Skip to main content
Research Interests:
Penelitian ilmiah adalah rangkaian pengamatan yang sambung menyambung, berakumulasi dan melahirkan teori-teori yang mampu menjelaskan dan meramalkan fenomena-fenomena. Penelitian ilmiah sering diasosiasikan dengan metode ilmiah sebagai... more
Penelitian ilmiah adalah rangkaian pengamatan yang sambung menyambung, berakumulasi dan melahirkan teori-teori yang mampu menjelaskan dan meramalkan fenomena-fenomena. Penelitian ilmiah sering diasosiasikan dengan metode ilmiah sebagai tata cara sistematis yang digunakan untuk melakukan penelitian (Jalaludin Rahmat, 2007:15). Penelitian ilmiah juga menjadi salah satu cara untuk menjelaskan gejala-gejala alam. Adanya penelitian ilmiah membuat ilmu berkembang, karena hipotesis-hipotesis yang dihasilkan oleh penelitian ilmiah seringkali mengalami retroduksi Model pembelajaran penelitian ilmiah dimaksudkan agar siswa belajar bagaimana ilmu pengetahuan/ sains diciptakan dalam bentuk penemuan-penemuan (Bruce Joyce, Marsha Weil dan Calhoun, 1976:185). Esensi model ini adalah melibatkan siswa dalam masalah yang sebenarnya dalam penyelidikan dengan mengkonfrontir mereka dalam area investigasi, membantu mereka mengidentifikasi masalah konseptual dan metodologis dalam area investigasi, dan meminta mereka mendesain cara mengatasi masalah tersebut. Jadi, siswa melihat pengetahuan dalam pembuatan dan diinisiasikan ke dalam komunitas pembelajar. Pada waktu yang sama, mereka mendapatkan respek pengetahuan yang lebih baik dan mungkin akan belajar baik limitasi pengetahuan terbaru dan ketergantungannya. (Schaubel, Klopfer, dan Raghaven, 1991). Peranan guru dalam model penelitian ilmiah ini adalah menyuburkan penelitian, menuntun siswa menuju proses penelitian daripada sekedar melakukan identifikasi. Model penelitian ilmiah memiliki sistem pendukung yaitu memerlukan instruktur flexibel yang handal dalam proses penelitian dan dalam penyediaan masalah bidang-bidang penelitian (Bruce Joyce, Marsha Weil dan Calhoun, 1976:199). Model latihan penelitian (research training model) sebenarnya telah dikembangkan untuk mengajarkan siswa tentang proses dalam meneliti dan menjelaskan fenomena asing. Model ini dirancang untuk membawa siswa secara langsung dalam proses ilmiah melalui latihan-latihan yang dapat memadatkan proses ilmiah tersebut ke dalam periode waktu yang singkat (Bruce Joyce, Marsha Weil dan Calhoun, 1976:202). Peran dan tugas guru dalam implementasi model latihan penelitian ini tidaklah mudah, karena guru dituntut menyediakan lingkungan intelektual yang bebas dengan tidak menilai teori-teori siswa secara keras. Guru juga dituntut untuk mendesak siswa agar membuat pernyataan teori yang lebih jelas dan menyediakan dukungan dalam menggeneralisasi teori yang disampaikan. Daftar Pustaka:
Research Interests:
Carlg Rogers sebagai tokoh Model Pengajaran Non Direktif ini bertolak dari asumsi psikologis yaitu bahwa setiap individu dapat menangani sendiri situasi kehidupannya dengan cara konstruktif. Asumsi ini mempunyai arti bagi seorang konselor... more
Carlg Rogers sebagai tokoh Model Pengajaran Non Direktif ini bertolak dari asumsi psikologis yaitu bahwa setiap individu dapat menangani sendiri situasi kehidupannya dengan cara konstruktif. Asumsi ini mempunyai arti bagi seorang konselor yang harus respek atas kemampuan konseling dalam mengidentifikasikan dan merumuskan pemecahan-pemecahan masalahnya. Rogers sebagai seorang Theraphist mengembangkan beberapa prinsip atau hipotesis yang bersumber pada prinsip konsep dasar yakni "Student Centred Teaching", jadi mengajar harus bertumpu dan berpusat kepada siswa. Peran guru dari pengajaran non-direktif adalah sebagai fasilitator bagi pertumbuhan dan perkembangan siswa. Model ini berasumsi bahwa siswa mau bertanggungjawab atas proses belajarnya dan keberhasilannya sangat tergantung kepada keinginan siswa dan pengajar untuk berbagi gagasan secara terbuka dan berkomunikasi secara jujur dan terbuka dengan