaptulasi maka selanjutnya dapat
digunakan untuk melihat sejauh mana pengaruh strategi pemasaran terhadap
volume penjualan.
Gambar 2.1 Kerangka Teoritis
D. Hipotesa
Hipotesis merupakan proposisi yang akan diuji keberlakuannya, atau merupakan
suatu jawaban sementara atas pernyataan penelitian. Berdasarkan latar belakang
dan masalah pokok maka yang menjadi hipotesis penulis, yaitu:
Ha1 : Diduga komisi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja agen
pada PT. Asuransi Bumiputera Muda 1967 Cabang Medan.
Ho1 : Diduga komisi tidak berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja
agen pada PT. Asuransi Bumiputera Muda 1967 Cabang Medan.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalahm pendekatan
kuantitatif.Penelitian kuantitatif merupakan “penelitian dengan meneliti seberapa
besar pengaruh variabel bebas (independent) terhadap variable terikat
(dependent)”.43
Pendapat lain mengatakan bahwa penelitian kuantitatif merupakan suatu
pendekatan yang banyak dituntut menggunakan angka, mulai dari pengumpulan
data, penafsiran terhadap data, serta penampilan dari hasilnya.44
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di PT. Asuransi Bumiputera Muda 1967 Cabang
H.M Yamin Medan pada tanggal 13 Januari 2020 s/d 03 Maret 2020.
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Merupakan wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.Populasi dalam
penelitian ini adalah agen pada Asuransi Bumiputera Muda 1967 cabang
Medan yang berjumlah 50 orang.
2. Sampel
Merupakan bagian dari jumlah atau karakteristik tertentu yang
diambil dari suatu populasi yang akan diteliti. Dikarenakan pada penelitian
jumlah agen yang diteliti sangat sedikit maka sampel pada penelitian ini
43
Sugiono, Statistik Untuk Penelitian, (Bandung: Alfabeta, 2006), h.11
44
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: Rineka
Cipta, 2010), h.12
35
36
diambil dengan menggunakan teknik Slovin. Adapun penelitian ini
menggunakan rumus Slovin karena dalam penarikan sampel, jumlahnya
harus
representative agar hasil penelitian dapat digeneralisasikan dan
perhitungannya pun tidak memerlukan tabel jumlah sampel , namun dapat
dilakukan dengan rumus dan perhitungan sederhana.
Rumus Slovin untuk menentukan sampel adalah sebagai berikut :
n=
Keterangan :
𝑁
+⋯
1 + 𝑁(e)²
n = Ukuran sampel/jumlah responden
N = Ukuran populasi
E = Persentase kelonggaran ketelitian kesalahan dalam pengambilan sampel
yang masih bisa ditolerir, e=0,1
Dalam rumus Slovin ada ketentuan sebagai berikut :
Nilai e = 0,1 (10%) untuk populasi dalam jumlah besar
Jadi rentang sampel yang dapat diambil dari teknik Slovin adalah 10 % dari
populasi penelitian.
Jumlah populasi penelitian dalam penelitian ini adalah sebanyak 50 orang,
sehingga persentase kelonggaran yang digunakan adalah 10% dan hasil
perhitungan dapat dibulatkan untuk mencapai kesesuaian.maka untuk
menegtahui sampel penelitian dengan perhitungan sebagai berikut :
n=
50
= 33,3 responden; disesuaikan oleh peneliti.
1+50%
D. Data Penelitian
Agar tidak keliru dalam menentukan sumber data, maka peneliti harus melihat
kembali konsep, variabel, dan indikator variabel serta pengukuran yang telah
dirumuskan sebelumnya.Dalam menentukan sumber data, dijelaskan pula
mengenai populasi dan sampel penelitian.
37
1. Data Primer
Merupakan data yang diperoleh peneliti dari sumber asli.Data dikumpulkan
sendiri oleh peneliti langsung dari sumber pertama atau tempat objek
penelitian dilakukan.Data primer dalam penelitian ini diperoleh dari
penyebaran kuesioner terhadap agen Asuransi Bumiputera Muda cabang
Medan.
2. Data Sekunder
Merupakan data yang diperoleh dengan jalan mengumpulkan dokumendokumen serta arsip yang berkaitan dengan masalah yang akan diteliti pada
Asuransi Bumiputera Muda cabang Medan.
E. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data digunakan untuk mengumpulkan data sesuai tata
cara penelitian sehingga diperoleh data yang dibutuhkan. Menurut Sugiyono45,
teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam
penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mengumpulkan data.
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik dokumentasi,
observasi, dan wawancara.
1. Dokumentasi
Dokumentasi
adalah
metode
mengkaji
dan
mengolah
data
dari
dokumendokumen yang sudah ada sebelumnya dan mendukung data penelitian.
“Dokumentasi adalah metode yang digunakan untuk menelusuri historis”.
2. Observasi
Observasi adalah teknik pengumpulan data untuk mengamati prilaku manusia,
proses kerja, dan gejala-gejala alam, dan responden. Dalam penelitian ini peneliti
melakukan
pengamatan
langsung
untuk
menemukan
fakta-fakta
di
lapangan.Instrumen yang digunakan peneliti adalah observasi nonpartisipan tidak
terstruktur. Sifat intrumen yang tidak baku memudahkan peneliti untuk menggali
informasi berkaitan dengan penilaian kinerja agen Asuransi Bumiputera Muda
45
Sugiono, Statistik Untuk Penelitian, (Bandung: Alfabeta, 2006), h. 15
38
1967 Cab. Medan. Observasi digunakan untuk mengamati kinerja agen saat
berkerja.
3. Wawancara
Wawancara
dalam
penelitian
terjadi
dimana
peneliti
sedang
berbincangbincang dengan narasumber dengan tujuan menggali informasi melalui
pertanyaan-pertanyaan dan mengunakan teknik tertentu.“Wawancara adalah
percakapan dengan maksud tertentu. Dalam penelitian ini subjek wawancara
adalah agen Asuransi Bumiputera Muda 1967 Cab. Medan.
F. Definisi Operasional
Definisi operasional merupakan petunjuk tentang bagaimana suatu variabel
diukur, sehingga peneliti dapat mengetahui baik buruknya pengukuran tersebut.
Adapun definisi operasional dalam penelitian ini yaitu:
Tabel 3.1
Tabel Definisi Operasional Variabel
No.
