[go: up one dir, main page]

Academia.eduAcademia.edu
Muawiyah bin Abu Sufyan Radhiallahu ‘anhuma telah menjadi orang besar sejak Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam masih hidup, yaitu sebagai salah seorang penulis wahyu. Di zaman kekhalifahan Abu Bakar Radhiallahu ‘anhu, Muawiyah adalah salah seorang panglima penting dalam penaklukan Syam. Pada masa Umar Radhiallahu ‘anhu , Mu’awiyah Radhiallahu ‘anhu telah muncul menjadi sosok yang unggul hingga khalifah Umar menyerahkan Damaskus dan Ba’labak di bawah kepemimpinannya. Dan di masa Utsman , Mu’awiyah meraih puncak pencapaian yang gemilang; berhasil menaklukkan banyak wilayah di Syam, salah satu pusat kekuatan Romawi paling kokoh ketika itu. Dan di masa itu pula, untuk pertama kali, umat Islamberhasil membentuk pasukan angkatan laut yang hebat, dan ini sekali lagi adalah jasa Mu’awiyah. Tetapi ketika Ali bin Abi Thalib menjadi khalifah, kenapa Mu’awiyah tidak mau berbai’at? Sikap Mu’awiyah ini kemudian memicu berbagai peristiwa besar: Perang Shiffin, peristiwa tahkim, munculnya Khawarij, munculnya agama Syi’ah; yang hingga kini semua itu terus menjadi bahan kajian menarik. Buku ini, mengulas secara faktual disertai dengan analisa yang kuat, semua yang terjadi dalam kurun waktu itu, kasus demi kasus; sehingga berbagai peristiwa yang tampak bagaikan tumpukan peristiwa acak, dan fitnah tumpang tindih menjadi terurai dan terpetakan dengan jelas. Di antara gerakan Jihad yang dilakukan Mu’awiyah adalah menghadapi Romawi Byzantium yang berpusat diKonstantinopel, yang ketika itu adalah palang pintu benua Eropa. Dan yang paling spektakuler adalah keberhasilan Mu’awiyah menaklukkan Afrika Utara seluruhnya. Kemudian menaklukkan ke arah timur hingga mencapai Khurasan, Sijistan, dan negeri-negeri seberang sungai Jaihun (kini: Sungai Amu Darya). Mu’awiyah telah mengabdikan hidupnya di jalan Allah selama empat puluh tahun; dua puluh tahun sebagai gubernur dan dua puluh tahun sebagai khalifah, yang sepanjang masa itu penuh dengan torehan jasa yang luar biasa bagi kaum Muslimin. Tetapi di akhir hidupnya, mengapa Mu’awiyah membai’at putranya, Yazid? Padahal kala itu masih banyak para sahabat hebat yang masih hidup. Kemudian di zaman Yazid inilah cucu Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, al-Husain bin Ali Radhiallahu ‘anhuma terbunuh. Apa yang sebenarnya terjadi? Siapa yang bertanggung jawab? Lebih dari itu, apa sebenarnya yang menyebabkan hari terbunuhnya al-Husain diperingati oleh agama Syi’ah sebagai hari yang utama dalam agama mereka? Kemudian, jauh hari setelah al-Husain terbunuh, khurafat tersebar simpang siur, hingga tidak kurang dari enam kota besar di berbagai belahan bumi ini mengklaim bahwa kepala al-Husain dimakamkan di sana; di mana sebenarnya kepala al-Husain dimakamkan? Buku ini adalah salah satu rujukan sejarah yang penting bagi kaum Muslimin. Dan ini adalah salah satu usaha kami untuk ikut mengurai sejarah yang telah dibuat kusut oleh para Orientalis dan Syi’ah. About Privacy Policy Disclaimer Contact  Facebook Twitter Mobile Version Daftar Isi RSS Coretan   News   Hiburan   Tips & Trik   Unik   Blogging   Pendidikan   Motivasi   Tukar Link Beranda » Pendidikan » Prestasi yang di capai pada Masa Bani Umayyah Prestasi yang di capai pada Masa Bani Umayyah Ditulis oleh: Jamaluddin Djavu - Wednesday, October 3, 2012 Bani Umayah mencapai beberapa prestasi pada masa pemerintahannya, antara lain : 1. kemajuan dalam bidang ilmu hadist  Setelah rasulullah wafat para sahabat masih memelihara dan menjaga ke aslian hadist,apalagi pada masa tabi’in perkembangan periwayatan hadist makin  pesat dengan berkembang nya gerakan rihlah ilmiyah.Dalam