[go: up one dir, main page]

0% found this document useful (0 votes)
202 views4 pages

Cambridge Chapter 8 Words and Sentences

This document discusses the interface between morphology and syntax, specifically how verbal morphology can influence sentence structure by changing a verb's valency. Valency refers to the number of arguments a verb takes, such as subjects and objects. The document covers topics like argument structure, passive and anti-passive constructions, causatives, applicatives, and noun incorporation. It also discusses areas on the border between morphology and syntax, such as clitics, phrasal verbs, and phrasal compounds.

Uploaded by

Destian
Copyright
© © All Rights Reserved
We take content rights seriously. If you suspect this is your content, claim it here.
Available Formats
Download as DOCX, PDF, TXT or read online on Scribd
0% found this document useful (0 votes)
202 views4 pages

Cambridge Chapter 8 Words and Sentences

This document discusses the interface between morphology and syntax, specifically how verbal morphology can influence sentence structure by changing a verb's valency. Valency refers to the number of arguments a verb takes, such as subjects and objects. The document covers topics like argument structure, passive and anti-passive constructions, causatives, applicatives, and noun incorporation. It also discusses areas on the border between morphology and syntax, such as clitics, phrasal verbs, and phrasal compounds.

Uploaded by

Destian
Copyright
© © All Rights Reserved
We take content rights seriously. If you suspect this is your content, claim it here.
Available Formats
Download as DOCX, PDF, TXT or read online on Scribd
You are on page 1/ 4

Cambridge chapter 8 Words and sentences: the interface between morphology and syntax

8.1 Introduction

Setelah belajar bahwa morphology fokus pada acara terbentuknya suatu kata dalam
suatu bahasa. Syntax, disisi lain, fokus terhadap aturan-aturan yang membolehkan kita
menggabungkan sekumpulan kata menjadi sekumpulan kata dan kalimat. Morphology dan
syntax secara general membahas perbedaaan kelas dari sususan linguistik. Ahli morphology
lebih melihat proses bentuk leksim dan infleksi, seperti compounding, reduplication, dan lain-
lain. Ahli syntax lebih fokus, diantara hal lain, dengan struktur sekumpulan kata dan aturan
pergerakan, dan aturan yang mempelajari tentang anaphors dan pelafalan kata.

Pada chapter ini akan fokus membahas mengenai verbal morphology yang memengaruhi
struktur kalimat dengan merubah apa yang disebut dengan valensi (gabungan kekuatan dari suatu
unsur) kata kerja. Valensi membahas jumlah argumen yang terdapat pada kalimat, dimana
sekumpulan kata benda (subjek dan objek) dipilih oleh kata kerja.

8.2 Argument structure and morphology

Sebelumnya telah dibahas mengenai valensi kata kerja sebagai jumlah argumen.
Argumen didefinisikan sebagai sekumpulan kata yang secara semantik diperlukan oleh kata kerja
atau memberi arti pada kata kerja. Secara umum, argumen wajib terjadi bersama kata kerja.
Kata kerja hanya punya satu argumen yaitu sekumpulan kata kerja. Kata kerja yang punya
hanya satu argumen disebut dengan intransitive dan yang membutuhkan dua argumen disebut
transitive. Kata kerja ‘put’ membutuhkan subjek, objek, dan kata lainnya yang menggambarkan
lokasi. Jika kata kerja membutuhkan tiga argumen maka disebut ditransitive. Argumen untuk
sebuah kata kerja sering kali, namun tidak selalu, wajib. Misal, kata kerja harus mempunyai
subjek, maka akan mempunyai objek, namun objek tidak selalu diperlukan.

8.2.1 Passive and anti-passive

Salah satu contoh yang sangat jelas dari pergantian valensi dalam bahasa Inggris adalah
kalimat aktif dan pasif. Dalam kalimat aktif terdapat dua argumen yaitu orang yang melakukan
aksi (agent/subjek) dan yang diperlakukan (patient/objek) atau tema. Dalam pasif peran agen
tidak begitu penting. Dalam pasif seorang patient menjadi subjek dengan bantuan preposisi.
Terbentuk dengan bantuan tambahan kata kerja pengganti dan penanda lampau. Kalimat pasif
lazim dikalangan pembicara bahasa Inggris, tetapi tidak memiliki unsur yang ada di anti-passive.
Anti-passive membutuhkan kata kerja yang memerlukan objek dan membuat kata yang tidak
membutuhkan objek dengan mengurangi argument.

