SURYA MEDIKA
Volume 13. No. 2 Juli 2018
JURNAL ILMIAH ILMU KEPERAWATAN DAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
Dukungan Nenek Berhubungan Erat Dengan Keberhasilan ASI
Eksklusif
Eka Oktavianto, Hesti Setyaningrum, Endar Timiyatun
Program Studi Ilmu Keperawatan STIKES Surya Global Yogyakarta
ABSTRACT
Background: Breastfeeding is important in the growth and development of infants. Scope
administration Exclusive breastfeeding in the province particularly in Puskesmas Umbulharjo I still
low at 45.8%. Support family (grandmother) is one of the most able to give effect to nursing
mothers to maximize exclusive breastfeeding.
Objective: To determine the relationship of family support (grandmother) with the success of
exclusive breastfeeding in infants aged 6-12 months in Puskesmas Umbulharjo I Yogyakarta.
Methods: The study was adescriptivekorelational. cross sectional The samples in this study
usingmethod cluster sampling and obtained the respondent amounted to 147 mothers of infants
aged 6-12 months. Data were analyzed using chi square.
Results: The results of this study indicate that there is a relationship between family support
(grandmother) with the success of exclusive breastfeeding in infants aged 6-12 months in
Puskesmas Umbulharjo I Yogyakarta, based ontest chi square with correlation coefficient 0.601, p
value < 0.05. The majority support the grandmother in the high category and nursing mothers likely
to succeed in exclusive breastfeeding. The higher the grandmother support the more successful in
exclusive breastfeeding.
Conclusion: There is a relationship between family support (grandmother) with the success of
exclusive breastfeeding in infants aged 6-12 months in Puskesmas Umbulharjo I Yogyakarta.
Keywords: Grandmother Support, Exclusive Breastfeeding
PENDAHULUAN
Angka pencapaian ASI eksklusif di
negara-negara ASIA masih sangat jauh
dari yang diharapkan. Negara Thailand
cakupan ASI eksklusif untuk bayi di
bawah 6 bulan sebesar 15%, Angka
pemberian ASI eksklusif di China 28%,
Indonesia 42%, India 46%, Mongolia
66%. Indonesia termasuk negara yang
memiliki cakupan ASI rendah ketiga
dibandingkan dengan negara-negara
ASIA lainya (UNICEF, 2014).
Berdasarkan data dari Profil
Kesehatan Republik Indonesia selama 3
tahun berturut-turut yaitu tahun 2012,
2013 dan 2014 capaian ASI Eksklusif di
Indonesia mengalami peningkatan dan
penurunan. Capaian ASI Eksklusif
Indonesia pada tahun 2012 berada pada
angka 48,62%, kemudian mengalami
peningkatan ditahun 2013 ialah 54,3%.
Sedangkan pada tahun 2014 capaian
ASI eksklusif di Indonesia mengalami
penurunan yaitu menjadi 52,3%. Menurut
Ditjen Bina Gizi dan KIA dalam Profil
Kesehatan Indonesia (2013), cakupan
ASI eksklusif di Indonesia secara
nasional sebesar 54,3%. Angka tertinggi
terdapat di Provinsi Nusa Tenggara
Barat yaitu 79,7% dan tiga provinsi
terendah adalah Provinsi Maluku 25,2%,
Papua 31,5%, dan Jawa Barat 33,7%.
Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta
angka cakupan ASI eksklusif adalah
sebesar 67,9% dan menempati peringkat
7 dari 33 Provinsi (Infodatin Kemenkes
RI, 2013).
Capaian cakupan ASI ekslusif DIY
hingga tahun 2015 belum memenuhi
target Standar Pelayanan Minimal (SPM)
tahun 2012, yaitu 80%. Cakupan DIY
sebesar 48,0% masih di bawah cakupan
85
SURYA MEDIKA
Volume 13. No. 2 Juli 2018
rata-rata nasional sebesar 61,5%.
Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta
terdiri dari lima kabupaten yaitu Kab.