perkembangan selanjut nya kritik hadist dan upaya pencarian ke aslian hadist di rasa tidak lah cukup.karena itu,pada masa pemerintahan khalifah umar bin abdul ‘aziz (99-102 H) .dilakukan upaya pembukuan hadist hadist yang tersebar di berbagai tempat dan di banyak para tabi’in. Untuk mewujudkan ke inginan tersebut khalifah memberikan kepercayaan kepada Ibn hazm untu kmengumpulkan dan membukukan hadist untuk disebarkan kepada masyarakat islam. Di samping itu pula khalifah umar juga memerintahkan  ibn syihab azzuhri dan ulama lain nya untuk mengumpulkan dan membukukan hadist yang ad pada mereka serta mengirimkan nya kepada  khalifah. Usaha pembukuan hadist terus berlanjut, sampai pada abad ke -3 hijriah dan k-4 H usaha pembukuan hadist mengalami masa ke jayaan .karena pada umum nya buku buku tersebut  menjadi bahan rujukan hadist bagi yang ingin mengetahui dan belajar ilmu hadist.para ulama hadist yang terkenal beserta karya karya nya adalah:  imam bukhari karya nya adalah shahih bukhari,imam muslim karya nya adalah shahih muslim,imam nasa’i karya nya adalah sunan an Nasa’i,imam abu dawud karya nya adalah sunan abi dawud,imam turmudzi karya nya adalah sunan turmudzi,imam ibnu majah karya nya adalah sunan ibnu majah. 2.      Keberhasilan Yang Dicapai       Dalam hal ini terbagi menjadi dua, yaitu material dan immaterial.       a). Bidang Material : 1.  Muawiyah mendirikan Dinas pos dan tempat-tempat tertentu dengan menyediakan           kuda dengan peralatannya disepanjang jalan. Dia juga berusaha menertibkan angkatan bersenjata. 2.      Mu’awiyah merupakan khalifah yang mula-mula menyuruh agar dibuatkan ”anjung” dalam masjid tempat sembahyang. Ia sangat khwatir akan keselamatan dirinya,    karena khalifah Umar dan Ali, terbunuh ketika sedang melaksanakan shalat. 3.      Lambang kerajaan sebelumnya Al-Khulafaur Rasyidin, tidak pernah membuat lambang Negara baru pada masa Umayyah, menetapkan bendera merah sebagai lambang negaranya. Lambang itu menjadi ciri khas kerajaan Umayyah. 4.      Mu’awiyah sudah merancang pola pengiriman surat (post), kemudian dimatangkan           lagi pada masa Malik bin Marwan. Proyek al-Barid (pos) ini, semakin ditata dengan baik, sehingga menjadi alat pengiriman yang baik pada waktu itu. 5.      Arsitektur semacam seni yang permanent pada tahun 691H, Khalifah Abd Al-Malik            membangun sebuah kubah yang megah dengan arsitektur barat yang dikenal dengan “The Dame Of The Rock” (Gubah As-Sakharah). 6.      Pembuatan mata uang dijaman khalifah Abd Al Malik yang kemudian diedarkan keseluruh penjuru negeri islam. 7.       Pembuatan panti Asuhan untuk anak-anak yatim, panti jompo, juga tempat-tempat           untuk orang-orang yang infalid, segala fasilitas disediakan oleh Umayyah. 8.       Pengembangan angkatan laut muawiyah yang terkenal sejak masa Uthman sebagai Amir Al-Bahri, tentu akan mengembangkan idenya dimasa dia berkuasa, sehingga kapal perang waktu itu berjumlah 1700 buah. 9.      Khalifah Abd Al-Malik juga berhasil melakukan pembenahan-pembenahan administrasi pemerintahan dan memberlakukan bahasa arab sebagai bahasa resmi          administrasi pemerintahan Islam yang tadinya berbahasa Yunani dan Pahlawi sehingga sampai berdampak pada orang-orang  non  Arab  menjadi  pandai  berbahasa Arab dan untuk menyempurnakan pengetahuan tata bahasa Arab orang-orang non Arab, disusun buku tata bahasa Arab oleh Sibawaih dalam al-Kitab. 10.  Merubah mata  uang  yang  dipakai  di  daerah-daerah    yang  dikuasai  Islam. Sebelumnya mata  uang  Bizantium  dan  Persia  seperti  dinar  dan  dirham. Penggantinya uang dirham terbuat dari mas dan dirham dari perak dengan memakai kata-kata dan tulisan Arab. 11.  