orang lain. Metode ini dikembangkan untuk membuat pendidikan menjadi suatu proses yang aktif bukan pasif. Cara belajar ini dilakukan agar para siswa mampu melakukan observasi mereka sendiri, mampu mengadakan analisis mereka sendiri, dan mampu berpikir sendiri. Mereka bukan hanya mampu menghafalkan dan menirukan pendapat orang lain. Juga dapat merangsang para siswa agar berani dan mampu menyatakan dirinya sendiri aktif, bukan hanya menjadi pendengar yang pasif terhadap segala sesuatu yang dikatakan oleh guru. Siswa diizinkan untuk meneliti sendiri dari perpustakaan, ataupun kenyataan di lapangan. (Roestiyah , 2008 : 156) Guru hanya memberi permasalahan yang merangsang proses berpikir siswa, sehingga objek belajar itu berkembang sesuai dengan yang diharapkan. Dengan demikian siswa dapat menemukan sendiri pengetahuan yang digalinya, aktif berpikir dan menyusun pengertian yang baik. (roestiyah , 2008 : 157) Peran guru dalam model pembelajaran ini adalah sebagai fasilitator. Karena itu guru hendaknya mempunyai hubungan pribadi yang positif dengan siswanya, yaitu sebagai pembimbing bagi pertumbuhan dan perkembangannya. Dalam menjalankan perannya ini, guru membantu siswa menggali ide/gagasan tentang kehidupannya, lingkungan sekolahnya dan hubungannya dengan orang-orang lain. Model ini menggambarkan konsep yang dikembangkan oleh Carl Roger untuk konseling non-direktif, dimana kapasitas klien untuk memperlakukan kehidupannya secara konstruktif sangat ditekankan. Pengajaran non-direktif cenderung bersifat berfokus kepada siswa dimana fasilitator berusaha untuk melihat dunia sebagiamana siswa melihatnya. Hal ini akan menciptakan suasana komunikasi yang empathetic dimana pengendalian diri siswa dapat dipupuk dan dikembangkan. Guru juga berperan sebagai benevolent after ego, dimana ia menerima semua perasaan dan pemikiran, bahkan dari siswa yang memiliki pendapat keliru. Disini guru secara
Research Interests:
Desain model pembelajaran sinektik merupakan model yang didasarkan pada asumsi psikologi kreativitas, yakni; a) memunculkan proses kreatif menuju kesadaran dan mengembangkan secara nyata kapasitas kreatif individu dan kelompok; b)... more
Desain model pembelajaran sinektik merupakan model yang didasarkan pada asumsi psikologi kreativitas, yakni; a) memunculkan proses kreatif menuju kesadaran dan mengembangkan secara nyata kapasitas kreatif individu dan kelompok; b) kreativitas merupakan pola pengembangan mental yang baru. Banyak pemecahan masalah yang bersifat rasional dan emosional akan membangkitkan ide-ide segar, dan; c) elemen-elemen emosional dan irasional harus dipahami guna meningkatkan kesuksesan. Gordon menambahkan bahwa ada empat pandangan tentang model kreativitas; 1) kreativitas seseorang merupakan kegiatan sehari-hari, berlangsung seumur hidup dan dikembangkan dalam rangka meningkatkan kemampuan memecahkan masalah, mengekspresikan diri secara kreatif, memupuk rasa empati dan menjalin hubungan sosial; 2) proses kreatif bukan misteri, tetapi dapat diuraikan dan dimanfaatkan untuk melatih individu guna meningkatkan kualitas kehidupan mereka; 3) kreativitas hadir, tercipta dan berhubungan dengan semua bidang; dan 4) peningkatan berpikir kreatif baik secara individu maupun kelompok dapat dilakukan baik melalui ide maupun produk dalam berbagai hal (Gordon dalam Joyce dan Weil, 1986: 166-167). Dalam teknik pengajarannya, sebaiknya guru jangan batasi pengalaman yang mungkin diperoleh peserta didik, hormatilah gagasan-gagasan mereka, hargailah proses belajar mandiri, hargai perbedaan individu dan toleransi terhadap situasi kelas yang ribut. Untuk strategi sinektik, Gordon dalam Joyce (Tim Pengembang Ilmu Pendidikan FIP-UPI, 2007) mengemukakan mengenai dua strategi prosedur sinektik, yaitu: 1. Menciptakan sesuatu yang baru dengan metafora. 