1
Variabel
Komisi
Definisi Variabel
Komisi
adalah
imbalan
atau
persentase
yang
karena
2
Kinerja Agen
uang
tertentu
dibayarkan
jasa
yang
Indikator
a. Kinerja
b. Lama kerja
c. Senioritas
d. Keadilan
dan
kelayakan
telah diberikan
e. Evaluasi jabatan
Kinerja Agen adalah
a. Kualitas
perbandingan
b. Kuantitas
hasil
yang dicapai dengan
c. Ketepatan waktu
peran
serta
tenaga
d. Efektivitas
kerja
per
satuan
e. Kemandirian
waktu (lazimnya per
jam) seorang agen.
39
G. Teknik Analisa Data
Skala yang dipakai untuk mengetahui komisi dari segi angket yang telah
diberikan adalah skala likert yang terdiri dari: Sangat Setuju, Setuju, Kurang
Setuju, Tidak setuju, Sangat Tidak Setuju. Kelima penilaian berikut diberi
bobot sebagai berikut:
Tabel 3.2
Tabel Pengukuran Skala Likert
No. Penilaian
Skor
1
Sangat Setuju (SS)
5
2
Setuju (S)
4
3
Kurang Setuju (KS)
3
4
Tidak Setuju (TS)
2
5
Sangat Tidak Setuju (STS)
1
1. Uji Deskriptif
Tujuannya untuk menguji dan menjelaskan karakteristik sampel
yang diobservasi. Hasil uji statistik deskriftif biasanya berupa tabel
yang setidaknya berisi nama variabel yang diobservasi, mean, deviasi
standar (standard deviation), maksimum dan minimum, yang
kemudian diikuti penjelasan berupa narasi yang menjelaskan
interprestasi isi tabel. Uji statistik deskrpitif dilakukan untuk
mengetahui informasi standar deviasi, rentang teoritis masing-masing
pertanyaan dan rentang aktual masing-masing responden.
2. Uji Kualitas Data
a) Uji Validitas
Uji validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkattingkat
kevalidan
dan
keabsahan
suatu
instrument.Instrument
40
dikatakan valid apabila dapat mengungkapkan data variabel yang
diteliti secara tepat.46
Metode yang sering digunakan untuk memberikan penilaian terhadap
validitas kuesioner adalah korelasi produk momen (moment product
correlation, pearson correlation) antara skor setiap butir pertanyaan
dengan skor total, sehingga sering disebut sebagai inter item-total
correlation.47Ketentuan validitas instrumen sahih apabila hasil r hitung
> r tabel.
b) Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas menunjuk pada satu pengertian bahwa sesuatu
instrument cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat
pengumpul data karena instrument tersebut sudah baik.48 Instrument
yang sudah dapat dipercaya, yang reliabel akan menghasilkan data
yang dapat dipercaya juga. Untuk memperoleh indeks reliabilitas soal
menggunakan one shot yaitu pengukuran hanya sekali dan kemudian
hasilnya dibandingkan dengan pertanyaan lain atau yang mengukur
korelasi antar jawaban pertaanyaan. SPSS memberikan fasilitas untuk
mengukur reliabilitas dengan uji statistik Cronbach Alpa (α), variabel
dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach Alpa (α) > 0,60.
Dan ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Triton seperti yang
dikutip Sujianto jika skala itu dikelompokkan ke dalam lima kelas
dengan reng yang sama, maka ukuran kemantapan alpha dapat
diinterprestasikan sebagai berikut:
1) Nilai Alpa Cronbach 0,00 – 0.20 berarti kurang reliable
2) Nilai Alpa Cronbach 0,21 – 0.40 berarti agak reliable
46
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, (Jakarta: Rineka
Cipta, 2010), h.144-145
47
Agus Eko Sujianto, Aplikasi Statistik dengan SPSS 16.0, (Jakarta: PT Prestasi
Pustakaraya, 2009), h.95
48
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, (Jakarta: Rineka
Cipta, 2010), h.221
41
3) Nilai Alpa Cronbach 0,41 – 0.60 berarti cukup reliable
4) Nilai Alpa Cronbach 0,61 – 0.80 berarti reliable
5) Nilai Alpa Cronbach 0,81 – 1.00 berarti sangat reliable
c) Uji Normalitas
Uji normalitas data dimaksudkan untuk memperlihatkan bahwa
data sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Ada
beberapa teknik yang dapat digunakan untuk menguji normalitas data,
antara lain uji chikuadrat, uji illiefors, dan uji kolmogorov-smirnov.
Dalam penelitian ini rumus yang digunakan adalah dengan uji
kolmogorov-smirnov Adapun langkah-langkah pengujian normalitas
menggunakan uji kolmogorov-smirnov dengan stamdarisasi asymp.
sig. (2-tailed) > 0,05
3. Uji Regresi Sederhana
Analisis regresi sederhana adalah sebuah metode pendekatan untuk
pemodelan hubungan antara satu variabel dependen dan satu variabel
independen. Model regresi yang variabel independen menerangkan
variabel dependennya dalam penelitian ini yaitu hubungan strategi
pemasaran terhadap volume penjualan.Dalam analisis regresi sederhana,
hubungan antara variabel bersifat linier, dimana perubahan pada variabel
X akan diikuti oleh perubahan pada variabel Y secara tetap. Sementara
pada hubungan non linier, perubahaan variabel X tidak diikuti dengan
perubahaan variabel y secara proporsional.seperti pada model kuadratik,
perubahan x diikuti oleh kuadrat dari variabel x. Hubungan demikian tidak
bersifat linier. Persamaan regresi linier berganda, yaitu:49
Y = A + BX + e
49
Ibid, h.97
42
Dimana :
Y : Kinerja agen
X : Komisi
a : Konstanta
e : residual/ error
4. Uji Hipotesis
Untuk memastikan apakah hipotesis dalam penelitian ini diterima atau ditolak,
maka akan dilakukan pengujian hipotesis statistik untuk menguji kebermaknaan
(test of significance) setiap koefisien yang telah dihitung, baik secara sendirisendiri maupun secara bersama-sama.
a. Uji Determinasi (R2)
Uji detreminasi (R2) digunakan untuk menjelaskan model dari satu
penelitian yang dalam hal ini digunakan untuk menjelaskan seberapa besar
pengaruh
variabel
independen
terhadap
variabel
dependen.Dalam
penelitian ini uji determinasi digunakan untuk menjelaskan model dari
penelitian yang dalam hal ini untuk menjelaskan seberapa besar pengaruuh
tunjangan terhadap kinerja yang dapat dinyatakan dalam bentuk
persentase.
b. Uji t
Uji t merupakan pengujian terhadap koefisien dari variabel bebas
secara parsial.Uji ini dilakukan untuk melihat tingkat signifikansi dari
variabel bebas secara individu dalam mempengaruhi variasi dari variabel
terikat.
