Bagian 3
Bagian 3
net/publication/313087377
CITATIONS READS
5 2,365
3 authors, including:
             Laurentia Mihardja
             National Institute for Health Research
             9 PUBLICATIONS   67 CITATIONS   
SEE PROFILE
Some of the authors of this publication are also working on these related projects:
All content following this page was uploaded by Laurentia Mihardja on 01 May 2017.
Abstract
Stroke tends to increase and becomes the first leading cause of death as well as disability in Indonesia
that impact in socioeconomy. Stroke is preventable through early detection and control of risk factors.
This study aimed to assess the dominant risk factors of stroke in Indonesia. Analysis was done using
secondary data of a cross sectional study called Indonesian Basic Health Research (Riskesdas) 2013.
Data were analyzed using SPSS 17 software by complex samples. A total of 722,329 subjects aged
15 years and over were included. Stroke prevalence was 1.21%, no difference by sex but increased
along with the age. People aged 55 years and over were at higher risk of stroke with adjusted OR of
5.8 (5.32; 6.32, p 0.0001) compared to aged 15-44 years old. The other risk factors were coronary
heart disease, diabetes mellitus, hypertension, heart failure. Those were 3.13, 2.96, 2.87, and 2.74
times respectively compared to people without related conditions. Stroke occurred since younger age.
The dominant risk factors of stroke in Indonesia were older age, coronary heart disease, diabetes
mellitus, hypertension, and heart failure. Healthy behavior and early detection of risk factors should
be encouraged to prevent stroke.
Keywords : stroke, risk factor, Basic Health Research (Riskesdas)
Abstrak
Stroke semakin meningkat dan merupakan penyebab kematian serta kecacatan tertinggi di Indonesia
yang berdampak secara sosioekonomi. Penyakit stroke dapat dicegah dengan deteksi dini dan
pengendalian faktor risiko. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh faktor risiko dominan penderita
stroke di Indonesia. Penelitian ini menggunakan data sekunder dari Survei Riset Kesehatan Dasar
Indonesia tahun 2013. Analisis data menggunakan SPSS 17 dengan complex sample. Dari 722,329
responden usia ≥ 15 tahun, didapat prevalensi penderita stroke sebesar 1,21%, proporsi tidak berbeda
antara laki-laki dan perempuan. Risiko stroke meningkat seiring meningkatnya usia. Responden
berusia ≥ 55 tahun setelah memperhitungkan faktor-faktor lain berisiko 5,8 kali (5,32 ; 6,32, p 0,0001)
dibanding usia 15-44 tahun, selanjutnya penyakit jantung koroner, diabetes melitus, hipertensi, gagal
jantung masing-masing sebesar 3,13 kali, 2,96 kali, 2,87 kali dan 2,74 kali dibandingkan responden
tanpa penyakit-penyakit tersebut. Stroke sudah mulai muncul pada usia muda. Faktor risiko dominan
stroke dalam penelitian ini adalah umur yang semakin meningkat, jantung koroner, diabetes melitus,
hipertensi, dan gagal jantung. Deteksi dini faktor risiko dan promosi hidup sehat sejak usia dini perlu
digalakkan agar memperkecil kejadian faktor risiko dan stroke.
