01 05 Katalogisasi
01 05 Katalogisasi
KATALOGISASI / pengatalogan
dan DESKRIPSI BIBLIOGRAFI
1. Apa itu katalog 2. Apa saja kegiatan pengatalogan
Call number Desk bibliografi
SR Analisis subjek
2X0.01 klasifikasi
NAT
M
C.2
8 area desk
Subjek
-1-
KATALOGISASI
dan DESKRIPSI BIBLIOGRAFI
apa saja katalog yg anda punya?
- Sophie paris
- Tupperware
- Mobil
- Smartphone
-
Target yang ingin dicapai dari matakuliah Katalogisasi Literatur Aksara Arab
(KLA) adalah kemampuan membuat katalog dari koleksi berbahasa Arab. KLA
bahwa deskripsi bibliografi hanya salah satu dari kegiatan dalam pengatalogan
klasifikasi yang harus dikuasai pula oleh kataloger sehingga dapat menghasilkan
katalog:
CATALOG
A comprehensive list of the books, periodicals, maps, and other materials in a
given collection, arranged in systematic order to facilitate retrieval (usually
alphabetically by author, title, and/or subject). In most modern libraries, the
card catalog has been converted to machine-readable bibliographic records
and is available online. The purpose of a library catalog, as stated by Charles
C. Cutter in Rules for a Dictionary Catalog (1904), later modified by Bohdan
S. Wynar in Introduction to Cataloging and Classification (8th ed., 1992), is
-2-
to offer the user a variety of approaches or access points to the information
contained in the collection
Objects:
1. To enable a person to find any work, whether issued in
print or in nonprint format, when one of the following is known:
a. The author
b. The title
c. The subject
2. To show what the library has
d. By a given author
e. On a given and related subjects
f. In a given kind of literature
3. To assist in the choice of a work
g. As to the bibliographic edition
h. As to its character (literary or topical)
CATALOGING
The process of creating entries for a catalog. In libraries, this usually includes
bibliographic description, subject analysis, assignment of classification
notation, and activities involved in physically preparing the item for the shelf.
Reitz, Joan M. 2004. Online Dictionary for Information and Library Science. California :
Libraries Unlimited, dalam http://lu.com/odlis/odlis_c.cfm, diakses 14 Mei 2011
PENGATALOGAN
terbagi 2
PENGATALOGAN DESKRIPTIF
PENGATALOGAN SUBYEK (intellectual analysis)
1. Analisis Subyek 1. Deskripsi fisik dan karakteristik bibliografis
2. Penerjemahan menjadi nomor klasifikasi 2. Penentuan tajuk nama pengarang, dan judul sbg titik akses
-3-
APA YANG ADA DI DALAM KATALOG
1. Call number
2. Entri utama (baik pengarang maupun judul)
3. 8 daerah deskripsi bibliografi
4. Entri tambahan, terdiri atas:
tajuk subyek,
pengarang kedua dst.,
judul seri
DESCRIPTIVE CATALOGING
The part of the library cataloging process concerned with identifying and
describing the physical and bibliographic characteristics of the item, and with
determining the name(s) and title(s) to be used as access points in the catalog,
but not with the assignment of subject and form headings.
Reitz, Joan M. 2004. Online Dictionary for Information and Library Science. California :
Libraries Unlimited, dalam http://lu.com/odlis/odlis_c.cfm, diakses 14 Mei 2011
Mengacu kepada pengertian di atas, maka perlu diberikan beberapa batasan atau
penegasan kegiatan KLA:
subyek dan klasifikasi sama sekali tidak dilakukan. Pembatasan dalam konteks
-4-
matakuliah ini semata-mata mengikuti pentahapan dalam pembelajaran, dengan
asumsi bahwa keduanya sudah dikuasai oleh mahasiswa karena telah diajarkan
-5-
BAHASA ARAB
dan LITERATUR BERBAHASA ARAB
I. BAHASA ARAB
mempunyai penutur terbanyak dalam rumpun bahasa ini. Anggota bahasa Semit
(Aramaic). Prof. Azhar Arsyad dalam buku Bahasa Arab dan Metode
kurang lebih 20 negara. Di Semenanjung Arabia bahasa Arab adalah bahasa resmi
negara Oman, Yaman, Bahrain, Kuwait, Arab Saudi, Emirat Arab. Ke utara:
Jordan, Irak, Syria, Libanon, dan Palestina. Di Afrika, ia menjadi bahasa resmi di