Kulon Progo dengan cakupan ASI
ekslusif 58,0%, Kab. Bantul sebesar
63,5%, Kab. Gunung Kidul sebesar
44,8%, Kab. Sleman sebesar 42,3%,
Kab. Yogyakarta 46,4%. Capaian
cakupan ASI ekslusif di Kota Yogyakarta
tahun 2011 sebesar 34,7%, tahun 2012
sebesar 46,4%, tahun 2013 sebesar
51,6%, sedangkan cakupan ASI ekslusif
di Kota Yogyakarta pada tahun 2015
mencapai 60,87% dari tahun 2014 yang
hanya mencapai 54,9%, walaupun belum
sesuai target Rencana Stategis Dinas
Kesehatan Kota Yogyakarta sebesar
60% dan Rencana Strategis Kementrian
Kesehatan sebesar 80%. Menurut data
dari Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta
(2015), tiga puskesmas yang memiliki
cakupan pemberian ASI eksklusif
terendah yaitu Puskesmas Umburharjo 1
45,8%, Puskesmas Pakualaman 47,3%,
dan Puskesmas Kotagede 1 50%.
Puskesmas Umbulharjo 1 memiliki angka
cakupan ASI eksklusif terendah di Kota
Yogyakarta pada tahun 2015 (Dinkes
Kota Yogyakarta, 2015).
Bayi yang tidak diberi ASI secara
penuh sampai pada usia 6 bulan
pertama
kehidupannya
beresiko
terserang diare. Pemberian susu formula
juga dapat menyebabkan resiko terkena
diare sehingga mengakibatkan terjadinya
gizi buruk karena kandungan zat gizi
dalam susu formula yang tidak cukup
memenuhi kebutuhan bayi (Depkes RI,
2009).
Asupan
ASI
yang
kurang
mengakibatkan kebutuhan gizi bayi tidak
terpenuhi. Kurang gizi akan berdampak
pada penurunan kualitas sumber daya
manusia yang lebih lanjut dapat
berakibat pada kegagalan pertumbuhan
fisik,
perkembangan
mental
dan
kecerdasan, menurunkan produktivitas,
JURNAL ILMIAH ILMU KEPERAWATAN DAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
meningkatkan kesakitan dan kematian.
ASI memberikan manfaat baik untuk ibu
maupun untuk janin ASI juga tampaknya
mengurangi kemungkinan mendapatkan
leukemia, limfoma, diabetes dan asma
ketika anak tumbuh dewasa (Nurlinawati,
dkk., 2016).
Ada
beberapa
faktor
yang
mempengaruhi kesuksesan menyusui
antara lain faktor internal dan eksternal.
Faktor internal seperti pengetahuan ibu
tentang ASI eksklusif, kondisi kesehatan
ibu dan bayi, persepsi ibu dan usia.
Sedangkan faktor eksternal atau faktor
yang berasal dari luar individu dapat
diperoleh dari dukungan keluarga,
dukungan petugas kesehatan, promosi
susu formula, sosial budaya dan
pekerjaan (Satino & Setyorini, 2014).
Dukungan keluarga merupakan
faktor eksternal yang paling besar
pengaruhnya terhadap keberhasilan ASI
eksklusif (Roesli, 2007). Dukungan
keluarga
dapat
diberikan
dalam
beberapa bentuk, yaitu: dukungan
informasional, dukungan penghargaan,
dukungan instrumental, dan dukungan
emosional (Friedman, 2010).
Di Brazil memperlihatkan bahwa
support keluarga sangat menentukan
perilaku ibu dalam memberikan ASI
eksklusif kepada
anaknya. Keluarga
dalam hal ini suami dan orangtua
dianggap sebagai pihak yang paling
mampu memberikan pengaruh kepada
ibu untuk memaksimalkan pemberian
ASI eksklusif. Akan tetapi beberapa hasil
penelitian
menunjukkan
bahwa
kurangnya
peran
keluarga
dalam
memberikan
support
kepada
ibu
mengenai pemberian ASI eksklusif ini.
Motivasi seorang ibu sangat menentukan
dalam pemberian ASI eksklusif selama 6
bulan. Disebutkan bahwa dorongan dan
support dari pemerintah,
petugas
kesehatan dan dukungan keluarga
86
SURYA MEDIKA
Volume 13. No. 2 Juli 2018
menjadi penentu timbulnya motivasi ibu
dalam menyusui (Tambuwun dkk., 2015).
