SKRIPSI
SKRIPSI
This research use analitic survey with cross sectional design. The
population, are 475 stroke patient in RSUD Jend A Yani – Metro, and 217
sample. It is taking with simple random sampling method. Statistic test used is chi
square (X2).
i
ABSTRAK
ii
DAFTAR ISI
iii
1. Analisa Univariat ..........................................................................32
2. Analisa Bivariat ............................................................................36
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .............................................................41
A. Kesimpulan .........................................................................................41
B. Saran ...................................................................................................41
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................42
LAMPIRAN.........................................................................................................
iv
DAFTAR GAMBAR
1. Kerangka Teori..........................................................................................15
2. Kerangka Konsep......................................................................................16
v
DAFTAR TABEL
vi
vii
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
B. Rumusan masalah
Rumusan masalah dalam peneltian ini adalah “Faktor resiko apa saja yang
berhubungan dengan kejadian stroke pada pasien stroke di RSUD Jend A
Yani-Metro tahun 2022 ?”.
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Diketahui gambaran factor resiko yang berhubungan dengan kejadian
stroke pada penderita stroke di RSUD Jend A Yani-Metro tahun 2022 .
2. Tujuan Khusus
a. Diketahui distribusi kejadian stroke pada pasien stroke di RSUD Jend
A Yani-Metro tahun 2022 .
b. Diketahui hubungan Antara umur dengan kejadian stroke pada
penderita stroke di RSUD Jend A Yani-Metro 2022 .
c. Diketahui Diketahui hubungan Antara jenis kelamin dengan kejadian
stroke pada penderita stroke di RSUD Jend A Yani-Metro 2022 .
d. Diketahui hubungan Antara pekerjaan dengan kejadian stroke pada
penderita stroke di RSUD Jend A Yani-Metro 2022 .
e. Diketahui hubungan Antara status dalam keluarga dengan kejadian
stroke pada penderita stroke di RSUD Jend A Yani-Metro 2022 .
f. Diketahui hubungan Antara hipertensi dengan kejadian stroke pada
penderita stroke di RSUD Jend A Yani-Metro 2022 .
g. Diketahui hubungan Antara diabetes dengan kejadian stroke pada
penderita stroke di RSUD Jend A Yani-Metro 2022 .
3
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi pengembangan ilmu pengetahuan
Memberikan wacana bagi pengembangan dan penerapan ilmu kesehatan
masyarakat serta sebagai bahan literatur dan pengetahuan mengenai factor
resiko yang berhubungan dengan kejadian stroke.
2. Bagi RSUD Jend A Yani-Metro tahun 2022
Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat sebagai bahan masukan untuk
perbaikan pelaksanaan pelayanan pasien stroke di masa yang akan datang.
3. Bagi Poltekkes Kesuma Bangsa
Sebagai literatur dan bahan penelitian-penelitian selanjutnya
4. Bagi Peneliti
Sebagai media untuk menerapkan dan mengaplikasikan teori yang didapat
dan sebagai pengalaman untuk meningkatkan pengetahuan dalam
penulisan dan penelitian ilmiah.
E. Ruang Lingkup
Penelitian ini termasuk dalam penelitian ilmu kesehatan masyarakat
bidang studi epidemiologi penyakit tidak menular yang dibatasi pada factor
resiko medis dan non medis yang terdapat pada pasien stroke yang dirawat
inap di RSUD Jend A Yani-Metro tahun 2022 .
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teori
1. Pengertian Stroke
Stroke adalah suatu gangguan fungsi otak yang diakibatkan oleh
berhentinya suplai darah ke otak (smeltzer, 2001)
Stroke merupakan salah satu penyebab kematian dan kecacatan
neurologist yang utama di Indonesia. Serangan otak ini merupakan
kegawatdaruratan medis yang harus ditangani secara cepat, tepat dan
cermat. (Manutsih, 2004).