2. Mengakrabkan sesuatu yang asing melalui analogi-analogi yang sudah dikenal dengan baik. Tahap-tahap model pembelajaran sinektik: 1. Masukan Informasi, pada tahap pertama ini guru memberikan gambaran dasar konsep jenis bentuk bangun datar yang telah dikenali siswa dan akan dikenal siswa. Siswa memilih dua buah bentuk bangun datar yang terdapat pada tangram dan mengungkapkan hal apa yang ia temukan pada dua bangun datar tersebut. Hal ini juga sejalan dengan teori Van Hiele, yaitu masuk pada tahap visualisasi atau mengenal bentuk bangun datar. 2. Proses metaforik, pada tahap ini siswa dibimbing untuk masuk ke tahap kreatifitas. Siswa dapat mulai memainkan tangram, yaitu dengan mulai membentuk bangun datar yang diharapkan guru dengan menggunakan tangram. Dalam hal ini siswa diberi kebebasan memadupadankan bangun yang ada dalam tangram. Hal ini dilakukan terus menerus hingga siswa mulai memahami kelompok bangun datar berikut jenis-jenisnya. Tugas guru membimbing siswa untuk dapat menyelesaikan semua bentuk yang harus dikenali. Dalam teori van hielle tahap ini termasuk tahap analisis. 3. Tahap Analogi langsung, analogi personal dan konflik kempaan merupakan tahan kreatifitas siswa. Analogi langsung adalah tahap dimana ia dihadapkan dengan sebuah kondisi langsung guna memancing sebuah gagasan atau ide. Tahap analogi personal adalah tahap dimana siswa mengambil tindakan secara personal yaitu mulai menuangkan idenya, proses diaman ia mulai mengkontruks pemahamannya juga mentransfer pemahamannya. Tahap konflik kempaan adalah tahap dimana ia dihadapkan dengan konflik yang bertujuan
Research Interests:
Konsep diri merupakan salah satu aspek perkembangan psikososial peserta didik yang harus diperhatikan oleh seorang guru. Hal ini dikarenakan, konsep diri merupakan suatu variabel yang mempengaruhi proses pendidikan di sekolah. Sudah... more
Konsep diri merupakan salah satu aspek perkembangan psikososial peserta didik yang harus diperhatikan oleh seorang guru. Hal ini dikarenakan, konsep diri merupakan suatu variabel yang mempengaruhi proses pendidikan di sekolah. Sudah banyak bukti yang menguatkan mengenai persepsi ini, yaitu banyak siswa yang mengalami kesulitan dalam memahami suatu pelajaran dikarenakan siswa memandang negatif terhadap kemampuan dirinya serta terjadi penyimpangan-penyimpangan sikap pada siswa dikarenakan persepsi dan sikap negatif siswa tersebut. Seifert dan Hoffnung dalam Desmita (2010:163) mendefinisikan " konsep diri sebagai suatu pemahaman mengenai diri atau ide tentang diri sendiri ". Atwater dalam Desmita (2010:163) menyebutkan bahwa " konsep diri adalah keseluruhan gambaran diri, yang meliputi persepsi seseorang tentang diri, perasaan, keyakinan, dan nilai-nilai yang berhubungan dengan dirinya ". Dapat dikatakan bahwa konsep diri merupakan persepsi atau pandangan seseorang terhadap kemampuan dirinya dalam bertindak. Pengembangan konsep diri termasuk ke dalam rumpun model personal. Dimana model personal merupakan suatu model yang bertitik tolak dari teori Humanistik, yaitu berorientasi terhadap pengembangan diri individu. Perhatian utamanya pada emosional siswa untuk mengembangkan hubungan yang produktif dengan lingkungannya. Model ini menjadikan pribadi siswa yang mampu membentuk hubungan harmonis serta mampu memproses informasi secara efektif. Model ini juga berorientasi pada individu dan perkembangan keakuan. Menurut teori ini, guru harus berupaya menciptakan kondisi kelas yang kondusif, agar siswa merasa bebas dalam belajar dan mengembangkan dirinya, baik emosional maupun intelektual. Implikasi teori humanistik dalam pendidikan adalah sebagai berikut: a. Bertingkal laku dan belajar adalah hasil pengamatan. b. TL yang ada, dapat dilaksanakan sekarang (learning to do). c. Semua individu memiliki dorongan dasar terhadap aktualisasi diri. d. Sebagian besar TL individu adalah hasil dari konsepsinya sendiri. e. Mengajar adalah bukan hal penting, tapi belajar siswa adalah sangat penting (learn how to learn). f. Mengajar adalah membantu individu untuk mengembangkan suatu hubungan yang produktif dengan lingkungannya dan memandang dirinya sebagai pribadi yang cakap.
