LAPORAN PRAKTIKUM
ILMU TANAH
DISUSUN OLEH :
Nama : Latifah Dita Cahyani
NIM : H0820067
Kelompok : 76
PROGRAM STUDI ILMU TANAH
FAKULTAS PERTANIAN UNS
SURAKARTA
2020
HALAMAN PENGESAHAN
Laporan Praktikum Ilmu Tanah ini disusun untuk melengkapi tugas mata
kuliah Ilmu Tanah dan telah diterima, disetujui dan disahkan oleh Dosen dan Co-
Assisten Mata Kuliah Ilmu Tanah pada:
Hari :
Tanggal :
Disusun oleh :
Nama : Latifah Dita Cahyani
NIM : H0820067
Kelompok : 76
Mengetahui,
Menyetujui,
Dosen Koordinator Praktikum Co-Assisten
Ilmu Tanah
Dwi Priyo Ariyanto S.P.,M.Sc.,Ph.D Nafila Adinda Putri
NIP. 197901152005011001 NIM. H0219070
Laporan Praktikum Ilmu Tanah 2020
VIDEO 3
A. Hasil Pengamatan
1. Penyidikan Profil Tanah
Gambar 1.1 Gambar Profil Tanah
Tabel 1.1 Deskripsi Umum Profil Tanah
N Lapisan
Parameter
o 1 2 3 4 5
1 Metode TR TR TR TR TR
Observasi (Trench) (Trench) (Trench) (Trench) (Trench)
2 Jeluk 0-23 cm 23-40 cm 40-65 cm 65-85 cm 85-110
3 Horison
a. Batas D(diffuse) D(diffuse) D (diffuse) D(diffuse) -
b.Topografi W (Wavy) W (Wavy) W (Wavy) W (Wavy) -
Perakaran
a. Ukuran C M M F (Fine) -
(Coarse) (Medium) (Medium)
4
b. Jumlah 2 (5 3 (≥5 per 1 (0,2
3 (≥5 per sampai < 5 satuan sampai <1 -
satuan per satuan luas) per satuan
luas) luas) luas)
Sumber: Boardlist
2. Pengamatan Sifat Fisika Tanah
Tabel 1.2 Pengamatan Sifat Fisika Tanah
N Lapisan
Parameter
o 1 2 3 4 5
1. Tekstur CL CL SL CL L
2. Struktur
a. Tipe Angularb Angularbl Angularbl Angularbl Angularb
locky ocky ocky ocky loky
b. Ukuran VF F F F F
c. Derajat 1 1 1 2 2
3. Konsistensi Lembab Lembab Lembab Lembab Lembab
gembur gembur gembur gembur gembur
4. Warna Brown 5 Strong Dark Dark Strong
YR 4/4 Brown 5 Yellowish Yellowish Brown 5
YR 4/6 Brown 7,5 Brown 7,5 YR 4/6
YR 4/6 YR 4/6
5. Penetrasi
a. Vertikal 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5
b.Horizontal 0,75 1 1,25 2 1,5
Sumber : Boardlist
3. Pengamatan Sifat Kimia Tanah
Gambar 1.2 Pengamatan Sifat Kimia Tanah
Tabel 1.3 Pengamatan Sifat Kimia Tanah
Lapisan
No. Parameter
1 2 3 4 5
1. Redoks O2 O1/R1 O1/R1 O1/R1 R3
2. Kadar
a. Bahan ++++ +++ +++ ++ +
Organik
b. Kapur ++ ++ + ++ +
3. Konsentrasi
a. Jenis Konkresi Konkresi Konkresi Konkresi Konkresi
b. Ukuran M M M M M
(Medium (Medium (Medium (Medium (Medium
) ) ) ) )
c. Macam Mn Mn Mn Mn Mn
(Bermang (Berman (Berman (Berman (Berman
an) gan) gan) gan) gan)
4. pH
a. B.
H2O 5 5 5 5 5
b. KCl 5 5 5 5 5
Sumber : Boadlist
B. Pembahasan
1. Penyidikan profil tanah
Profil tanah adalah permukaan tanah yang melintang yang terdiri
dari lapisan tanah dan lapisan bahan induk. Profil tanah juga terdapat solum,
yaitu bagian dari profil tanah yang terbentuk sebagai akibat dari proses
pembentukan tanah. Profil tanah yang berkembang biasanya akan memiliki
horizon-horizon tanah. Menurut Utomo (2016), profil tanah adalah
penampang vertikal tanah yang terdiri dari lapisan tanah sampai bahan
induk (solum). Solum tanah adalah bagian dari profil tanah yang terbentuk
akibat proses pembentukan tanah.