Stroke adalah gangguan fungsi otak akibat aliran darah ke otak
mengalami gangguan (berkurang). Akhirnya nutrisi dan oksigen yang
dibutuhkan otak tidak terpenuhi dengan baik. (geologiugm, 2004 .
http://www.Freelist .org, diperoleh pada februari, 2008)
Stroke didefinisikan sebagai defisit neurologist yang terjadi
mendadak dan berlangsung 24 jam sebagai akibat Cardio Vascullar
Disease (CVD) (Hudak & Gallo, 1999)
Stroke merupakan suatu kedaruratan medis yang setara dengan
infark jantung dan penyakit gawat darurat lainnya, (Iskandar, 2004)
Stroke adalah hasil penyumbatan yang tiba-tiba saja terjadi, yang
disebabkan oleh penggumpalan, pendarahan, atau penyempitan pada
pembuluh darah arteri, sehingga menutup aliran darah ke bagian-bagian
otak. (Shimberg, 1998)
Stroke adalah sindrom klinis yang awal timbulnya mendadak,
progresif, cepat, berupa defisit neurologist vocal dan atau global, yang
berlangsung 24 jam atau lebih atau langsung menimbulkan kematian, dan
semata-mata disebabkan oleh gangguan peredaran darah otak non
traumatic. (Monsjoer, 2000).
4
5
2. Epidemiologi Stroke
Stroke adalah penyebab cacat nomor satu dan penyebab kematian nomor
dua di dunia (Feigin, 2006). Penyakit ini telah menjadi masalah kesehatan
yang mendunia dan semakin penting dengan dua pertiga stroke sekarang
terjadi di negara-negara sedang berkembang. Secara global, sekitar 80 juta
orang menderita akibat stroke. Setiap tahun terdapat 13 juta korban stroke
baru dimana sekitar 4,4 juta diantaranya meninggal dalam 12 bulan.
Pada tahun 1986 prevelensi stroke adalah 35,6 per 100.000 penduduk.
Prevalensi stroke pada kelompok umur 35-44 tahun adalah 20,4 per 100.000
penduduk dan pada kelompok umur diatas 55 tahun adalah 276,3 per 100.000
penduduk. Stroke merupakan kejadian yang sering dialami oleh orang-orang
di usia pertengahan dan usia tua. Tiga perempat dari seluruh kasus stroke baru
terjadi pada orang-orang berusia 65 tahun atau lebih. Insiden dan prevalensi
stroke akan meningkat seiring dengan meningkatnya usia. Insiden pada saat
usia 40 tahun : 0,5/1.000 pada usia diatas 40 tahun dan sekitar 70/1.000 pada
usia 70 tahun. (Nurwahyuni, 1999).
3. Etiologi
Penyebab stroke menurut Shimberg (1998) :
a. Thrombosis (pembekuan darah dalam pembuluh darah)
Adanya pembuluh darah dari jantung yang menuju otak mengalami
penyempitan. Dapat juga disebabkan terjadinya atherosclerosis
(pengerasan pembuluh-pembuluh darah arteri/nadi yang membawa darah
dari jantung kealat-alat tubuh), akibat tingginya kadar kolesterol dan
tingginya tekanan darah (hipertensi).
Timbunan kalsium dan endapan-endapan lemak (plak) yang menempel
pada dinding sebelah dalam pembuluh arteri yang menuju ke otak
menyebabkan penyempitan pembuluh darah bagian dalam. Ketika otak
mengalami kekeringan karena sudaj tidak ada darah yang mengalir, sel-sel
otak pun mati, dan orang akan kehilangan fungsi-fungsi khusus yang
dijalankan oleh otak tersebut.
6
b. Embolus
Gmpalan dari jantung atau lapisan lemak yang berasal dari dinding
pembuluh arteri rontok dan menyumbat pembuluh-pembuluh darah yang
lebih kecil, (cabang arteri utama yang menuju otak), sehingga alliran darah
ke otak tersumbat.
Para ahli menggabungkan Trombosis dan emboli sebagai cerebral
infarction.
Celebral infarction adalah adanya suatu bagian tertentu pada otak yang
mengalami kerusakan karena pembuluh-pembuluh darah yang menuju ke
bagian itu dan bertugas memberikan makanan, terhambat karena
mengalami penyumbatan.
c. Ischemia yaitu oenurunan aliran darah ke otak
d. Hemorrhage (perdarahan)
Terjadi pelemahan pembuluh darah yang menuju ke otak. Dengan adanya
tekanan darah yang tinggi menimbulkan pukulan-pukulan keras terhadap
pembuluh arteri sehingga melemah dan rapuh, akhirnya pecah seperti
balon yang ditiup terlalu besar. Dikenal juga dengan celebral hemorrhage.