Mauritania, Maroko, Aljazair, Libya, Mesir, dan Sudan.1 Pada masa kini Bahasa
Arab telah menjadi bahasa resmi PBB bersama bahasa Inggris, Prancis, Rusia,
Bahasa Arab berkaitan sangat erat dengan agama Islam. Sumber utama ajaran
Islam, yaitu al-Quran dan al-Hadis berbahasa Arab karena memang Islam
tama oleh penutur bahasa Arab tersebut, bahkan para ulama yang non-Arab
termasuk dari Indonesia terutama pada masa terdahulu juga menghasilkan karya-
1 Azhar Arsyad. Bahasa Arab dan Metode Pengajarannya: Beberapa Pokok Pikiran.
(Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2004) hal. 2.
2 Website PBB menyediakan pilihan akses dalam lima bahasa resmi tersebut,
dan untuk mengakses informasi dalam bahasa Arab, alamatnya adalah
http://www.un.org/ar.
-6-
karya berbahasa Arab sehingga setelah 14 abad lebih kemudian, Islam dengan
segala aspeknya hadir melalui literatur berbahasa Arab, dan dilengkapi karya
dalam bahasa selain Arab. Terlebih lagi, liturgi atau peribadatan di dalam agama
Islam menggunakan bahasa Arab, tanpa memandang dari mana dan di mana
pemeluknya berada.
bahasa Arab dalam beribadat meskipun tidak memahami artinya, seperti bacaan
al-Quran dan bacaan yang lain. Tidak hanya terbatas dalam peribadatan, bahasa
Arab dan agama Islam menjadi kajian akademik di negara-negara yang banyak
Keberadaan bahasa Arab di Indonesia juga berkaitan dengan agama Islam yang
dianut oleh mayoritas penduduknya. Kita melihat bahasa Arab diajarkan pada
kuningan.
-7-
Sampul LBA 1
-8-
Sampul LBA 2
-9-
II. LITERATUR BERBAHASA ARAB (LBA)
terutama buku-buku baik terbitan Timur Tengah, Indonesia dan lain-lain yang
banyak dimiliki oleh perpustakaan seperti di UIN Sunan Kalijaga dan kampus
perguruan tinggi Islam lainnya maupun yang ada di madrasah dan pesantren. Di
samping buku tentu saja ada majalah, jurnal, surat kabar dan manuskrip, namun
Dalam konteks matakuliah DBLA digunakan istilah Literatur Berbahasa Arab atau
LBA (yang barangkali lebih mudah dipahami daripada Literatur Aksara Arab)
Kriteria ini membatasi pada literatur yang ditulis dalam bahasa Arab, bukan
bahasa lain meskipun dalam tulisan Arab. Buku dengan tulisan Arab berbahasa
Melayu atau Jawa tidak termasuk LBA. Selain bahasa, karya tersebut harus ditulis
menggunakan aksara Arab. Karena itu tidak termasuk LBA, karya terjemahan ke
dalam bahasa selain Arab, serta karya dalam tulisan (transliterasi) Latin, Cina,
- 10 -
BUKU ARAB MELAYU, JAWA
TRANSLITE-RASI
PEGON ARAB-LATIN
Bukan
LBA
LBA tidak dibatasi pada karya oleh pengarang dari negara manapun, jadi tidak
memandang ia berkebangsaan Arab atau bukan, baik nama pengarang itu dalam
bahasa Arab, Barat, Cina atau bahasa apa saja. Yang pokok adalah bahasa dan
Bagi pustakawan, LBA memiliki problem tersendiri yang secara garis besar
adalah permasalahan yang bersumber pada bahan pustaka dan permasalahan yang
- 11 -
Sampul LBA 3
- 12 -
Sampul LBA 4
- 13 -
PERMASALAHAN
dalam PENGATALOGAN
LITERATUR BERBAHASA ARAB
I. BERSUMBER PADA BAHAN PUSTAKA
al-quran
- 14 -
Bagi pustakawan, LBA memiliki problem tersendiri yang secara garis besar
adalah:
- permasalahan yang bersumber pada bahan pustaka dan
- permasalahan yang bersumber pada pustakawan
Indonesia atau Inggris, sebab bahasa dan tulisannya memiliki sistem tersendiri.
bahasa Cina, bahasa India dan bahasa Jawa karena sistem bahasanya juga khusus.
