SATUAN ACARA PEMBELAJARAN (SAP)
GASTRITIS
DISUSUN OLEH:
TUNGGA DEWI
PROGRAM PROFESI NERS
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PERTAMEDIKA
JAKARTA
2021
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PERTAMEDIKA
(STIKes PERTAMEDIKA)
TUNGGA DEWI
Program Profesi SI Keperawatan
SATUAN ACARA PEMBELAJARAN
Diagnosa Keperawatan : Resiko ketidak efektifan pemeliharaan kesehatan
Topik : Gastritis
Pokok Bahasan : Perawatan pasien dengan gastritis
Sasaran : Tn R
Hari/Tanggal : 5/4/2021
Waktu : 30 Menit
Tempat : Tn M
A. Tujuan Instruksional Umum
Setelah dilakukan pendidikan kesehatan selama ± 30 menit, Tn M mampu memahami dan
mengerti tentang penyakit gastritis serta mengontrolnya.
B. Tujuan Instruksional Khusus
Adapun tujuan khusus yang ingin dicapai setelah pembelajaran ini antara lain:
1. Kognitif:
Tn M mampu menyebutkan pengertian, penyebab, tanda dan gejala, akibat (komplikasi),
cara perawatan penanganan dengan gastritis serta mendemonstrasikan cara penanganan
Teknik relaksasi untuk penderita gastritis.
2. Afektif
Tn M memahami bahwa penyakit gastritis dapat dikontrol.
3. Psikomotor
Adanya perubahan perilaku pada pasien Tn M, setelah diberikan penyuluhan kesehatan
mengenai penanganan gastritis mampu menunjukkan makanan yang dianjurkan dan tidak
dianjurkan.
C. Materi
1. Mampu menyebutkan pengertian gastritis.
2. Mampu menyebutkan penyebab gastritis.
3. Mampu menyebutkan tanda dan gejala gastritis.
4. Mampu menyebutkan komplikasi diabetes gastritis.
5. Mampu menyebutkan cara penanganan gastritis dirumah.
D. Strategi Penyampaian
1. Metode
Metode yang digunakan dalam kegiatan penyuluhan kesehatan dengan sub topic gastritis
antara lain:
a. Ceramah
Metode ini digunakan sebagai pengantar untuk memberikan penekanan pengertian
gastritis dan cara penanganannya.
b. Stimulasi
Stimulasi digunakan bila penyuluh menjelaskan tentang penyakit gastritis sehingga
klien dapat mengerti dengan jelas.
c. Tanya Jawab
Metode ini digunakan baik pada saat dilangsungkannya penyuluhan atau pada saat
diakhirinya penyuluhan yang memungkinkan klien mengemukakan hal-hal yang
belum dimengerti.
E. Media danAlat
1. Leaflet tentang gastritis.
2. Media contoh makanan yang dianjurkan dan yang dihindari.
F. Penataan Strategi Pengorganisasian
Keterangan:
= Penyaji
= Keluarga
G. Penetapan Strategi Pengorganisasian
Materi gastritis Terlampir
H. Kegiatan Pembelajaran Kesehatan Evaluasi
Alat dan
No Kegiatan Pembelajaran Kegiatan Klien Bahan Waktu
yang
digunakan
1 Pendahuluan 5 menit
a. Perkenalan a. Menjawab
Mengucapkan salam, salam,
memperkenalkan diri, mendengarkan
b. Menyimak
b. Tujuan c. Menyimak
Menjelaskan tujuan umum
dan tujuan khusus.
c. Kontrak waktu
Memberitahu waktu yang
akan digunakan dan strategi
pelaksanaan.
2 Kegiatan Inti 15 Menit
TUK 1 Klien menyimak Leaflet
a. Pengertian gastritis
b. Penyebab gastritis
c. Tanda dan gejala gastritis
TUK 2
a. Komplikasi gastritis
TUK 3
a. Cara penanganan pasien
dengan gastritis
3 Penutupan 10 Menit
a. Tanya jawab dengan a. Diharapkan
memberikan kesempatan peserta
kepada peserta untuk maubertanya
bertanya tentang materi yang tentang materi
belum dimengerti. yang belum
b. Evaluasi dengan mengajukan dimengerti.
pertanyaan secara lisan. b. Menjawab
pertanyaan
yang
diberikan
penyuluh.
c. Mengucapkan salam Menjawab salam
I. Evaluasi
1. Prosedur : Setelah proses penyuluhan kesehatan
2. Waktu : 5 Menit
Pasien mampu menyebutkan :
1. Apa yang anda tahu tentang pengertian gastritis?
2. Apa yang anda tahu tentang penyebab gastritis?
3. Apa yang anda tahu tentang tanda dan gejala dari gastritis?
4. Apa yang anda tahu tentang komplikasi gastritis?
5. Bagaimana pencegahan dan cara merawat gastritis?
Keluarga mampu menunjukkan makanan yang dianjurkan dan tidak dianjurkan.