4. Klasifikasi stroke
Penggolongan stroke menurut Iskandar (2004) :
a. Stroke Perdarahan (Stroke Hemorrhagic)
Stroke Hemorrhagic disebabkan oleh perdarahan ke dalam jaringan otak
atau ke dalam ruang sub arachnoid, yaitu ruang sempit anatar permukaan
otak dan lapisan permukaan jarigan yang menutupi otak. Ini adalah jenis
stroke yang paling mematikan. Gejalanya yaitu serangan yang sering
datang pada waktu siang hari saat beraktivitas, saat emosi atau marah.
Nyeri kepala hebat, kesadaran bisa menurun dan dapat masuk koma,
hemiplegia atau hemiparese terjadi sesaat awal serangan sub arachnoid.
(Mansjoer, 2000).
b. Stroke non perdarahan (Stroke Non Hemorrhagic)
7
c) Jenis kelamin
Laki-laki lebih cenderung untuk terkena sroke
dibandingkan wanita, dengan perbandingan 1,3:1 kecuali pada usia
lanjut laki-laki dan wanita hampir tidak berbeda. Laki-laki yang
berumur 45 tahun bila bertahan hidup sampai 55 tahun
kemungkinan terkena stroke 25% sedangkan bagi wanita hanya
20%. Pada laki-laki cenderung terkena stroke iskemik, sedangkan
wanita lebih sering menderita perdarahan subarachnoid dan
kematiannya 2 kali lipat lebih tinggi dibandingkan laki-laki.
Namunn Feigin (2006) berpendapat lain bahwa wanita usia
berapapun memiliki resiko perdarahan subaraknoid sekitar 50%
lebih besar. Dibandingkan pria, wanita juga tiga kali lipat lebih
mungkin mengalami aneurisma intrakranium yang tidak pecah.
d) Ras
Tingkat kejadian stroke di seluruh dunia tertinggi dialami
oleh orang jepang dan cina. Menurut Broderick dkk melaporkan
orang kulit hitam amerika cenderung beresiko 1,4 kali lebih besar
mengalami perdarahan intracerebral (dalam otak) dibandingkan
kulit putuh. Orang jepang dan amerika cenderung mengalami
perdarahan intracelebral, sedang orang kulit putih cenderung
intracranial, sedang orang kulit putih cenderung terkena stroke
iskemik, akibat sumbatan ekstracranial lebih banyak.
e) Penyakit Jantung
Orang yang mengidap masalah jantung, misalnya angina,
fibrilasi atrium, gagal jantung, kelainan katup, katup buatan dan
cacat jantung bawaan, beresiko besar mengalami stroke. Bekuan
darah yang dikenal sebagai embolus, kadang-kadang terbentuk di
jantung akibat adanya kelainan di katup jantung, irama jantung
yang tidak teratur, atau setelah serangan jantung. Embolus ini
kemudian terlepas dan mengalir ke otak atau bagian tubuh lain.
11
g) Merokok
Merokok meningkatkan resiko terkena stroke empat kali
lipat. Hal ini berlaku bagi semua jenis rokok (sigaret, pipa, atau
cerutu) dan untuk semua tipe stroke terutama perdarahan sub
arachnoid dan stroke ischaemic. Merokok menyebabkan
penyempitan dan pengerasan arteri di seluruh tubuh (termasuk
yang ada di otak, jantung dan tungkai), sehingga merokok
mendorong terjadinya arterosklerosis, mengurangi aliran darah,
dan menyebabkan darah mudah menggumpal. Resiko terkena
stroke adalah sekitar 20% lebih tinggi pada wanita perokok
disbanding pria perokok. Perokok pasif bahkan meningkatkan
kemungkinan terkena stroke hampr sebesar 80%. Resiko terkena
sroke setara dengan jumlah dan durasi merokok. Semakin lama
orang merokok, semakin besar resiko mengalami stroke.
h) Alkohol
12
l) Stress
Stress jangka panjang dapat menyebabkan peningkatan
tekanan darah dan kadar kolesterol. Stress emosional yang
mendadak atau shock, jika berkombinasi dengan faktor resiko lain
(misalnya aterosklerosis berat, penyakit jantung dan hipertensi)
juga dapat memicu stroke.