1) Jika nilai Thitung > Ttabel, maka hipotesis alternatif (Ha) diterima
2) Jika nilai Thitung < Ttabel, maka hipotesis alternative (Ha) ditolak
BAB IV
TEMUAN PENELITIAN
A. Gambaran Umum Perusahaan
Gambar Perusahaan 4.1
1. Sejarah berdirinya PT Asuransi Bumiputera Muda 1967.
Didirikan atas ide pengurus AJB Bumiputera 1912 sebagai induk
perusahaan yang diwakili oleh Drs. H.I.K. Suprakto dan Mohamad S.
Hasyim, MA sesuai dengan akte No. 7 tanggal 8 Desember 1967 dari Notaris
Raden Soerojo Wongsowidjojo, SH yang berkedudukan di Jakarta dan
diumumkan dalam tambahan Berita Negara Republik Indonesia No. 15
tanggal 20 Pebruari 1970. Memperoleh ijin operasi dari Direktorat Lembaga
Keuangan, Direktorat Jenderal Moneter Dalam Negeri, Departemen
Keuangan Republik Indonesia No. KEP. 350/ DJM / 111.3/ 7 / 1973 tanggal
24 Juli 1973 dan diperpanjang sesuai Keputusan Menteri Keuangan Tahun
1986. PT. Asuransi Umum Bumiputeramuda 1967, selanjutnya disebut
BUMIDA Bumiputera menuju cita-cita menjadi "To The Big Ten"
perusahaan asuransi umum, menguasai pasar retail di Indonesia, dan menjadi
43
44
perusahaan yang berkualitas, dipercaya dan menguntungkan bagi semua
pihak yang berkepentingan (stakeholder). Rapat Umum Pemegang Saham
pada tanggal 30 April 2004 memutuskan untuk menambah dan meningkatkan
Modal Statutair menjadi Rp. 100 M.
Pada tanggal 23 Maret 2007, AJB BUmiputera 1912 menambah Modal
Setor sebesar Rp. 30 M. Dengan demikian, modal setor Bumida yang
sebelumnya hanya Rp. 70 M, saat ini telah genap mencapai Rp. 100 M. Hal
ini berarti Bumida telah memenuhi regulasi pemerintah yang tertuang melalui
PP No. 63 tahun 1999 yang mewajibkan setiap perusahaan asuransi memiliki
modal setor minimal Rp.100 M. Dengan modal setor yang telah mencapai Rp.
100 M, tentunya makin menambah keyakinan manajemen bahwa cita-cita
perseroan menjadi "TO THE BIG TEN" dapat segera terwujud50
2. Alamat Lokasi Penelitian
PT Asuransi Bumiputera Muda 1967 Cabang Medan terletak di Jl. H.M
Yamin, Medan.
3. Visi dan Misi PT Asuransi Bumiputera Muda 1967
Visi dari PT. Asuransi Umum Bumiputeramuda 1967 adalah berkembang
untuk menjadi yang terdepan sebagai pasar utama retail. Misi dari PT.
Asuransi Umum Bumiputeramuda 1967 adalah menguasai pasar retail
melalui inovasi terus-menerus memberikan layanan optimal didukung SDM
yang berkualitas aktif dalam mengembangkan jaringan Bumiputera Group
menuju 10 besar perusahaan asuransi umum.51
50
51
Laporan Tahunan 2006 (Jakarta : Kantor Asuransi Umum Bumiputeramuda 1967), 105
Ibid, h. 109
45
4. Struktur Organisasi
Herri Irawan
Kepala Cabang
Haris Hidayat
Kasie Umum
Reza Fauzanry
Kasie Pemasaran
Suprapto
Staf Klaim
Agustini
Marketing
Herina Jelita
Staf Teknis
Maulana
Staf Teknis
Dewi Srianis
Kasir
Gambar Struktur Organisasi 4.2
5. Produk PT Asuransi Bumiputera Muda 1967
Produk asuransi kerugian bumida bumiputera terbagi menjadi dua
(2) yakni:
a. Produk Standar Syari’ah
1) Asuransi Kesehatan
Suatu bentuk pertanggungan Asuransi yang memberikan jaminan
kepada peserta untuk mengganti setiap biaya pengobatan, seperti
biaya perawatan di rumah sakit, biaya pembedahan, obat-obatan, bila
tertanggung menderita penyakit/sakit berdasarkan program yang
disepakati atau yang dijamin oleh polis perusahaan asuransi.
2) Asuransi Pengangkutan
46
Memberikan perlindungan kepada peserta (pemilik barang yang
diangkut) dari kerusakan/kerugian atas barang-barang yang diangkut
(yang
sedang
dalam
pengangkutan)
sebagai
akibat
suatu
musibah/kecelakaan.
3) Asuransi Kendaraan
Memberikan perlindungan kepada kendaraan peserta terhadap
resiko yang mungkin terjadi seperti tabrakan, benturan, terbalik,
tergelincir dari jalan, termasuk juga akibat dari kesalahan material,
konstruksi, cacat sendiri atau sebab-sebab lain dari kendaraan tersebut,
perbuatan jahat orang lain, kebakaran dan segala bentuk kerugian dari
bencana alam.
4) Asuransi Uang
Adalah asuransi yang menanggung risiko hilangnya uang dan /
atau surat-surat berharga dari dalam lemari besi, laci, mesin hitung
uang yang terkunci atau yang dalam pengriman dari satu tempat ke
lain tempat.
5) Asuransi Kebakaran
Memberikan perlindungan terhadap kerugian dan atau kerusakan
sebagai akibat terjadinya kebakaran yang disebabkan percikan api,
sambaran petir, ledakan dan kejatuhan pesawat terbang berikut resiko
yang ditimbulkannya.
