Faiq Aziz

Dalam konteks keindonesiaan secara menyeluruh, harmonisasi nilai-nilai Islam dapat kita hayati melalui kelima sila dalam Pancasila. Sebagai asas hukum yang disepakati bersama, Pancasila memiliki world view atau pandangan hidup yang dapat merangkum kemajmukan bangsa Indonesia. Jika kita pahami secara mendalam, kelima sila yang ada didalamnya juga mengakomodir nilai-nilai Islami yang terkandung dalam Al-Qur’an seperti, tauhid, persamaan derajat, keadilan, persatuan dan musyawarah.
Namun kenyataannya, pancasila sebagai dasar Negara tidak selamanya dapat diterima oleh masyarakat Indonesia secara keseluruhan. Menurut penelitian yang dilakukan oleh diklat kementrian agama Republik Indonesia pada tahun 2013, masih ada beberapa ormas Islam yang menolak pancasila sebagai dasar Negara.2 Pancasila dianggap sebagai produk sekuler dan tidak islami. Akibatnya, muncul gerakan-gerakan purifikasi (pemurnian) Islam dibanyak tempat dengan wajah yang mengerikan, memaksa Islam untuk kembali menjadi Islam nuansa Arab. Bahkan yang lebih ekstrem lagi, ada keinginan untuk membentuk Negara Islam Indonesia, sebuah keinginan yang tentunya punya orientasi separatis; memecah belah Indonesia yang khas dengan kebhinnekaannya.

The phenomena of language and culture are intimately related in many ways. Both phenomena have been the subject of a great deal of anthropological, sociological, and any others study. The correlation between Language and culture is unique. It’s like two sides of a currency fragment that definitely could not be separated.