A. Konsep Dasar Medis
1. Pengertian
Gastritis akut erosif adalah suatu peradangan permukaan mukosa
lambung yang akut dengan kerusaan-kerusakan erosi. Disebabkan oleh
kuman-kuman (misalnya pada pneumonia), virus ( influensa, variola,
morbili dan lain-lain) atau karena makanan-minuman (bahan-bahan kimia,
arsen, plumbum, obat-obat yang mengndung salisilat, asam-basa kuat,
KMnO4 dan lain-lain). Terjadinya radang difus di mukosa lambung,
dengan erosi-eosi yang mungkin berdarah. Sering kali nyeri epigastrium
tiba-tiba dan hematemesis. Disebut erosif akibat kerusakan yang terjadi
tidak lebih dalam dari pada mukosa muskularis. Suatu peradangan
permukaan mukosa lambung yang akut dengan kerusakan erosi. Erosif
karena perlukaan hanya pada bagian mukosa. bentuk berat dari gastritis ini
adalah gastritis erosive atau gastritis hemoragik. Perdarahan mukosa
lambung dalam berbagai derajad dan terjadi erosi yang berarti hilangnya
kontinuitas mukosa lambung pada beberapa tempat. Penyakit ini dijumpai
di klinik, sebagai akibat samping pemakaian obat, sebagai penyakit-
penyakit lain atau karena sebab yang tidak diketahui. Perjalanan
penyakitnya biasanya ringan, walaupun demikian kadang-kadang
menyebabkan kedaruratan medis, yakni perdarahan saluran cerna bagian
atas. Penderita gastritis akut erosif yang tidak mengalami perdarahan sering
7
diagnosisnya tidak tercapai. Untuk menegakkan diagnosa tersebut
diperlukan pemeriksaan khusus yang sering dirasakan tidaka sesuai dengan
keluhan penderita yang ringan saja.(Asmadi,2008)
2. Etiologi
Gastritis akut erosif dapat timbul tanpa diketahui sebabnya. Penyebab yang
sering dijumpai ialah :
a. Obat analgesik-antiinflamasi, terutama aspirin. Aspirin dalam dosis
rendah sudah dapat menyebabkan erosi mukosa lambung.
b. Bahan kimia misalnya lisol
c. Merokok
d. Alkohol
e. Stres fisis yang disebabkan oleh luka bakar, sepsis, trauma,
pembedahan,gagal pernafasan, gagal ginjal, kerusakan susunan saraf
pusat.
f. Refluks usus lambung
g. Endotoksin .(Asmadi,2008)
8
3. Anatomi Fisiologi
Gambar 1. Anatomi Fisiologi
Lambung
Merupakan organ otot berongga yang besar dan berbentuk seperti kandang
keledai.
Terdiri dari 3 bagian, yaitu :
a. Kardia.
b. Fundus.
c. Antrum.
9
Makanan masuk ke dalam lambung dari kerongkongan melalui otot
berbentuk cincin (sfinter), yang bisa membuka dan menutup. Dalam
keadaan normal, sfinter menghalangi masuknya kembali isi lambung ke
dalam kerongkongan.
Lambung berfungsi sebagai gudang makanan, yang berkontraksi secara
ritmik untuk mencampur makanan dengan enzim-enzim. Sel-sel yang
melapisi lambung menghasilkan 3 zat penting :
a. Lendir
Lendir melindungi sel-sel lambung dari kerusakan oleh asam lambung.
Setiap kelainan pada lapisan lendir ini, bisa menyebabkan kerusakan
yang mengarah kepada terbentuknya tukak lambung.
b. Asam klorida (HCl)
Asam klorida menciptakan suasana yang sangat asam, yang diperlukan
oleh pepsin guna memecah protein. Keasaman lambung yang tinggi
juga berperan sebagai penghalang terhadap infeksi dengan cara
membunuh berbagai bakteri.
c. Prekursor pepsin (enzim yang memecahkan protein) .(Asmadi,2008)
10
4. Patofisologi
Price, 2008.
11
5. Tanda dan Gejala
Gambaran klinis gastritis akut erosif sangat bervariasi, mulai dari yang
sangat ringan asimptomatik sampai sangat berat yang dapat membawa
kematian. Manifestasi tersebut adalah:
a. Muntah darah
b. Nyeri epigastrium
c. Neusa dan rasa ingin vomitus
d. Nyeri tekan yang ringan pada epigastrium Pada pemeriksaan fisik
biasanya tidak ditemukan kelainan, kecuali mereka yang mengalami
perdarahan hebat hingga menimbulkan gangguan hemodinamik yang
nyata seperti hipotensi, pucat, keringat dingin, takikardi sampai
gangguan kesadaran.(Asmadi,2008)
6. Pemeriksaan Diagnostik
a. Endoskopi, khususnya gastroduodenoskopi. Hasil pemeriksaan akan
ditemukan gambaran mukosa sembab, merah, mudah berdarah atau
terdapat perdarahan spontan, erosi mukosa yang bervariasi.
b. Histopatologi.