Research Interests:
Model pembelajaran inkuiri adalah rangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan pada proses berpikir secara kritis dan analisis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan " (Sanjaya, 2006:194).... more
Model pembelajaran inkuiri adalah rangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan pada proses berpikir secara kritis dan analisis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan " (Sanjaya, 2006:194). Menurut Piaget (Sanjaya,2006:194) pengetahuan itu dapat bermakna manakala dicari dan ditemukan sendiri oleh siswa. Setiap individu berusaha dan mampu mengembangkan pengetahuannya sendiri melalui skema yang ada dalam strukturk ognitifnya. Skema itu secara terus menerus diperbarui dan diubah melalui proses asimilasi dan akomodasi. Sanjaya (2008:196) berpendapat bahwa strategi pembelajaran inkuiri adalah rangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan pada proses berpikir secara kritis dan analitis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan. SPI berangkat dari asumsi bahwa sejak manusia lahir ke dunia, manusia memiliki dorongan untuk menemukan sendiri pengetahunanya. Rasa ingin tahu tentang keadaan alam disekelilingnya merupakan kodrat manusia sejak lahir ke dunia. Sejak kecil manusia memiliki keinginan untuk mengenal segala sesuatu melalui indra pengecapan, pendengaran, penglihatan dan indra-indra lainnya. Tujuan utama pembelajaran melalui strategi inkuiri adalah menolong siswa untuk dapat mengembangkan disiplin intelektual dan keterampilan berpikir dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan dan mendapatkan jawaban atas dasar rasa ingin tahu mereka. Strategi pembelajaran inkuiri akan efektif manakala : (1) siswa dapat menemukan sendiri jawaban dari suatu permasalahan yang ingin dipecahkan, (2) bahan pelajaran yang akan diajarkan tidak berbentuk fakta atau konsep yang sudah jadi, (3) proses pembelajaran berangkat dari rasa ingin tahu siswa terhadap sesuatu, (4) guru akan mengajar sekelompok siswa yang rata-rata memiliki kemauan dan kemampuan berpikir, (5) jumlah siswa yang belajar tidak terlalu banyak, dan (6) guru memiliki waktu yang cukup untuk menggunakan pendekatan yang berpusat pada siswa. Daftar Pustaka:
Research Interests:
Kualitas pembelajaran merupakan suatu ukuran yang menunjukkan seberapa besar keefektifan interaksi antara guru dan siswa di dalam kelas dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran (Widoyoko, 2008). Menurut Ditjen Dikti (2007: 188) bahwa... more
Kualitas pembelajaran merupakan suatu ukuran yang menunjukkan seberapa besar keefektifan interaksi antara guru dan siswa di dalam kelas dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran (Widoyoko, 2008). Menurut Ditjen Dikti (2007: 188) bahwa pembelajaran berkualitas diartikan sebagai pembelajaran yang secara sinergis mampu menghasilkan proses, hasil, dan dampak belajar yang optimal, yang memungkinkan terwujudnya better student learning capacity. Inductive thinking (berpikir induktif) merupakan suatu proses dalam berpikir yang berlangsung dari hal yang bersifat khusus menuju hal yang bersifat umum (Sagala, 2008). Hilda Taba (dalam Bruce & Joyce, 2000: 123) memperkenalkan suatu model pembelajaran yang didasarkan atas cara berpikir induktif. Model pembelajaran berpikir induktif (inductive thinking) menurut Hilda Taba ini juga dikembangkan atas dasar konsep proses mental siswa dengan memperhatikan proses berpikir siswa untuk menangani informasi dan menyelesaikannya. Atas dasar