Depresi dapat terjadi karena stress psikososial. Depresi
meningkatkan resiko terkena stroke hampir dua kali lipat,
meskipun mekanisme pasti yang menimbulkan belum sepenuhnya
13
Slickle)
Faktor resiko perilaku adalah faktor resiko yang terjadi akibat perilaku atau
gaya hidup seseorang, seperti :
B. Kerangka Teori
Gambar. 1
Kerangka Teori
FAKTOR RESIKO
YANG TIDAK
DAPAT
DIKONTROL
Umur
Jenis kelamin
Ras
Status dalam
keluarga
FAKTOR RESIKO
MEDIS
Hipertensi
Kolesterol
Obesitas KEJADIAN
Asterosklerosis STROKE
Penyakit Jantung
Riwayat stroke dalam
keluarga
Migrain
Diabetes
FAKTOR RESIKO
PERILAKU
Merokok
Makanan tidak sehat
Alkohol
Kontrasepsi oral
Narkoba
Kurang olahraga
Pekerjaan
16
C. Kerangka Konsep
Gambar 2
Kerangka Konsep
FAKTOR RESIKO
NON MEDIS
Umur
Jenis kelamin
Pekerjaan
Status dalam
keluarga
KEJADIAN
STROKE
FAKTOR RESIKO
MEDIS
5. Hipertensi
6. Diabetes
7. Penyakit Jantung
D. Hipotesis
1. Ada hubungan antara umur dengan kejadian stroke
2. Ada hubungan antara jenis kelamin dengan kejadian stroke
3. Ada hubungan antara pekerjaan dengan kejadian stroke
4. Ada hubungan antara status dalam keluarga dengan kejadian stroke
17
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah survey analitik dengan analisa dinamika korelasi
Antara faktor resiko dengan faktor efek (Notoatmodjo, 2005), yaitu ingin
mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian stroke di RSUD
Jend A Yani-Metro tahun 2022 .
C. Rancangan Penelitian
Penelitian ini menggunakan desain cross-sectional, untuk mengetahui
faktor resiko yang berhubungan dengan kejadian stroke pada penderita stroke
yang dilihat dilihat pada saat yang sama (saat diobservasi), artinya objek tidak
diteliti atau diambil secara terus dalam kurun waktu tertentu (Pratiknya, 2001).
D. Subyek Penelitian
1. Batasan populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah semua pasien stroke yang dirawat
inap di RSUD Jend A Yani-Metro tahun 200. Yaitu sebanyak 475 pasien.
2. Sampel
Besar sampel dalam penelitian ini didapat dengan menggunakan rumus
dari praktiknya (2001) sebagai berikut :
N
n= 2
N (d x )
Keterangan : N = Besar Populasi
N = Besar Sampel
D = Tingkat Kesalahan (0.05)
18
19
475
Dengan Perhitungan : n= 2
1+ 475(0.05)
475
= 1+ 475(0.0025)
475
= 1+ 1.1875
475
= 2.2875
=217
F. Variabel Penelitian
1. Variabel terikat : Kejadian stroke
2. Variabel bebas meliputi :
a. Umur
b. Jenis kelamin
c. Pekerjaan
d. Status dalam keluarga
e. Hipertensi
f. Diabetes
g. Penyakit jantung
2. Variabel bebas
a. Umur
Umur adalah lamanya responden hidup dihitung dari tanggal lahir
sampai ulang tahun terakhir pada saat pasien berobat, dan tercatat
dalam berkas rekam medis.
Aalat ukur : Rekam Medis
Cara ukur : Observasi/pengamatan rekam medis
Skala : Ordinal
Hasil Ukur : 1. >55 tahun
: 2. ≤55 tahun
b. Jenis Kelamin
Perbedaan fisik yang membedakan laki-laki dan perempuan yang
dibawa sejak lahir.
Alat ukur : Rekam medis
Cara ukur : Observasi/pengamatan rekam medis
Skala ukur : Nominal
Hasil ukur : 1. Laki-laki
: 2. Perempuan
c. Pekerjaan
Adalah jenis kegiatan/aktifitas sehari-hari yang dilakukan responden
baik di dalam maupun di luar rumah untuk mendapatkan penghasilan.
Alat ukur : Rekam medis
Cara ukur : Observasi/pengamatan rekam medis
Skala : Nominal
Hasil ukur : 1. Bekerja
: 2. Tidak Bekerja
21
H. Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan dengan mengumpulkan data sekunder. Data
diambil dari berkas rekam medis pasien dengan cara pengamtan dan telaah
berkas. Yaitu data umur, jenis kelamin, pekerjaan, status dalam keluarga,
diagnosis penyakit jantung, diabetes dan hipertensi.