8.2.2 Causative and applicative

Causatives menambahkan subjek baru pada argument yan telah dimiliki verb yang
secara semantic menjadi penyebab dari suatu aksi. Jika verb memiliki satu argumen, causative
memiliki dua argumen.

Contoh :
‘The water boiled’= verb dan argumennya

‘Badru boiled the water’ (Caused the water to boil)= causative

Kata ‘boil’ memiliki satu argumen yaitu patient/theme, dengan causative morpheme menjadikan
adanya penambahan subjek yang menyebabkan terjadinya.

Ada juga yang disebut dengan applicative yaitu penambahan terhadap argument tetapi
penambahannya berupa objek.

Contoh:

‘I cook some food’

‘I cook some food for Juma’= applicative

8.2.3 Noun incorporation

Satu lagi cara penambahan argument dalam struktur kata kerja yaitu noun incorporation.
Objek atau argument yang lainnya dari kata kerja membentuk suatu kata complex dengan verb,
hal ini hanya terjadi pada bahasa yang ada polisintetik morfologinya.

8.3 On the borders

Bererapa kasus dimana sulit untuk menggolongkan apakah suatu kata/kalimat termasuk
morfologi atau sintaksis. Hal tersebut yang mendiami semacam perbatasan antara dua tingkat
organisasi

8.3.1 Clitics

Salah satu yang dinggap sebgai batasan adalah clitics. Clitics adalah elemen kecil dari
grammar yang tidak bisa berdiri sendiri dan tidak bisa disebut dengan free morpheme. Namun
juga bukan sebuah imbuhan. Ada dua macam clitics yaitu simple clitics dan special clitics. Kata
seperti –ll and =d adalah bentuk dari will dan would, hal ini disebut dengan clitics. Seperti
imbuhan mereka dibaca sebagai bagian dari kata. Namun tidak seperti imbuhan, mereka tidak
merubah kategori khusus suatu dasar atau menmbah informasi grammatical. Special clitics
secara fonologis tergantung pada asal katanya, seperti simple clitics, namun tidak mengurangi
jumlah dari suatu kata independen.

Clitics terhubung pada sintaksis dan morfologi karena memiliki karakter dari bound morpheme
dan unit sintaksis. Seperti bound morpheme, clitics tidak bisa berdiri sendiri. Tetapi seperti
sintaksis, clitics biasanya tidak pilih-pilih untuk kata dasarnya dam punya funsi sendiri dalam
kumpulan kata sintaksis.

8.3.2 Phrasal verbs and verbs with separable prefixes

Phrasal verb adalah kata kerja yang terdiri dari kata kerja dan preposisi atau partikel.
Contoh:
call up ‘telephone’
chew out ‘scold’
put down ‘insult’
run up ‘accumulate
8.3.3 Phrasal compounds

Phrasal compound adalah kata yang membentuk frasa sebagai elemen pertamanya dan
kata benda sebagai elemen kedua. Contoh:

English (Harley 2009)


stuff-blowing-up effects
bikini-girls-in-trouble genre
comic-book-and-science-fiction fans

dapat ditambahkan kata diantara frasanya dan diantara kepala kata (pembawa isi). Seperti pada,

stuff-blowing-up exciting effects= antara frasa dengan kepala kata


exciting stuff-blowing-up effects=antara frasa

LATIHAN

3. We arranged a [five o’clock-ish] meeting. = phrasal compund

Her [old maid-ish] behavior surprised us. = phrasal compund

Those two look very [Mutt and Jeff-ish]. = applicative

Since that fight, I consider her an [ex-old friend]. = applicative

None of my friends are [pro-Bush and Cheney]. = applicative

I need a [post-90 degree day] shower. = phrasal compund

5. Consider the English sentences below:

a. The water boiled.

b. Fenster boiled the water.

a. The tomatoes grew.

b. Letitia grew the tomatoes.

a. The door opened.

b. Roddy opened the door.


The (a) sentences is process of passive (ada patient sebagai subjek dan argument) and the (b)
sentences is the process of causatives.

You might also like