Kesulitan terjadi ketika dihadapkan kepada kataloger dan pembaca yang tidak
1. Teks/Tulisan Arab
a. Arab Gundul
Teks atau tulisan berbahasa Arab sangat banyak yang tidak menggunakan
kalimat, makna dan sebagainya. Dengan menguasai kaidah tata bahasa Arab,
maka untuk menulis dan membaca teks menjadi mudah, bahkan mungkin
lebih disukai dengan tidak menggunakan harakat. Bagi pembaca yang tidak
menguasai bahasa Arab hal ini menimbulkan kesulitan dan dapat membawa
berbahasa Arab gundul atau tanpa harakat itulah yang banyak terdapat di
- 15 -
lingkungan pesantren dan perpustakaan di kampus, padahal tidak semua orang
Buku berbahasa Arab dapat dibuatkan katalog dengan tulisan Arab dan dapat
juga disediakan katalog dalam tulisan Latin, artinya ada dua katalog untuk
satu judul buku. Katalog dengan tulisan Arab menghasilkan tulisan yang sama
dengan yang tercantum pada buku, misalnya judul dan nama pengarangnya.
dalam tulisan Latin, dan untuk keperluan tersebut harus memperhatikan sistem
alih tulisan standar secara konsisten untuk semua koleksi. Sistem alih tulisan
c. Masalah Sarana
tulisan untuk membuat katalog dengan tulisan Latin, masalah berikutnya yang
huruf di dalam alfabet Arab memiliki padanan langsung dalam alfabet Latin,
- 16 -
untuk itu harus dilambangkan dengan tanda-tanda khusus. Komputer
menyediakan sejumlah tanda atau simbol tertentu, tetapi belum bisa dilakukan
melalui menu seperti Insert --> Symbol dst. sehingga menjadi tidak praktis.
Kemudian ada cara yang lebih membantu, yaitu dengan meng-install sejenis
font yang dapat menampilkan tanda-tanda tertentu. Namun cara ini pun masih
tetap menyulitkan tugas kataloger sebab masih harus dikerjakan satu persatu
Nama-nama penulis Arab, terutama yang berasal dari masa sebelum modern
memiliki pola yang cukup rumit. Biasanya seseorang memiliki nama cukup
panjang yang terdiri atas variasi unsur-unsur: nama diri, nama anak, silsilah
keluarga, gelar kehormatan, status sosial, julukan serta asosiasi dengan keluarga,
daerah atau profesi. Unsur-unsur itu disebut Ism, Kun-yah, Nasab, Khitab, Nat,
Laqab, dan Nisbah. Bagi kataloger tidak mudah menentukan unsur mana yang
menjadi tajuk (kata utama) nama seorang pengarang, dan sangat mungkin
pengarang yang sama dibuatkan tajuk yang berbeda. Contohnya untuk nama
al-Kahlani al-Sanani.
- 17 -
3. Pengumpulan Data Bibliografis
cetakan lama tidak cukup jelas menampilkan judul, atau judul tidak
itu memang berisi tafsir, penjelasan dan komentar, bahkan naskah utama atau
naskah induk yang menjadi objeknya dimuat pula pada cetakan tersebut.
Data-data penerbitan seringkali juga tidak lengkap, seperti tidak ada tempat atau
tahun terbit, apabila dicantumkan letaknya tidak mesti pada satu tempat.
teratasi dengan cukup baik. Akan tetapi LBA juga memerlukan ketelitian
mengingat pada setiap koleksi ada problem tersendiri, pada isi atau cetakannya.