                                                                                                                   49
                              Buletin Penelitian Kesehatan, Vol. 44, No. 1, Maret 2016 : 49-58
50
         Faktor Risiko Dominan Penderita Stroke di Indonesia ... (Lannywati Ghani*, Laurentia K. Mihardja** Delima*)
(analisis regresi logistik) untuk mendapatkan                    tengah/dada kiri depan/menjalar ke lengan kiri,
faktor risiko dominan. Analisis data menggunakan                 nyeri/tidak nyaman di dada dirasakan ketika
complex sample dengan SPSS 17.                                   mendaki/naik      tangga/berjalan     tergesa-gesa
	        Stroke    didefinisikan    jika  pernah                 dan nyeri/tidak nyaman di dada hilang ketika
didiagnosis menderita penyakit stroke oleh tenaga                menghentikan aktifitas/istirahat. Gagal jantung
kesehatan (dokter/perawat/bidan) atau belum                      jika pernah didiagnosis menderita penyakit gagal
pernah didiagnosis menderita penyakit stroke oleh                jantung (decompensatio cordis) oleh dokter atau
nakes tetapi pernah mengalami secara mendadak                    belum pernah didiagnosis menderita penyakit
keluhan kelumpuhan pada satu sisi tubuh atau                     gagal jantung tetapi mengalami gejala/riwayat
kelumpuhan pada satu sisi tubuh yang disertai                    sesak napas pada saat aktifitas dan sesak napas
kesemutan atau baal satu sisi tubuh atau mulut                   saat tidur terlentang tanpa bantal, kapasitas
menjadi mencong tanpa kelumpuhan otot mata                       aktivitas fisik menurun/mudah lelah dan tungkai
atau bicara pelo atau sulit bicara/komunikasi                    bawah bengkak.
dan atau tidak mengerti pembicaraan. Hipertensi                  	       Obesitas didefinisikan mengikuti kriteria
ditentukan merujuk kriteria diagnosis JNC VII                    Indeks Massa Tubuh (IMT) ≥ 25 (WHO, Asia
2003, yaitu hasil pengukuran tekanan darah                       Pasifik). Dikatakan sebagai obesitas sentral bila
sistolik ≥ 140 mmHg dan atau tekanan darah                       lingkar perut ≥ 90 cm pada laki-laki dan ≥ 80 cm
diastolik ≥ 90 mmHg.                                             pada perempuan. Status ekonomi dikategorikan
	        Diabetes melitus (DM) didefinisikan                     menjadi 5 kuintil berdasarkan indeks kepemilikan.
jika pernah didiagnosis menderita kencing                        Kuintil 1,2 dikategorikan status ekonomi rendah
manis oleh dokter atau tidak pernah didiagnosis                  atau miskin dan kuintil 3,4,5 status ekonomi
menderita kencing manis oleh dokter tetapi dalam                 menengah ke atas atau tidak miskin
1 bulan terakhir mengalami gejala sering lapar,
sering haus dan sering buang air kecil dalam                     HASIL
jumlah banyak, dan berat badan turun. Penyakit
jantung koroner (PJK) didefinisikan jika pernah                  	       Dari data Riskesdas 2013 di 33 propinsi
didiagnosis menderita PJK (angina pektoris dan/                  di Indonesia didapatkan 722.329 responden
atau infark miokard) oleh dokter atau belum                      berusia ≥ 15 tahun, terdiri dari 347.823 laki-laki
pernah didiagnosis menderita PJK tetapi pernah                   dan 374.506 perempuan. Prevalensi stroke secara
mengalami gejala/riwayat nyeri di dalam dada/                    nasional didapatkan sebesar 12,1‰ atau 1,21%.
rasa tertekan berat/tidak nyaman di dada, nyeri/                 Tabel 1 menunjukkan karakteristik sampel dan
tidak nyaman di dada dirasakan di dada bagian                    prevalensi stroke di Indonesia.
Tabel 1. Karakteristik Sampel Berdasar Sosio Demografi, Perilaku, Biologik, dan Prevalensi Stroke di
         Indonesia Tahun 2013.
                                                                                                                              51
                               Buletin Penelitian Kesehatan, Vol. 44, No. 1, Maret 2016 : 49-58
52
          Faktor Risiko Dominan Penderita Stroke di Indonesia ... (Lannywati Ghani*, Laurentia K. Mihardja** Delima*)
	        Tabel 1 menunjukkan secara karakteristik                 menengah ke atas sedikit lebih banyak dibanding
besar sampel perempuan sedikit lebih banyak                       yang lain, namun pada kelompok stroke proporsi
dari laki-laki. Proporsi stroke terlihat sama antara              stroke lebih tinggi pada kuintil indeks kepemilikan
laki-laki dan perempuan yaitu sebesar 1,2%.                       terbawah dan menengah bawah yaitu sebesar
Pada umumnya responden sudah menikah/hidup                        1,3%; kemungkinan akibat stroke maka status
bersama dan bekerja, namun pada kelompok                          ekonomi menjadi menurun.
stroke proporsi tidak bekerja lebih tinggi dibanding              	        Pada umumnya responden makan sayur
bekerja. Kemungkinan responden tidak bekerja                      buah 1-2 porsi saja, namun pada kelompok stroke
akibat stroke. Proporsi responden cerai hidup/                    proporsi konsumsi sayur buah ≥ 5 porsi lebih
mati atau pisah pada kelompok stroke lebih tinggi                 tinggi, kemungkinan perilaku meningkatkan
dibanding hidup bersama atau belum menikah,                       konsumsi sayur buah akibat menderita stroke.
kemungkinan perceraian meningkat akibat                           Proporsi jumlah responden yang tidak pernah
stroke atau karena usia responden sudah tua dan                   merokok lebih tinggi dibanding yang merokok/
pasangan hidup sudah terlebih dahulu meninggal.                   pernah, namun yang merokok tiap hari cukup
Responden tinggal di perdesaan lebih banyak dari                  tinggi sebesar 26,0%. Terlihat proporsi stroke
perkotaan namun terlihat proporsi stroke di daerah                lebih tinggi pada mantan perokok (3,6%). Hal
perkotaan (1,3%) lebih tinggi dari perdesaan                      ini kemungkinan akibat stroke menghentikan
(1,1%). Proporsi responden terbanyak pada usia                    perilaku merokok. Jumlah responden yang
35-44 tahun, disusul kelompok usia 15-24 tahun                    beraktifitas cukup lebih tinggi dibanding aktifitas
dan terlihat stroke sudah muncul pada kelompok                    kurang, namun proporsi stroke lebih tinggi pada
usia muda sebesar 0,3%, dan proporsi meningkat                    yang beraktifitas kurang, kemungkinan akibat
tajam pada usia 45 tahun ke atas. Proporsi stroke                 stroke tidak dapat melakukan aktifitas fisik.
lebih tinggi pada kelompok tidak sekolah dan tidak                	        Responden dengan status gizi normal
tamat SD dibandingkan kelompok tamat SD ke                        lebih banyak, demikian juga yang tidak obesitas
atas. Jumlah responden pada indeks kepemilikan                    sentral. Terlihat proporsi stroke lebih tinggi pada
                                                                                                                                53
                               Buletin Penelitian Kesehatan, Vol. 44, No. 1, Maret 2016 : 49-58
yang obesitas dan obesitas sentral. Proporsi                    melitus dibanding yang tidak diabetes melitus.
responden yang tidak menderita gangguan                         Demikian juga proporsi stroke lebih tinggi pada
mental emosional lebih tinggi. Pada kelompok                    penyakit jantung koroner dibanding tidak jantung
stroke terlihat proporsi stroke lebih tinggi pada               koroner, pada gagal jantung dibanding yang tidak
yang mengalami gangguan mental emosional,                       gagal jantung.
kemungkinan akibat stroke meningkat pula                        	       Selanjutnya dilakukan analisis bivariat
gangguan mental emosional. Proporsi stroke lebih                dan berdasarkan Tabel 1 variabel yang dianggap
tinggi pada yang menderita Tb. Terlihat proporsi                kejadiannya dipicu akibat stroke tidak dimasukkan
stroke lebih tinggi pada yang hipertensi dibanding              (keterbatasan metode potong lintang yang
yang tidak hipertensi, lebih tinggi pada diabetes               mengumpulkan data pada satu titik waktu).