Profil tanah terdiri atas horizon-horizon tanah yang tersusun dari atas
ke bawah. Horizon tanah terdiri atas horizon O, A, B, C, dan D atau R (bad
rock). Horizon yang menyusun solum tanah hanya terdiri atas horizon A dan
B. Menurut Utomo (2016), pembentukan lapisan atau perkembangan
horizon dapat membangun tubuh alam yang disebut tanah. Tiap tanah
dicirikan oleh susunan tertentu horizon. Secara umum dapat disebutkan
bahwa setiap profil tanah terdiri atas dua atau lebih horizon utama. Tiap
horizon dapat dibedakan berdasarkan warna, tekstur, struktur dan sifat
morfologis lainnya.
Tanah terdiri dari beberapa lapisan yang memiliki karakteristik
masing-masing. Karakteristik yang ada pada tanah dapat diketahui dengan
melihat ciri-ciri tanah baik dengan melihat, meraba, atau dengan diberi
cairan tertetu. Kegiatan tersebut disebut juga degan penyidikan profil tanah,
ini merupakan hal yang penting untuk mengetahui karakteristik tanah.
Menurut Handayani dan Karnilawati (2018), pengamatan profil tanah
dilakukan untuk mendapatkan data sifat-sifat morfologi tanah secara
lengkap. Karakteristik morfologi lahan lainnya yang diamati seperti
kelerengan, drainase permukaan, vegetasi, batuan permukaan dan
sebagainya.
Praktikum Dasar-Dasar Ilmu Tanah dilaksanakan dengan
mengamati sebuah video pengamatan profil tanah. Profil tanah yang diamati
memiliki lima lapisan yaitu lapisan 1, lapisan 2, lapisan 3, lapisan 4, dan
lapisan 5. Metode observasi yang digunakan pada setiap lapisan sama yaitu
TR (Trench) atau parit, dimana untuk untuk mengamati profil tanah dibuat
dengan ukuran >1 x 2. Setiap lapisan memiliki jeluk atau kedalaman yang
berbeda. Lapisan 1 memiliki jeluk 0-23 cm dengan ketegasan batas horizon
baur (Diffuse) dan topografi batas horizon berombak (Wavy) yaitu
berbentuk kantung melebar. Lapisan 1 memiliki ukuran perakaran kasar
(Coarse) yaitu 5 sampai < 10 mm dengan jumlah akar banyak (3), yaitu ≥5
per satuan luas. Lapisan 2 memiliki jeluk 23-40 cm dengan ketegasan batas
horison baur (Diffuse) dan topografi batas horison berombak (Wavy).
Lapisan 2 memiliki ukuran perakaran sedang (Medium) yang memiliki
ukuran 2 sampai < 5 mm dan jumlah akar biasa dengan kode (2) yaitu
dengan jumlah 1 sampai < 5 per satuan luas. Lapisan 3 memiliki jeluk 40-
65 cm dengan ketegasan batas horison baur (Diffusi) dan topografi batas
horison berombak (Wavy). Lapisan 3 memiliki ukuran perakaran sedang
(Medium) dan dengan jumlah akar banyak dengan kode (3) yang memiliki
jumlah akar (≥5 per satuan luas. Lapisan 4 memiliki jeluk 65-85 cm dengan
ketegasan batas horison baur (Diffuse) dan topografi batas horison
berombak (Wavy). Lapisan 4 memiliki ukuran perakaran halus (Fine)
dengan ukuran 1 sampai 2 mm dan memiliki jumlah akar sedikit dengan
kode (1) yang memiliki jumlah 0,2 sampai < 1 per satuan luas. Lapisan 5
memiliki jeluk 85-110 cm, pada lapisan 5 ini tidak terdapat batas horison
dan perakaran karena itu hanya terdapat antara satu lapisan dengan lapisan
lain.