Dukungan keluarga dari sekitar ibu
mempunyai peran yang besar terhadap
keberhasilan menyusui. Dukungan itu
berasal dari lingkungan disekitar ibu
selain suami, juga ada keluarga misalnya
nenek dan keluarga lain yang sudah
mempunyai
pengalaman
menyusui,
peran nenek biasanya yang lebih
dominan terhadap ibu. Dukungan
suami/keluarga
yang
bagus akan
senantiasa mendukung ibu dalam
menumbuhkan sikap yang positif dalam
pemberian
ASI
(Raharjo,
2012).
Dukungan
informasional
keluarga
terutama nenek yang menyarankan
dalam
pemberian
minuman
atau
Makanan Pendamping ASI (MP-ASI)
sejak awal kelahiran dapat berdampak
pada kegagalan praktik pemberian ASI
secara
eksklusif.
Nenek
yang
menyarankan pemberian air putih atau
teh secara signifikan meningkatkan risiko
pada ibu untuk tidak memberikan ASI
secara eksklusif sebesar 2,22 kali pada
bulan-bulan pertama kelahiran (Amalia,
2016). Hal ini karena ikatan suportif
terkuat dalam jaringan keluarga adalah
antara ibu dan anak perempuannya
sehingga
kehadiran
ibu
akan
mempengaruhi
keputusan
anaknya
(Friedman, 2010).
Berdasarkan hal tersebut, maka
peneliti
tertarik
untuk
melakukan
penelitian tentang hubungan dukungan
(nenek) dengan keberhasilan ASI
eksklusif pada bayi usia 6-12 bulan di
wilayah kerja Puskesmas Umbulharjo 1,
Yogyakarat.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan penelitian
deskriptif corelational. Penelitin ini
menggunakan
rancangan
cross
sectional. Populasi dari penelitian ini
adalah seluruh ibu yang memiliki bayi
JURNAL ILMIAH ILMU KEPERAWATAN DAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
berusia 6 sampai 12 bulan di wilayah
kerja
Puskesmas
Umbulharjo
1
Yogyakarta, dengan jumlah 233 orang
responden.
Pengambilan
sampel
menggunakan teknik Cluster sampling
dan didapatkan hasil dengan jumlah
sampel 147 responden yang diambil
pada bulan Maret-April 2018.
Instrumen yang digunakan dalam
penelitian
ini
adalah
kuesioner.
Kuesioner yang digunakan adalah
kuesioner dukungan keluarga dan
keberhasilan ASI eksklusif
yang
dimodifikasi
sendiri
oleh
peneliti.
Pengumpulan data dalam penelitian ini
menggunakan data primer dan sekunder.
Data primer dalam penelitian ini
diperoleh dengan melalui jawaban
langsung dari kuesioner dukungan nenek
dan kuesioner ASI eksklusif. Data
sekunder dalam penelitian ini diperoleh
dari
Puskesmas
Umbulharjo
1
Yogyakarta. Pengolahan data peda
penelitian ini menggunakan software
komputer. Analisis data dilakukan
dengan menggunakan uji chi square.
HASIL
1. Karakteristik responden
Karakteristik responden pada
penelitian ini meliputi karakteristik ibu
dari bayi usia 6-12 bulan dan
karakteristik nenek.
Tabel 1 terlihat bahwa ibu yang
memiliki bayi usia 6-12 bulan di
wilayah kerja Puskesmas Umbulharjo
I Yogyakarta, mayoritas berpendidikan SLTA yakni sebanyak 86 orang
(58,5%), berusia antara 26-35 tahun
yakni sebanyak 93 orang (63,3%),
bersalin di rumah sakit dan di tolong
oleh tenaga bidan sebanyak 113
orang ( 76,9%).
