[go: up one dir, main page]

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 11

Prisma Sains: Jurnal Pengkajian Ilmu dan Desember 2018. Vol.

6, No, 2
Pembelajaran Matematika dan IPA IKIP Mataram p-ISSN: 2338-4530
http://ojs.ikipmataram.ac.id/index.php/prismasains/index e-ISSN: 2540-7899
pp. 66-76

Pengaruh Model Problem Based Learning Terhadap Kemampuan Berpikir


Kreatif Peserta Didik SMA
1)
Agustina Elizabeth dan 2)Maria Magdalena Sigahitong
Prodi Pendidikan Fisika, FKIP, Universitas Nusa Nipa, Jl. Kesehatan No. 03, Maumere,
Indonesia 86111
Email: ma.agustinaelizabeth@gmail.com

Article History Abstract


Received: October 2018 Has be done research about the effect of Problem Based Learning model on
Revised: November 2018 students’ creative thinking abilityin SMAS Katolik St. John Paul II maumere.
Published: December 2018 This type of research is a quasi experiment with the Nonequivalent Control
Group Design. Sampling is done by nonprobability sampling technique, (class
XI MIA 1 and class XI MIA), which is satueated sampling where all populations
are sampled. The creative thinking ability of students in this study were collected
with creative thinking ability test in the form of essay test consisted 10 items and
observation sheets. The result showed that : 1) the average score of creative
thinking ability from students who take learning using Problem Based Learning
model are 73.80; 2) the average score of creative thinking ability from students
who take learning with Expository Learning model are 65.97; 3) there are
differences in creative thinking ability significantly between students who learn
to use the Problem Based Learning model with students who learn to use
Expository Learning model. Students who learned Problem Based Learning
model show better think creative than who learned Expository Learning model.
Thus, Proble, Based Learning model influences students creative thinking
abilities.

Keywords: problem based learning; creative thinking ability ; John Paull II

Sejarah Artikel Abstrak


Diterima: Oktober 2018 Telah dilakukan penelitian pengaruh model Problem Based Learning materi
Direvisi: November 2018 fluida statis terhadap kemampuan berpikir kreatif peserta didik di SMAS Katolik
Dipublikasi: Desember 2018 St. John Paul II Maumere.Jenis penelitian ini adalah quasi experiment dengan
desain Nonequivalent Control Group Design. Pengambilan sampel dilakukan
dengan teknik nonprobability sampling, yakni sampling jenuh dimana semua
populasi dijadikan sampel (Kelas XI MIA 1 dan kelas XI MIA). Kemampuan
berpikir kreatif peserta didik dalam penelitian ini dikumpulkan dengan tes
kemampuan berpikir kreatif berbentuk essay test yang terdiri dari 10 butir soal
dan lembar observasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) rata-rata akhir
kemampuan berpikir kreatif peserta didik yang mengikuti pembelajaran dengan
model Problem Based Learning sebesar 73,80; 2) rata-rata akhir kemampuan
berpikir kreatif peserta didik yang mengikuti pembelajaran dengan model
pembelajaran ekspositori sebesar 65,97; 3) terdapat perbedaan kemampuan
berpikir kreatif secara signifikan antara peserta didik yang belajar menggunakan
model PBL dengan peserta didik yang belajar menggunakan model pembelajaran
ekspositori. Peserta didik yang belajar menggunakan model Problem Based
Learning menunjukkan kemampuan berpikir kreatif yang lebih baik
dibandingkan dengan peserta didik yang belajar menggunakan model
pembelajaran ekspositori. Dengan demikian, model pembelajaran Problem
Based Learning berpengaruh terhadap kemampuan berpikir kreatif peserta didik.

Kata kunci: problem based learning; kemampuan berpikir kreatif; John Paull II

Sitasi: Elizabeth, A., dan Sigahitong, M., M. (2018). Pengaruh Model Problem Based Learning Terhadap
Kemampuan Berpikir Kreatif Peserta Didik SMA. Prisma Sains: Jurnal Pengkajian Ilmu dan Pembelajaran
Matematika dan IPA IKIP Mataram, 6(2), 67-76.
Elizabeth dan Sigahitong Pengaruh model problem based ………..