cara berpikir induktif tersebut, model pembelajaran ini menekankan pengalaman lapangan seperti mengamati gejala atau mencoba suatu proses kemudian mengambil kesimpulan. Berfikir induktif adalah " suatu proses dalam proses dalam berfikir yang berlangsung dari hal yang bersifat khusus menuju hal bersifat umum " (Aunurrahman, 2012: 158). Hilda Taba memperkenalkan suatu model pembelajaran yang didasarkan atas cara berfikir induktif yaitu model pembelajaran berfikir induktif. Model berfikir induktif digunakan untuk meningkatkan efektivitas siswa dalam membentuk dan menggunakan konsep,dan mengembangkan keterampilan untuk menyelesaikan tugas (Joice dan weil, 2011: 100). Postulat yang diajukan Taba di atas menyatakan bahwa keterampilan berpikir harus diajarkan dengan menggunakan strategi khusus. Menurutnya, berpikir induktif melibatkan tiga tahapan dan karenanya ia mengembangkan tiga strategi cara mengajarkannya. Taba mengidentifikasi tiga keterampilan berpikir induktif : a. Konsep pembentukan (belajarkonsep) Tahap ini mencakup tiga langkah utama: item daftar (lembar, konsep), kelompok barang yang sama secara bersama-sama, beserta label tersebut (dengan nama konsep).Langkah-langka :
Research Interests:
Menurut Pusat Bahasa Depdiknas (2005) simulasi adalah satu metode pelatihan yang memperagakan sesuatu dalam bentuk tiruan (imakan) yang mirip dengan keadaan yang sesungguhnya; simulasi: penggambaran suatu sistem atau proses dengan... more
Menurut Pusat Bahasa Depdiknas (2005) simulasi adalah satu metode pelatihan yang memperagakan sesuatu dalam bentuk tiruan (imakan) yang mirip dengan keadaan yang sesungguhnya; simulasi: penggambaran suatu sistem atau proses dengan peragaan memakai model statistic atau pemeran. Udin Syaefudin Sa'ud (2005: 129) simulasi adalah sebuah replikasi atau visualisasi dari perilaku sebuah sistem, misalnya sebuah perencanaan pendidikan, yang berjalan pada kurun waktu yang tertentu. Jadi dapat dikatakan bahwa simulasi itu adalah sebuah model yang berisi seperangkat variabel yang menampilkan ciri utama dari sistem kehidupan yang sebenarnya. Simulasi memungkinkan keputusan-keputusan yang menentukan bagaimana ciri-ciri utama itu bisa dimodifikasi secara nyata. Sri Anitah, W. DKK (2007: 5.22) metode simulasi merupakan salah satu metode pembelajaran yang dapat digunakan dalam pembelajaran kelompok. Proses pembelajaran yang menggunakan metode simulasi cenderung objeknya bukan benda atau kegiatan yang sebenarnya, melainkan kegiatan mengajar yang bersifat pura-pura. Kegiatan simulasi dapat dilakukan oleh siswa pada kelas tinggi di sekolah dasar. Metode simulasi merupakan salah satu metode mengajar yang dapat digunakan dalam pembelajaran kelompok. Proses pembelajaran yang menggunakan simulasi cenderung objeknya bukan benda atau kegiatan yang sebenarnya, melainkan kegiatan mengajar yang bersifat pura-pura. Kegiatan simulasi dapat dilakukan oleh siswa pada kelas tinggi di Sekolah Dasar. Dalam pembelajaran, siswa akan dibina kemampuannya berkaitan dengan keterampilan berinteraksi dan berkomunikasi dalam kelompok. Disamping itu, dalam metode simulasi siswa diajak untuk bermain peran beberapa perilaku yang dianggap sesuai dengan tujuan pembelajaran. Secara konsep model pembelajaran merupakan kegiatran belajar mengajar di dalam kelas yang hampir meyerupai keadaan yang sesungguhnya di lapangan atau dengan kata lain menyerupai aslinya dan ditiru dengan aslinya, dan siswa diajak untuk melakukan kegiatan belajar menyerupai atau sama persis dengan aslinya.