Uraian mengenai permasalahan di atas dapat dibaca juga dalam buku Kailani
- 18 -
- 19 -
UNSUR-UNSUR
dan POLA NAMA ARAB
Kunyah dan nasab sudah banyak digunakan sebagai nama diri, menjadi seperti ism
- 20 -
Tulisan Kailani Eryono berjudul Katalogisasi buku berbahasa Arab,4 menyebut
berbagai pola nama Arab yang dapat dikelompokkan menjadi 4 bagian dengan
variasi masing-masing:
1. NAMA YANG MENGGUNAKAN NASAB, TANPA LAQAB DAN
NISBAH: berasal dari zaman tradisi lisan. Banyak trdapat pada nama Arab
kuno. Variasi unsur pembentuknya adalah:
a. Ism + nasab Muhammad ibn Abd al-Wahhab, Abdullah ibn Yusuf ibn
Hisyam
b. Ism + nasab + laqab Amr ibn Bahr al Jahiz, Idrus ibn Salim al-Bar
- 21 -
Sulayman ibn Umar al-ajili al-SyafiI al-syahir bi al-Jamal
e. Kunyah + ism + nasab + laqab
Abu Bakr Muhammad ibn Abdillah al-maruf bi Ibn-al-al- Arabi
f. Kunyah + ism + nisbah + laqab
Abu Abdillah Muhammad al-Naysaburi al-maruf bi al-Hakim
nama Arab berdasarkan artikel Da'ud ibn Auda (David B. Appleton) berjudul:
- 22 -
1. Banyak nama laki-laki dapat dibuatkan bentuk feminimnya dengan
menambahkan "a" atau "ah" di akhir nama Khalid --> Khalida(h)
3. Gelar Sayf al-Din (The Sword of the Faith) dan The Sword of the State (Sayf
al-Dawla) yang dahulu diberikan oleh Khalifah karena prestasi politik atau
militer memiliki makna yang sangat tinggi. Nama yang tersusun dari "X + al-
Din" (contoh yang terkenal "Salah al-Din" [Rectitude of the Faith], "Nur al-
Din" [Light of the Faith] dan "`Ala al-Din" (Aladdin)), "X + al-Dawla" (Nasir
al-Dawla [Defender of the State]), "X + al-Mulk" (Nizam al-Mulk [Order of
the Kingdom]) and "X + al-Islam (Sayf al-Islam [Sword of Islam])
mengindikasikan status pemilik nama.
- 23 -
dibandingkan nama diri atau ismnya: sejarawan Ibn Khaldun, penjelajah
Ibn Battuta, dan filosof Ibn Sina [Avicenna].
Nasab bisa ditampilkan sampai beberapa generasi. Namun biasanya
sampai satu atau dua generasi. Jarang ditemukan nasab sampai tiga
generasi, dan sangat sedikit nasab sampai empat generasi seperti: Abu
Bakr Muhammad ibn Ahmad ibn Muhammad ibn Jafar ibn al-Haddad.
Kata Abu berubah menjadi Abi ketika nama orang tua di dalam nasab
adalah kunya, Muhammads son-in-law was Ali ibn Abi Talib, Ali the son
of Abu Talib, or Ali, the son of the father of Talib.
d. Laqab, kombinasi kata-kata menjadi sebuah julukan biasanya berkaitan
dengan agama, alam, atau kualitas yang mengagumkan dari orang tersebut
seperti "Harun al-Rashid". Satu bentuk tertentu dari adalah `Abd+ salah
satu 99 nama Allah: Abd Allah (`Abdullah) [the servant of God], `Abd al-
Aziz [servant of the Almighty], `Abd al-Rahman [servant of the Merciful].
Laqab seperti ini sebenarnya sudah digunakan sebagai ism.
Kadang-kadang laqab lebih dipakai untuk menggantikan ism, seperti al-
Dahhak ibn Ajlan, Abu Talib al-Mufaddal ibn Salamah, di samping
penggunaan laqab secara normal: Muhammad ibn Yala al-Dabbi al-
Mufaddal.
Beberapa nama digunakan sebagai ism, yang dapat dibentuk sebagai
laqab: Rashid dan al-Rashid, Hasan dan al-Hasan, Anbar dan al-Anbar,
Fadl dan al-Fadl
e. Nisba, nama julukan a byname. Nisba mengikuti ism, atau jika nama
memilki nasab, biasanya nisba terletak sesudah nasab. Nisba memiliki 3
jenis utama:
1. Profesi, diambil dari pekerjaan seseorang: Muhammad al-Hallaj
[Muhammad, the dresser of cotton].
2. Kesukuan, diambil dari nama suku atau nama keluarga: Mughirah al-
Ju'fi [Mughirah of the tribe of Ju'fi]; Yusuf al-Ayyubi [Joseph the
Ayyubid, Joseph of the family line of Ayyub].
3. Kedaerahan, diambil dari tempat kelahiran atau tempat tinggal: Yaqub
al-Dimashqi [Jacob of Damascus], Muhammad ibn Ismail al-Bukhari.
Yang terakhir adalah ulama penghimpun hadis Nabi, lebih dikenal
dengan nama al-Bukhari berdasarkan tempat lahirnya Bukhara.
Kadang-kadang nisba lebih dipakai untuk menggantikan ism: Ali ibn
al-Massisi, Abu Ishaq al-Tabari. laqabs/nisbas.
