Abstrak— Regulasi emosi merupakan individu yang dapat mengekspresikan emosinya. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran regulasi emosi orang tua dengan anak temper tantrum dan mengetahui faktor-faktor pembentukan regulasi...
moreAbstrak— Regulasi emosi merupakan individu yang dapat mengekspresikan emosinya. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran regulasi emosi orang tua dengan anak temper tantrum dan mengetahui faktor-faktor pembentukan regulasi emosi pada orang tua dengan anak temper tantrum. Penelitian ini menggunakan pendektan kualitatif dengan desain fenomenologi. Teknik pengumpulan data menggunakan wawancara dan teknik analisis menggunakan fenomenologi interpretatif. Partisipan dalam peneltian ini adalah ibu berusia dibawah 35 tahun dengan anak temper tantrum di Surabaya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa subjek mengalami regulasi emosi dengan cara beragam, yaitu 1) Perasaan jengkel akibat perilaku anak, 2) Ibu merasa malu dengan guru di sekolah, 3) Ibu merasa iba dengan kondisi anak yang tidak dapat mengontrol emosi, 4) Ibu merasa sedih ketika kedua anaknya bertengkar dan mengeluarkan kata-kata kasar, 5) Subjek keluar rumah untuk menenangkan diri. 6) Subjek menceritakan permasalahan kepada suami. Sedangkan faktor pembentukan regulasi emosi pada orang tua dengan anak temper tantrum, yaitu 1) ibu ingin memiliki kepribadian yang lembut dan penuh kasih sayang, 2) ibu berkewajiban menasehati anak yang bermasalah, 3) Ketika ibu bahagia maka dapat memperlancar komunikasi antara ibu dan anak. Dari hasil penelitian diatas dapat disimpulkan bahwa orang tua dengan anak temper tantrum tidak mampu mengelola emosi dengan baik, seperti timbulnya emosi negatif yang disebabkan oleh ketidakmampuan orang tua dalam berpikir jernih. Saran untuk orang tua sebaiknya mengelola emosi dengan lebih sabar, berkonsultasi dengan Psikolog ataupun tokoh agama untuk mampu mengelola emosi dengan mengontrol emosi negatif, dan berkomunikasi positif secara verbal dan non verbal.