Pada pemeriksaan histoptologi kerusakan mukosa karena erosi tidak
pernah melewati mukosa muskularis. Ciri khas gastritis erosif ialah
sembuh sempurna dan terjadi dalam waktu yang relatif singkat. Oleh
karena itu pemeriksaan endoskopi , sebaiknya dilakukan seawal
mungkin.
12
c. Radiologi dengan kontras ganda, meskipun kadang dilakukan tapi tidak
maksimal
d. Laboraturium
Pemeriksaan laboratorium tidak terlalu spesifik untuk penderita gastritis,
tetapi dapat dilakukan untuk melihat adanya anemia bila terjadi
perdarahan. Batas serum gastrin biasanya menurun atau normal. Serum
vitamin B 12 dapat dikaji untuk melihat kekurangan vitamin B 12.
(Asmadi,2008)
7. Penatalaksaan Medis
a. Istirahat baring
b. Diet makanan cair, setelah hari ketiga boleh makan makanan lunak.
Hindari bahan-bahan yang merangsang.
c. Bila mual muntah, dapat diberikan antiemetik seperti dimenhidrinat 50
– 100 mg per-os atau klorpromazin 10-20 mg per-os. Bila disebabkan
oleh kuman-kuman, berikan antibiotika yang sesuai.
d. Bila nyeri tidak hilang denga antasida, berikan oksitosin tablet 15
menit sebelum makan.
e. Berikan obat antikolinergik bila asam lambung
berlebihan. (Asmadi,2008)
8. Komplikasi
13
Komplikasi yang penting adalah :
13
a. Perdarahan saluran cerna bagian atas yang merupakan kedaruratan
medis. Kadang-kadang perdarahannya cukup banyak sehingga
dapat menyebabkan kematian.
b. Terjadinya ulkus, kalau prosesnya hebat.
c. Jarang terjadi perforasi.(Asmadi,2008)
B. Konsep Dasar Keperawatan
1. Pengkajian
a. Data biografi di dapat melalui wawancara meliputi identitas pasien (umur
,jenis kelamin) dan penanggung jawab, pengumpulan data seperti
keluhan utama yang dirasakan pasien, pola makan (diet), perokok,
alkoholik, minum kopi, penggunaan obat-obatan tertentu.
b. Riwayat kesehatan meliputi riwayat kesehatan keluarga adanya penyakit
keturunan atau tidak, riwayat penyakit sekarang riwayat penyakit yang
dialami saat ini adanya alergi obat atau makanan.
c. Riwayat penyakit dahulu meliputi apakah pasien tersebut pernah
opname atau tidak sebelumnya penyakit apa yang pernah diderita
sebelumnya.
d. Riwayat psikososial pasien : biasanya ada rasa stress , kecemayang
sangat tinggi yang dialami pasien menegnai kegawatan pada saat krisis.
e. Pola fungsi kesehatan
1) Pola nutrisi makan, minum, porsi , keluhan
14
Gejala : Nafsu makan menurun, adanya penurunan berat badan, mual,
muntah.
2) Pola eliminasi seperti buang air kecil, buang air
besar yang meliputi frekuensi, warna, konsisisten
dan keluhan yang dirasakan.
Gejala : BAB berwarna hitam ,lembek
f. Pola kebersihan diri
Pola ini membahas tentang kebersihan kulit,
kebersihan rambut, telinga, mata, mulut, kuku.
g. Pola pemeriksaan dan pemeliharaan kesehatan
h. Pola kognitif- persepsi sensori
Keadaan mental yang di alami, berbica, bahasa,
ansietas, pendengaran, penglihatan normal atau tidak.
i. Pola konsep diri meliputi identitas diri, ideal diri,
harga diri, gambaran diri.
j. Pola koping dan nilai keyakinan
2. Pengkajian Fisik
a. Keadaan umum klien
b. Tingkah laku klien
c. Berat badan ( mengalami penurunan berat badan ) dan tinggi
badan klien
d. Pengkajian fisik: Secara subyektif dijumpai keluhan
pasien berupa : nyeri epigastrium, perut lembek,
kram, ketidakmampuan mencerna, mual, muntah.
Sedangkan secara obyektif dijumpai :tanda-tanda yang
membahayakan, meringis, kegelisahan, atau merintih,
perubahan tanda- tanda vital, kelembekan daerah
epigastrium, dan penurunan peristaltik, erythema
palmer, mukosa kulit basah tanda-tanda dehidrasi.