mas ian rifati
Universitas Airlangga, Psychology, Graduate Student
- Airlangga University, Psychology, Graduate StudentUniversitas Airlangga Surabaya, Educational Psychology, Graduate Studentadd
Abstrak— Regulasi emosi merupakan individu yang dapat mengekspresikan emosinya. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran regulasi emosi orang tua dengan anak temper tantrum dan mengetahui faktor-faktor pembentukan regulasi... more
Abstrak— Regulasi emosi merupakan individu yang dapat mengekspresikan emosinya. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran regulasi emosi orang tua dengan anak temper tantrum dan mengetahui faktor-faktor pembentukan regulasi emosi pada orang tua dengan anak temper tantrum. Penelitian ini menggunakan pendektan kualitatif dengan desain fenomenologi. Teknik pengumpulan data menggunakan wawancara dan teknik analisis menggunakan fenomenologi interpretatif. Partisipan dalam peneltian ini adalah ibu berusia dibawah 35 tahun dengan anak temper tantrum di Surabaya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa subjek mengalami regulasi emosi dengan cara beragam, yaitu 1) Perasaan jengkel akibat perilaku anak, 2) Ibu merasa malu dengan guru di sekolah, 3) Ibu merasa iba dengan kondisi anak yang tidak dapat mengontrol emosi, 4) Ibu merasa sedih ketika kedua anaknya bertengkar dan mengeluarkan kata-kata kasar, 5) Subjek keluar rumah untuk menenangkan diri. 6) Subjek menceritakan permasalahan kepada suami. Sedangkan faktor pembentukan regulasi emosi pada orang tua dengan anak temper tantrum, yaitu 1) ibu ingin memiliki kepribadian yang lembut dan penuh kasih sayang, 2) ibu berkewajiban menasehati anak yang bermasalah, 3) Ketika ibu bahagia maka dapat memperlancar komunikasi antara ibu dan anak. Dari hasil penelitian diatas dapat disimpulkan bahwa orang tua dengan anak temper tantrum tidak mampu mengelola emosi dengan baik, seperti timbulnya emosi negatif yang disebabkan oleh ketidakmampuan orang tua dalam berpikir jernih. Saran untuk orang tua sebaiknya mengelola emosi dengan lebih sabar, berkonsultasi dengan Psikolog ataupun tokoh agama untuk mampu mengelola emosi dengan mengontrol emosi negatif, dan berkomunikasi positif secara verbal dan non verbal.
Research Interests:
Research Interests:
Research Interests: Statistik and Statistika
Research Interests:
Research Interests:
Research Interests:
Research Interests:
Research Interests:
Research Interests:
Research Interests:
Research Interests:
Research Interests:
Abstrak Kepercayaan diri berbicara didepan umum merupakan perasaan yakin pada diri siswa terhadap kemampuan dalam menyampaikan suatu informasi didepan umum, baik ketika melakukan presentasi materi pelajaran di kelas dengan memiliki... more
Abstrak Kepercayaan diri berbicara didepan umum merupakan perasaan yakin pada diri siswa terhadap kemampuan dalam menyampaikan suatu informasi didepan umum, baik ketika melakukan presentasi materi pelajaran di kelas dengan memiliki keyakinan terhadap keberhasilan menyampaikan materi tanpa adanya rasa khawatir. Vicarious learning merupakan pengamatan terhadap perilaku orang lain sebagai panutan dan mempunyai pengaruh positif yang dilakukan oleh siswa dengan sebuah proses pembelajaran dari pengamatan dan diterapkan kepada dirinya untuk mengasilkan suatu perilaku yang lebih positif. Oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat vicarious learning dan tingkat kepercayaan diri berbicara didepan umum, serta pengaruh vicarious learning pada figur guru dan kepercayaan diri berbicara didepan umum pada siswa kelas X SMA Khadijah Surabaya. Penelitian ini menggunakan jenis pendekatan kuantitatif korelasional. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas X SMA Khadijah Surabaya yang berjumlah 30 Orang. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa vicarious learning mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kepercayaan diri berbicara didepan umum. Hal tersebut sesuai dengan skor nilai r = 0,575, p = 0,001 (p< 0,05) selain itu penelitian ini dapat ditemukan bahwa kontribusi yang diberikan vicarious learning terhadap kepercayaan diri berbicara didepan umum di SMA Khadijah Surabaya Sebesar 33%. Kata Kunci: Kepercayaan Diri Berbicara Didepan Umum, Vicarious Learning Dunia pendidikan menuntut siswa mampu untuk mengembangkan potensi yang dimiliki terhadap situasi yang dihadapi, seperti mampu berkomunikasi dengan guru di kelas, mampu berkomunikasi dengan teman di kelas, dan mampu menunjukkan kemampuan dalam bidang akademik maupun non-akademiknya. Ellit (dalam Salama, 2014) menjelaskan bahwa komunikasi memiliki sebuah peranan penting dalam proses pembelajaran dan perilaku yang diharapkan seseorang, hubungan interpersonal terhadap guru dan juga siswa serta penyampaian intruksi seperti, bertanya, memuji, menyakinkan, memberitahukan dan umpan baik individu. Dalam menunjukkan potensi dari seorang individu dibutuhkan kepercayaan diri dalam merealisasikannya. Namun tidak semua individu memiliki kepercayaan diri dalam menunjukkan potensinya terhadap orang lain. Kepercayaan diri dibutuhkan oleh siswa dalam menunjukkan kemampuan berbicara di depan umum, sehingga proses interaksi sosial berkembang dengan baik. Berbicara di depan
Research Interests:
Manusia memeiliki proses kognitif yang berguna untuk mendapatkan suatu pengetahuan dan suatu ilmu. Dapat kita ketahui bahwa ilmu dan pengetahuan memiliki perbedaan yang mendasar. Menurut Jujun (2007) mengatakan bahwa ilmu merupakan... more
Manusia memeiliki proses kognitif yang berguna untuk mendapatkan suatu pengetahuan dan suatu ilmu. Dapat kita ketahui bahwa ilmu dan pengetahuan memiliki perbedaan yang mendasar. Menurut Jujun (2007) mengatakan bahwa ilmu merupakan pengetahuan yang kita gumuli sejak bangku sekolah dasar sampai pendidikan lanjut dan perguruan tinggi. Dapat kita fahami bahwa ilmu merukapan suatu sekelompok pengetahuan yang kita dapatkan dari proses kognitif sejak menempuh jenjang pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi. Seseorang yang melakukan proses kognitif dengan memperoleh sekelompok pengetahuan dari setiap jenjang pendidikan disebut peserta didik. Ilmu merupakan suatu pemahaman yang telah diketahui oleh banyak orang lain, tidak hanya sebatas sekelompok orang saja. Ilmu bersifat obyektif yang berati apabila suatu kebenaran akan disetujui oleh banyak orang. Ilmu merupakan sekumpulan dari beberapa pengetahuan yang diuji kebenarannya. Suatu kebenaran dalam ilmu sudah teruji dan terukur valid dengan melakukan suatu penelitian. Ilmu dapat di jelaskan kembali sebab akibat dan yang lainnya dengan jelas dan benar. Terdapat empat macam kriteria ilmu yaitu, deskripsi, explain (menjelaskan), prediksi, dan kontrol. (1) Deskripsi merukapan suatu gambaran mengenai suatu ilmu tersebut. misalnya ketika mengetahui bahwa seseorang sedang menangis maka kita dapat mendeskripsikan bahwa orang yang menangis tersebut mengeluarkan air mata. (2) Explain (menjelaskan) merupakan penjelasan dari suatu pengetahuan. Misalnya apabila mengetahui orang yang menangis dan keluar air mata karena patah hati dan kecewa. Maka kita dapat menjelaskan sebab orang tesebut menangis dan keluar airmata. (3) Prediksi, memprediksi atau melakukan dugaan terhadap sesuatu yang akan terjadi pada suatu pengetahuan. Mislanya ketika melihat orang ini bersedih maka dapat mempresiksi dia akan menangis dan mengeluarkan airmata. Prediksi dapat terjadi apabila ia sering menemukan kejadian yang sama. (4) kontrol, melakukan suatu intervensi atau penanganan dan tindakan dalam menghadapi suatu peristiwa. Misalnya bagaimana cara kita untuk memberikan penanganan atau intervensi ketika melihat seseorang yan menangis? Tentu saja dengan memberikan ketenangan, membuat dia nyaman dan melakukan konseling sederhana bila perlu. Apabila dari keempat kriteria ilmu tidak ada satupun yang terikat maka tidak dapat dikatakan sebagai suatu ilmu. Menurut Liang (2010) ilmu atau science memiliki makna ganda yang mengandung lebih dari satu arti. Ilmu merupakan sebuah istilah umum untuk menyebut segenap pengetahuan ilmiah
Research Interests:
Abstrak— Regulasi emosi merupakan individu yang dapat mengekspresikan emosinya. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran regulasi emosi orang tua dengan anak temper tantrum dan mengetahui faktor-faktor pembentukan regulasi... more