PENDAHULUAN
Data UNDP (United Nations Development Program), pendidikan di Indonesia mendapat
peringkatke 107 dari177 negara yang dinilai dari segi Human Development Index (HDI)
(Ismaimuza, 2013). Salah satu hal yang perlu diperbaiki dalam dunia pendidikan Indonesia
adalah sistem pembelajarannya. Pada umumnya dalam proses pembelajaran, kemampuan
berpikir peserta didik kurang dikembangkan sehingga peserta didik hanya menghafal materi
tanpa dilatih untuk mengasah kemampuan berpikir dan menganalisis masalah (Girsang, 2014).
Oleh karena itu, sebagian besar peserta didik tidak dapat menghubungkan antara ilmu yang
mereka dapatkan dengan manfaat ilmu tersebut dalam kehidupan (Sahala &Samad, 2010).
Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan oleh (Purba, 2015) dan ( Andriko, 2016)
bahwa salah satu akar permasalahan pada mata pelajaran fisika adalah peserta didik sering
menganggap fisika sebagaimata pelajaran yang sulit karena berisi perhitungan matematis yang
identik dengan rumus-rumus. Padahal yang dipelajari dalam fisika adalah masalah yang sering
dilihat bahkan dialami oleh peserta didik dalam kehidupan sehari-hari (Andriko, 2016). Oleh
karena itu, ketika peserta didik dihadapkan denganp ermasalahan yang berkaitan dengan
kehidupan sehari-hari, mereka masih kesulitan untuk menganalisis masalah yang terjadi. Salah
satu kemampuan berpikir yang dapat digunakan untuk menyelesaikan suatu permasalahan
adalah kemampuan berpikir kreatif. Kemampuan berpikir kreatif yang dikembangkan dalam
pembelajaran meliputi aspek bepikir lancar, bepikir luwes, bepikir orisinal, berpikir elaborasi
(Munandar, 2012).
Berdasarkan observasi ketika melaksanakan Pengawasan Praktek Pengalaman Lapangan
(PPL) Mahasiswa di SMAS Katolik St. John Paul II Maumere pada semester ganjil tahun
pelajaran 2017/2018, ditemukan bahwa kemampuan berpikir kreatif peserta didik masih
rendah. Kemampuan berpikir kreatif rendah terlihat dari sikap peserta didik yang cenderung
pasif ketika proses pembelajaran dan kesulitan dalam menjawab soal yang berisi analisis
permasalahan (Nurhayati, 2010). Penggunaan model pembelajaran masih terbatas pada
ceramah, diskusi dan tanya jawab, sehingga berdampak pada pencapaian hasil belajar peserta
didik yang kurang memuaskan. Lebih banyak peserta didik yang tidak tuntas bandingkan
dengan peserta didik yang tuntas.
Salah satu cara yang dapat digunakan untuk meningkatkan kemampuan berpikir kreatif
peserta didik adalah dengan menggunakan model Problem Based Learning (PBL). Model PBL
adalah model pembelajaran yang menggunakan masalah dunia nyata sebagai suatu konteks bagi
peserta didik untuk belajar tentang berpikir kreatif dan kemampuan menyelesaikan
permasalahan, serta untuk memperoleh pengetahuan yang esensi dari mata pelajaran
(Komalasari, 2013). Model PBL bertujuan membantu siswa mengembangkan/ meningkatkan
kemampuan berpikir kreatif, menumbuhkan inisiatif peserta didik dalam bekerja, motivasi
internal dalam belajar, dan dapat mengembangkan hubungan interpesonal dalam keterampilan
pemecahan masalah dalam bekerja kelompok (Rusman, 2012).
Komalasari (2013) mengatakan bahwa PBL adalah: Model pembelajaran yang
menggunakan masalah dunia nyata sebagai suatu konteks bagi peserta didik untuk belajar
tentang berpikir kreatif dan keterampilan pemecahan masalah, serta untuk memperoleh
pengetahuan dan konsep yang esensi dari mata pelajaran. Adapun langkah-langkah model PBL
sebagai berikut: (1) orientasi peserta didik kepada masalah (2) membimbing pengalaman
individual/kelompok (3) mengembangkan danmenyajikan hasil karya. (4) menganalisis dan
mengevaluasi prosespemecahan masalah.
Sementara itu Munandar (2012) menyatakan bahwa kreatif adalah hasil interaksi indivdu
dengan lingkungannya, kemampuan untuk membuat kombinasi baru, berdasarkan data,
inoformasi, atau unsur-unsur yang sudah dikenal sebelumnya baik dilingkungan sekolah,
keluarga, maupun dari lingkungan masyarakat. Kriteria penilaian kreatif berkaitan dengan
aspek-aspek berpikir kreatif, yaitu 1) Fluency (berpikir lancar) 2) Flexibility (berpikir luwes)
3) Originality (orisinalitas berpikir) 4) Elaboration (penguraian) (Munandar, 2012). Oleh

Prisma Sains: Jurnal Pengkajian Ilmu dan Pembelajaran Matematika dan IPA IKIP Mataram, Desember 2018. Vol. 6, No. 2 | 67
Elizabeth dan Sigahitong Pengaruh model problem based ………..

karena itu, model PBL dapat digunakan sebagai salah satu model pembelajaran yang dapat
meningkatkan kemampuan berpikir kreatif. Tujuan penelitian yang dilakukan adalah untuk
melihat pengaruh penerapan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) terhadap
kemampuan berpikir kreatif peserta didik.