6) Asuransi Kecelakaan Diri
Asuransi Kecelakaan Diri menjamin peserta akibat dari suatu
kecelakaan yang menimpa dirinya selama 24 jam dalam periode
pertanggungan tertentu, misalnya selama satu tahun atau selama satu
perjalanan.
7) Asuransi Tanggung Gugat Dokter
Mengganti kerugian kepada dokter, sebagai akibat dari tindakan
medis selama menjalankan profesinya, dan secara hukum bertanggung
jawab dari kerugian yang timbul dari cedera badan pada pasien yang
47
disebabkan oleh tindakan yang terjadi di daerah lingkup jaminan
selama masa berlakunya polis.
8) Surety Bond
Perjanjian 3 (tiga) pihak antara Perusahaan Asuransi sebagai
penjamin(Surety) dan
Pemborong/Kontraktor sebagai
terjamin
(Principal) untuk menjamin kepentingan pihak Pemilik Proyek
(Obligie), apabila Prrincipal gagal/tidak memenuhi kewajibannya
sesuai dengan perjanjian ( perjanjian pokok) yang dibuat antara
Principal dan Obligie.
9) Custom Bond
Perjanjian 3 (tiga) pihak, surety sebagai pihak I / Penjamin terikat
untuk memenuhi kewajibannya yang timbul dari Pihak ke II/Principal
terhadap pihak ke III/ Obligee karena pihak ke II tidak memenuhi
kewajibannya.
10) Asuransi Pekerjaan Kontruksi
Asuransi yang menjamin kerugian finansial akibat kerusakan fisik
dari pekerjaan sipil yang sedang dipasang atau dikerjakan.
11) Asuransi Erection All Risk
Memberikan jaminan yang bersifat comprehensive terhadap
kerugian atau kerusakan yang mungkin timbul selama masa
pemasangan dan percobaan mesin, peralatan maupun struktur baja,
dan tanggung jawab hukum terhadap pihak ketiga yang timbul akibat
pemasangan atau percobaan mesin tersebut.
12) Asuransi Kerusakan Mesin
Pertanggungan yang menjamin terhadap ongkos-ongkos perbaikan
atau penggantian atas mesin-mesin yang rusak/menalami kecelakaan
(accident) yang datang secara tiba-tiba dan tidak terduga (sudden and
unforceseen).
48
b. Produk Paketkoe Standar Syari’ah
1) Asuransi Rumahkoe
Yakni produk asuransi umum yang memberikan perlindungan
terhadap
kerusakan,
kebongkaran,
tertabrak
bermotor
dengan
tambahan khusus proteksi yang dirancang khusus PLUS manfaat
untuk perlindungan rumah.
2) Asuransi Motorkoe
Yakni produk asuransi umum yang memberikan perlindungan
terhadap kerusakan atau kehilangan yang diakibatkan oleh kecurian
dan kecelakaan dengan tambahan khusus proteksi bagi Anda pemilik
kendaraan roda dua PLUS manfaat serta pembayaran premi
terjangkau.
3) Asuransi Mobilkoe
Yakni produk asuransi umum yang memberikan perlindungan
terhadap kerusakan atau kehilangan yang diakibatkan oleh kecurian
dan kecelakaan dengan tambahan khusus proteksi bagi Anda pemilik
kendaraan roda empat PLUS manfaat serta pembayaran premi
terjangkau.
4) Asuransi Sehatkoe
Yakni produk asuransi umum yang memberikan perlindungan
terhadap kesehatan atau meninggal dunia atau akibat kecelakaan
dengan tambahan khusus proteksi PLUS manfaat bagi pembebasan
biaya perawatan dan pemilihan rumah sakit/puskesmas khusus untuk
nasabah.
5) Asuransi Siswakoe
Yakni produk asuransi umum yang memberikan perlindungan yang
memberikan perlindungan peserta yakni pelajar, usia 3-20 tahun
PLUS manfaat peserta akibat dari suatu kecelakaan yang menimpa
dirinya selama 24 jam dalam periode pertanggungan tertentu,
misalnya selama satu tahun atau selama satu perjalanan.
49
B. Deskripsi Data Penelitian
Berikut ini akan disajikan berbagai macam data yang terkait dengan
penelitian. Penyajian data dalam penelitian ini dibagi menjadi dua bagian, yaitu
penyajian data karakteristik responden serta penyajian data mengenai persepsi
responden
dalam
hal
kinerja
analis
klaim
di
PT.
Asuransi
Umum
Bumiputeramuda 1967 Cab. Medan yang tertuang dalam pernyataan lembar
kuisioner. Selanjutnya, persepsi responden tersebut akan disajikan dalam bentuk
tabel perhitungan.
1. Karakteristik Responden
Dalam pembahasan ini karakteristik responden disajikan dalam bentuk
presentase, karakteristik dalam penelitian sangat beragam, berdasarkan data
dari 33 responden yang memberikan jawaban atas peneliti dapat diketahui
perbedaan karakteristik antara responden yang satu dan lainnya. Perbedaan
ini diantaranya meliputi jenis kelamin, usia, dan tingkat pendidikan.
a. Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin.
Tabel 4.1
Jenis Kelamin Responden
No. Jenis Kelamin
Jumlah Responden
Persentase
1.
Laki - Laki
17
51%
2.
Perempuan
16
49%
33
100%
Total
(Sumber: Data Primer, Diolah Tahun 2020)
Berdasarkan Tabel 4.2 berdasarkan jenis kelamin, responden yang
paling banyak berjenis kelamin laki-laki yang berjumlah 17 responden
sebanyak 51% dan perempuan yang berjumlah 16 responden sebanyak
49%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa responden laki-laki
lebih banyak dari pada responden perempuan, karena agen yang banyak
bekerja adalah laki-laki.
