Menganalisis Pertimbangan Pemilihan Pembelajaran2
Menganalisis Pertimbangan Pemilihan Pembelajaran2
Menganalisis Pertimbangan Pemilihan Pembelajaran2
Secara umum beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dalam pemilihan media
pembelajaran, yaitu (Raharjo):
1. Harus ada kejelasan tentang maksud dan tujuan pemilihan media pembelajaran.
Apakah pemilihan media itu untuk pembelajaran, untuk informasi yang bersifat
umum, ataukah sekedar hiburan saja mengisi waktu kosong. Lebih khusus lagi,
apakah untuk pembelajaran kelompok atau individu dan apakah sasarannya siswa
masyarakat pedesaan ataukah masyarakat perkotaan.
2. Karakteristik Media Pembelajaran (familiaritas media), Setiap media pembelajaran
mempunyai karakteristik tertentu, baik dilihat dari keunggulannya, cara pembuatan
maupun cara penggunaannya.
3. Alternatif Pilihan, yaitu adanya sejumlah media yang dapat dibandingkan atau
dikompetisikan. Dengan demikian guru bisa menentukan pilihan media pembelajaran
mana yang akan dipilih, jika terdapat beberapa media yang dapat dibandingkan.
1. Rancangan pengajaran
3. Karakteristik mahasiswa
4. Kepraktisan media
Prinsip dalam pemilihan media atau learning material dalam buku Cantilon (2010)
menyebutnya dengan CREATE GUIDELINES yaitu:
1. C = Convenience
Media harus mudah didapatkan oleh mahasiswa, khususnya dalam pembelajaran mandiri.
Mudah yaitu sanggup membuat mahasiswa untuk belajar walaupun tanpa dosen.
Media mudah dibaca oleh mahasiswa: pastikan ukuran ruangan, jangan terlalu
overload atau terlalu banyak kata-kata, tetapkan gaya media dalam satu bentuk yang
sama sehingga bisa fokus pada isi.
Media mudah dipahami, pikirkan tingkatan mahasiswa, menyadari kebutuhan
mahasiswa.
Media yang dihadirkan juga membutuhkan kepekaan dari mahasiswa.
2. R = Relevance
Mahasiswa membutuhkan kesesuaian antara materi yang diajarkan dengan kurikulum yang
akan dicapai dan dapat dijelaskan secara mudah dengan media. Media untuk pembelajaran
orang dewasa harus menyediakan gaya pembelajaran yang berbeda. Sebagian mahasiswa
adalah pembelajaran secara visual dengan menyediakan gambar berwarna dan sesuai dengan
konten.
3. E = Evidence based
Pelayanan kesehatan berubah secara konstan dan ini merupakan tantangan untuk
memperbarui media atau learning material seiring dengan perubahan praktek bidang
kesehatan. Mengikuti evidencebased yang up to date dalam pengembangan profesionalisme
merupakan suatu keharusan bagi praktisi kesehatan.
5. T = Technology
Penggunaan teknologi oleh pembelajar dan pengajar pada tingkatan pendidikan kedokteran
dalam komunikasi dan penyediaan bahan-bahan pembelajaran baik kurikulum formal dan
informal terus meningkat. Wiki, blog atau diskusi lainnya dalam media yang berbeda untuk
berbagi dan bertukar pengetahuan agar lebih mendalam merupakan hal yang dinamis tanpa
harus menghadiri kelas. Contoh penggunaan teknologi: second life menyediakan kesempatan
untuk pengajar menciptakan virtual worplace environment menggali tindakan mahasiswa
tanpa melibatkan pasien, simulator, konsep pemetaan alat.
6. E = Educational impact
Hal ini berhubungan dengan kualitas dan isi dari media, kualitas media yang digunakan dapat
dilihat dari evaluasi pengajaran termasuk media atau material yang digunakan. Ketika
membuat suatu material baru sebaiknya diminta feedback tentang kegunaan dan keefektifan
material atau media yang digunakan. Fededback ini bisa didapat dari pasien jika di
keterampilan klinis, dari mahasiswa atau dari dosen lainnya.
Dalam memulai pembuatan suatu learning material atau media, ada beberapa pertanyaan
yang harus diperhatikan yaitu:
Siapakah pelajarnya? Mahasiswa undergraduate, junior atau senior postgraduate atau
para peserta Continuing Professional Development (CPD).
Apa hasil yang ingin dicapai? Pengetahuan, keterampilan, attitude, kesehatan atau
penyakit, kondisi yang lama atau emergensi.
Dimana penggunanaan media atau material ini? Kelas besar, kelompok kecil atau
setingan klinik.
Berbeda kondisi, penggunaan media pun berbeda, berikut adalah contoh media yang
digunakan dalam perkuliahan yaitu:
1) interaktif whiteboard,
2) web based activity.
3) interaktif power point,
4) video clips
1) handout,
2) power poin,
3) skenario
4) film
5) data animasi
Pada setingan klinik dapat digunakan pasien simulasi, bangsal atau teater serta setingan
masyarakat. Dalam self-directed learning (SDL) dapat digunakan podcast, web resource,
VLE, second life.
untuk memilih media yang tepat dalam pembelajaran, pengajar perlu mempertimbangkan
lebih detil dari sisi media dan dari sisi pengguna.
Pengajar perlu mengetahui kualitas isi/materi pembelajaran yang akan digunakan dan
memastikan bahwa:
a. Isinya berkualitas
1) Kedalaman materi yang disampaikan tepat dan sesuai perkembangan pengetahuan serta
kemampuan kognitif, psikomotorik dan afektif peserta didik
2) Kesesuaian materi dengan tujuan pembelajaran
3) Bahasa yang digunakan mudah dipahami serta tidak membuat makna yang berbeda dari
materi yang disampaikan.
b. Kualitas media secara teknis baikdan tepat untuk pembelajaran yang diselenggarakan
1) Mudah digunakan
5) Biaya untuk menggunakan media tersebut terjangkau, serta sesuai dengan pengalaman
belajar yang diharapkan.
Dalam proses pembelajaran di kelas, pertimbangan dilakukan baik pada peserta didik maupun
pengajar.
a. Dari sisi peserta didik, pengajar perlu mempertimbangkan beberapa hal berikut ini.
2) Keiapan belajar
3) Situasi dan kondisi peserta didik, fisiknya ketika menggunakan media tersebut. Misalnya
apakah cocok media digunakan setelah peserta didik melakukan aktifitas olah raga,
berkeringat dan kelelahan.
5) Motivasi belajar
Daftar Pustaka
Maiti, & Bidinger. (1981). Sumber Belajar. Journal of Chemical Information and Modeling,
53(9), 1689–1699.
Miftah, M., & Nur Rokhman. (2022). Kriteria pemilihan dan prinsip pemanfaatan media
pembelajaran berbasis TIK sesuai kebutuhan peserta didik. Educenter : Jurnal Ilmiah
Pendidikan, 1(4), 412–420.
Rika Lisiswanti, O. S., & Indri Windarti. (2015). Peranan Media dalam Pembelajaran
Matematika SLTP. Jurnal Kesehatan, 6(1), 102–105.