METODE
Desain penelitian ini adalah quasi experiment (eksperimen semu) dengan bentuk
Nonequivalent Control Group Design. Penelitian ini menggunakan dua kelas yaitu kelas
eksperimen dan kelas kontrol. Pada kelas eksperimen diberi perlakuan (menggunakan model
PBL) sedangkan pada kelas kontrol tidak diberi perlakuan (menggunakan model ekspositori).
Pengambilan sampel dengan menggunakan teknik nonprobability sampling, yakni sampling
jenuh dimana semua anggota populasi dijadikan sampel (Sugiyono, 2017).
Sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI MIA 1 dan XI MIA 2 SMA Swasta
Katolik St. John Paul II Maumere. Kelas XI MIA 1 terdiri dari 23 orang siswa yang dipilih
sebagai kelas eksperimen dan kelas XI MIA 2 terdiri dari 23 orang yang dipilih sebagai kelas
kontrol.
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut:
1. Tes Kemampuan Berpikir Kreatif
a. Pretest diberikan sebelum pembelajaran, yaitu sebelum diberi perlakuan pada kelas
eksperimen dan kelas kontrol pada materi Fluida Statis. Tujuan diberikan pretest adalah
untuk mengukur kemampuan awal peserta didik.
b. Posttestdiberikan sesudah pembelajaran, yaitu sesudah diberi perlakuan pada kelas
eksperimen dan kelas kontrol pada materi Fluida Statis. Tujuan diberikan posttest adalah
untuk mengukur kemampuan akhir peserta didik.
2. Non test
a. Dokumentasi
b. Lembar observasi

Analisis instrument: Perangkat Pembelajaran RPP, Soal Tes dan LKPD. Instrumen ini
berupa lembar telaah yang diberikan kepada 3 orang penelaah untuk memberikan penilaian
yang berfungsi sebagai alat untuk menganalisis kevalidan. Data hasil telaahan dianalisis
sebagai berikut:
a. Validitas
Pengujian validitas menggunakan indeks Aiken. Indeks validitas butir yang diusulkan
Aiken ini dirumuskan sebagai berikut:
Σ𝑠
𝑉 = 𝑛(𝑐−1)dengan s=r– l0
b. Reliabilitas
Menganalisis reliabilitas instrumen lembar validasi menggunakan rumus Borich.
Menurut Borich (Tanti, 2017), instrumen yang baik adalah instrumen yang memiliki nilai R
lebih besar atau sama dengan 75% (≥75%) menggunakan Uji Percent ofagreement.
A−B
𝑅 = 100% 𝑋(1 − 𝐴+𝐵)
Instrumen dikatakan baik jika mempunyai koefisien reliabilitas lebih dari atau sama
dengan 75% .

Data dalam penelitian ini dilakukan dengan memberikan tes kemampuan berpikir kreatif
sebelum dan setelah pembelajaran (pretest dan posttest). Data yang diperoleh dari hasil tersebut
kemudian dianalisis untuk mengetahui besarnya peningkatan kempuan berpikir kreatif peserta
didik dengan persamaan berikut:
𝑆𝑝𝑜𝑡−𝑠𝑝𝑟𝑒
g =100%−𝑠𝑝𝑟𝑒

Prisma Sains: Jurnal Pengkajian Ilmu dan Pembelajaran Matematika dan IPA IKIP Mataram, Desember 2018. Vol. 6, No. 2 | 68
Elizabeth dan Sigahitong Pengaruh model problem based ………..

Uji Normalitas digunakan untuk mengetahui data yang akan dianalisis berdistribusi
normal atau tidak. Menurut Gunawan (2013), uji statistik yang digunakan adalah uji chi-
kuadrat dengan rumus:
(𝑄𝑖 −𝐸𝑖 )2
𝑥 2 = ∑𝑘𝑖=1 𝐸𝑖

Untuk mengetahui adanya perbedaan pada kemampuan akhir peserta didik yang diberi
perlakuan. Untuk mengetahui terjadi tidaknya maka digunakan uji t-tesdengan rumus sebagai
berikut:
𝑋̅1 − 𝑋̅2
𝑡=𝑆
𝑔𝑎𝑏 1 1
√( ) + ( )
𝑛 𝑛 1 2
(𝑛1−1)𝑆12 + (𝑛2−1)𝑆22
Dengan,𝑠𝑔𝑎𝑏 = √ 𝑛1 +𝑛2−2