Research Interests:
Pembelajaran yang menciptakan hasil belajar yang terbaik adalah pembelajaran yang di inginkan oleh semua orang, namun bagaimana jika kenyataan itu sebaliknya ?, bagaimana jika hasil pembelajaran siswa malah terbukti rendah, dan kurang... more
Pembelajaran yang menciptakan hasil belajar yang terbaik adalah pembelajaran yang di inginkan oleh semua orang, namun bagaimana jika kenyataan itu sebaliknya ?, bagaimana jika hasil pembelajaran siswa malah terbukti rendah, dan kurang bisa menampilkan feed back yang bagus. Karena itulah dilakukan upaya-upaya agar pembelajaran dapat berhasil, upaya yang biasa dilakukan pengajar adalah dengan memilih model pembelajaran, disini group investigation adalah model pembelajaran yang akan di bahas Group investigation adalah model pembelajaran yang dilakukan secara berkelompok,untuk memecahkan masalah yang di berikan oleh guru / pengajar.Seperti menurut (yumisnaini, 2013:3) investigasi kelompok adalah model pembelajaran kelompok dengan cara merencanakan, menemukan, dan menyelesaikan masalah dalam bentuk diskusi kelompok sehingga tercapai tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan bersama. berdasarkan kedua pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa investigasi kelompok adalah penemuan yang dilakukan secara berkelompok, siswa secara berkelompok mengalami dan melakukan percobaan dengan aktif yang memungkinkan menemukan prinsip dalam pemecahan masalah tersebut, dengan begitu keaktifan siswa dalam berfikir dan belajar, langsung terjun melalui pengalaman nya sendiri, bagaimana ia bertindak dan bagaimana ia membagi tugas bersama kelompoknya., sehingga selain pengetahuan yang ia dapatkan dari pengalaman, kepemimpinan dalam mengelola tugas dan group kelompok ia dapatkan juga dari proses pembelajaran group investigation. Karakteristik Group Investigation Pembelajaran kooperatif tipe GI memiliki beberapa karakteristik, yaitu : 1. Tujuan kognitif untuk menginformasikan akademik tinggi dan keterampilan inkuiri. 2. Kelas dibagi menjadi beberapa kelompok dengan anggota 4 atau 5 siswa yang heterogen dan dapat dibentuk berdasarkan pertimbangan keakraban persahabatan atau minat yang sama dalam topic tertentu. 3. Siswa terlibat langsung sejak perencanaan pembelajaran (menentukan topik dan cara investigasi) hingga akhir pembelajaran (penyajian laporan). 4. Diutamakan keterlibatan pertukaran pemikiran para siswa. 5. Adanya sifat demokrasi dalam kooperatif (keputusan-keputusan yang dikembangkan atau diperkuat oleh pengalaman kelompok dalam konteks masalah yang diselidiki). 6. Guru dan murid memiliki status yang sama dalam mengatasi masalah dengan peranan yang berbeda. Selanjutnya Langkah-langkah dalam pembelajaran Group Investigasi, menurut Dahlan (2015) terdapat 8 langkah-langkah dalam pembelajaran group investigasi yaitu : 1. Guru membagi kelas menjadi beberapa kelompok yang heterogen.