87
SURYA MEDIKA
Volume 13. No. 2 Juli 2018
JURNAL ILMIAH ILMU KEPERAWATAN DAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
Total
Tabel 1 Karakteristik Ibu berdasarkan
data sosiodemografi di wilayah kerja
Puskesmas Umbulharjo I Yogyakarta
Karakteristik
Pendidikan
Ibu
SD
SLTP
SLTA
Diploma
Perguruan
Tinggi
Usia
Ibu
(Tahun)
18-25
26-35
36-45
Tempat
Persalinan
Rumah Sakit
Klinik
Penolong
Persalinan
Dokter
spesialis
kebidanan
Dokter umum
Bidan
Perawat
Total
Frekuensi
Persentase (%)
3
34
86
14
10
2,0
23,1
58,5
9,5
6,8
41
93
13
27,9
63,3
8,8
117
30
79,6
20,4
23
15,6
10
113
1
147
6,8
76,9
0,7
100,0
Karakteristik nenek tersaji pada
Tabel 2 di bawah ini:
Tabel 2 Karakteristik Nenek Dari Bayi
Usia 6-12 Bulan Berdasarkan Data
Sosiodemografi Di Wilayah Kerja
Puskesmas Umbulharo I Yogyakarta
Karakteristik
Pendidikan
Nenek
SD
SLTP
SLTA
Diploma
Status
Nenek
Ibu kandung
Ibu mertua
Usia Nenek
(Tahun)
45-60
>60
Frekuensi
Persentase
(%)
111
25
8
3
75,5
17,0
5,4
2,0
108
39
73,5
26,5
114
33
77,6
22,4
147
100
Tabel 2 di atas menunjukkan
bahwa di wilayah kerja Puskesmas
Umbulharjo I Yogyakarta, mayoritas
nenek dari bayi usia 6-12 bulan
berpendidikan SD yakni sebanyak 111
orang (75,5%), ibu kandung dengan
jumlah 108 orang (73,5%), berusia
antara 45-60 tahun sebanyak 114 orang
(77,6%).
2. Dukungan nenek, keberhasilan ASI
eksklusif pada bayi usia 6-12 bulan
di
wilayah
kerja
Puskesmas
Umbulharjo I Yogyakarta
Hasil penilaian dukungan nenek
tersaji pada Tabel 3 berikut ini:
Tabel 3 Distribusi dukungan nenek
di wilayah Kerja Puskesmas
Umbulharjo I Yogyakarta
Variabel
Frekuensi
Persentase
(%)
Dukungan
Nenek
Tinggi
Sedang
Rendah
Total
98
40
9
147
66,7
27,2
6,1
100
Tabel 3 menunjukkan bahwa
mayoritas dukungan yang diberikan oleh
nenek kepada ibu yang memiki bayi usia
6-12 bulan di wilayah kerja Puskesmas
Umbulharjo I Yogyakarta dalam kategori
kategori tinggi yakni sebanyak 98 orang
(66,7%).
Keberhasilan
pemberian
ASI
eksklusif yang dilakukan oleh Ibu di
wilayah kerja Puskesmas Umbulharjo I
Yogyakarta, tersaji pada Tabel 4 di
bawah ini:
88
SURYA MEDIKA
Volume 13. No. 2 Juli 2018
JURNAL ILMIAH ILMU KEPERAWATAN DAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
PEMBAHASAN
Hubungan Dukungan Nenek dengan
Keberhasilan ASI Eksklusif pada Bayi
Usia 6-12 Bulan di di Wilayah Kerja
Puskesmas Umbulharjo I Yogyakarta
Variabel
Frekuensi Persentase (%)
Dari Tabel 5 terlihat bahwa ibu
Keberhasilan
yang mendapatkan dukungan tinggi dari
ASI eksklusif
nenek, akan cenderung berhasil dalam
Eksklusif
93
63,3
pemberian ASI eksklusif. Hasil uji
Tidak
54
36,7
korelasi menggunakan chi square
eksklusif
didapatkan nilai p = 0,000 (nilai p < 0,05).
