Skip to main content
Abdul Wahid

    Abdul Wahid

    ABSTRAK Kajian seputar penciptaan perempuan dalam Islam memang belum menemukan kesepakatan yang tunggal. Ada yang beranggapan bahwa perempuan diciptakan dari tulang rusuk laki-laki ada juga yang beranggapan bahwa perempuan diciptakan dari... more
    ABSTRAK Kajian seputar penciptaan perempuan dalam Islam memang belum menemukan kesepakatan yang tunggal. Ada yang beranggapan bahwa perempuan diciptakan dari tulang rusuk laki-laki ada juga yang beranggapan bahwa perempuan diciptakan dari entitas tersendiri, tidak mengambil bagian dari tubuh laki-laki. Yang diyakini oleh mayoritas masyarakat secara turun-temurun ialah bahwa perempuan diciptakan dari tulang rusuk laki-laki. Pandangan ini jika dipahami sebagai perbedaan penafsiran atas suatu teks, sangat wajar sebagai kekayaan khazanah Islam. Akan tetapi yang terjadi, semiotisme tersebut ternyata membangunkan alam bawah sadar patriarki kaum laki-laki dan akhirnya melahirkan semacam sinisme masa lalu terhadap perempuan. Di tengah masyarakat yang memang bersistem patriarki dan berwatak misoginis, pemaknaan tersebut menemukan ruangnya yang paling privat. Mereka bisa begitu mudahnya, baik secara sadar maupun tidak, membuat aturan dan kebijakan yang merugikan kaum perempuan, bahkan mengarah kepada diskriminasi. Menangkap fenomena tersebut, Muhammad Abduh seorang pembaharu Islam abad 19, berusaha melacak dan merekonstruksi pemahaman teologis tentang penciptaan perempuan. Dengan latar belakang yang lebih moderat dibanding ulama lain, Abduh menggunkan analisa sosialnya hadir sebagai upaya menyelamatkan nasib kaum perempuan yang telah mengalami reduksi makna dan eksistensi. Oleh karenanya diskusi ini akan membahas pemikiran Muhammad Abduh tentang problematika sejarah penciptaan perempuan dari tulang rusuk laki-laki, khususnya pandangannya yang dituangkan dalam Tafsirnya al-Manar. Kata kunci: Tulang rusuk, Penciptaan perempuan, Islam.