Inteligensi merupakan kemampuan memperoleh pengetahuan, berpikir secara efektif, dan beradaptasi dengan lingkungan (Passer dan Smith, 2007). Menurut APA Dictionary of Psychology (2015) Inteligensi dijelaskan sebagai kemampuan untuk...
moreInteligensi merupakan kemampuan memperoleh pengetahuan, berpikir secara efektif, dan beradaptasi dengan lingkungan (Passer dan Smith, 2007). Menurut APA Dictionary of Psychology (2015) Inteligensi dijelaskan sebagai kemampuan untuk memperoleh informasi, mempelajari pengalaman, beradaptasi terhadap lingkungan, memahami dan menggunakan pemikiran dan logika dengan benar. Berdasarkan kamus Merriam-Webster, inteligensi dijelaskan sebagai kemampuan untuk memelajari dan memahami berbagai hal atau kemampuan untuk menghadapi situasi baru yang sulit. Untuk mengetahui faktor-faktor inteligensi, kita akan membahas sedikit sejarah, pembatasan topik, dan korelasi-korelasi inteligensi terhadap berbagai variabel psikologis yang ada di dalam maupun di luar individu. Teori mengenai Inteligensi pertama kali dikemukakan Francis Galton pada awal abad ke 20. Belum seperti abad ke 21 yang mengaitkan erat antara inteligensi dengan tes dan kuantifikasi, pada saat itu inteligensi dilihat sebagai kemampuan dan keahlian yang abstrak. Galton melihat inteligensi ditentukan oleh hereditas genetis, volume otak, dan ukuran tengkorak manusia. Galton beranggapan bahwa kemampuan mental terkait erat dengan efisiens sistem syaraf dan tidak memiliki relevansi sosial seperti kemampuan akademis dan kesuksesan dalam bidang-bidang lain dalam kehidupan. Anggapan Galton mengenai kemampuan mental ini menstimulasi berbagai penelitian inteligensi, termasuk Penelitian Alfred Binet. Binet merupakan seorang ilmuwan yang berkontribusi dalam Psikologi Pendidikan. Ia merupakan ilmuwan pertama yang membuat klasifikasi inteligensi berdasarkan usia dan kuantifikasi inteligensi yang saat ini kita sebut sebagai IQ. Binet melihat usia sebagai faktor dasar dari inteligensi. Setelah Binet menciptakan alat tes yang digunakan sebagai alat standarisasi dalam institusi pendidikan, seorang psikolog Amerika, bernama Lewis Terman, membawa alat tes tersebut ke Amerika dan mengadaptasinya supaya dapat digunakan di Amerika. Berkat jasanya, alat tes