2. Pengamatan sifat fisika tanah
Pengamatan sifat fisika tanah dapat dilakukan di lapangan ataupun di
laboratorium. Sifat fisika tanah umumnya dapat diamati secara langsung
dengan bantuan alat yang sederhana. Pengamatan di laboratorium jarang
dilakukan, hanya untuk keperluan yang membutuhkan alat yang lebih
komleks saja. Menurut Al-Hadi et al., (2012), analisis beberapa sifat fisika
tanah dilaboratorium meliputi; 1) Permeabilitas dengan metode tinggi
permukaan air konstan, 2) Bobot isi dengan metode gravimetri, 3) Kadar air
dengan metode oven, 4) Porositas dengan metode penjenuhan, 5) Plastisitas
dengan metode casagrande.
Sifat fisik tanah adalah sifat yang berhubungan degan bentuk tanah
pada kenyataan, seperti tekstur, struktur, konsistensi, warna, dan
konsentrasi tanah. Tujuan diamatinya sifat fisik tanah adalah untuk
mengetahui keadaan fisik tanah di lapangan sehingga dapat ditentukan
tanaman yang sesuai. Menurut Jambak et al., (2017), sifat-sifat fisik tanah
meliputi tekstur, bahan organik, stabilitas agregat, air tersedia, pergerakan
air tanah, makrofauna tanah, dan makroporositas tanah pada lahan
pengolahan tanah konservasi lebih tinggi dibandingkan dengan lahan
pengolahan tanah intensif setelah diolah selama ± 15 tahun.
Tanah memiliki sifat fisika yang berbeda-beda di setiap lapisannya.
Setiap lapisan memiliki karakteristik yang berbeda dan memiliki kesuburan
yang berbeda. Menurut Margolang et al., (2015), hasil penelitian
menunjukkan bahwa penerapan sistem pertanian organik mampu
memperbaiki karekteristik sifat fisik dan biologi tanah, tetapi belum mampu
memperbaiki sifat kimia tanah. Karakteristik sifat fisik tanah yang mampu
diperbaiki dengan penerapan sistem pertanian organik yaitu warna tanah
menjadi kehitaman, menurunkan bulk density tanah, meningkatkan total
ruang pori tanah, dan meningkatkan permeabilitas tanah dari kriteria
Berdasarakan pengamatan yang dilakukan dapat diketahui tekstur,
struktur, konsistensi, warna, dan penetrasi. Lapisan 1,2, dan 4 memiliki
tekstur geluh lempungan (CL), yaitu tanah yang memiliki rasa agak kasar,
membentuk bola agak teguh (kering), membentuk gulungan jika dipirid
tetapi mudah hancur, serta melekat sedang. Lapisan 3 memiliki tekstur geluh
pasiran (SL) yaitu tanah yang memiliki ciri agak kasar, membentuk bola
agak keras tetapi mudah hancur, serta melekat. Laisan 5 memiliki tekstur
geluh (L) yaitu memiliki ciri tidak kasar dan tidak licin, membentuk bola
teguh, dapat sedikit digulung dengan permukaan mengkilat, serta melekat.
Lapisan 1, 2, 3, 4, dan 5 memiliki tipe struktur gumpal menyudut atau
Angularblocky (ABK) dengan ciri berbidang banyak, bidang muka saling
berpotongan membentuk sudut lancip. Lapisan memiliki ukuran Very Fine
(VF) yaitu dengan ukuran sangan halus. Lapisan 2, 3, 4, dan 5 memiliiki
ukuran Fine (F) yaitu memiliki ukuran yang halus. Lapisan 1,2, 3, 4, dan 5
memiliki konsistensi lembab gembur, yaitu tanah dapat hancur dengan
sedikit tekanan antara ibu jari dan telujuk. Warna pada lapisan 1 adalah
brown yang berada pada 5 yr 4/4. Lapisan 2 berwarna strong brown yang
ada pada 5 yr 4/6. Lapisan 3 dan 4 berwarna dark yellowish brown berada
pada 7,5 yr 4/6. Lapisan 5 berwarna strong brown pada 5 yr 4/6. Profil tanah
yang diamati memiliki penetrasi vertikal 0,5 dan memiliki penetrasi
horizotal 0,75 di lapisan 1, 1 di lapisan 2, 1,25 di lapisan 3, 2 di lapisan 4,
dan 1,5 di lapisan 5.