Total
147
100
Karna nilai p < 0,05, maka disimpulkan
terdapat hubungan antara dukungan
Tabel 4 menunjukkan bahwa
nenek
dengan
keberhasilan
ASI
mayoritas bayi usia 6-12 bulan
eksklusif. Dukungan nenek adalah
mendapatkan ASI eksklusif
yakni
dukungan
untuk
memotivasi
ibu
sebanyak 93 bayi (63,3%).
memberikan ASI, selain dukungan nenek
banyak faktor yang mempengaruhi
3. Hasil uji hubungan dukungan
perilaku ibu dalam pemberian ASI
keluarga
(nenek)
dengan
eksklusif. Hal ini sejalan dengan teori
keberhasilan ASI eksklusi
Green dalam Notoatmodjo (2014), yaitu
adadukungan
tiga faktor
yang
mempengaruhi
Tabel 5 Hasil analisis bivariat chi square antara
nenek
dengan
keberhasilan ASI eksklus
kesehatan, Koefisien
yaitu
faktor
Dukungan
Keberhasilan ASI Eksklusif perilaku Total
Nilai
Nenek
Kontingen
p
yang
mencakup
Berhasil
Tidak berhasilpredisposisi
si
Frekuensi
%
Frekuensi
%pengetahuan
Frekuensi dan% sikap masyarakat
Tinggi
0,601
0,000
87
59,2
11
7,5
66,7
terhadap88 kesehatan,
tradisi
dan
Sedang
6
4,1
34
23,1
40
27,2
kepercayaan masyarakat terhadap halRendah
0
0
9
6,1
9
6,1
hal yang berkaitan dengan kesehatan,
Total
93
63,3
54
36,7
147
100
sistem nilai yang dianut masyarakat,
tingkat
pendidikan,
tingkat
sosial
Dari Tabel 5 di atas terlihat
ekonomi dan sebagainya. Faktor-faktor
bahwa ibu yang mendapatkan dukungan
pemungkin yang mencakup ketersediaan
tinggi dari nenek, akan cenderung
sarana dan prasarana atau fasilitas
berhasil dalam pemberian ASI eksklusif.
kesehatan bagi masyarakat. Faktor
Hasil uji korelasi menggunakan chi
penguat yang meliputi faktor sikap dan
square didapatkan nilai p = 0,000 (nilai p
perilaku tokoh masyarakat, tokoh agama
< 0,05). Karna nilai p < 0,05, maka
dan perilaku petugas termasuk petugas
disimpulkan terdapat hubungan antara
kesehatan.
dukungan nenek dengan keberhasilan
Dukungan informasional keluarga
ASI eksklusif. Dari Tabel 5 tersebut juga
terutama nenek yang menyarankan
terlihat nilai r, nilai r = 0,601
dalam
pemberian
minuman
atau
menunjukkan bahwa terdapat hubungan
Makanan Pendamping ASI (MP-ASI)
yang kuat antara dukungan nenek
sejak awal kelahiran dapat berdampak
dengan keberhasilan ASI eksklusif pada
pada kegagalan praktik pemberian ASI
bayi usia 6-12 bulan di wilayah kerja
secara
eksklusif.
Nenek
yang
Puskesmas Umbulharjo I Yogyakarta
menyarankan pemberian air putih atau
dengan arah yang positif.
teh secara signifikan meningkatkan risiko
Tabel 4 Distribusi keberhasilan ASI
eksklusif pada bayi usia 6-12 bulan di
wilayah kerja Puskesmas Umbulharjo
I Yogyakarta
89
SURYA MEDIKA
Volume 13. No. 2 Juli 2018
pada ibu untuk tidak memberikan ASI
secara eksklusif sebesar 2,22 kali pada
bulan-bulan pertama kelahiran (Amalia,
2016).
Hal ini sejalan dengan penelitian
Dini (2017), yang dilakukan di wilayah
kerja Puskesmas Pejuang Bekasi yang
menunjukkan bahwa responden yang
mendapatkan
dukungan
dari
ibu
mertuanya memiliki tingkat menyusui
eksklusif sebesar 3 kali lebih besar
dibandingkan dengan ibu yang tidak
mendapat dukungan dari ibu mertua. Hal
ini diperkuat oleh penelitian Nurlinawati
(2016), yang dilakukan di Desa
Bebengan, Kecamatan Boja, Kabupaten
Kendal, yang menunjukkan bahwa
semakin bertambah dukungan keluarga,
maka semakin baik pemberian ASI
eksklusif pada bayi.
Faktor-faktor yang mempengaruhi
keberhasilan ASI eksklusif yaitu ada
faktor internal dan faktor eksternal.
Faktor internal seperti pengetahuan ibu
tentang ASI eksklusif dan usia.
Sedangkan faktor eksternal atau faktor
yang berasal dari luar individu dapat
diperoleh dari dukungan keluarga dan
dukungan petugas kesehatan (Satino &
Setyorini, 2014). Dukungan keluarga
merupakan faktor eksternal yang paling
besar
pengaruhnya
terhadap
keberhasilan ASI eksklusif (Roesli,
2007).
Dukungan
keluarga
dapat
diberikan dalam beberapa bentuk, yaitu:
dukungan
informasional,
dukungan
penghargaan, dukungan instrumental,
dan dukungan emosional (Friedman,
2010).
Hasil penelitian ini didukung oleh
penelitian yng dilakukan oleh Anggraresti
(2016), yang mengatakan
bahwa
keberhasilan ASI eksklusif dipengaruhi
oleh beberapa faktor antara lain yaitu
tingkat pendidikan ibu, pengetahuan ibu,
kondisi kesehatan ibu, peran kelompok
potensial, dukungan keluarga, dukungan
JURNAL ILMIAH ILMU KEPERAWATAN DAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
tenaga kesehatan. Dimana pendidikan
orang tua sangat berpengaruh dalam
menghadapi permasalahan keluarganya.
Semakin tinggi pendidikan formal, maka
semakin mudah seseorang menerima
informasi dan melakukan pemanfaatan
terhadap pelayanan kesehatan yang ada
untuk meningkatkan kualitas hidupnya.
Tingkat pendidikan yang tinggi juga
mempengauhi pola fikir seseorang dalam
bertindak dan mengambil keputusan
yang sebaik-baiknya sehingga muncul
sifat kedewasaan. Hal ini didukung oleh
penelitian Satino dan Setyorini (2014),
yang menyatakan bahwa semakin tinggi
tingkat pendidikan maka akan semakin
baik pula perilaku seseorang dalam hal
pemberian ASI eksklusif dibandingkan
dengan seseorang yang berpendidikan
rendah. Hal ini didukung oleh penelitian
yang dilakukan Kurniawan (2013), yang
menyatakan bahwa mayoritas ibu yang
berhasil memberikan ASI eksklusif
memiliki tingkat pendidikan yang tinggi.
Hal ini juga sesuai dengan teori
Notoadmodjo (2014), yang mengatakan
bahwa sebagaimana umumnya semakin
tinggi pendidikan seseorang maka
semakin mudah mendapatkan informasi
dan akhirnya mempengaruhi perilaku
seseorang.
Ibu menyusui yang mendapatkan
dukungan nenek yang tinggi maka akan
cenderung mengambil keputusan untuk
memberikan ASI eksklusif kepada
bayinya. Hal ini sejalan dengan
penelitian yang dilakukan oleh Monica
(2010), di Brazil yang menyatakan
bahwa dukungan keluarga sangat
menentukan
perilaku
ibu
dalam
memberikan ASI eksklusif kepada
bayinya. Hal ini sejalan dengan
penelitian
yang
dilakukan
oleh
Tambuwun (2015), di Puskesmas
Ranomuut
Kota
Manado
yang
menunjukkan bahwa support keluarga
merupakan salah satu faktor yang
90
SURYA MEDIKA
Volume 13. No. 2 Juli 2018
mempengaruhi
sikap
ibu
dalam
pemberian ASI eksklusif. Support
keluarga yang berasal dari suami, ayah,
ibu maupun ibu mertua mampu
memberikan manfaaat atau sebagai
pendorong ibu dalam pemberian ASI
eksklusif. Karna di dalam Support
keluarga terdapat hubungan yang saling
memberi dan menerima bantuan yang
sifatnya nyata antara keluarga dan ibu
menyusui. Hal ini diperkuat dengan
penelitian yang dilakukan oleh Britton
(2007)
yang
menyatakan
bahwa
dukungan keluarga yang berasal dari
suami, anggota keluarga lainnya (ibu)
meningkatkan durasi menyusui sampai
enam bulan pertama postpartum dan
memegang peranan penting dalam
keberhasilan pemberian ASI eksklusif.
Apabila pemberian ASI pada bayi
tidak segera ditangani, maka dapat
berakibat pada timbulnya dampak yang
lebih besar seperti, bayi beresiko
terserang diare dan mengakibatkan
terjadinya gizi buruk. Asupan ASI yang
kurang dapat mengakibatkan kebutuhan
gizi bayi tidak terpenuhi. Kurang gizi
akan berdampak pada penurunan
kualitas sumber daya manusia yang lebih
lanjut dapat berakibat pada kegagalan
pertumbuhan
fisik,
perkembangan
mental dan kecerdasan, menurunkan
produktivitas, meningkatkan kesakitan
dan kematian. Sehingga diperlukan
pemberian ASI kepada bayi secara
penuh dari pertama bayi dilahirkan
sampai bayi berusia 6 bulan.
Dalam penelitian yang dilakukan
oleh Nurlinawati, dkk. (2016),
yang
menyatakan bahwa ASI memberikan
manfaat baik untuk ibu maupun untuk
janin ASI juga tampaknya mengurangi
kemungkinan mendapatkan leukemia,
limfoma, diabetes dan asma ketika anak
tumbuh dewasa. Hal ini sejalan dengan
Depkes RI (2011), yang menyatakan
bahwa perkembangan otak anak delapan
JURNAL ILMIAH ILMU KEPERAWATAN DAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
puluh persen dimulai sejak dalam
kandungan sampai usia 3 tahun yang
dikenal dengan periode emas, oleh
karena itu diperlukan pemberian ASI
eksklusif selama 6 bulan dan dapat
diteruskan sampai anak berusia 2 tahun.
Hal
tersebut
dikarenakan
ASI
mengandung protein, karbohidrat, lemak
dan mineral yang dibutuhkan bayi dalam
jumlah yang seimbang.
KESIMPULAN
Terdapat hubungan yang kuat
dengan arah yang positif antara
dukungan nenek dengan keberhasilan
pemberian ASI eksklusif (nilai p < 0,05).
Dukungan yang diberikan oleh nenek
kepada
ibu
menyusui
dapat
meningkatkan
keberhasilan
dalam
pemberian ASI eksklusif. Semakin tinggi
dukungan yang diberikan oleh nenek,
maka semakin tinggi pula tingkat
keberhasilan ibu menyusui dalam
pemberian ASI eksklusif.
DAFTAR PUSTAKA
Amalia. 2016. Perbedaan Dukungan
Nenek dalam Keluarga Extended
Family pada Pemberian ASI
Eksklusif Dan Tidak Eksklusif di
Wilayah Kerja Puskesmas Arjasa
Kabupaten
Jember.
(Skripsi).
Universitas
Negeri
Jember.
Diunduh
dari
http://repository.unej.ac.id.
pada
tanggal 15 November 2017.
Angraresti. 2016. Faktor- Faktor yang
Berhubungan dengan Kegagalan
Pemberian
Asi
Eksklusif
di
Kabupaten Semarang. (Skripsi).
Universitas Negeri Diponegoro.
Diunduh
dari
http://ejournal3.undip.ac.id/index.p
hp/jkm/article/view/ 11877/1153229
/ 11 pada tanggal 6 November
2017.
91
SURYA MEDIKA
Volume 13. No. 2 Juli 2018
Britton. 2007. Breastfeeding, sensitivity,
and attachment. Pediatrics Volume
118, Number 5. Diunduh dari
http://pediatrics.aappublications.org
pada tanggal 20 Januari 2018.
DEPKES RI. 2009. Peraturan
Pemerintah Tentang ASI Eksklusif.
Diunduh
dari
http://www.depkes.go.id/downloads
/advertotial/adv_pp_asi.pdf
pada
tanggal 3 November 2017.
Depkes RI. 2009. Peraturan Pemerintah
Tentang ASI Eksklusif. Diunduhdari
http://www.depkes.go.id/downloads
/advertotial/adv_pp_asi.pdf
pada
tanggal 3 November 2017
Depkes RI. 2011. Banyak Sekali Manfaat
ASI Bagi Bayi Dan Ibu. Diunduh
dari
http//depkes.go.id
pada
tanggal 6 November 2017
Dini, K. 2017. Dukungan Ibu Mertua Dan
Karaktristik Ibu Terhadap Perilaku
Pemberian ASI Eksklusif. Jurnal
Ilmiyah WIDYA, Volume 4 Nomor 1
Januari-jJuli 2017. Diunduh dari
http://ejournal.jurwidyakop3.com/index.ph
p/jurnal-ilmiah/article/view/283
pada tanggal 12 April 2018.