Model Group investigation seringkali disebut sebagai metode pembelajaran kooperatif yang paling kompleks. Hal ini disebabkan oleh metode ini memadukan beberapa landasan pemikiran, yaitu berdasarkan pandangan konstruktivistik, democratic... more
Model Group investigation seringkali disebut sebagai metode pembelajaran kooperatif yang paling kompleks. Hal ini disebabkan oleh metode ini memadukan beberapa landasan pemikiran, yaitu berdasarkan pandangan konstruktivistik, democratic teaching, dan kelompok belajar kooperatif. Berdasarkan pandangan konstruktivistik, proses pembelajaran dengan model group investigation memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada siswa untuk terlibat secara langsung dan aktif dalam proses pembelajaran mulai dari perencanaan sampai cara mempelajari suatu topik melalui investigasi. Democratic teaching adalah proses pembelajaran yang dilandasi oleh nilai-nilai demokrasi, yaitu penghargaan terhadap kemampuan, menjunjung keadilan, menerapkan persamaan kesempatan, dan memperhatikan keberagaman peserta didik (Budimansyah, 2007: 7). Group investigation adalah kelompok kecil untuk menuntun dan mendorong siswa dalam keterlibatan belajar. Metode ini menuntut siswa untuk memiliki kemampuan yang baik dalam berkomunikasi maupun dalam keterampilan proses kelompok (group process skills). Hasil akhir dari kelompok adalah sumbangan ide dari tiap anggota serta pembelajaran kelompok yang notabene lebih mengasah kemampuan intelektual siswa dibandingkan belajar secara individual. Eggen & Kauchak (dalam Maimunah, 2005: 21) mengemukakan Group investigation adalah strategi belajar kooperatif yeng menempatkan siswa ke dalam kelompok untuk melakukan
Research Interests:
A. Pengertian model-model pembelajaran Model pembelajaran dapat diartikan dengan istilah sebagai gaya atau strategi yang dilakukan oleh seorang guru dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar. dalam penerapannya itu gaya yang dilakukan... more
A. Pengertian model-model pembelajaran Model pembelajaran dapat diartikan dengan istilah sebagai gaya atau strategi yang dilakukan oleh seorang guru dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar. dalam penerapannya itu gaya yang dilakukan tersebut mencakup beberapa hal strategi atau prosedur agar tujuan yang ingin dikehendaki dapat tercapai. Banyak para ahli pendidikan mengungkapkan berbagai pendapatnya menganai pengertian model pembelajaran. Model pembelajaran tidak terlepas dari kata strategi atau model pembelajaran identik dengan istilah strategi. model pembelajaran dan strategi merupakan satu yang tidak dapat dipisahkan. Keduanya harus beriringan, sejalan, dan saling mempengaruhi. Istilah strategi itu sendiri dapat diuraikan sebagai taktik atau sesuatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat tercapai secara efektif dan efisien. Selain itu strategi dalam pembelajaran dapat didevinisikan sebagai suatu perangkat materi dan prosedur pembelajaran yang digunakan secara bersama-sama, terpadu untuk menciptakan hasil belajar yang diinginkan guru pada siswa. agar tujuan pendidikan yang telah disusun dapat secara optimal tercapai, maka perlu suatu metode yang diterapkan untuk merealisasikan strategi yang telah ditetapkan tersebut. Dengan demikian dapat dijabarkan bahwa dalam satu strategi pembelajaran menggunakan beberapa metode. Contohnya bila ingin melaksanakan sebuah strategi ekspositori misalnya, dapat menggunakan metode ceramah, metode tanya jawab, atau metode diskusi dengan memanfaatkan sumber daya yang ada dan mudah didapatkan di sekitar sekolah yaitu bisa dengan menambahkan media pembelajaran. Oleh sebab itu, strategi berbeda dengan metode. Strategi lebih menunjukkan pada sebuah perencanaan atau yang biasa dikenal dengan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), tentu dengan maksud untuk mencapai sesuatu. sedangkan metode adalah suatu cara tersendiri yang dapat digunakan untuk melaksanakan strategi. Dengan kata lain, strategi adalah a plan of operation achieving something, sedangkan metode adalah a way in echieving something. Model-model pembelajaran biasanya disusun berdasarkan berbagai prinsip atau teori pengetahuan. berbagai ahli pendidikan menyusun model pembelajaran berdasarkan prinsip-prinsip pembelajaran, teori-teori psikologis, sosiologis, analisis sistem, atau teori-teori lain yang mendukung dalam model-model pembelajaran ini banyak diamati oleh peneliti Joyce & Weil. Mereka mempelajari dan menerapkan berbagai model pembelajaran berdasarkan teori belajar yang kemudian dikelompokkan menjadi empat model pembelajaran. dan mengemukakan bahwa model pembelajaran adalah suatu rencana atau pola yang dapat digunakan untuk membentuk kurikulum (rencana pembelajaran jangka panjang), merancang bahan-bahan pembelajaran, mendidik dan membimbing siswa terhadap pembelajaran di kelas. B. Fungsi Model-Model Pembelajaran
Research Interests: