MODUL Bab 7
MODUL Bab 7
AJAR
PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN &
BUDI PEKERTI
TAHUN 2024/2025
INFORMASI UMUM
IDENTITAS MODUL
KOMPETENSI AWAL
Mampu memahami penjelasan singkat pribadi Roh Kudus
Mampu memahami Peran Roh Kudus dalam kehidupan orang Beriman
Mampu memahami makna Iman dan Pengharapan
Mampu memahami wujud hidup Beriman dan Berpengalaman
SARANA DAN PRASARANA
Sumber : Buku Panduan Guru dan siswa Pendidikan Agama Kristen dan
Belajar Budi Pekerti. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan
Teknologi Republik Indonesia. Penulis: Linda Sinaga. 2022.
I. TUJUAN PEMBELAJARAN
Peserta didik mampu memahami penjelasan singkat pribadi Roh Kudus
Peserta didik mampu memahami Peran Roh Kudus dalam kehidupan orang
Beriman
Peserta didik mampu memahami makna Iman dan Pengharapan
Peserta didik mampu memahami wujud hidup Beriman dan Berpengalaman
II. PEMAHAMAN BERMAKNA
Pertemuan Ke-1
Pendahuluan (10 Menit)
1 Guru membuka pelajaran dengan salam dan berdoa, memperhatikan kesiapan
. peserta didik, memeriksa kehadiran, kerapihan pakaian, kerapihan posisi, dan
tempat duduk peserta didik.
2 Mengatur posisi duduk peserta didik dan mengondisikan kelas agar proses
. pembelajaran berlangsung menyenangkan.
3 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai dalam proses
. pembelajaran
4 Guru menanyakan kepada peserta didik materi yang telah disampaikan pada
. pertemuan minggu lalu
Apersepsi
Satu hal yang sering dirasakan manusia ketika mengalami kesulitan, masalah,
dan pergumulan yaitu merasakan kesepian, merasa ditinggalkan, dan merasa
tidak ada seseorang pun yang peduli dengan dirinya termasuk Tuhan. Apakah
kalian pernah merasakan kondisi tersebut? Apa yang akan kalian lakukan ketika
mengalami kondisi tersebut?
Uraian Materi
A. Penjelasan Singkat Pribadi Roh Kudus
Uraian Materi
B. Peran Roh Kudus dalam Kehidupan Orang Beriman
1. Membawa manusia pada pertobatan
2. Memimpin hidup beriman
3. Menguatkan Orang Percaya
4. Memperlengkapi Orang Percaya
Satuan Pendidikan : SMP Negeri 12 Palangka Raya Alokasi Waktu : 3x40 Menit
Pertemuan Ke-2
Pendahuluan (10 Menit)
1. Guru membuka pelajaran dengan salam dan berdoa, memperhatikan kesiapan peserta didik,
memeriksa kehadiran, kerapihan pakaian, kerapihan posisi, dan tempat duduk peserta didik.
2. Mengatur posisi duduk peserta didik dan mengondisikan kelas agar proses pembelajaran
berlangsung menyenangkan.
3. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai dalam proses pembelajaran
4. Guru menanyakan kepada peserta didik materi yang telah disampaikan pada pertemuan minggu
lalu
Apersepsi
Diharapkan dapat lebih terlibat dan siap untuk mendalami materi tentang pemahaman keteladanan
hidup. Mengaitkan pengetahuan yang sudah ada dengan informasi baru akan mengoptimalkan
proses belajar dan meningkatkan pemahaman siswa.
Uraian Materi
Kegiatan Inti C. Makna Iman dan Pengharapan
(100 Menit) 1. Iman berarti percaya pada Janji Tuhan
2. Menaati kehendak-Nya dengan menjalani hidup sebagai manusia baru
5. Kegiatan 5, menceritakan Pengalaman
Pengal
Tuliskan pengalaman kalian bagaimana janji Tuhan dinyatakan dalam hidupmu?
aman
Tuliskan pengalaman kalian dalam buku tugas!
Satuan Pendidikan : SMP Negeri 12 Palangka Raya Alokasi Waktu : 3x40 Menit
A. ASESMEN/PENILAIAN
2. Remedial
Pembelajaran remedial dilaksanakan bagi siswa yang belum mencapai ketuntasan belajar
sesuai hasil analisis penilaian.
REFLEKSI GURU DAN PESERTA DIDIK
KURIKULUM MERDEKA
Satuan Pendidikan : SMP Negeri 12 Palangka Raya Alokasi Waktu : 3x40 Menit
A. Refleksi Guru:
1. Apakah kegiatan pembelajaran berlangsung dengan baik?
2. Apa momen paling berkesan saat proses kegiatan pembelajaran?
3. Apa tantangan yang dihadapi saat proses kegiatan pembelajaran?
4. Bagaimana cara mengatasi tantangan tersebut?
KURIKULUM MERDEKA
Nama Penyusun : NANDA ANJELIA Kelas / Semester : VIII/Ganjil
Satuan Pendidikan : SMP Negeri 12 Palangka Raya Alokasi Waktu : 3x40 Menit
A. Pengantar
ketika kalian diperhadapkan pada suatu pilihan, maka kalian akan memilih yang terbaik bagi diri
kalian seperti lebih pintar, lebih sukses, lebih bijaksana, lebih..., lebih..., dan seterusnya. Oleh sebab
itu, kalian memerlukan orang- orang yang lebih baik dari diri kalian sendiri. Dalam pembahasan
materi kali ini, kalian akan belajar ketelacanan hidup dari para tokoh gereja dan tokoh masyarakat.
B. Arti Keteladanan
Menurut KBBI, teladan adalah sesuatu yang patut ditiru atau baik untuk dicontoh (tentang
perbuatan, kelakuan, sifat, dan sebagainya), sedangkan keteladanan adalah hal yang dapat ditiru atau
dicontoh. Keteladanan merupakan sejumlah metode yang dapat mempersiapkan dan membentuk
anak secara moral, spiritual, dan sosial.
C. Mengenal Tokoh-tokoh Gereja
1. Martin Luther
Martin Luther adalah seorang tokoh reformasi gereja di Jerman. Ia dilahirkan pada 10
November 1483 di Eisleben, Thuringen, Jerman. Luther dibesarkan dari keluarga golongan
petani yang saleh petani, dimana ayahnya bernama Hans Luther dan ibunya bernama Margaretta.
Ciri-ciri anak petani itu tidak pernah lepas dari dirinya, baik secara lahiriah maupun rohani.
Gambar 6.1 Martin Luther
Pada tahun 1501, Luther memasuki Universitas Erfurt, suatu universitas terbaik di
Jerman. Adapun harapan orang tuanya menyekolahkan Luther pada sekolah ini, mereka
menginginkan agar anak mereka menjadi seorang aho hukum. Namun hal itu tidak berlangsung
lama, pada tanggal 2 Juni 1505. Luther memutuskan studinya untuk menjadi biarawan.
Pada 16 Juli 1505 Luther mulai memasuki biara di Erfurt dengan didukung oleh sahabat-
sahabatnya. Dalam biara ia berusaha mematuhi setiap aturan- aturan yang ada. Ia juga banyak
berpuasa dan berdoa, sehingga ia terlihat paling saleh dan rajin di antara semua biarawan.
Mengaku dosa di hadapan imam sekali seminggu, mengucapkan 27 kali Doa Bapa Kami dan
Ave Maria. membaca Alkitab dengan rajin dan teliti merupakan kegiatan yang dilakukan oleh
Luther untuk mencapai kepastian tentang keselamatannya.
Sebenarnya Luther mempunyai pergumulan yang berat, yaitu bagaimana memperoleh
seorang Allah yang berbelas kasih. Gereja mengajarkan bahwa Allah adalah seorang hakim yang
akan menghukum orang yang tidak benar dan melepaskan orang yang benar. Luther merasa
bahwa dirinya tidak mungkin. menjadi orang yang benar dan pasti mendapat hukuman dari
Allah. Ketika Luther menyelidiki Roma 1:16-17, ia menemukan bahwa kebenaran Allah itu
tidak lain adalah mau menerima orang-orang berdosa serta yang menyesali dosanya, tetapi Allah
akan menolak orang-orang yang menganggap dirinya benar. Melalui penemuannya ini akhirnya
Luther menulis: "Aku mulai sadar bahwa kebenaran Allah tidak lain daripada pemberian yang
dianugerahkan Allah kepada manusia untuk memberi hidup kekal kepadanya; dan pemberian
kebenaran itu harus disambut dengan iman. Inilah yang menyatakan kebenaran Allah itu, yakni
kebenaran yang diterima oleh manusia, bukan kebenaran yang harus dikerjakannya sendiri.
Dengan demikian, Tuhan yang penuh belas kasih itu membenarkan kita oleh anugerah dan iman
saja. Aku seakan-akan diperanakkan kembali dan pintu firdaus terbuka bagiku. Pandanganku
terhadap seluruh Alkitab berubah sama sekali karena mataku sudah celik sekarang." Luther
menyampaikan penemuannya itu di dalam kuliah-kuliahnya.
2. Hudson Taylor
Hudson Taylor dilahirkan pada tahun 1832
di Yorkshire, Inggris. Sejak masih kecil, ayahnya
James Taylor, telah menanamkan hati misi
kepadanya. Setiap hari ayahnya selalu
membacakan dan menjelaskan ayat-ayat Alkitab
kepada anaknya, bahkan ia menginginkan agar anaknya kelak menjadi seorang utusan Injil.
Usaha ini ternyata tidaklah sia-sia, sebelum berumur 5 tahun, Hudson kecil sudah
berkata, "Kalau saya dewasa, saya akan menjadi seorang utusan Injil dan pergi ke Tiongkok."
Keinginannya untuk melakukan misi penginjilan ke Tiongkok baru terwujud secara tidak
sengaja, ketika Hong Xiuquan yang juga seorang Kristen. Taylor mulai berlayar ke Tiongkok
pada bulan September 1853 dan tiba di Shanghai pada awal musim semi tahun 1854. Bagi
Taylor, Tiongkok dengan berbagai adat-istiadat masyarakatnya dan berbagai keunikan lainnya
merupakan tantangan tersendiri bagi Taylor.
Usaha untuk menyesuaikan diri dengan bahasa setempat sempat membuatnya sangat
tertekan, tetapi dengan iman dan kepercayaannya yang kuat kepada Tuhan ia berhasil
mengatasinya. Setahun setelah Taylor tiba di Tiongkok, ia segera melakukan perjalanan
penginjilan menelusuri pedalaman Tiongkok. Namun setibanya di pedalaman, keadaannya justru
berbeda. Mereka justru lebih tertarik pada cara berpakaian dan cara hidupnya, daripada kabar
yang ia bawakan. Keadaan ini membuat Taylor menyadari bahwa hanya ada satu cara untuk bisa
melakukan penginjilan di daerah ini, yaitu dengan mengikuti cara berpakaian serta kebudayaan
mereka.
Meskipun tidak mudah bagi Taylor untuk mengikuti tradisi orang Tiongkok, ia tetap
melakukannya juga. la rela mengucir rambutnya dan memotong rambut di bagian depan
kepalanya, ia juga rela mengubah cara berpakaiannya. Walaupun perubahan penampilan itu
sangat menyiksa dirinya, bahkan la dijadikan bahan lelucon oleh para misionaris lainnya, tetapi
perubahan itu justru menjadi ciri khususnya. Usaha ini ternyata tidaklah sia-sia karena dengan
penampilannya yang baru ini ia menjadi semakin mudah melakukan perjalanan penginjilan ke
seluruh Tiongkok. Perjalanan yang harus ditempuhnya bukanlah perjalanan mudah karena selain
menginjili, Taylor juga melakukan praktik pengobatan dan ia pun harus bersaing dengan tabib-
tabib local.
3. Mother Theresa
Bunda Teresa adalah seorang yang
memiliki hati melayani di antara orang miskin di
India. Bunda Theresa lahir di Skopje, Albania pada
26 Agustus 1910, Bunda Teresa adalah anak
bungsu dari Nikola dan Drane Bojaxhiu. la
memiliki dua saudara perempuan dan seorang
saudara lelaki. Sebagai seorang remaja, Gonxha bergabung dengan kelompok pemuda jemaat
setempat yang disebut Sodalitas. Melalui partisipasinya dalam berbagai kegiatan, Gonxha
menjadi tertarik pada hal-hal misionaris. Pada tanggal 28 November 1928, ia bergabung dengan
Institute of the Blessed Virgin Mary, yang juga dikenal sebagai Sisters of Loretto dan ia
mengikrarkan komitmennya kepada Tuhan. Namun kesehatannya memburuk dan ia menderita
TBC, sehingga ia tidak bisa lagi mengajar. Untuk memulihkan kesehatannya, ia dikirim ke
Darjeeling. Dalam kereta api yang tengah melaju menuju Darjeeling, Suster Teresa menerima
panggilan dari Tuhan, sebuah panggilan di antara banyak panggilan lain. Pada saat itu, ia
merasakan belas kasih bagi banyak jiwa, seperti halnya Kristus sendiri. Selama berbulan-bulan
ia mendapat penglihatan tentang bagaimana Kristus mengungkapkan kepedihan pada kaum
miskin yang ditolak.
2. Johannes Leimena
Dr. Johannes Leimena, lahir di Ambon, Maluku 6
Maret 1905. Leimena atau lebih dikenal sebagai Om Jo
merupakan salah satu tokoh pahlawan Indonesia.
Pemikiran dan tindakan beliau selama hidup telah
mencatatkan beberapa hal penting. Satu hal yang
bersejarah dari seorang Johannes Leimena adalah ketika
ia menjadi inisiator deklarasi Sumpah Pemuda tahun
1928. Arti peristiwa itu memperlihatkan bahwa ia lekat
dan kental dengan pemikiran kemudaaan dan kebangsaan. Gambar 6.5 Johannes Leimena
Kesejatian seorang pejabat pemerintahan suatu negara dilihat dari perilaku dan kebijakan
yang ditempuhnya semasa menjabat suatu posisi dalam negara dan pemerintah. Sejauh mana
penerimaan masyarakat luas terhadap perilaku dan kebijakannya memimpin menentukan kualitas
kenegarawanan seseorang.
Leimena dianugerahi predikat negarawan sejati, bukan saja karena ia tahu seluk beluk
memimpin satu negara melainkan didukung juga oleh karakter individu yang bersangkutan
sewaktu ia menjabat posisi pemimpin negara. Kenegarawanan Leimena dapat ditelusuri dari
gaya kepemimpinannya, perilaku hidup sehari-sehari, dan kepeduliannya dengan lingkungannya.
Kenegarawanan seorang Leimena bisa ditelusuri dari keikutsertaannya pada seluruh
kabinet masa pimpinan Presiden Soekarno. Johannes Leimena masuk ke dalam 18 kabinet yang
berbeda sejak Kabinet Sjahrir II tahun 1946. Mengenai keikutsertaannya pada berbagai kabinet
tersebut, Dr. Kyaw Than, seorang dosen dan teolog dari Myanmar, sebagai orang Burma di
perantauan, mengatakan, "DR. J. Leimena about whom in those days people say, goverments
may go, but Leimena stays on forever."
Selain mendapat pujian dari berbagai kalangan, Leimena tak lepas dari cemoohan orang
yang tak senang dengan keberhasilannya. Ada anggapan Om Jo adalah "bunglon" politik yang
selalu ganti warna atau seperti kata bersayap, "ke mana angin bertiup, ke sana condongnya".
Anggapan itu dengan sendirinya pupus karena Leimena sungguh punya kualitas dan
kemampuan. Leimena tidak menampik bahwa Soekamo adalah sahabatnya. Oleh karena
kedekatan dengan Bung Karno dan didukung oleh kemampuan intelektual yang mantap serta
pendukung lainnya, membuat Leimena memimpin bangsa ini.
Satu hal yang menopang diri Leimena sehingga terbentuk menjadi negarawan sejati
adalah karakternya yang tenang. Kata rustig, rustig, dan rustig sering ia sebutkan. "Tenang,
tenang, dan tenang!" la berbicara bagai air sungai mengalir. la disegani para perunding, baik dari
pihak Belanda maupun Jepang pada saat perjuangan kemerdekaan Indonesia.
Leimena pada masa muda tak menyangka telah terjun begitu jauh di bidang politik.
"Politik itu etika untuk melayani, bukan teknik untuk berkuasa," begitu sering ia ucapkan.
Maksud kalimat itu adalah menekankan pemahaman bahwa berpolitik adalah untuk melayani
sesama, bukan sebaliknya menguasai sesamanya.. Bidang politik sudah ditekuninya semasa
muda. Pendidikan politik yang dia jalani berbeda dari jalur yang biasa dijalani oleh orang muda
sekarang dan kaum muda masa orde baru.
Walaupun ia politisi Kristen, Leimena tetaplah menjadi seorang yang mampu
memposisikan dirinya dalam dinamika politik saat itu yang beragam macamnya. Ideologi
Kristen dapat dipertemukan dengan ideologi Pancasila yang menjadi pandangan hidup bangsa.
Karya dan pengaruh Leimena sungguh terasa bagi orang Kristen. la juga yang mempertemukan
nilai-nilai Pancasila dan iman Kristen.
Lampiran 3 : Glosarium
Tokoh Inspirasi