Dinkes Kota Yogyakarta. 2015. Profil
Kesehatan
Kota
Yogyakarta:
Cakupan
ASI
Eksklusif.
Yogyakarta: Dinas Kesehatan Kota
Yogyakarta
Friedman, M.M. 2010. Buku Ajar
Keperawatan
Keluarga:
Riset,
Teori dan Praktik. Jakarta : EGC.
Infodatin Kemenkes RI. 2013. Situasi
dan
Analisis
ASI
Eksklusif.
Diunduh
dari
http://www.depkes.go.id/resources/
download/pusdatin/infodatin/infodat
in-asi.pdf
pada
tanggal
6
November 2017.
Kemenkes R.I. 2014. Profil kesehatan
Indonesia tahun 2013. Jakarta:
Kementrian Kesehatan RI, Bakti
JURNAL ILMIAH ILMU KEPERAWATAN DAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
Husada.
Diunduh
dari
www.depkes.go.id pada tanggal 20
Februari 2017.
Kurniawan,
B.
2013.
Determinan
Keberhasilan Pemberian Air Susu
Ibu Eksklusif. Jurnal Kedokteran
Brawijaya, Vol. 27, No. 4, Agustus
2013.
Diunduh
dari
http://jkb.ub.ac.id/index.php/jkb/arti
cle/view/365/346 pada tanggal 3
Februari 2018.
Monica. 2010. Socio-cultural factors
influencing breastfeeding practices
among low-income women in
Fortaleza-Ceará-Brazil : Leininger’s
Sunrise
Model
Perspective.
Enfermeria Global No.19. Diunduh
dari
http://scielo.isciii.es/pdf/eg/n19/en_
clinica4.pdf pada tanggal 9 Januari
2018.
Notoatmodjo,
S.
2014.
Promosi
kesehatan: teori dan aplikasinya.
Jaakarta: PT. Rineka Cipta
Nurlinawati., Junaiti, S., Henny, P. 2016.
Dukungan
keluarga
terhadap
Pemberian ASI Eksklusif Pada
Bayi Di Kota Jambi. JMJ, Volume
4, Nomor 1, Mei 2016, Hal: 76-86.
Diunduh
dari
https://media.neliti.com/media/publi
cations/70687-ID-dukungankeluarga-terhadap-pemberianasi.pdf pada tanggal 6 November
2017.
Raharjo, H.R.P. 2012.
Hubungan
Support System Keluarga Dengan
Sikap Ibu Dalam Pemberian Asi
Eksklusif Di
Wilayah Kerja
Puskesmas Sukoharjo. (Skripsi).
Universitas
Muhammadiyah
Surakarta.
Roesli, U. 2007. Mengenal ASI Eksklusif.
Jakarta: Trubus Agriwidaya.
Satino & Setyorini, Y. 2014. Analisis
Faktor
Yang
Mempengaruhi
Pemebrian ASI Eksklusif Pada Ibu
92
SURYA MEDIKA
Volume 13. No. 2 Juli 2018
Primipara Di Kota Surakarta. Jurnal
Terpadu Ilmu Kesehatan, Volume
3,
No
2.
Diunduh
dari
http://jurnal.poltekkessolo.ac.id/index.php/Int/article/view/
91/81 pada tanggal 10 Desember
2017.
Tambuwun, B., Rina, K., Yolanda, B.
2015. Hubungan Support System
Keluarga dengan Sikap Ibu dalam
Pemberian
ASI
Eksklusif
di
Puskesmas Ranumuut Perkamil
JURNAL ILMIAH ILMU KEPERAWATAN DAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
Kota
Manado.
Ejournal
Keperawatan (e-Kp), Volume 3,
Nomor
2.
Diunduh
dari
http://ejournal.usrat.ac.id
padatanggal 3 November 2017
UNICEF. 2014. Every Child Count :
Revealing Disparities, Advancing
Children’s right. Diunduh dari
http://www.unicef.org/gambia/sowc
_repost_2014.pdf pada tanggal 5
November 2017.
93