HASIL DAN PEMBAHASAN


Analisis Uji Coba Instrumen
Instrumen yang ditelaah dalam penelitian ini adalah Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP), instrumen tes kemampuan berpikir kreatif peserta didik, dan Lembar Kerja Peserta
Didik (LKPD).Selanjutnya hasil telaahan dari ketiga ahli tersebut dilanjutkan dengan analisis
validasi untuk mengetahui apakah instrumen tersebut valid atau tidak.
a. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Hasil rata-rata validasi RPP dari para validator adalah 0,77. Hal ini menunjukkan bahwa
penilaian yang diberikan oleh para validator termasuk dalam valid.Setelah itu dilakukan
perhitungan reliabilitas dengan menggunakan uji percent of agreement.Nilai
reliabilitasnyasebesar 86 % dengan kategori sangat reliable. Sehingga dapat disimpulkan
bahwa rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) layak digunakan.
b. Soal Tes Kemampuan Berpikir Kreatif
Hasil rata-rata validasi soal tes kemampuan berpikir kreatif peserta didik dari para
validator adalah 0,75. Hal ini menunjukkan bahwa penilaian yang diberikan oleh para validator
termasuk dalam valid.Setelah itu dilakukan perhitungan reliabilitas dengan menggunakan uji
percent of agreement.Nilai reliabilitasnyasebesar 89 % dengan kategori sangat
reliabel.Sehingga dapat disimpulkan bahwa soal tes kemampuan berpikir kreatif peserta didik
layak digunakan.
c. Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)
Hasil rata-rata validasi lembar kerja peserta didik (LKPD) dari para validator adalah 0,77.
Hal ini menunjukkan bahwa penilaian yang diberikan oleh para validator termasuk dalam
valid.Setelah itu dilakukan perhitungan reliabilitas dengan menggunakan uji percent of
agreement.Nilai reliabilitasnyasebesar 87 % dengan kategori sangat reliable.Sehingga dapat
disimpulkan bahwa lembar kerja peserta didik (LKPD) layak digunakan.

Analisis Kemampuan Berpikir Kreatif Peserta Didik


a. Hasil Pre-test Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

Prisma Sains: Jurnal Pengkajian Ilmu dan Pembelajaran Matematika dan IPA IKIP Mataram, Desember 2018. Vol. 6, No. 2 | 69
Elizabeth dan Sigahitong Pengaruh model problem based ………..

Rata-rata Nilai Pretest


48.5
48.45
48.4
48.35
48.3
48.25 nilai pre-test
48.2
48.15

Gambar 1. Nilai Pretest kelas Eksperimen dan Kontrol

Berdasarkan hasil pre-test kelas eksperimen diperoleh nilai rata-rata 48,26, sedangkan
hasil pre-test pada kelas kontrol diperoleh nilai rata-rata sebesar 48,48.Nilai rata-rata kelas
eksperimen dan kontrol, yaitu nilai rata-rata kelas eksperimen lebih rendah dibandingkan nilai
rata-rata kelas kontrol.
b. Hasil Post-test Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

Rata-rata Nilai Post-test


76
74
72
70
68 nilai post-test
66
64
62
eksperimen kontrol

Gambar 2. Nilai Posttest kelas Eksperimen dan Kontrol

Berdasarkan gambar hasil perolehan nilai post-test yang diberikan setelah adanya
perlakuan pembelajaran dikelas, kelas eksprimen memperoleh nilai rata-rata lebih tinggi yaitu
73,80 dibandingkan dengan kelas kontrol yaitu 65,97. Hal ini menunjukkan bahwa penerapan
model problem based learning (PBL) berhasil mempengaruhi pencapaian nilai yang lebih
tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol yang hanya menggunakan model ekspositori.
c. Perbandingan nilai pretest dan posttest kelas eksperimen dan kelas kontrol

Prisma Sains: Jurnal Pengkajian Ilmu dan Pembelajaran Matematika dan IPA IKIP Mataram, Desember 2018. Vol. 6, No. 2 | 70
Elizabeth dan Sigahitong Pengaruh model problem based ………..

Perbandingan Nilai Pretest dan Posttest


80
70
60
50
40 eksperimen
30 kontrol
20
10
0
pretest posttest

Gambar 3. Nilai Pretest dan Posttest kelas Eksperimen dan Kontrol

Gambar di atas menunjukkan selisih hasil rata-rata pretest dkelompok eksperimen dan
kelompok kontrol adalah sebesar 0,22. Selisih nilai tersebut mengindikasikan bahwa kedua
kelompok memiliki kemampuan awal yang yang sama. Sedangkan selisih posttest adalah
cukup besar yaitu 7,83. Selisih tersebut mengindikasikan bahwa kedua kelompok memiliki
perbedaan kemampuan akhir.

d. Hasil Analisis Tes Kemampuan Berpikir Kreatif Per Indikator

Pretest Per Indikator


60

50

40 fluency
30 flexibility
originality
20
elaboration
10

0
eksperimen kontrol
Gambar 4. Pretest Kemampuan Berpikir Kreatif per Indikator

Prisma Sains: Jurnal Pengkajian Ilmu dan Pembelajaran Matematika dan IPA IKIP Mataram, Desember 2018. Vol. 6, No. 2 | 71
Elizabeth dan Sigahitong Pengaruh model problem based ………..

Posttest per Indikator


90
80
70
60 fluency
50 flexibility
40
originality
30
20 elaboration
10
0
eksperimen kontrol
Gambar 5. Postest Kemampuan Berpikir Kreatif per Indikator

Berdasarkan gambar 1 dan 3 hasil kemampuan berpikir kreatif peserta didik tiap
indikator menunjukkan bahwa rata-rata keamampuan awal berpikir kreatif pada kelas
eksperimen lebih rendah dari pada kelas kontrol. Akan tetapi pada rata-rata akhir kemampuan
berpikir kreatif peserta didik pada kelas eksperimen lebih tinggi dari pada kelas kontrol.

Analisis Peningkatan Kemampuan Berpikir Kreatif Peserta Didik


Adanya peningkatan kemampuan berpikir kreatif peserta didik pada kelas eksperimen
dan kelas kontrol juga perlu dianalisis lebih lanjut menggunakan uji gain. Uji gain digunakan
untuk mengetahui seberapa besar peningkatan kemampuan berpikir kreatif peserta didik pada
kelas eksperimen dan kelas kontrol. Analisis uji peningkatan rata-rata kemampuan berpikir
kreatif peserta didik saat sebelum dan setelah pembelajaran dapat dilihat pada Tabel.
Tabel 1. Perhitungan Uji Gain
Rata-rata
Objek Penelitian Gain Kriteria
Pre-test (%) Post-test (%)
Eksperimen 48 74 0,5 Sedang
Kontrol 48 66 0,35 Sedang

Tabel menunjukkan bahwa hasil kemampuan berpikir kreatif peserta didik kelas
eksperimen dan kelas kontrol mengalami peningkatan. Peningkatan hasil pada kelas
eksperimen dalam kategori sedang dengan nilai gainnya 0,5 dan peningkatan pada kelas kontrol
juga dalam kategori sedang dengan nilai gainnya 0,3. Nilai <g> menunjukkan bahwa
peningkatan kemampuan berpikir kreatif kelas eksperimen lebih baik daripada kelas kontrol.

Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data terdistribusi normal atau
tidak.Pengujian normalitas menggunakan Chi Kuadrat dengan kriteria sebagai berikut.
Hipotesis :
H0: data berdistribusi normal
H1: data tidak berdistribusi normal
Dengan kriteria pengujian adalah H0 diterima jika χ2Hitung<χ2tabeldengan signifikansi α =
5% dan dk = k–1. menunujukkan bahwa χ2Hitung < χ2Tabel pada pre-test pada kelas eksperimen
4,28<9,48, pretest pada kelas kontrol 2,15<9.48 dan post-test pada kelas eksperimen
1,93<9,48post-test pada kelas eksperimen 6,188<11.07. Jadi, hasil uji normalitas data nilai
pretest dan posttest menunjukkan bahwa nilai pretest dan posttest pada kelas eksperimen dan
kontrol berdistribusi normal.

Prisma Sains: Jurnal Pengkajian Ilmu dan Pembelajaran Matematika dan IPA IKIP Mataram, Desember 2018. Vol. 6, No. 2 | 72
Elizabeth dan Sigahitong Pengaruh model problem based ………..

Uji Hipotesis
Setelah dilakukan perhitungan uji prasyarat dan data terbukti normal, maka analisis
dilanjutkan dengan pengujian hipotesis.Pengujian hipotesis dilakukan untuk membuktikan
kebenaran atau menjawab hipotesis yang dipaparkan dalam penelitian ini. Uji hipotesis yang
digunakan dalam penelitian ini adalah uji independent sample t-test .
Hasil pengujian hipotesis dengan menggunakan uji independent sample t-test diperoleh
tHitung sebesar 9,05 dan nilai ttabel sebesar 2,015. Hal ini terlihat bahwa nilai t hitung= 9,05 > ttabel=
2,015 sehingga dapat disimpulkan bahwa H1 diterima dan Ho ditolak yaitu ada perbedaan
kemampuan berpikir kreatif peserta didik secara signifikan antara peserta didik yang diajar
dengan model problem based learning (PBL)dan peserta didik yang diajar dengan model
ekspositori pada kelas XI MIA SMA Swasta Katolik St. John Paul II Maumere.