Abstrak— Regulasi emosi merupakan individu yang dapat mengekspresikan emosinya. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran regulasi emosi orang tua dengan anak temper tantrum dan mengetahui faktor-faktor pembentukan regulasi emosi pada orang tua dengan anak temper tantrum. Penelitian ini menggunakan pendektan kualitatif dengan desain fenomenologi. Teknik pengumpulan data menggunakan wawancara dan teknik analisis menggunakan fenomenologi interpretatif. Partisipan dalam peneltian ini adalah ibu berusia dibawah 35 tahun dengan anak temper tantrum di Surabaya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa subjek mengalami regulasi emosi dengan cara beragam, yaitu 1) Perasaan jengkel akibat perilaku anak, 2) Ibu merasa malu dengan guru di sekolah, 3) Ibu merasa iba dengan kondisi anak yang tidak dapat mengontrol emosi, 4) Ibu merasa sedih ketika kedua anaknya bertengkar dan mengeluarkan kata-kata kasar, 5) Subjek keluar rumah untuk menenangkan diri. 6) Subjek menceritakan permasalahan kepada suami. Sedangkan faktor pembentukan regulasi emosi pada orang tua dengan anak temper tantrum, yaitu 1) ibu ingin memiliki kepribadian yang lembut dan penuh kasih sayang, 2) ibu berkewajiban menasehati anak yang bermasalah, 3) Ketika ibu bahagia maka dapat memperlancar komunikasi antara ibu dan anak. Dari hasil penelitian diatas dapat disimpulkan bahwa orang tua dengan anak temper tantrum tidak mampu mengelola emosi dengan baik, seperti timbulnya emosi negatif yang disebabkan oleh ketidakmampuan orang tua dalam berpikir jernih. Saran untuk orang tua sebaiknya mengelola emosi dengan lebih sabar, berkonsultasi dengan Psikolog ataupun tokoh agama untuk mampu mengelola emosi dengan mengontrol emosi negatif, dan berkomunikasi positif secara verbal dan non verbal.
Research Interests:
Penelitian ini membahas tentang islamophobia dalam media perfilman Hollywood .Pada berkembangnyan film hollywwod semakin marak melakukan pembuatan film yang menunjukkan unsur islamophobia, dimana film adalah sarana hiburan oleh... more
Penelitian ini membahas tentang islamophobia dalam media perfilman Hollywood .Pada berkembangnyan film hollywwod semakin marak melakukan pembuatan film yang menunjukkan unsur islamophobia, dimana film adalah sarana hiburan oleh masyarakat akan tetapi dibalik pembuatan film Taken 1, Taken 2, Dracula Untold, Java Heat dan Boys of Abu Ghraib menimbulkan respon negatif bagi masyarakat yang menimbulkan perilaku agresif. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif dengan metode deskriptif dan metode analisis data menggunakan (content analysis). dalam kelima film tersebut jelas terdapat unsur islamophobia yang menunujkkan bahwa islam adalah agama yang penuh kekerasan tanpa adanya sisi kemanusiaan. Setelah mengetahui bahwa terdapat bias islamophobia dalam film hollywood, peneliti menyarankan untuk para peonton untuk tidak mudah terpengaruh dan memiliki stetrotip yang negatif terhadap islam, bahwa sebenarnya setiap agama pun memiliki ajaran yang baik khususnya agama islam. Pendahuluan Film adalah salah satu hiburan yang paling digemari banyak orang, dari kalangan anak-anak hingaa orang tua. Film dapat dinikmati dimanapun seseorang ingin menontonnya, dengan media seperti televisi, personal computer atau PC bahkan semakin canggihnya teknologi, media komunikasi seperti handphone sudah dapat menonton film dengan kualitas baik yang semakin memanjakan penikmatnya. Industri perdapuran film yang sering memproduksi film dengan rating tinggi salah satunya adalah Hollywood, film yang dibuatnya selalu mendapat animo penonton yang banyak. Beberapa film yang diproduksinya juga selalu mendapat nominasi film terbaik setiap tahunnya, tetapi terdapat sesuatu yang janggal dalam beberapa film yang diproduksinya akhir-akhir ini. Beberapa film menampilkan sekelompok orang islam sebagai tokoh antagonis dengan alur cerita teratur dan kompleks sehingga membuat film tersebut seperti nyata. Peristiwa aktual tentang konflik yang terjadi antara beberapa kelompok seperti perang antara Amerika dengan sekelompok orang islam yang dianggap sebagai teroris menjadi salah satu sasaran pembuatan film yang menarik.Hal ini berkaitan erat dengan isu islamophobia, islamophobia sendiri dalam journal berjudul " What is Islamophobia and How Much is There? Theorizing and Measuring and Emerging Comparative Concept " yang dibuat oleh Erick Bleich (2011), merupakan konsep perbandingan yang muncul dalam ilmu sosial. Namun tidak ada definisi yang diterima secara luas dari Islamophobia yang memungkinkan analisis komparatif dan kausal sistematis. Tetapi mengacu pada penelitian tentang pembentukan konsep, prasangka, dan bentuk analog dari hierarki status menawarkan definisi ilmiah yang dapat digunakan sosial Islamophobia sebagai sikap negatif sembarangan atau emosi yang diarahkan pada Islam atau Muslim.