Water Transportation

Pada tumbuhan tingkat tinggi, air dan nutrisi tumbuhan diperoleh dari dalam tanah dengan bantuan akar sementara proses transportasi air dilakukan oleh pembuluh pengangkut yang terdiri dari xilem dan floem. Perbedaan volume air yang diserap oleh tanaman dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya adalah usia dan luas permukaan daun. Pada percobaan terjadi perbedaan volume air yang diserap oleh oleh tanaman tomat (Solanum lycopersicum) yang dipotong daun tuanya dengan tanaman kontrol yang terjadi karena perbedaan daya hisap daun.

Pelabuhan Maumere yang di kenal dengan pelabuhan Laurentius Say merupakan pelabuhan utama di Kabupaten Sikka dan merupakan salah satu pelabuhan besar di Pulau Flores, Provinsi Nusa Tenggara Timur. Peran Pelabuhan Laurentius Say Maumere menjadi sangat penting karena merupakan simpul utama perekonomian dan sebagai jalur keluar masuknya barang lintas Flores. Pelabuhan Laurentius Say Maumere ini pengoperasiannya dilakukan oleh PT. Pelabuhan Indonesia III Persero (PELINDO) dengan kantor pusat di Surabaya. Pelabuhan sebagai penunjang kegiatan pergerakan manusia dan barang maka diperlukan sarana dan prasarana yang baik. Sarana berupa kapal penumpang maupun kapal barang. Prasarana merupakan pelabuhan. Dalam perkembangan pelabuhan Laurentius Say Maumere mengalami peningkatan akan permintaan volume jasa pelayanan yaitu menjalin kerja sama dengan perusahaan-perusahaan peti kemas. Peningkatan permintaan jasa tersebut harus diimbangi dengan ketersedian fasilitas yang menunjang seperti pelabuhan, dermaga peti kemas serta alat-alat bongkar muat di pelabuhan guna memberi pelayanan cepat, ekonomis serta keamanan dan keselamatan barang, baik yang akan keluar maupun yang akan masuk ke pelabuhan. Oleh karena itu, guna meningkatkan pelayanan akan kebutuhan jasa bongkar muatan yang ideal yang menghasilkan produktifitas yang optimal baik dari segi waktu maupun biaya, sehingga perlu dilakukan penelitian kinerja peralatan bongkar muat barang dan peti kemas di pelabuhan Laurentius Say Maumere. Hasil yang diperoleh dari penelitian kinerja peralatan bongkar muat barang dan peti kemas pada Pelabuhan Laurentius Say Maumere guna pelayanan sampai tahun 2015. Kebutuhan bongkar muat peti kemas dibutuhkan crane kapal produktifitas 9 box/jam sebanyak 2 unit, truck trailer produktifitas 7 box/jam sebanyak 2 unit dan Reach Stacker produktifitas 9 box/jam sebanyak 1 unit. Kebutuhan bongkar muat barang umum dibutuhkan crane kapal produktifitas 8 jala-jala/jam sebanyak 1 unit dan  truck  produktifitas 10 jala-jala/jam sebanyak 1 unit.