Pembahasan
Berdasarkan hasil pretest kemampuan berpikir kreatif peserta didik kelompok kontrol
dan kelompok eksperimen memiliki kemampuan awal yang sama, dimana kelompok kontrol
memperoleh rata-rata 48,48 dan kelompok eksperimen memperoleh rata-rata 48,26. Setelah
diterapkan model problem based learning (PBL) pada kelompok eksprimen dan model
ekspositori pada kelas kontrol diketahui bahwa rata-rata kelas eksperimen lebih tinggi yaitu
73,80 dibandingkan dengan kelompok kontrol yaitu 65,97. Hal ini menunjukkan bahwa
kemampuan berpikir kreatif peserta didik kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan kelas
kontrol.
Komalasari (2013) menyatakan bahwa PBL merupakan model pembelajaran yang
menggunakan masalah dunia nyata sebagai suatu konteks bagi peserta didik untuk belajar
tentang berpikir tingkat tinggi dan keterampilan pemecahan masalah, serta untuk memperoleh
pengetahuan dan konsep yang esensi dari mata pelajaran. Dari pendapat tersebut terbukti
dengan tingginya nilai posttest kemampuan berpikir kreatif dalam menggunkan model PBL.
Pengaruh penggunaan model PBL melibatkan peserta didik dalam memecahkan masalah
sehingga pembelajaran yang dilalui peserta didik akan lebih mudah diingat dan dipahami
karena dalam hal ini peserta didik mengalami sendiri dalam pencarian informasi atau konsep
yang dikaji sehingga peserta didik dapat menyelesaikan masalah dengan baik. Selisih
perolehan hasil posttest kelas kontrol dan kelas eksperimen yaitu 7,83.
Jika ditinjau dari hasil observasi aspek kemampuan berpikir kreatif pada kelompok
kontrol 71,01 (kategori baik) yang menggunakan metode pembelajaran ceramah, tanya jawab
dan diskusi. Sedangkan kelompok eksperimen 84,68 (kategori sangat baik) yang menggunakan
model pembelajaran PBL. Selisih hasil observasikelompok kontrol dan kelompok eksperimen
yaitu 13,67. Hal ini menunjukan bahwa model PBL dapat meningkatkan kemampuan berpikir
kreatif pada peserta didik. Diungkapkan oleh Syarif Sumantri (2015) bahwa PBL dapat
diartikan sebagai rangkaian aktivitas pembelajaran yang menekankan kepada proses
penyelesaian masalah yang dihadapi secara ilmiah. PBL tidak dirancang untuk membantu guru
memberikan informasi yang sebanyak-banyaknya kepada peserta didik, akan tetapi PBL
dikembangkan untuk membantu peserta didik mengembangkan keterampilan intelektual,
pemecahanmasalah, serta meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan kreatifnya.
Penggunakan model pembelajaran PBL memunculkan aspek kemampuan berpikir kreatif
beberapa diantaranya seperti yang dilontarkan oleh Munandar (2012), ciri-ciri kreatif yaitu 1)
selalu ingin tahu, 2) memiliki minat yang sangat luas, 3) dan suka melakukan aktivitas yang
kreatif. Dari ungkapan tersebut dengan tidak sadar akan menjadikan peserta didik berpikir
terbuka, selain itu juga dapat meningkatkan pemahaman dalam suatu konsep dan informasi
yang sedang dikaji. Sehingga, hal itu sangat berpengaruh untuk menumbuhkan kemampuan
berpikir kreatif peserta didik dalam menciptakan ide atau gagasan baru.
Pada penelitian ini dapat digambarkan perolehan hasil observasi aspek kemampuan
berpikir kreatif kedua kelompok tersebut, yaitu kelompok kontrol dan kelompok eksperimen

Prisma Sains: Jurnal Pengkajian Ilmu dan Pembelajaran Matematika dan IPA IKIP Mataram, Desember 2018. Vol. 6, No. 2 | 73
Elizabeth dan Sigahitong Pengaruh model problem based ………..

yang di paparkan diatas.Diamana perolehan kelompok eksperimen yang menggunakan model


PBL memperoleh nilai rata-rata lebih tinggi dibadingkan dengan kelompok kontrol yang
menggunakan model ekspositori. Pelaksanaan model PBL dalam pembelajaran fisika pada
materi fluida statis telah mendapatkan tingkat keberhasilan, penerapan sintaks model PBL
diberikan kelas eksprimen yaitu: 1) orientasi peserta didik kepada masalah; 2) mengorganisasi
peserta didik untuk belajar; 3) membimbing pengalaman individu/kelompok; 4)
mengembangkan dan menyajikan hasil karya; dan 5) menganalisis dan mengevaluasi proses
pemecahan masalah (Rusman, 2012).
Pada langkah orientasi peserta didik kepada masalah, peserta didik di berikan sebuah
permasalahan.Pemberian masalah yang berkaitan dalam kehidupan sehari-hari, melatih peserta
didik untuk berpikir lebih kreatif.
Pada langkah pengorganisaian peserta didik untuk belajar, dilakukan dengan memancing
rasa ingin tahu peserta didik, yaitu guru dan peserta didik melakukan tanya jawab mengenai
permasalahan yang disajikan sehingga terjadi interaksi yang baik dalam pembelajaran. Melalui
tanya jawab ini, guru dapat menggali pengetahuan yang dimiliki peserta didik mengenai
masalah yang disajikan. Dari sini peserta didik merasa lebih mendapat perhatian lebih karena
diberikan kesempatan untuk mengungkapkan pendapatnya.
Pada tahap membimbing penyelidikan mandiri dan kelompok, peserta didik dibentuk
kelompok yang masing-masing anggota berjumlah 4-5 orang. Guru membimbing peserta didik
mencari solusi permasalahan yang dibahas. Dalam tahap ini peserta didik diberi kebebasan
untuk membangun pengetahuan yang berkaitan dengan materi dengan menggali informasi dari
berbagai sumber belajar yang ada di sekitar siswa.
Pada tahap mengembangkan dan mempresentasikan hasil karya, perkembangan bahasa
peserta didik dapat lebih dioptimalkan.Dalam tahap ini peserta didik berlatih menyusun laporan
dan mempresentasikan hasil karya dengan lebih baik. Selanjutnya yaitu tahap menganalisis dan
mengevaluasi proses pemecahan masalah, peserta didik diberi kesempatan untuk
mengemukakan pendapat ataupun bertanya kepada guru mengenai materi yang belum
dipelajari.
Berdasarkan pengujian hipotesis dengan menggunakan uji independent sample t-test
diperoleh tHitung sebesar 9,05 dan nilai ttabel sebesar 2,015. Hal ini terlihat bahwa nilai t hitung=
9,05> ttabel= 2,015. Hal tersebut juga di dukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Tiodor
Purba (2015). Hasil penelitian Tiodor yang berjudul pengaruh model problem based learning
(PBL) terhadap hasil belajar dan kemampuan berpikir kreatif siswa menunjukkan bahwa hasil
belajar dan kemampuan peserta didik meningkat dengan diterapkan model PBL. Penggunaan
PBL dalam pembelajaran fisika dapat memberi ruang kepada peserta didik untuk
mengoptimalkan kemampuan berpikir kreatif yang dimiliki peserta didik. Dengan demikian,
dapat disimpulkan bahwa terdapat model pembelajaran problem based learning (PBL) adalah
salah satu model pembelajaran yang bisa meningkatkankemampuan berpikir kreatif peserta
didik.

KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian mengenai pengaruh model problem based learning (PBL)
pada materi fluida statis terhadap kemampuan berpikir kreatif peserta didik kelas XI MIA
SMAs katolik St. John Paul II Maumere dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan model
problem based learning (PBL) berpengaruh terhadap kemampuan berpikir kreatif peserta didik
pada materi fluida statis. Hal ini ditunjukkan dari rata-rata kemampuan berpikir kreatif peserta
didik yng menggunakan model PBL pada kelas eksperimen lebih besar yaitu 73,80 sedangkan
rata-rata kemampuan berpikir kreatif peserta didik yang menggunakan model ekspositori pada
kelas kontrol lebih rendah yaitu 65,97.

Prisma Sains: Jurnal Pengkajian Ilmu dan Pembelajaran Matematika dan IPA IKIP Mataram, Desember 2018. Vol. 6, No. 2 | 74
Elizabeth dan Sigahitong Pengaruh model problem based ………..

SARAN
Berdasarkan hasil penelitian ini saran yang dapat diberikan pada pihak sekolah
untuklebih mengembangkan proses pembelajaran fisika pada materi lain menggunakan model
Problem Based Learning agar siswa terbiasa untuk berpikir lancar, luwes, orisinal, dan
elaborasi. Selain itu bahwa luaran dalam penelitian diharapkan menjadi acuan dalam
pegambilan keputusan bagi pihak sekolah dalam meningkatan mutu pembelajaran.

UCAPAN TERIMA KASIH


Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada Universitas Nusa Nipa yang memberi
kesempatan kepada kami dalam melaksanakan penelitian untuk menunjang dahrma pendidikan
tinggi; Yayasan Pendidikan Tinggi Nusa Nipa atas dukungan dana penelitian; Pimpinan, Guru,
dan siswa XI MIA SMA Swasta Katolik St. John Paul II Maumere dalam kemitraan untuk
kegiatan penelitian.

DAFTAR PUSTAKA
Amir, M. T. (2013). Inovasi Pendidikan Melalui Problem Based Learning: Bagaimana
Pendidik Memberdayakan Pemelajar di Era Pengetahuan. Jakarta: Kencana.
Arikunto, S. (2016). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Asmani, Ma’mur. J. (2014). 7 Tips Aplikasi PAKEM (Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan
Menyenangkan). Yogyakarta: DIVA Press.
Astika, I. K. U. (2013). Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Masalah Terhadap Sikap
Ilmiah dan Keterampilan berpikir Kritis. e-Journal Program Pasca Sarjana Universitas
Pendidikan Ganesha Program Studi IPA.Vol 3.
Daryanto dan Syaiful. (2017). Pembelajaran Abad 21.Yogyakarta: Gava Media.
Giancoli, D. C. (2001). Fisika, Jilid 1. Jakarta: Erlangga.
Gunawan, M. (2013). Statistik Untuk Penelitian Pendidikan. Yogyakarta: Parama Publishing.
Cetakan pertama.
Halliday, D., R. Resnick, & J. Walker. (2010). Fisika Dasar, Edisi Ketujuh Jilid I. Jakarta:
Erlangga.
Hamdani. (2010). Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Pustaka Setia.
Hamdayama, J. (2014). Model dan Metode Pembelajaran Kreatif dan Berkarakter. Bogor:
Ghalia Indonesia.
Hasanah, R. (2015). Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah Untuk Meningkatkan
Hasil Belajar Siswa. Skripsi Sarjana Pendidikan, Universitas sebelas Maret Surakarta.
Hidayat. (2012). Berpikir Kreatif. Bandung: Mitra Sarana.
Huda, M. (2014). Model-model Pengajaran dan Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka Belajar.
Indahgiarmi, Y. (2015). Pengaruh Model PBL Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Pokok
Bahasan Fluida Dinamis di kelas XI semester II SMA Swasta Panca Budi Medan Tahun
2014/2015. Skripsi, FMIPA, UNIMED, Medan.
Ismaimuza, D. (2013). Kemampuan Berpikir Kritis dan Kreatif Matematis Siswa SMP Melalui
Pembelajaran Berbasis Masalah dengan Strategi Konflik Kognitif. Jurnal Teknologi, 63
(2), 8-33.
Jufri, A.W. (2013). Belajar dan Pembelajaran Sains. Bandung: Pustaka Reka Cipta.
Kemendikbud. (2013). Diklat Guru dalam Rangka Implementasi Kurikulum 2013. Jakarta:
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Komalasari, K. (2013). Pembelajaran Kontekstual konsep dan aplikasi. Revika Aditama:
Bandung.
Kunandar. 2015. Penilaian Autentik (Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik Berdasarkan
Kurikulum 2013). Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Madrapi, D. (2012). Teknik Penyusunan Tes dan Nontes. Yogyakarta: Mitra Cendikia.
Munandar. (2012). Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat. Jakarta: Rineka Cipta.