3. Pengamatan sifat kimia tanah
Sifat kimia tanah dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, yang paling
mempengaruhi adalah proses pengelolaaan lahan pertanian. Pemberian
bahan-bahan kimia dalam pengelolaan lahan dapat memberikan perubahan
sifat kimia tanah. Menurut Khairuna et al., (2015), hasil penelitian
menunjukkan pH tanah tanpa mikoriza, dosis kompos dapat meningkatkan
pH tanah, dimana pH tanah tertinggi dijumpai pada dosis kompos 75 g pot-
1. Hal ini menunjukkan bahwa kompos mampu memperbaiki sifat kimia
tanah seperti pH. Adanya penambahan OH- dan kation organik dari kompos
sehingga dapat meningkatkan pH tanah. Selain itu terjadinya proses
mineralisasi dari kompos sehingga akan melepaskan mineralnya berupa
kation-kation basa.
Sifat kimia tanah merupakan sifat-sifat pada tanah yang dapat
diketahui dengan memberikan cairan tertentu pada tanah. Sifat kimia tanah
dapat berupa pH, kadar kapur dan bahan organik, dan konsentrasi. Menurut
Rahmah et al., (2014), sifat kimia tanah yang meliputi pH tanah, unsur hara
karbon (C-organik), Nitrogen (N-total), Fosfor (P-tersedia), (K-total),
Kapasitas Tukar Kation (KTK) dan biomassa seresah yang diperoleh dari
analisis di laboratorium.
Pengamatan sifat kimia tanah dapat menjadi indikator dalam
menentukan tingkat kemampuan tanah dalam proses produksi hasil
pertanian dan dapat digunakan menjadi acuan dalam pemilihan atau pola
pemupukan. Menurut Putri et al., (2019), sampai saat ini belum ada kajian
mengenai kondisi kimia tanah di berbagai penggunaan lahan di dalam UB
Forest. Untuk itu perlu dilakukan penelitian mengenai sifat kimia tanah agar
dapat digunakan sebagai acuan dalam melakukan pengelolaan lahan, baik
dalam budidaya maupun konservasi di UB Forest. Berdasarkan uraian
tersebut dapat dietahui bahwa pengamatan sifat kimia tanah akan sangat
berpengaruh dalam pengelolaan lahan.
Sifat kimia tanah yang diamati dalam vidio adalah redoks, pH tanah,
kadar kapur dan bahan organik, serta konsentrasi. Redoks terdiri dari aerasi
dan drainase yang dilakukan dengan metode reaksi reduksi dan oksidasai
pada tanah. Lapisan 1 memiliki redoks baik (O2) dengan kriteria hanya
timbul warna merah nyata. Lapisan 2, 3, dan 4 memiliki redoks sedang (O1
atau R1) dengan kriteria timbul warna merah nyata disertai biru nyata.
Lapisan 5 memiliki redoks sangat buruk (R3) dengan kriteria hanya timbul
warna biru nyata. Pengukuran pH tanah dilakukan dengan pemberian cairan
H2O dan KCl. Pemberian cairan H2O digunakan untuk menghitung pH
mutlak dengan memperoleh hasil pH tanah 5 di semua lapisan yang artinya
tanah masam kuat. Pemberian KCl digunakan untuk menghitung pH
potensial dengan memperoleh hasil 5 pada semua lapisan yang artinya tanah
termasuk kelas reaksi tanah masam kuat. Kadar bahan organik adalah
komponen pokok dalam tanah karena sebagai sumber kesuburan tanah.
Lapisan 1 memiliki kadar BO sangat banyak (++++) yang ditandai dengan
adanya buih yang membentuk busa tebal. Lapisan 2 dan 3 memiliki
kandungan BO banyak (+++) dengan ditandai adanya buih yang membentuk
busa tipis. Lapisan 4 memiliki kandungan BO sedikit (++) dengan ditandai
adanya buih-buih yang nampak. Lapisan 5 memiliki kandungan BO sangat
sedikit (+) dengan ditandai adanya beberapa buih yang muncul. Kandungan
kapur pada tanah juga dapat digunakan untuk menentukan kesuburan tanah.
Lapisan 1, 2, dan 4 memiliki kandungan kapur sedikit (++) dengan adanya
buih-buih yang nampak. Lapisan 3 dan 5 memiliki kandungan kapur sangat
sedikit (+) ditandai dengan hanya ada beberapa buih yang muncul. Tanah
yang diamati memiliki jenis konkresi yaitu konsentrasi bahan bersimetri
banyak di bagian dalamnya yang menyelimuti suatu titik, garis, atau dataran.