Pelabuhan Maumere terletak di teluk Maumere Pulau Flores dan termasuk dalam wilayah Kabupaten Sikka, Propinsi Nusa Tenggara Timur. Untuk lebih meningkatkan pelayanannya maka perlu dilakukan analisis terhadap kapasitas pelayanan Pelabuhan. Hal ini bertujuan untuk mengetahui kebutuhan akan ruang pelabuhan, kebutuhan peralatan, prediksi perkembangan kunjungan kapal dan peningkatan bongkar muat dan membuat usulan layout pelabuhan sesuai dengan perkembangan arus kapal, barang dan penumpang.  Penelitian ini menggunakan metode proyeksi trend yang didasarkan pada data historis trafik dan trend pertumbuhannya. Metode proyeksi trend yang digunakan adalah analisis regresi menggunakan software excel dengan memperhatikan pertumbuhan populasi dan PDRB dari wilayah hinterland. Prediksi yang dilakukan berdasarkan data tahun 2008-2012, kemudian berdasarkan proyeksi trafik pelabuhan dianalisis kebutuhan akan ruang dan peralatan pelabuhan untuk beberapa tahun kedepan. Berdasarkan hasil analisis kebutuhan lapangan penumpukan peti kemas, dapat diprediksi kebutuhan pada tahun 2014 adalah sebesar 14,960 m2, tahun 2020 sebesar 31,240 m2 dan tahun 2025 sebesar 44,770 m2. Lahan dalam DLKr daratan Pelabuhan Maumere yang bisa dialokasikan sebagai lapangan penumpukan peti kemas adalah sebesar 16,128.14 m2. Gudang dan lapangan penumpukan terbuka diprediksikan masih bisa menampung arus peti kemas sampai dengan tahun 2025. Gedung terminal penumpang diprediksikan lahan yang ada masih mencukupi kebutuhan namun luas gedung yang ada harus ditambah. Lahan areal parkir yang ada masih mencukupi kebutuhan. Dari hasil perhitungan kebutuhan peralatan diprediksikan pada tahun 2014, peralatan bongkar muat peti kemas yang dibutuhkan adalah 1 unit kran darat, 3 unit head truck dan 3 unit mobile crane. Pada tahun 2020 adalah 2 unit kran darat, 4 unit head truck dan 3 unit mobile crane. Pada tahun 2025 adalah 2 unit kran darat, 5 unit head truck dan 4 unit mobile crane.

The phenomenon of the growing mode of transportation functions into residential or housing occurs almost worldwide. However, most types of transportation modes used as a dwelling are the type of ground transportation. In Kalimantan, South Kalimantan in particular, the development of transportation modes phenomena also found; people use water transportation as dwellings. Jukung (boats) as one of the physical cultures of the Borneo tribes has functionally changed; not only used as transportation mode but also as a shelter. This research aims at investigating the architectural forms of Jukung used as dwellings by traders which known as Jukung Baangkut Barang in local language. Results of this literature study and field observations revealed that Jukung Baangkut Barang is the only type of Jukung functioning as a shelter. This can be seen from the rooms arrangement of the boat: goods and clothes storage, bedroom, dining and living room, kitchen, bathroom/toilet, and laundry room. Because of these functions, physically, Jukung Baangkut Barang has a unique characteristic compared to other types of boats found in Kalimantan. This characteristic marked by additional massive forms which cover almost the whole part of the boat.

Nanofluidics in CNTs is argumentative though it is theoretically calculated by various reports. It is because only a few of experimental reports are available, and the measured permeability is not so large as that suggested from the theoretical calculations. Also, water motion suppression in the confined space has not been exhibited by flux measurement. The present work explores these yet-unsolved discrepancies using the measurable size membrane of vertically aligned double-walled carbon nanotube array, which is borne with durability and flexibility, and a conventional measurement method is applied to the membranes. Water motion suppression occurs in the CNT confined space significantly, depending on temperature. Additionally, it is confirmed that the obtained permeability correlates to the reported experimental results with regard to the relationship between CNT length and permeability, and the correlation does not agree with permeability calculated from the Hagen-Poiseuille law. These results pose an insight into the inherent water transport characteristics in the CNT confined space.