I. Pengolahan Data
Pengolahan data menggunakan computer dengan tahapan editing, coding,
cleaning dan pengolahan data.
1. Editing
Pemeriksaan formulir/kuesioner untuk melihat kelengkapan isi dan cara
pengisiannya.
2. Coding
Pemberian kode-kode tertentu untuk memudahkan didalam
pengolahannya.
3. Cleaning
23
Pemeriksaan kembali data yang sudah siap dianalisa, apakah semua data
sudah masuk secara lengkap atau belum.
4. Pengolahan Data
Menerapkan prinsip-prinsip statistic terhadap data dengan menggnakan
computer.
J. Analisis data
Data yang dientry, kemudian dianalisis secara univariat dan bivariat.
1. Analisis Univariat
Bertujuan untuk menyajikan secara deskriptif dari variabel-variabel yang
diteliti. Analisis yang bersifat univariat untuk melihat distribusi frekuensi
dari seluruh faktor yang terdapat dalam variabel masing-masing, baik
variabel bebas (umur, jenis kelamin, pekerjaan, status dalam keluarga,
diabetes, hipertensi dan penyakit jantung) maupun variabel terikat yaitu
kejadian stroke, untuk mendapatkan gambaran jawaban responden, dan
menjelaskan karakteristik masing-masing variabel.
2. Aanalisis Bivariat
Dalam analisis bivariat melakukan uji hipertensi sehingga dapat diketahui
Ho apakah gagal ditolak atau ditolak, serta dapat disimpulkan ada tidaknya
hubungan yang bermakna Antara variabel independent dan variabel
dependent dengan menggunakan uji Chi Square (X2). Uji statistik ini
digunakan karena data yang dianalisa adalah jenis data kategorik
Dengan rumus :
2
2 [ O−E ]
x =∑
E
Keterangan :
X2 = Nilai Chi Square
O = Observed atau frekuensi yang diamati
E = Expected atau frekuensi yang diharapkan
Jika p-value hasil perhitungan ≤ α (0,05) maka Ho ditolak, sehingga
kesimpulannya kedua variabel tersebut berhubungan, sebaliknya jika p-
24
A. Hasil Penelitian
1. Gambaran umum RSUD Jend A Yani-Metro
RSUD Jend A Yani-Metro terletak di Jl. Jendralm A Yani kota
Metro, merupakan satu-satunya Rumah Sakit Pemerintah yang terdapat di
kota Metro dan merupakan rumah sakit rujukan bagi puskesmas dan
rumah sakit lain di Metro dan sekitarnya. RSUD Jend A Yani-Metro
merupakan instansi daerah dari pemerintah Kota Metro yang dibentuk
berdasarkan Perda Kota Metro nomor 03 tahun 2003 dan merupakan unsur
pelaksana daerah yang berada di bawah dan bertanggungjawab langsung
kepada Walikota Metro.
Berdasarkan Keputusan Walikota Metro tentang tugas pokok dan
fungsi, tugas pokok RSUD Jend A Yani-Metro adalah melaksanakan
urusan rumah tangga pemerintah Kota Metro dalam bidang pelayanan
Kesehatan Masyarakat dan Pelayanan Kesehatan rujukan dan
melaksanakan tugas-tugas pengobatan, pemeriksaan kesehatan, perawatan,
bimbingan dan latihan, pemulihan kesehatan, rehabiltasi kesehatan dan
semua pelayanan di bidang kesehatan.
RSUD Jend A Yani-Metro di bawah kepemimpinan Dr. Hernowo
AW, M.Kes telah menjadi rumah sakit Kelas B Non Pendidikan dengan
kapasitas tempat tidur 212 tempat tidur. RSUD Jend A Yani-Metro juga
telah terakreditasi ISO 9001 : 2000 dan akreditasi 12 kegiatan. Adapun
pelayanan yang telah dilakukan oleh rumah sakit selama tahun 2022 dapat
dilihat dari indikator sebagai berikut : rata-raat penggunaan tempat tidur
88,64 % rata-rata lama dirawat seorang pasien empat hari, rata-rata lama
tempat tidur tidak terpakai satu hari. Sedangkan rata-rata jumlah
kunjungan pasien rawat jalan perhari sebesar 241 pasien dan rata-rata
jumlah kunjungan pasien rawat inap perhari 13 pasien perhari.
Selama tahun 2022 pasien jumlah pasien stroke yang dirawat
diruang syaraf RSUD Jend A Yani-Metro adalah sebanyak 475 pasien.
25
26
2. Analisa Univariat
Analisa univariat disajikan dengan menampilkan distribusi frekuensi
dari masing-masing variabel, hasil selengkapnya disajikan sebagai
berikut :
a. Kejadian stroke
Tabel 4.1
Distribusi Frekuensi Kejadian Stroke di RSUD Jend A Yani-Metro
Tahun 2022
b. Umur
Tabel 4.2
Distribusi Frekuensi Responden Menurut Kelompok Umur
di RSUD Jend A Yani-Metro Tahub 2022
c. Jenis Kelamin
Tabel 4.3
Distribusi Frekuensi Responden Menurut Jenis Kelamin
di RSUD Jend A Yani-Metro tahun 2022
d. Status Kerja
Tabel 4.4
Distribusi Frekuensi Responden Menurut Status Kerja
di RSUD Jend A Yani
f. Hipertensi
Tabel 4.6
Distribusi Frekuensi Responden Menurut Riwayat Hipertensi
di RSUD Jend A Yani-Metro Tahun 2022
g. Diabetes
Tabel 4.7
Distribusi Frekuensi Responden Menurut Riwayat Diabetes
di RSUD Jend A Yani-Metro Tahun 2022
h. Penyakit jantung
Tabel 4.8
Distribusi Frekuensi Responden Menurut Riwayat Penyakit Jantung
di Rsud Jend A yani-Metro Tahun 2022
3. Analisa Bivariat
Untuk melihat hubungan Antara variabel terikat (kejadian stroke) dengan
variabel bebas (umur, jenis kelamin, status kerja, status dalam keluarga,
hipertensi, diabetes, pernyakit jantung) pada pasien dengan kejadian stroke
di RSUD Jend A Yani-Metro tahun 2022 yaitu dilakukan analisis tabulasi
silang sebagai berikut :
a. Hubungan Antara umur dengan kejadian stroke
Tabel 4.9
Distribusi Responden Menurut Umur dan Kejadian Stroke pada
Penderita Stroke di RSUD Jend A Yani-Metro Tahun 2022
Kejadian Stroke
Stroke non Stroke Total P
Umur Haemorhagic Haemorhagic Value
n % n % n %
> 55 114 78,1 32 21,9 146 100 0,351
≤ 55 Tahun 60 84,5 11 15,5 71 100
30
Kejadian Stroke P-
Jenis Stroke non Stroke Total Value
Kelamin Haemorhagic Haemorhagic OR
n % n % n %
Laki-laki 71 73,2 26 26,8 97 100 0,031 0,451
Perempuan 103 85,8 17 14,2 120 100
174 80,2 43 19,8 217
Kejadian Stroke P-
Status Kerja Stroke non Stroke Total Value
Haemorhagic Haemorhagic
n % n % n %
Bekerja 199 78,8 32 21,2 151 100 0,559
Tidak Bekerja 55 83,3 12 16,7 66 100
174 80,2 43 19,8 217
Kejadian Stroke P-
Status dalam Stroke non Stroke Total Value
Keluarga Haemorhagic Haemorhagic
n % n % n %
Kepala Keluarga 93 78,2 26 21,8 119 100
Bukan Kepala 81 82,7 17 17,3 98 100 0,511
Keluarga
174 80,2 43 19,8 217
Kejadian Stroke P-
Hipertensi Stroke non Stroke Total Value
Haemorhagic Haemorhagic
33
n % n % n %
Menderita 129 78,7 35 21,3 164 100
hipertensi
Tidak Menderita 45 84,9 8 15,1 53 100 0,427
hipertensi
174 80,2 43 19,8 217
Kejadian Stroke P-
Diabetes Stroke non Stroke Total Value
Haemorhagic Haemorhagic
n % n % n %
Menderita 37 80,4 9 19,6 46 100
diabetes
Tidak Menderita 137 80,1 34 19,9 171 100 1,000
diabetes
174 80,2 43 19,8 217
b. Umur
Berdasarkan tabel 3.2 digambarkan bahwa kejadian stroke lebih
banyak dialami oleh responden dengan umur lebih dari 55 tahun 67,3%
dibanding responden dengan umur kurang dari sama dengan 55 tahun
32,7%. Responden dengan umur lebih dari 55 tahun lebih banyak hal ini
dimungkinkan karena insiden stroke meningkat sesuai dengan
pertambahan umur (Hutapea, 1993).