Jika nisba lebih dari satu, aturan umum adalah: yang berdasarkan
geografis terletak di akhir, didahului oleh nisba yang berdasarkan
profesi atau kesukuan.
Contoh-contoh:
1. Yusuf ibn Ayyub ism son of ism [one generation nasab]
- 24 -
2. Yazid ibn Abi Hakim ism son of the father of Hakim [one generation nasab
where the fathers name is a kunya]
3. Ayyub al-Sakhtiyani [masculine], Mariyah al-Qibtiyah [feminine] ism +
nisba
4. Abu Muhammad Wahb kunya [the father of Muhammad] + ism
5. Umm Ja'far Zubaydah kunya [the mother of Jafar] + ism
6. Ahmad ibn Abi Fanan al-Katib ism son of the "father of Fanan" [one
generation nasab, where name of father is a kunya] + occupational nisba
7. Abu Bishr al-Yaman ibn Abi al-Yaman al-Bandanijikunya + laqab/ism +
one generation nasab [where name of father is a kunya] + nisba
8. Abu al-Tayyib Abd al-Rahim ibn Ahmad al-Harranikunya [where name of
son is laqab/ism] + laqab/ism + one generation nasab + geographic nisba
9. Abu Muqatil al-Nadr ibn al-Munqadi al-Daylami kunya + laqab/ism + one
generation nasab [where name of father is laqab] + nisba
10. Abu al-Hasan Ali ibn Sahl ibn Rabal al-Tabari kunya + ism + two
generation nasab + nisba
11. Abu al-Abbas Muhammad ibn Yaqub ibn Yusuf al-Asamm al-Naysaburi
kunya + ism + two generation nasab + nisba [occupational? Or laqab?] +
geographic nisba
12. Abu al-Qasim Mansur ibn al-Zabriqan ibn Salamah al-Namari kunya
[where name of son is laqab/ism] + ism + two generation nasab [where
name of father is laqab/ism] + nisba
13. Abu Ishaq Ibrahim ibn Ishaq ibn Ibrahim ibn Bashir al-Harbi kunya + ism
+ three generation nasab + nisba
14. Ubayd ibn Muawiyah ibn Zayd ibn Thabit ibn al-Dahhak ism + four
generation nasab
A. Menurut ALA
- 25 -
- Pustakawan sulit mengenali apakah seorang penulis terkenal atau
tidak
2. Nama yang ada sesudah tahun 1900 pada bagian akhir, seperti nama
Barat
B. Menurut LA
Semua nama tanpa pengecualian ism sebagai tajuk nama
C. Menurut AACR
Tajuk nama pada unsur/kombinasi unsur2 yang lebih dikenal
Bagaimana memilih bagian yang lebih dikenal gunakan Sumber
Referensi:
- 26 -
SISTEM
ALIH TULISAN
menggunakan aksara Arab seringkali harus dialihkan ke dalam tulisan latin untuk
memudahkan untuk membacanya bagi orang yang tidak menguasai bahasa Arab
Alih tulisan biasanya disebut dengan istilah Transliterasi, yang dalam Kamus
Besar Bahasa Indonesia berarti: penyalinan dengan penggantian huruf dari abjad
yg satu ke abjad yang lain, misalnya dari tulisan Jawa atau Arab ke tulisan Latin,
dari tulisan Latin ke tulisan Jawa, dsb.6 Ada pula istilah Romanisasi yang berarti
konversi kata-kata, nama, judul atau teks dari sistem tulisan non-Latin ke dalam
tulisan Latin.7 Jadi Romanisasi lebih khusus pengalihan ke dalam tulisan Latin.
Transliterasi adalah proses di mana kata-kata dalam satu alfabet terwakili dalam
alfabet lain. Ada sejumlah aturan yang mengatur transliterasi antara alfabet yang
orang mewakili suara dengan surat dari alfabet lain, sementara di transliterasi,
- 27 -
orang berusaha untuk memetakan huruf satu sama lain, terkadang dengan tanda
3) Dibuatkan 1 Katalog Arab dan 1 katalog Latin 1 Katalog Arab dan masing-
masing dibuatkan transliterasi
Ada 2 versi katalog untuk tiap judul buku
Dewasa ini sistem Transliterasi yang banyak digunakan di dunia adalah dari
Latin berdasarkan SKB Menag dan Mendikbud 1987 dan banyak di gunakan oleh
8 http://www.wisegeek.com/what-is-transliteration.htm
9 Kailani Eryono. Katalogisasi , hal 51
- 28 -