Ukuran konsentrasi tanah adalah sedang atau medium (M) dengan ukuran 2
sampai < 20 mm. Macam konsentrasi pada tanah adalah bermangan (Mn)
yang berupa mangan apabila berupa campuran.
C. Penutup
1. Kesimpulan
Kesimpulan yang saya dapat dari praktikum ini adalah sebagai berikut :
a. Tanah memiliki 5 lapisan yaitu lapisan 1, 2, 3, 4, dan 5.
b. Tekstur tanah pada lapisan 1, 2, dan 4 adalah geluh lempungan, lapisan
3 adalah geluh pasiran, dan lapisan 5 adalah geluh.
c. Tanah memiliki batas horison baur (Diffuse) dan topografi batas
horizon berombak (Wavy).
d. Tanah yang diteliti memiliki konsistensi lembab yang gembur.
e. Warna pada tanah yang diamati meliputi brown 5 yr 4/4, strong brown
5 yr 4/6, dark yellowish brown 7,5 yr 4/6, dan 7,5 yr 4/6 strong brown
5 yr 4/6.
f. Tanah yang diamati mengandung bahan organik dan kapur yang
berbeda di setiap lapisan.
g. Tanah yang dimati memiliki pH H2O dan KCl 5 yang artinya tanah
masam kuat.
h. Konsentrasi pada tanah yang diamati memiliki jenis konkresi, berukuran
medium dan bermangan (Mn).
2. Saran
Saran untuk praktikum Dasar-Dasar Ilmu Tanah selanjutnya
sebaiknya dilakukan secara offline agar praktikan lebih memahami.
Semoga keadaan memungkinkan untuk dilaksanakan offline seperti
sebelumnya. Sebaiknya co-assisten lebih interaktif dalam memberikan
penjelasan sehingga praktikan lebih memahami. Dilaksanakannya
praktikum Dasar-Dasar Ilmu Tanah secara online memang meyulitkan
dalam pelaksanaannya karena tidak begitu memahami.
DAFTAR PUSTAKA
Al-Hadi, B., Yunus, Y., Idkham, M. 2012. Analisis Sifat Fisika Tanah Akibat
Lintasan Dan Bajak Traktor Roda Empat. Jurnal Manajemen Sumberdaya
Lahan 1(1) : 43-53
Handayani, S., Karnilawati. 2018. Karakterisasi dan Klasifikasi Tanah Ultisol di
Kecamatan Indrajaya Kabupaten Pidie. Jurnal Ilmiah Pertanian 14 (2) : 1-8
Jambak, M. K. F., Baskoro, D. P. T., Wahjunie, E. D. 2017. Karakteristik Sifat Fisik
Tanah pada Sistem Pengolahan Tanah Konservasi (Studi Kasus: Kebun
Percobaan Cikabayan). Jurnal Buletin Tanah dan Lahan 1 (1) : 44-50.
Khairuna, Syafruddin, Marlina. 2015. Pengaruh Fungi Mikoriza Arbuskular dan
Kompos Pada Tanaman Kedelai Terhadap Sifat Kimia Tanah. Jurnal
Floratek 10 : 1-9.
Margolang, R. D., Jamilah, Sembiring, M. 2015. Karakteristik Beberapa Sifat Fisik,
Kimia, dan Biologi Tanah pada Sistem Pertanian Organik. Jurnal Online
Agroekoteaknologi 3 (2) : 717-723.
Putri, O. H., Utami, S. R., Kurniawan. S. 2019. Sifat Kimia Tanah pada Berbagai
Penggunaan Lahan Di Ub Forest. Jurnal Tanah dan Sumberdaya Lahan 6 (1)
: 1075-1081.
Rahmah, S., Yusran, Umar, H. 2014. Sifat Kimia Tanah pada Berbagai Tipe
Penggunaan Lahan di Desa Bobo Kecamatan Palolo Kabupaten Sig. Jurnal
Warta Rimba 2 (7) : 88-95.
Utomo, D. H., 2016. Morfologi Profil Tanah Vertisol Di Kecamatan Kraton,
Kabupaten Pasuruan. Jurnal Pendidikan Geografi 21 (2) :47-57.
Utomo, M., 2016. Ilmu Tanah Dasar-dasar dan Pengelolaan. Jakarta : PT Aditya
Andrebina Agung.
LAMPIRAN