Hal ini juga dikuatkan dengan teori yang dikemukakan Sidharta
(1985) bahwa pada golongan umur diatas 55 tahun cenderung terjadi
penurunan fungsi kerja organ tubuh sehingga akan rentan terhadap
penyakit yang bersifat degeneratif yang bisa memicu terjadinya stroke.
Pada usia muda (kurang dari 55) faal tubuh masih bekerja sangat optimal
dan normal kondisinya sehingga jarang dijumpai penyakit-penyakit
degeneratif usia ini.
c. Jenis Kelamin
Berdasarkan tabel 4.3 digambarkan bahwa kejadian stroke lebih
banyak dialami oleh responden perempuan yaitu sebesar 55,3%
dibandingkan laki-laki 44,7%.
36
Hasil ini sesuai dengan teori yang diungkapkan oleh Feigin (2006)
bahwa wanita memiliki resiko megalami stroke perdarahan 50% lebih
besar dan mengalami stroke stroke tidak perdarahan tiga kali lipat lebih
mungkin bila dibandingkan pria.
d. Status Kerja
Berdasarkan tabel 4.4 digambarkan bahwa responden yang bekerja
lebih banyak mengalami kejadian sytoke yaitu 69,6% dibanding responden
yang tidak bekerja 30,4%.
Pekerjaan akan berpengaruh pada terjadinya faktor resiko, dan bagi
yang mempunyai faktor resiko, maka akan menyebabkan terjadinya stroke.
Pekerjaan juga akan mempengaruhi seseorang dalam perilakunya untuk
memelihara kesehatan, dimana bagi seseorang yang pekerjaannya lebih
banyak menggunakan fikiran daripada fisik, maka akan dapat
menimbulkan stress, sehingga akan menjadi faktor resiko stroke.
Peneliti mencoba membandingkan dengan penelitian yang
dilakukan Manutsih (2004) yang mengasumsikan bahwa tingkat stress
yang lebih tinggi pada pekerja dibanding yang tidak bekerja turut memberi
andil untuk kejadian stroke
Melihat hasil ini peneliti melihat bahwa orang yang bekerja lebih
beresiko terkena stroke dibanding yang tidak beekrja.
f. Hipertensi
Berdasarkan tabel 4.6 diketahui bahwa responden yang mempunyai
riwayat hipertensi adalah sebanyak 75,6% dan yang tidak diketahui
mempunyai riwayat hipertensi sebanyak 24,4%.
Hal ini memperkuat teori walf dan Kanel yang dikutip Rumantir
(1986) yang mengatakan bahwa hipertensi merupakan faktor resiko utama
stroke. Kejadian stroke meningkat 3-4 kali pada penderita hipertensi
dibandingkan pada penderita yang tidak mempunyai riwayat hipertensi.
Dari hasil analisa terlihat bahwa penderita hipertensi beresiko
mengalami kejadian stroke.
g. Diabetes
Berdasarkan tabel 4.7 diketahui bahwa responden yang mempunyai
riwayat diabetes sebanyak 21,2% dan yang tidak diketahui mempunyai
riwayat diabetes sebanyak 78,8% .
Peneliti mencoba membandingkan dengan penelitian yang
dilakukan Manutsih (2004) yang dilakukan di RSUD kabupaten Kudus. Di
Kudus terjadi fenomena yang sama dimana lebih banyak responden yang
tidak diketahui riwayat diabestesnya dibanding responden responden
dengan diabetes.
Dari hasil ini peneliti mengasumsikan bahwa banyak penderita
stroke yang masuk ke RSUD Jend A Yani-Metro tidak dengan faktor
resiko diabetes.
h. Penyakit Jantung
38
2. Analisa Bivariat
a. Hubungan Antara Umur dengan Kejadian Stroke
Hasil penelitian tidak ditemukan adanya hubungan yang bermakna
Antara umur dengan kejadian stroke, dimana diperoleh nilai p = 0,351 > α
(0,05) yang menyatakan tidak ada hubungan Antara umur dengan kejadian
stroke.