Perluasaan wilayah kekuasaan dari Afrika menuju wilayah Barat daya, benua Eropa,         bahkan perluasaan ini juga sampai ke Andalusia (Spanyol) di bawah kepemimpinanpanglima Thariq bin Ziad, yang berhasil menaklukkan Kordova, Granada, dan Toledo. 12.   Dibangun mesjid-mesjid dan istana. Katedral St. Jhon di Damaskus dirubah menjadi mesjid, sedang Katedral yang ada di Hims dipakai sebagai mesjid dan gereja. Di  al-          Quds  (Jerussalem) Abdul Malik membangun mesjid  al-Aqsha. Monumen terbaik yang ditinggalkan zaman ini adalah Qubah al-Sakhr di al-Quds. Di mesjid al-Aqsha yang menurut  riwayatnya  tempat Nabi  Ibrahim hendak menyembelih Ismail dan Nabi Muhammad mulai dengan mi’raj ke langit, mesjid Cordova  di  Spanyol              dibangun, mesjid  Mekah  dan Madinah  diperbaiki  dan diperbesar oleh Abdul Malik dan Walid. 13.  Bahkan pada masa, Sulaiman ibn Malik, telah dibangun pembangunan megah raksasa yang terkenal dengan Jami’ul Umawi. b). Bidang Immaterial 1        Mendirikan pusat kegiatan ilmiah di Kufah dan Bashrah yang akhirnya memunculkan nama- nama besar seperti Hasan al-Basri, Ibn Shihab al-Zuhri dan kalam. Washil bin Atha. Bidang yang menjadi perhatian adalah tafsir, hadits,  fikih,             dan 2        Penyair-penyair Arab baru bermunculan setelah perhatian mereka terhadap syair     Arab Jahiliyah dibangkitkan. Mereka itu adalah Umar Ibn Abi Rabiah (w. 719 m.),            Jamil al-Udhri (w. 701 M.),  Qays Ibn al-Mulawwah (w. 699 M.) yang lebih dikenal dengan nama Majnun Laila, al-Farazdaq (w 732M.), Jarir (w. 792 M) dan al-Akhtal (w. 710 M.). 3        Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Sastra-Seni             Waktu dinasti ini telah mulai dirintis jalan ilmu naqli ; berupa filsafat dan eksakta. Dan ilmu pengetahun berkembang dalam tiga bidang, yaitu bidang diniyah, tarikh, dan filsafat. Kota-kota yang menjadi pusat ilmu pengetahuan selama pemerintahan         dinasti Umaya h, antara lain kota Kairawan, Kordoba, Granda dan lain sebagainya.    Sehingga secara perlahan ilmu pengetahuan terbagi menjadi dua macam, yaitu : pertama, Al-Adaabul Hadits (ilmu-ilmu baru), yang meliputi : Al-ulumul Islamiyah (ilmu al-Qur’an, Hadist, Fiqh, al-Ulumul Lisaniyah, At-Tarikh dan al-Jughrafi), Al-            Ulumul khiliyah (ilmu yang diperlukan untuk kemajuan Islam), yang meliputi : ilmu thib, filsafat, ilmu pasti, dan ilmu eksakta lainnya yang disalin dari Persia dan     Romawi. Kedua : Al-Adaabul Qadamah (ilmu lama), yaitu ilmu yang telah ada pasa         zaman Jahiliyah dan ilmu di zaman khalifah yang empat, seperti ilmu lughah, syair,          khitabah dan amtsal. 4        Gerakan Penerjemahan dan Arabisasi             Gerakan penerjemahan ke dalam bahasa Arab (Arabisasi buku), juga dilakukan,terutama pada masa khalifah Marwan. Pada saat itu, ia memerintahkan penerjemahan sebuah buku kedokteran karya Aaron, seorang dokter dari iskandariyah, ke dalam bahasa Siriani, kemudian diterjemahkan lagi ke dalam bahasa Arab. Demikian pula, Khalifahmemerintahkan menerjemahkan buku dongeng dalam bahasa sansakerta        yang dikenal dengan Kalilah wa Dimnah, karya Bidpai. Buku ini diterjemahkan oleh      Abdullah ibnu Al-Muqaffa. Ia juga telah banyak menerjemahkan banyak buku lain, seperti filsafat dan logika, termasuk karya Aristoteles :Categoris, Hermeneutica,        Analityca Posterior serta karya Porphyrius :Isagoge.  Anda baru saja membaca artikel yang berkategori Pendidikan dengan judul Prestasi yang di capai pada Masa Bani Umayyah . Anda bisa bookmark halaman ini dengan URL http://jamal-merdeka.blogspot.com/2012/10/prestasi-yang-di-capai-pada-masa-bani.html. Terima kasih!