Prisma Sains: Jurnal Pengkajian Ilmu dan Pembelajaran Matematika dan IPA IKIP Mataram, Desember 2018. Vol. 6, No. 2 | 75
Elizabeth dan Sigahitong Pengaruh model problem based ………..

National Science Teacher Association. 2011. Quality Science Education and 21st-
CenturySkills.[Online],(http://www.nsta.org/about/ ositions/21stcentury.aspx), diakses
28 Oktober 2017.
Nofriani. (2011). Pengaruh Penerapan Model Problem Based Learning terhadap Hasil Belajar
Fisika pada Konsep Listrik Dinamis Siswa Kelas X di SMA N 5 Kota Bengkulu. Skripsi
Sarjana Pendidikan.
Pusat Bahasa Kemendiknas. (2010). Kamus besar bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Rahmawati, E. (2015). “LKS Berbasis Problem Based Learning Berbantuan Peta Konsep
Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa”. Skripsi Sarjana Pendidikan,
Universitas Lampung.
Rusman. (2012). Model-Model Pembelajaran: Mengembangkan Profesionalisme Guru.
Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Rusmono. (2014). Strategi Pembelajaran dengan Problem Based Learning Itu Perlu. Jakarta:
Ghalia Indonesia.
Sahala, S., & Samad, A. (2010).Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah dalam
Pembiasan Cahaya pada Lensa terhadap Hasil Belajar Siswa di Kelas VII SMP Negeri 5
Ketapang. Jurnal Matematika dan IPA, 1 (2), 12-25.
Sanjaya. (2013). Penelitian Pendidikan:Jenis, Metode dan Prosedur. Jakarta: Prenada Media
Group.
Saputra, O., Nurjanna., Mansyur, J. (2012). Pengaruh Problem-Based Learning Menggunakan
Praktikum Alat Sederhana Terhadap Keterampilan Berpikir Kreatif Siswa SMA Negeri
7 Palu. Jurnal Pendidikan Fisika Tadulako (JPFT). 2(2) ISSN 2338 3240.
Simone, C. (2014). Problem-Based Learning in Teacher Education: Trajectories of Change.
Journal of Humanities and Social Science, 4(12):17-29.
Sudarma, M. (2013).Mengembangkan Keterampilan Berpikir Kreatif. Jakarta: Raja Grafindo
Persada.
Sugiarto, I. (2011). Yang Lupa Diajarkan Oleh Sekolah Mengoptimalkan Daya Kerja Otak
dengan Berpikir Holistik dan Kreatif. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Sugiyono. (2017). Metodologi Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
Tiodor P. (2015). Pengaruh Model Problem Based Learning (PBL) terhadap Hasil Belajar dan
Keterampilan Berpikir Kreatif Siswa Pada Materi Pokok Suhu Kalor dan Perpindahan
Kalor Kelas X Semester II SMA Negeri 4 Medan T.P 2014/2015. Skripsi Sarjana
Pendidikan, Universitas Negeri Medan.
Tipler, P. A. (1998). Fisika untuk Sains dan Teknik Jilid 1. Jakarta: Erlangga.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional. (2003). Jakarta: Diundangkan oleh Sekretaris Negara Republik Indonesia.
Warsono dan Hariyanto. (2012). Pembelajaran Aktif Teori dan Asesmen. Bandung: Remaja
Rosdakarya.

Prisma Sains: Jurnal Pengkajian Ilmu dan Pembelajaran Matematika dan IPA IKIP Mataram, Desember 2018. Vol. 6, No. 2 | 76

You might also like