50
b. Karakteristik responden berdasarkan usia
Tabel 4.2
Jenis Tingkat Usia Responden
No
1
2
3
4
Tingkat Usia
21- 30 Tahun
31-40 Tahun
41-50 Tahun
51-60 Tahun
Total
Jumlah Responden
10
14
8
1
33
Presentase
30%
42%
25%
3%
100%
(Sumber: Data Primer, Diolah Tahun 2020)
Dari Tabel 4.2 diketahui dari segi usia responden paling banyak berusia
31-40 Tahun sebanyak 42%, karena sebagian besar agen yang berusia 3140 dalam masa produktif untuk bekerja sebagai agen. Agen berusia 21-30
tahun sebanyak 30%, responden berusia 41-50 tahun sebanyak 25%, dan
reponden berusia 51-60 tahun sebanyak 3%. Ini menunjukan dari 33
responden di PT Asuransi Bumiputera Muda 1967 Cab. Medan yang
bekerja rata-rata berusia diatas 31 tahun.
c. Karakteristik responden berdasarkan pendidikan
Tabel 4.3
Jenis Tingkat Pendidikan Responden
No
1
2
Pendidikan
SMA
S1/S2
Total
Jumlah Responden
15
18
33
Presentase
45%
55%
100%
(Sumber: Data Primer, Diolah Tahun 2020)
Dari Tabel 4.3 diketahui dari segi pendidikan responden terbanyak tingak
S1/S2 sebanyak 55%, menunjukkan tingkat pendidikan diatas SMA lebih
prima bekerja sebagai agen. Kemudian responden tingkat SMA sebanyak
45%. Ini menunjukan dari 33 responden di PT Asuransi Bumiputera Muda
1967 Cab. Medan yang lebih berkerja ditingkat S1/S2.
51
C. Uji Statistik Deskriptif
Uji statistik deskrpitif dilakukan untuk mengetahui informasi standar
deviasi, rentang teoritis masing-masing pertanyaan dan rentang aktual masingmasing responden.
Tabel 4.4
Hasil Uji Statistik Deskriptif
Descriptive Statistics
N
Rentang
Teoritis
Rata - Rata
Teoritis
Rentang
Aktual
Rata - Rata
Aktual
Std.
Deviation
Komisi
33
5-25
15
18-25
22.03
3.108
Kinerja Agen
33
6-30
21
22-35
31.87
3.247
Valid N (listwise)
33
(Sumber: Data Primer, Diolah Tahun 2020)
Variabel Komisi diukur dengan menggunakan instrument yang terdiri dari
10 pertanyaan. Seperti terlihat pada Tabel 4.1 dari 33 responden dihasilkan
rentang aktual 18 – 25, artinya tingkat komisi yang kurang berada pada kisaran 18
dan tingkat komisi yang lebih tinggi berada pada kisaran 25. Sedangkan rentang
yang mungkin terjadi adalah antara 5 (menunjukkan nilai yang paling rendah)
sampai 25 (menunjukkan nilai yang paling tinggi). Rata-rata aktual (mean) untuk
seluruh responden adalah 22,03 sedangkan rata-rata teoritisnya adalah 15. Karena
rata-rata aktual lebih tinggi daripada rata-rata teoritis. Standar deviasi untuk
variabel pemeriksaan interim adalah sebesar 3,108. Hal ini berarti bahwa variansi
data relatif lebih kecil karena standar deviasi lebih kecil dari mean.
Variabel Kinerja Agen diukur dengan menggunakan instrument yang
terdiri dari 12 pertanyaan. Seperti terlihat pada Tabel 4.1 dari 33 responden
dihasilkan rentang aktual 22 – 35, artinya tingkat komisi yang kurang berada pada
kisaran 22 dan tingkat komisi yang lebih tinggi berada pada kisaran 35.
Sedangkan rentang yang mungkin terjadi adalah antara 6 (menunjukkan nilai yang
paling rendah) sampai 30 (menunjukkan nilai yang paling tinggi). Rata-rata aktual
(mean) untuk seluruh responden adalah 31,87 sedangkan rata-rata teoritisnya
adalah 21. Karena rata-rata aktual lebih tinggi daripada rata-rata teoritis. Standar
52
deviasi untuk variabel kinerja agen adalah sebesar 3,247. Hal ini berarti bahwa
variansi data relatif lebih kecil karena standar deviasi lebih kecil dari mean.
D. Uji Persyaratan Analisis
1. Uji Validitas dan Reliabilitas Data Penelitian
Uji validitas dimaksud untuk mengetahui seberapa cermat suatu tes atau
pengujian melakukan fungsi ukurannya. Suatu instrumen pengukur dikatakan
valid apabila instrumen tersebut mengukur apa yang seharusnya diukur atau
dapat memberikan hasil sesuai dengan yang diharapkan peneliti. Untuk
menguji kevalidan suatu data maka dilakukan uji validitas terhadap butir-butir
kuesioner.
Metode yang digunakan dalam pengujian validitas adalah dengan uji
signifikansi yang membandingkan rhitung dengan rtabel untuk degree of
freedom (df) =n-k-1, dimana n adalah jumlah sampel dan k adalah variabel
independen dan 1 adalah konstanta. Apabila untuk tiap butir dapat dilihat
pada kolom Corrected Item Total
Correlation lebih besar dari dan nilai positif, maka butir atau pertanyaan
tersebut dapat dikatakan valid. Dalam penelitian ini, diketahui jumlah n
adalah 24 sampel dan k adalah 1 (komisi agen) sehingga besarnya df adalah
33 – 1 – 1 = 31 dengan alpha 10%, didapat rtabel 0,apabila rhitung lebih
besar (rhitung > rtabel) dan nilai r positif, maka butir pertanyaan tersebut
dikatakan valid, dan sebaliknya apabila (rhitung < rtabel) maka pertanyaan
tersebut tidak valid.
Dari hasil pengujian validitas kuesioner yang terdapat dalam angket akan
dapat diketahui sejauh mana data yang terkumpul sesuai dengan variabelvariabel penelitian atau tidak sebagaimana dideskripsikan dalam tabel
dibawah ini:
53
Tabel 4.5
Uji Validasi
Corrected
Variabel
Item
Item Total
Correlation
P1
0,588
P2
0,546
P3
0,534
P4
0,512
P5
0,657
Komisi (X)
P6
0,559
P7
0,514
P8
0,559
P9
0,592
P10
0,584
P11
0,566
P12
0,549
P13
0,598
P14
0,571
P15
0,529
P16
0,586
Kinerja Agen
(Y)
P17
0,574
P18
0,588
P19
0,589
P20
0,564
P21
0,577
P22
0,598
(Sumber : Data primer yang diolah, 2020)
r table
Keterangan
0,239
0,239
0,239
0,239
0,239
0,239
0,239
0,239
0,239
0,239
0,239
0,239
0,239
0,239
0,239
0,239
0,239
0,239
0,239
0,239
0,239
0,239
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Berdasarkan tabel 4.4 diatas diatas menunjukkan bahwa nilai pada
kolom corrected item-total correlation untuk masing-masing item
memiliki r hitung lebih besar dan positif dibanding r tabel untuk (df) = 33–
1 – 1 = 31 dan alpha 10% dengan uji dua sisi didapat r tabel sebesar 0,239,
maka dapat disimpulkan bahwa semua indikator dari dua variabel
independen dan dependen adalah valid.
54
Tabel 4.6
Uji Reliability
(Sumber : Data primer yang diolah, 2020)
Berdasarkan tabel 4.5 diatas dapat diketahui bahwa masing-masing
variabel memiliki Cronbach Alpha lebih dari 0,60 (α > 0,60), sehingga
dapat disimpulkan bahwa semua variabel X dan Y adalah reliabel. Dengan
demikian pengolahan data dapat dilanjutkan ke jenjang selanjutnya.
E. Uji Asumsi Klasik
1. Uji Normalitas
Berdasarkan hasil analisis data dengan SPSS 16 diperoleh grafik sebagai
berikut:
Gambar 4.3 Normal Probablity Plot
Berdasarkan gambar grafik histogram dan normal probability plot di
atas telah menunjukan kurva normal yang membentuk lonceng sempurna, dan
dapat diketahui bahwa sebaran titik-titik di sekitar garis diagonal yang berarti
data tersebut berdistribusi normal sehingga model regresi dapat dipakai untuk
55
memprediksi
kinerja
agen
asuransi,
berdasarkan
masukan
variabel
independennya (Komisi Agen).
2. Uji Normalitas
Uji normalitas data dimaksudkan untuk memperlihatkan bahwa
data sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Ada
beberapa teknik yang dapat digunakan untuk menguji normalitas data,
antara lain uji chikuadrat, uji illiefors, dan uji kolmogorov-smirnov.
Dalam penelitian ini rumus yang digunakan adalah dengan uji
kolmogorov-smirnov Adapun langkah-langkah pengujian normalitas
menggunakan uji kolmogorov-smirnov dengan stamdarisasi asymp. sig.
(2-tailed) > 0,5 dijelaskan ditabel yg dibawah
Tabel 4.8
One Sample Kolmogrof
Unstandarized
Residual
N
Normal
130
Parametersa,b
Mean
Std.
,8996
,87688
Deviation
Most Extreme Differences
Test Statistic
Asymp. Sig. (2-tailed)
Absolute
,116
Positive
,116
Negative
-,070
,116
,121c
Dijelas kan bawah tabel dinatas normal dikarnakan symp. sig. (2-tailed) > 0,5
F. Uji Regresi Sederhana
Analisis regresi sederhana digunakan untuk mengetahui dan memprediksi
nilai suatu variabel dependen (Y) berdasarkan nilai satu variabel independen (X).
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan Komisi Agen sebagai variable
independen (X) dan Kinerja Agen adalah variabel dependen (Y). Adapun
persamaan regresi sederhana dapat dinotasikan dalam rumus:
56
Y = a + bx
Hasil analisis data dengan menggunakan alat bantu program komputer SPSS 16
diperoleh hasil perhitungan sebagai berikut :
Tabel 4.9
Uji Regresi Sederrhana
Coefficientsa
Model
1
Unstandardized
Standardized
Coefficients
Coefficients
B
(Constant)
Komisi Agen
Std. Error
48.423
5.540
1.694
.295
Beta
t
.571
Sig.
8.740
.000
5.736
.000
(Sumber : Data primer yang diolah, 2020)
Dari tabel 4.7 diatas diketahui bahwa koefisien untuk variabel independen(X)
adalah 1,694 dan konstanta sebesar 48,423 sehingga model persamaan regresi
yang diperoleh adalah:
Y = 48,423 +1,694 X
Dimana :
X = Komisi Agen
Y = Kinerja Agen
a. Nilai konstan (Y) sebesar 48,423, artinya jika variabel independen Komisi
Agen konstan pada nol, maka variabel dependen (Y) Kinerja Agen nilainya
yaitu sebesar 48,423%.
b. Koefisien regresi X (Komisi Agen) dari perhitungan linier sederhana
didapat nilai coefficients (b) = 1,694 ini mengindikasikan bahwa setiap ada
peningkatan Komisi Agen (Y) sebedar Rp 1, mfaka Kinerja Agen(Y) juga
akan meningkat sebesar 1,694% dengan anggapan konstan sebesar 48,423.
G. Uji Hipotesis
1. Uji Model R²
Tabel 4.10
Uji Determinan
Model Summaryb
57
Mode
l
R
R Square
.571a
1
Adjusted R Square
.326
.316
(Sumber : Data primer yang diolah, 2020)
Dalam tabel 4.8 hasil koefisien determinasi menunjukkan nilai koefisien
determinasi sebesar 0,326, hal itu mengasumsikan bahwa variasi
perubahan variabel Kinerja Agen (Y) dipengaruhi oleh perubahan
variabel Komisi Agen (X) sebesar 32.6%. Jadi besarnya pengaruh Komisi
Agen terhadap Kinerja Agen sebesar 32,6%, sedangkan sisanya sebesar
67,4% dipengaruhi oleh faktor lain diluar penelitian ini.
2. Uji t
Tabel 4.11
Uji Porsil
Coefficientsa
Model
1
(Constant)
Komisi Agen
Unstandardized
Standardized
Coefficients
Coefficients
B
Std. Error
48.423
5.540
1.696
.295
Beta
T
.571
Sig.
8.740
.000
5.736
.000
(Sumber : Data primer yang diolah, 2020)
Dari tabel tersebut, diketahui bahwa nilai thitung adalah 5,736 sedangkan
nilai ttabel adalah 1,995 yang lebih kecil dibandingkan dengan thitung.
Artinya, terdapat pengaruh signifikan antara variabel Komisi Agen(X)
terhadap variabel Kinerja Agen(Y),dengan demikian hipotesa yang
diajukan tidak dapat ditolak. Sedangkan konstanta sebesar 48,423 artinya
jika Komisi Agen (X) nilainya adalah 0 (nol), maka Kinerja Agen (Y)
akan mengalami kenaikan sebesar 48,423%. Sedangkan koefisien regresi
variabel Kinerja Agen (X) sebesar 1,694 mengasumsikan bahwa tiap ada
kenaikan Rp 1, terhadap variabel Komisi Agen (X) maka Kinerja Agen
(Y) juga akan meningkat sebesar 1,694 dengan anggapan konstan sebesar
58
48,423 serta dianggap signifikan karena angka sig. menunjukkan angka
0,000 yang berada jauh dibawah 0,05 atau 5%.
H. Interprestasi Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil analisa data diatas, terdapat pengaruh variabel independen
(komisi agen). Pengujian yang dilakukan terhadap hipotesis yaitu komisi agen
berpengaruh positif terhadap kinerja agen. Parameter estimasi antara variabel
independen komisi agen dengan variabel dependen kinerja agen yang dibentuk
menghasilkan sebuah hubungan yang positif, pada pengujian t hitung yang
dihasilkan dalam uji regresi sederhana dengan nilai thitung lebih besar dari nilai
ttabel, sehingga dapat asumsikan bahwa hipotesis ini diterima pada tingkat
signifikansi 10%. Nilai konstan ( Y ) sebesar 48,423, artinya jika variabel
independen Komisi Agen konstan pada nol, maka variabel dependen (Y) konstan
pada taraf 48,423%. Koefisien regresi X (Komisi gen) dari perhitungan linier
sederhana didapat nilai coefficients (b) = 1,694 ini mengindikasikan bahwa setiap
ada peningkatan Rp 1 tentang indikator Komisi Agen (X) maka Kinerja (Y) juga
akan meningkat sebesar 1,694% dengan anggapan konstan sebesar 48,423.
Hasil pengujian hipotesis ini sejalan dengan teori yang dikemukakan oleh
Philip Kotler tentang wiraniaga atau wakil penjualan. Kotler menyebutkan bahwa
wiraniaga atau dalam penelitian ini adalah agen asuransi, membutuhkan dorongan
dan insentif khusus agar bekerja sebaik-baiknya.52
Dorongan bisa diartikan agen diberikan motivasi agar terus berusaha bekerja
secara maksimal. Sementara insentif khusus bisa diartikan pemberian balas jasa
atau kompensasi atas apa yang telah ia kerjakan. Dalam perusahaan asuransi
pemberian kompensasi ini berupa komisi
Karena besaran komisi yang diberikan sangat tergantung dengan kinerja agen
itu sendiri, maka ia harus dapat menjual banyak produk. Jadi, jika ia semakin baik
kinerja agen, semakin banyak pula komisi yang akan ia terima.
52
Philip Kotler dan A.B Susanto, Manajemen Pemasaran Di Indonesia, (Jakarta: Salemba
Empat, 2001), hlm. 893
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka kesimpulan
perumusan maslah dalam penelitian ini adalah variabel komisi agen berpengaruh
signifikan terhadap kinerja kerja agen PT Asuransi Bumiputera Muda 1967
Cabang Medan. Hal ini terbukti dari hasil uji t hitung sebesar 5,736 dengan
tingkat signifikan sebesar 0,000. Nilai signifikan lebih kecil dari 0,05 (0,000 <
0,05) maka dengan demikian H0 ditolak dan menerima H1. Jadi dapat dikatakan
bahwa komisi agen berpengaruh signifikan terhadap kinerja agen PT Asuransi
Bumiputera Muda 1967 Cabang Medan.
Dalam penelitian ini variabel komisi agen memberikan sumbangan efektif
32,6% terhadap kinerja agen. Jadi besarnya pengaruh komisi agen terhadap
kinerja agen sebesar 32,6%, sedangkan sisanya sebesar 67,4% dipengaruhi oleh
faktor lain diluar penelitian ini.
B. Saran
1. PT Asuransi Bumiputera Muda 1967 Cabang Medan
Dari penelitian ini dapat disarankan kepada pihak Asuransi Bumiputera
Muuda untuk terus mempertahankan sistem pemberian komisi yang telah
berjalan. Karena dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa dengan sistem
komisi yang berlaku saat ini mampu mendorong dan meningkatkan tingkat
kinerja agen. Hal yang tak kalah penting adalah terus memberikan motivasi
kepada para agen. Karena agen asuransi sangat riskan dengan stress dan
kehilangan motivasi ketika ia tidak kunjung dapat menjual produk. Jika agen
bekerja dengan motivasi tinggi, tentunya ia tidak akan mudah stress dan putus
asa sehingga diharapkan mampu lebih banyak dalam menjual produknya. Hal
ini selain akan menguntungkan agen itu sendiri, juga akan menguntungkan
pihak perusahaan, karena jika kinerja paga agen meningkat, dalam arti mereka
mampu menjual banyak produk, maka pendapatan perusahaan juga akan
meningkat. Perlu diingat pula bahwa untuk saat ini industri perasuransian di
59
60
Indonesia masih sangat mengandalkan sistem keagenan sebagai saluran
pemasaran utama.
Jadi, memiliki agen dengan kinerja tinggi merupakan suatu kewajiban bagi
perusahaan asuransi agar perusahaan tetap berjalan. Dan salah satu cara agar
kinerja agen semakin meningkat adalah dengan diberikannya komisi yang
sesuai dengan kebutuhan dan kondisi ekonomi sekarang.
2. Bagi Akademisi
Para akademisi hendaknya mendalami kajian tentang kinerja, terutama
kinerja agen asuransi. Karena profesi agen asuransi, seperti telah disinggung
di atas, sangat riskan dengan stress dan keputusasaan. Komisi hanyalah salah
satu dari sekian banyak cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi hal
tersebut dan untuk meningkatkan kinerja agen.
3. Peneliti selanjutnya
Bagi penelitian yang akan datang sebaiknya mengadakan mengembangkan
penelitian ini dengan menambah variabel lain karena masih banyak faktor
yang mempengaruhi kinerja agen.
DAFTAR PUSTAKA
Ali AM. Hasan, Asuransi Dalam Perspektif Hukum Islam :Suatu Tinjauan
Analisis Historis, Teoritis dan Praktis, Jakarta : Prenada Media, 2004.
Anoraga Pandji, Manajemen Bisnis, Rineka Cipta, Jakarta, 2004.