Jika melihat hasil diatas dan membandingkan dengan teori yang
diungkapkan Hutapea (1993) bahwa insiden stroke meningkat sesuai
dengan pertambahan umur. Dan Sidharta (1985) yang mengatakan bahwa
pada golongan umur diatas 55 tahun cenderung terjadi penurunan fungsi
kerja organ tubuh sehingga akan rentan terhadap penyakit yang bersifat
degeneratif yang bisa memicu terjadinya stroke, dan pada usia muda
(kurang dari 55) faal tubuh masih bekerja sangat optimal dan normal
kondisinya sehingga jarang dijumpai penyakit-penyakit degeneratif pada
usia ini.
Hasil penelitian berbeda dengan pakar, hal ini dimungkinkan
karena kelemahan peneliti dalam hal pengambilan sampel.
pembuluh darah proksimal. Jika tekanan darah yang melebihi 140/90 terus
dibiarkan, akan memicu proses pergerakan di dinding pembuluh darah.
Kerak tersebut lambat laun menebal, hingga menghambat aliran darah ke
otak yang berakibat stroke. (Sastrodiwiryo, 1982).
Wakil dan Kanel yang dikutip Rumantir (1986) mengatakan bahwa
hipertensi merupakan faktor resiko utama stroke. Kejadian stroke
meningkat 3-4 kali lipat pada penderita hipertensi dibandingkan pada
penderita yang tidak mempunyai riwayat hipertensi.
Hasil penelitian tidak adanya hubungan Antara kejadian stroke
dengan hipertensi hal ini mungkin disebabkan karena sampel yang kurang.
A. Kesimpulan
1. Kejadian Stroke Non Haemorhagic 80,2% lebih banyak dibanding
Stroke Haemorhagic 19,8%.
2. Tidak ada hubungan umur dengan kejadian stroke.
3. Ada hubungan jeis kelamin dengan kejadian stroke.
4. Tidak ada hubungan status kerja dengan kejadian stroke.
5. Tidak ada hubungan status dalam keluarga dengan kejadian stroke
6. Tidak ada hubungan hipertensi dengan kejadian stroke
7. Tidak ada hubungan diabetes dengan kejadian stroke
8. Tidak ada hubungan penyakit jantung dengan kejadian stroke
B. Saran
1. Hasil penelitian yang menyatakan bahwa variabel yang tidak
berhubungan, hal ini dimungkinkan karena keterbatasan peneliti dalam
pengambilan sampel yang kurang mewakili. Oleh sebab itu
direkomendasikan kepada peneliti lain untuk melakukan penelitian
berkelanjutan dengan populasi yang lebih luas dan sampel yang lebih
besar mengenai penyakit stroke dan faktor-faktor yang
mempengaruhinya.
44
DAFTAR PUSTAKA
Editor, Satu Dari Empat Puluh Penduduk Indonesia Menderita Diabetes, tanggal 6
Hudak & Gallo ; Keperawatan Kritis (edisi VI volume II) ; EGC, Jakarta, 1996
Hull, Alison, penyakit Jantung, HT dan Nutrisi, Bumi Aksara, Jakarta, 1996
Joseph Hunter, Klassen, Loewenson dan Resch, Patologi Umum dan Sistematik
General and Systemic Pathology, Editor Edisi Bahasa Indonesia, Sarjadi,
Edisi II Volume II, Jakarta, 1973
45
Dengan Stroke Iskemik Akut atau Stroke Infark, Universitas Gadjah Mada
Yogyakarta, 1997
Mansjoer, Arif, Kapita Selekta Kedokteran (jilid 2.) FKUI, Jakarta, 2000
Nurwahyuni, Titik, Kualitas Hidup Pasien Stroke Berkaitan dengan Jenis Stroke
dan Letak Lesi, Program Pendidikan Dokter Spesialis Ilmu Penyakit syaraf
Fk UNDIP Semarang, 1999
46
Sidharta, Priguna, Tata Pemeriksaan Klinis Dalam Neurologi, PT Dian Rakyat,
Jakarta, 1985
Suryadi, Wirawan RB, Profil Penderita Stroke Pasca Operasi di RSUP Dr. Kariadi
Semarang Periode Juli 2000 s/d Mei 2002, SMF Neurologi Fakultas
Kedokteran Universitas Diponegoro, Semarang, 2002
Smeltzer, SN, & Bare, Breda B, Buku Ajar Keperawatan Medika Bedah, EGC,
Jakarta, 2002
Susalit, et al, Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I Edisi Ketiga, Persatuan Ahli
Penyakit Dalam Indonesia, EGC, Jakarta, 2005
47