54
         Faktor Risiko Dominan Penderita Stroke di Indonesia ... (Lannywati Ghani*, Laurentia K. Mihardja** Delima*)
	       Pada Tabel 2 terlihat risiko stroke semakin              	       Selanjutnya dilakukan uji kompleks
meningkat dengan bertambahnya usia. Umur ≥                       sampel logistik regressi multivariat dan variabel
55 tahun berisiko 10,23 kali dibanding usia 15                   dengan p > 0,25 (jenis kelamin) pada bivariat tidak
-44 tahun. Hipertensi berisiko stroke 5,48 kali                  dimasukkan. Pada uji pertama logistik regressi /
dibanding yang tidak hipertensi. Obesitas berisiko               multivariat usia, status pendidikan, hipertensi,
1,3 kali dibanding yang tidak obesitas. Obesitas                 obesitas, obesitas sentral, Tb, DM, PJK dan gagal
sentral berisiko 1,53 kali, penderita Tb berisiko                jantung dimasukkan. Pada uji kedua variabel
1,51 kali dibanding yang tidak menderita Tb.                     obesitas dikeluarkan (p >0,05), dan perbandingan
Diabetes melitus berisiko 6,59 kali dibanding yang               OR < 10 %, dilanjutkan dengan cara yang sama
tidak diabetes. Penyakit jantung koroner berisiko                mengeluarkan variabel Tb (p> 0,05), selanjutnya
6,85 kali dibanding yang tidak jantung koroner,                  pendidikan dan terakhir obesitas sentral dengan
gagal jantung berisiko 10,77 kali dibanding tidak                p > 0,05. Hasil akhir logistik regressi multivarit
gagal jantung.                                                   dapat dilihat pada Tabel 3
	       Berdasarkan uji kompleks sampel logistik                 prevalensi stroke sebesar 2,37%.15 Berdasarkan
regressi pada Tabel 3 terlihat yang menjadi                      kelompok umur, didapatkan prevalensi stroke
faktor risiko dominan stroke adalah usia, penyakit               di Indonesia tahun 2013 pada usia 45-54 tahun
jantung koroner, diabetes melitus hipertensi dan                 sebesar 1,7%, usia 55-64 tahun 3,3%, 65-74
gagal jantung.                                                   tahun 4,6 %, dan ≥ 75 tahun 6,7% (Tabel 1).
                                                                 Terlihat bahwa semakin bertambah usia maka
PEMBAHASAN                                                       prevalensi stroke semakin meningkat. Usia ≥ 55
                                                                 tahun berisiko 5,8 kali dibanding kelompok 15-44
	      Prevalensi stroke di Indonesia tahun 2013                 tahun (Tabel 3). Mukherjee3 melaporkan bahwa
meningkat dibandingkan tahun 2007 yaitu dari                     dalam 20 tahun terakhir terlihat beban stroke
0,83% menjadi 1,2%.5,6 Survei yang dilakukan                     meningkat secara global. WHO mengestimasi
berdasarkan kuesioner pada tahun 2013 dari 31                    jumlah penderita stroke di beberapa negara
provinsi di China pada masyarakat usia 40 tahun                  di Eropa pada tahun 2000 sebesar 1,1 juta per
ke atas dengan 633.859 subyek, mendapatkan                       tahun dan akan menjadi 1,5 juta per tahun pada
                                                                                                                       55
                            Buletin Penelitian Kesehatan, Vol. 44, No. 1, Maret 2016 : 49-58
tahun 2025.4 Proporsi stroke di Indonesia sama               meningkatkan aktifitas fisik dan olahraga penting
antara perempuan dengan laki-laki. Zhang Y 16                dalam manajemen penderita stroke.21
mendapatkan insidens stroke di negara Amerika                	       Prevalensi stroke lebih tinggi pada
Serikat, Inggris, Perancis, Jerman, Italia, dan              kelompok mantan perokok sebesar 3,6%.
Spanyol meningkat sesuai usia, lebih besar pada              Kemungkinan pada waktu kejadian stroke mereka
laki-laki dibanding perempuan. Stroke sudah                  merokok, namun setelah terjadi stroke merokok
muncul pada kelompok usia muda yaitu 15-24                   dihentikan (mantan). Beberapa penelitian
tahun dengan prevalensi sebesar 0,3% dan 25 –                menunjukkan hubungan yang signifikan antara
34 tahun sebesar 0,4%, meningkat tajam pada                  merokok dan risiko stroke. Perokok tiap hari
usia 45 tahun ke atas. Mozaffarian D 17 berdasar             berisiko 2-4 kali mendapat stroke dibanding yang
National Health and Nutrition Examination Survey             tidak pernah merokok.22
2009-2012 di Amerika mendapat prevalensi                     	       Pada Tabel 2 terlihat prevalensi stroke
stroke pada perempuan usia 20-39 sebesar 0,2%                tinggi pada yang obesitas dan obesitas sentral.
dan laki-laki 0,7%. Prevalensi stroke lebih tinggi           Obesitas berisiko 1,3 kali dan obesitas sentral 1,53
pada kelompok tidak sekolah dan tidak tamat SD,              kali. Namun setelah dikontrol dengan faktor usia,
kemungkinan hal ini erat hubungannya dengan                  jenis kelamin, dan pendidikan ternyata obesitas
pengetahuan yang kurang akibat pendidikan                    dan obesitas sentral menjadi tidak signifikan.
rendah, sehingga kurang mengetahui akibat                    Penelitian Winter Y dkk 23 memperlihatkan
gaya hidup salah seperti senang makan tinggi                 obesitas berisiko terhadap stroke namun setelah
lemak dan lain-lain akan memudahkan timbulnya                dikontrol dengan merokok, aktifitas fisik,
penyakit degeneratif.2 Perlu penyuluhan cara                 hipertensi, dan diabetes, menjadi tidak signifikan,
pencegahan stroke untuk masyarakat kekhususan                namun obesitas sentral setelah dikontrol dengan
yang berpendidikan rendah. Munculnya stroke                  faktor lain tetap berisiko stroke dengan OR 4,25
pada usia muda menunjukkan bahwa intervensi                  (95% CI 2,65-6,84). Dalam hal ini pengontrol
pencegahan stroke harus dimulai sejak usia dini.             berbeda dengan yang dianalisis.
	        Prevalensi stroke lebih tinggi pada                 	       Prevalensi stroke pada yang hipertensi
kelompok yang tidak mengonsumsi sayur buah                   3,1%. Hipertensi berisiko menjadi stroke 2,87
yaitu sebesar 3% dibanding yang mengonsumsi                  kali setelah dikontrol dengan sosiodemografi dan
(Tabel 1). Hu D18 dalam melakukan meta-analisis              biologik. Liu M (2011) 24 menyampaikan dalam
dari 20 studi kohor mendapatkan risiko stroke                review bahwa hipertensi merupakan risiko paling
menurun 32% setiap mengonsumsi 200 gram buah                 penting untuk kejadian stroke di China. Ravenni
setiap hari dan menurun 11% setiap mengonsumsi               R25 menyampaikan bahwa untuk pencegahan
200 gram sayuran setiap hari. Jadi makan buah                stroke dianjurkan tekanan darah sistol <140
sayur memberi perlindungan terhadap kejadian                 dan diastol <90 mmHg pada populasi umum
stroke.                                                      dan <130/80 mmHg pada diabetes dan subyek
	        Pada responden dengan aktifitas fisik               berisiko tinggi kardiovaskular dan penyakit ginjal.
kurang, prevalensi stroke (2,7%) lebih tinggi                Hankey GJ26 melaporkan overnutrition akan
dibanding aktifitas cukup (0,8%) (Tabel1).                   meningkatkan risiko stroke karena meningkatkan
Walaupun kita meragukan aktifitas fisik jadi                 obesitas, hiperlipidemia, hipertensi, dan diabetes.
berkurang kemungkinan akibat stroke, namun                   Pencegahan stroke dengan mengatur kebutuhan
penelitian menunjukkan aktifitas fisik bermanfaat            energi jangan berlebih dan rendah garam (tidak
mencegah stroke, karena mempertahankan berat                 berlebih) untuk mencegah hipertensi. Kira-kira
badan normal, kolesterol dan tekanan darah                   sepertiga bagian kejadian stroke dapat dicegah
normal.19 Penelitian kohor Willey JZ et al. 20               dengan gaya hidup sehat dan mempertahankan
mendapatkan bahwa kejadian stroke iskemik                    berat badan normal.26,27
lebih rendah dengan hazard ratio (HR) 0,65                   	       Pada gangguan mental emosional
(95% CI 0,44-0,98) pada subyek yang melakukan                prevalensi stroke 6,1%, kemungkinan gangguan
aktifitas fisik dengan intensitas sedang sampai              mental emosional meningkat akibat stroke
berat setelah 9,1 tahun dibanding yang tidak                 (keterbatasan metode potong lintang). Toivanen
aktif melakukan kegiatan fisik. Rekomendasi                  S 28 dalam kajian artikel menyampaikan tuntutan
56
          Faktor Risiko Dominan Penderita Stroke di Indonesia ... (Lannywati Ghani*, Laurentia K. Mihardja** Delima*)
psikologi yang tinggi dan beban pekerjaan                         stroke sudah muncul pada kelompok usia muda
meningkatkan risiko stroke pada perempuan dan                     (15-24 tahun) sebesar 0,3%, demikian juga di
laki-laki. Mengurangi stress pekerjaan berpotensi                 negara lain.
mengurangi risiko stroke pada populasi pekerja.
	       Penderita Tb berisiko 1,51 kali dibanding                 UCAPAN TERIMA KASIH
yang tidak menderita Tb (Tabel 2). Hal ini sesuai
seperti yang didapatkan Sheu14 setelah 3 tahun                    	       Kami mengucapkan terima kasih kepada
follow up, pasien tuberkulosis yang menderita                     Kepala Balitbang Kesehatan RI, Kepala Pusat
iskemik stroke (6%) lebih tinggi dibanding yang                   Teknologi Terapan Kesehatan dan Epidemiologi
bukan Tb (3,7%) dengan hazard ratio 1,52 kali                     Klinik, tim Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS)
(95% CI, 1,21-1,91). Namun demikian, setelah                      2013 sehingga kami memperoleh data-data
dikontrol faktor lain, Tb tidak bermakna sebagai                  yang bisa dianalisis lebih lanjut. Ucapan terima
risiko dominan.                                                   kasih kami juga kepada semua pihak yang telah
	       Prevalensi stroke pada diabetes melitus                   membantu dan membimbing sehingga artikel
6,7%, dan setelah dikontrol DM berisiko 2,96 kali                 dapat diselesaikan.
(95% CI: 2,62 – 3,34) dibanding yang tidak DM.
Air EL9 dkk dalam kajian menyampaikan diabetes                    DAFTAR RUJUKAN
melitus secara signifikan meningkatkan risiko
stroke. Diabetes berisiko untuk terjadi stroke. Hal               1.	 World Health Organization. Stroke, Cerebrovas-
ini sesuai dengan laporan Hewitt J dkk 29 yang                        cular Accident [Internet]. 2014; cited 2015 Jan
menyampaikan bahwa diabetes berkontribusi                             17]. Available from: http://www.who.int/topics/
minimal 2 kali sebagai faktor risiko stroke dan                       cerebrovascular_accident/en/
kira kira 20% pasien diabetes akan meninggal                      2.	 American       Stroke    Association.     About
                                                                      stroke [Internet]. 2014 [cited 2014 Jan 28].
akibat stroke.
                                                                      Available from: http://www.strokeassociation.
	       Prevalensi stroke pada jantung koroner                        org?Strokeorg/
sebesar 7,2% (Tabel 1) dan setelah dikontrol                      3.	 Mukherjee D, Patil CG. Epidemiology and
dengan faktor-faktor lain, berisiko dengan OR                         the global burden of stroke. World Neurosurg.
3,13 kali (95% CI 2,72-3,60). Amarenco dkk30                          2011;76(6):S85-90.doi:10.1016/j.wneu.
dalam kajian artikel menyatakan seperempat                            2011.07.023.
penderita stroke sebelumnya telah mempunyai                       4.	 World Health Organization. Non communicable
riwayat gejala koroner yang cenderung berulang.                       diseases [Internet]. 2013[updated 2013 March;
Pada uji logistik regressi multivariat setelah                        cited 2013 Nov 18]. Available from: http://www.
dikontrol dengan variabel lain, didapat faktor risiko                 who.int/mediacentre/factsheets/fs355/en/
dominan adalah usia, penyakit jantung koroner,                    5.	 Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehat-
diabetes melitus, hipertensi, dan gagal jantung.                      an. Laporan Riskesdas 2007. Jakarta: Badan
Penelitian Hanchaiphiboolkul, S dkk7 di Thailand                      Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Ke-
                                                                      menterian Kesehatan; 2008.
mendapatkan faktor risiko yang berhubungan
                                                                  6.	 Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan.
dengan prevalensi stroke yang tinggi adalah                           Pokok-Pokok Hasil Riskesdas Indonesia tahun
jabatan pekerjaan (p<0,001), geografi (p<0,001),                      2013. Jakarta: Lembaga Penerbit Balitbangkes;
hipertensi (p<0,001), diabetes melitus (p<0,002),                     2014.
kolesterol (p<0,026), dan jenis kelamin di mana                   7.	 Hanchaiphiboolkul S, Poungvarin N, Nidhi-
laki-laki berisiko terhadap stroke lebih tinggi dari                  nandana S, Suwanwela NC, Puthkhao P, Towa-
perempuan (p<0,001).                                                  nabut S, et al. Prevalence of stroke and stroke
                                                                      risk factors in Thailand: Thai Epidemiologic
KESIMPULAN                                                            Stroke (TES) Study. J Med Assoc Thai. 2011;94
                                                                      (4):427–436.
	       Faktor risiko dominan penderita stroke di                 8.	 Meretoja A. PERFECT Stroke. Performance,
Indonesia adalah umur yang semakin meningkat,                         effectiveness, and costs of treatment episodes
penyakit jantung koroner, diabetes melitus,                           in stroke [Academic Dissertation]. Helsinki:
                                                                      Medical Faculty of the University of Helsinki;
hipertensi, dan gagal jantung. Namun demikian,
                                                                                                                        57
                                Buletin Penelitian Kesehatan, Vol. 44, No. 1, Maret 2016 : 49-58
      2011. [cited 2015 Jul 29]. Available from: https://        20.	Willey JZ, Moon YP, Paik MC, Boden-Albala B,
      helda.helsinki.fi/bitstream/handle/10138/26460/                Sacco RL, Elkind MS. Physical activity and risk
      perfects.pdf                                                   of ischemic stroke in the Northern Manhattan
 9.	 Air E.L., Kissela B. Diabetes, the Metabolic                    Study. Neurology. 2009; 73 (21): 1774 – 1779.
      Syndrome, and Ischemic Stroke. Diabetes Care                   doi: 10.1212/WNL. 0b013e3181c34b58.
      December 2007; 30(12):p 3131-3140                          21.	Billinger SA, Arena R, Bernhardt J, Eng
 10.	Huang Y, Cai X, Li Y, Su L; Mai W, Wang S, Hu                   J.J, Franklin B, Jhonson C.M, Macko RM,
      Y; Wu Y, Xu D. "Prehypertension and the risk of                Mead JE et al. Physical Activity and Exercise
      stroke: A meta-analysis". Neurology.2014; 82                   Recommendations for Stroke Survivors. Stroke.
      (13): 1153–61.                                                 2014; 45: 2532-2553
 11.	 Asberg S, Henriksson KM, Farahmand B,                      22.	Shah R, Cole JW. Smoking and stroke: the more
      Asplund K, Norrving B, Appelros P, et al.                      you smoke the more you stroke. Expert Rev
      Ischemic stroke and secondary prevention                       Cardiovasc Ther. 2010; 8(7): 917–932.
      in clinical practice: a cohort study of 14,529             23.	Winter Y, Rohrmann S, Linseisen J, Lanczik O,
      patients in Swedish Stroke Register. Stroke.                   Ringleb PA, Hebebrand J, et al. Contribution
      2010;41(7):1338-42.                                            of obesity and abdominal fat mass to risk
 12.	Sander D, Sander K., Poppert H. Review: Stroke                  of stroke and transient ischemic attacks.
      in type 2 diabetes. British Journal of Diabetes                Stroke. 2008;39(12):3145-3151. doi: 10.1161/
      and Vascular Disease. September/October                        STROKEAHA.108.523001.
      2008;8(5):222-229.                                         24.	Liu M, Wu B, Wang WZ, Lee LM, Zhang
 13.	Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan.                    SH, Kong LZ. Stroke in China: epidemiology,
      Riskesdas 2010. Jakarta: Badan Penelitian                      prevention, and management strategies. Lancet
      dan Pengembangan Kesehatan Kementerian                         Neurol. 2007;6(5):456-64.
      Kesehatan; 2010.                                           25.	Ravenni R, Jabre JF, Casiglia E, Mazza A.
 14.	Sheu JJ, Chiou HY, Kang JH, Chen YH, Lin HC.                    Primary stroke prevention and hypertension
      Tuberculosis and the risk of ischemic stroke: a                treatment: which is the first-line strategy? Neurol
      3-year follow-up study. Stroke. 2010;41(2):244-                Int. 2011;5;3(2): e12. doi: 10.4081/ni.2011.e12.
      249. doi: 10.1161/STROKEAHA.109.567735.                        Epub 2011 Sep 29.
 15.	Li J., Wang L., Chao B., Liu Y. Prevalence of               26.	Hankey GJ . Nutrition and the risk of stroke.
      stroke in China: an epidemiological study based                Lancet Neurol. 2012;11(1):66–81. doi: 10.1016/
      on the National Stroke Screening Survey. The                   S1474-4422(11)70265-4
      Lanset, 2015; 386, Special Issue, S49.                     27.	Kahn R, Robertson RM, Smith R, Eddy D. The
 16.	Zhang Y, Chapman AM, Plested M, Jackson                         impact of prevention on reducing the burden of
      D, Purroy F. The Incidence, prevalence,                        carrdiovascular disease. Circulation, 2008; 118:
      and mortality of stroke in France, Germany,                    576 - 585
      Italy, Spain, the UK, and the US: A Literature             28.	Toivanen S. Social determinants of stroke as
      Review. Stroke Res Treat. 2012;436125. doi:                    related to stress at work among working women:
      10.1155/2012/436125. Epub 2012 Mar 1. 11                       A literature review. Stroke Res Treat. 2012;
      pages http://dx.doi.org/10.1155/2012/436125                    873678. doi: 10.1155/2012/ 873678. Epub 2012
 17.	Mozaffarian D, Benyamin EJ, Go AS, Amett DK,                    Nov 6.
      Blaha MJ, Cushman M, et al. Heart disease and              29.	Hewitt J, Castilla Guerra L, Fernández-Moreno
      stroke statistics—2015 update: a report from the               Mdel C, Sierra C. Diabetes and stroke prevention:
      American Heart Association. Circulation. 2015                  a review. Stroke Res Treat. 2012; 673187. doi:
      January 27; 131(4):e29- e322. doi: 10.1161/                    10.1155/2012/673187. Epub 2012 Dec 27. 6
      CIR.0000000000000152. Epub 2014 Dec 17.                        pages http://dx.doi.org/10.1155/2012/673187
 18.	Hu D., Huang J., Wang Y., Zhang D., dan Qu Y.               30.	Amarenco P, Steg PG. Stroke is a coronary heart
      Fruits and Vegetables Consumption and Risk of                  disease risk equivalent: implications for future
      Stroke: A Meta-Analysis of Prospective Cohort                  clinical trials in secondary stroke prevention. Eur
      Studies. STROKEAHA.114.004836 Published                        Heart J. 2008;29(13):1605-1607. doi: 10.1093/
      online before print May 8, 2014, doi: 10.1161/                 eurheartj/ehn232. Epub 2008 Jun 3.
      STROKEAHA.114.004836
 19.	CDC. Prevalence of stroke --United States,
      2006–2010. MMWR Morb Mortal Wkly Rep.
      2012;25;61(20):379 – 82.
58