Arikunto Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta:
Rineka Cipta, 2010
Didin Hafidhuddin dan Hendri Tanjung, Sistem Penggajian Islami, Jakarta: Raih
Asa Sukses, 2008.
Djazuli A, dkk., Lembaga Perekonomian Umat, Cet. II Jakarta:Raja Grafindo
Persada, 2002.
Fahmi Irham, Manajemen Kinerja Teori dan Aplikasi, Bandung: Alfabeta, 2013.
Manulang M, Pengantar Ekonomi Perusahaan, Ghalia Indonesia, Medan, 1973.
Hasibun Malayu , Dasar-Dasar Perbankan, Jakarta : BumiAksara. 2008.
Hasibun Malayu, Manajemen Sumber Daya Manusia ;Dasar Dan Kunci
Keberhasilan, Jakarta : Haji Masagung, 1994.
Hermawan Kertadjaya dan Muhammad Syakir Sula, Syariah Marketing,
Bandung: Mizan Pustaka. 2006.
Moeheriono, Pengukuran Kinerja Berbasis Kompetensi, Bogor: Ghalia Indonesia,
2010.
Multitama, Islamic Business Strategy For Enterpreneurship, Zikrul Hakim,
Jakarta,2006.
Philip Kotler dan A.B Susanto, Manajemen Pemasaran Di Indonesia, Jakarta:
Salemba Empat,2001.
Ridwan Ahmad Hassan, Perusahaan & Bank Islam: Instrumen Lembaga
Keuangan Syari’ah,Bandung : Pustaka Bani Quraisy. 2004.
Siagian Sondang P, Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta : Bumi Aksara,
2008.
Soemitra Andri, Bank Dan Lembaga Keuangan Syariah, Jakarta : Kencana
Prenada Media Group. 2009.
Sugiono, Statistik Untuk Penelitian, Bandung: Alfabeta, 2006.
61
62
Sujianto Agus Eko, Aplikasi Statistik dengan SPSS 16.0, Jakarta: Prestasi
Pustakaraya, 2009.
Sula Muhammad Syakir, Asuransi Syariah, Life And General : Konsep Dan
Sistem Operasional, Jakarta : Gema Insani, 2004.
Sumanto Agus Edi et. all, Solusi Berasuransi : Lebih baik dengan Syariah,
Bandung : Karya Kita, 2009
Usmara A, (ed), Paradigma Baru Manajemen Sumber Daya Manusia, Yogyakarta
: Amara Books, 2008.
Widodo Sugeng, Mindset Sukses Agen Asuransi, Jakarta : Gramedia Pustaka
Utama. 2011.
Wirawan, Evaluasi Kinerja Sumber Daya Manusia Teori, Aplikasi,dan Penelitian,
Jakarta: Salemba Empat, 2012
http//pekanbaru.tribunnews.com//2013/06/25/proteksi-diri-melalui-asuransi
Selasa, 25 Juni 2013 15:20 WIB - di akses tanggal 25-06-2013 21:30
mobile.kontan.co.id//news/aset-asuransi-syariah-tumbuh-726
Jum’at, 07 Desember 2012│09:19 WIB - di akses tanggal 24-12-2012 10:22
http://female.kompas.com/read/2010/01/26/09274246/dream.job.agen.asuransi:
Selasa, 26 Januari 2010 | 09:27 WIB di akses Selasa 2 Okt 2012 | 10:22
63
64
KUESIONER PENELITIAN
Kepada Yth,
Bapak/Ibu Responden
Di Tempat
Dengan hormat, saya yang bertanda di bawah ini :
Nama
: M.Rizky Ananda Ritonga
NIM
: 55154032
Jurusan
: Asuransi Syariah
Fakultas
: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam
Universitas
: Universitas Islam Negeri Sumatera Utara (UIN-SU)
Medan
Judul Skripsi
: PENGARUH KOMISI TERHADAP KINERJA
AGEN ASURANSI DI PT ASURANSI BUMIPUTERA
MUDA 1967 CABANG MEDAN
Responden yang terhormat,
Saya mohon kesediaan anda untuk menjawab pertanyaan pada lembar
kuesioner penelitian ini. Informasi yang anda berikan adalah sebagai data
penelitian dalam rangka penyusunan skripsi. Atas waktu dan kesediaan anda
dalammengisi kuesioner , saya ucapkan banyak terima kasih.
Hormat Saya
M. Rizky Ananda Ritonga
NIM. 55154032
65
66
67
68
69
CURRICULUM VITAE
Nama
NIM
Tempat/Tanggal Lahir
Umur
IPK
Jenis Kelamin
Alamat
No HP
Alamat Email
: M. RIZKY ANANDA RITONGA
: 55154032
: Sipare-Pare Tengah, 10 September 1997
: 23 Tahun
: 3,33
: Laki-Laki
: Jl. Sipare-Pare Tengah, Kec. Marbau, Kab. Labuhanbatu Utara
: 085261710980
: rizkyritonga97@yahoo.co.id
Latar Belakang Pendidikan
SD/MI
SMP/MTS
SMA/MA
: SDN 115478 SIPARE-PARE HILIR
: MTs SWASTA SUMBER MULYO
: MA AL-WASHLIYAH MARBAU
Nama Orang Tua
Ayah
Ibu
: KHAIRUDDIN RITONGA, SPd
: JURAIDAH
Nama Dosen Pembimbing
Pembimbing I
Pembimbing II
: Dr. MUHAMMAD YAFIZ, MA
: MUHAMMAD SYAHBUDI, MA
Riwayat Organisasi
Kabid Olahraga OSIS MA Al-Washliyah Marbau (2014-2015)
Kabid Infokom Ikatan Mahasiswa Kecamatan Marbau Kab.Labuhanbatu Utara (20162018)
Sekretaris Umum Ikatan Mahasiswa Kecamatan Marbau Kab.Labuhanbatu Utara (20182019)
Sekretaris SAPMA Pemuda Pancasila Subkom FEBI UIN-SU (2018-2019)
Wakil Sekretaris II SAPMA Pemuda Pancasila UIN-SU (2018-2019)
Kabid Badminton UKOMI UIN-SU (2018-2019)
Wakil Ketua I SAPMA Pemuda Pancasila UIN-SU (2019-2020)
Bendahara Umum Persatuan Mahasiswa dan Pemuda Kab. Labuhanbatu Utara (20192021)