Kelek, bir nehir taşıtı olarak kesilen keçilerin derilerinde hiçbir yırtılmaya meydan vermeden özenle yüzülmesinden çıkarılan tulumların şişirilmesi ve birbirine bağlanmasından sonra üzerlerine çekilen direklerden oluşan bir saldır. İlk çağlardan Osmanlı devletinin tarih sahnesinden çekilmesine kadar Diyarbakır-Musul-Bağdat merkezleri arasında ulaşım ve nakliyat aracı olarak kullanılmıştır. Diyarbakır ve çevresinde üretilen, imal edilen veya ticari yollarla getirilen mal ve eşya kara yoluna oranla ucuz, hızlı ve rahat olması nedeniyle şehir surlarının Yenikapı tarafında bulunan nehir sahilinde iskele olarak anılan yerde bağlı olan keleklere yüklenilerek Musul ve Bağdat’a taşınmıştır. Kelek vasıtasının nakliyecilik alanında avantaj sağlayan koşulları ulaşım alanında da bir tercih nedeni olmuş ve Irak’a gitmek isteyen resmi ve sivil yolcular, Diyarbakır iskelesine gelerek orada bulunan keleklere binmek suretiyle yola çıkmışlardır. Motorlu taşıtların kullanılmasından önce kelek vasıtasının ulaşım ve nakliyat alanında sağladığı imkânlar nedeniyle geniş bir meslek erbabının uğraştığı bir sektör olmuştur. Bu çalışma Osmanlı dönemi Diyarbakır’ı özelinde Dicle nehir yolunda nakliye ve ulaşım aracı olarak kullanılan keleğin imal edildiği materyal ile söz konusu materyalin tedariki, kelek imalinin aşamaları, keleğin nehir yolunda kullanımına yönelik takip edilen uygulamalar ele alınmaya çalışılmıştır.

Anomalous moisture transport in cement-based materials is often reported in the literature , but the conventional single-porosity moisture transport models generally fail to provide accurate simulation results. Previous studies suggested that the anomalous moisture transport could be caused by different moisture transport velocity in large and small pores. Based on this concept, the present study proposes a continuous dual-permeability model for cement-based material. The proposed model includes the transport contribution of both liquid water and water vapor, which are governed by liquid advection and vapor diffusion , respectively. We explicitly consider that moisture transport in the large pore region is faster than the small pore region. The volumetric fraction of each region is determined when fitting the measured sorption isotherms by using a bimodal equation. The validation with experimental data shows that the dual-permeability model can well simulate both the "normal" and the anomalous moisture transport. The applicability of the proposed model implies that the "dual-porosity property" could be one of reasons that cause anomalous moisture transport in cementitious materials. In addition, results show that vapor diffusion can be neglected for moisture transport in both porosities at high relative humidity (RH), while at low RH, vapor diffusion must be considered.

The surface force pore-flow (SFPF) model is based on solute-membrane material interactions at the membrane-solution interface. It has been used to model the transport of solute and solvent through membranes under the influence of such forces and to determine separation efficiency based on the assumption of circular pores. It is evident from the model that the pore diameter has a strong bearing upon the separation efficiency and the mean separation efficiency can be determined from the pore size distribution. In this work a Monte Carlo simulation technique has been employed to generate a large number of sample pores from the mean and the standard deviation. The Gaussian distribution has been used to determine the separation efficiency in the SFPF model. The results have been compared with the available data for isopropanol/cellulose acetate/water system and the predicted values agree well with the published data.

http://link.springer.com/article/10.1007/s004490050686

Dermaga pada Pelabuhan Maumere dioperasikan untuk kegiatan bongkar/muat  general cargo, peti kemas dan penumpang.  Dermaga tersebut  terdiri dari tiga tambatan dengan dengan panjang masing-masing dermaga adalah 60 m. Untuk lebih meningkatkan pelayanannya maka perlu dilakukan optimasi terhadap kebutuhan dermaga pada Pelabuhan Maumere berdasarkan data arus peti kemas, arus kapal peti kemas dan produktifitas B/M tahun 2008-2012. Hal ini bertujuan untuk mengetahui kebutuhan optimal dan  prediksi kebutuhan dermaga.  Penelitian ini menggunakan metode optimasi yang didasarkan pada data historis arus peti kemas, arus kapal peti kemas dan produktifitas B/M serta trend pertumbuhannya. Metode optimasi yang digunakan adalah analisis kebutuhan dermaga dengan memperhatikan nilai BOR yang disarankan UNCTAD. Analisis yang dilakukan berdasarkan data tahun 2008-2012, kemudian berdasarkan data proyeksi arus peti kemas, arus kapal peti kemas dan produktifitas B/M dianalisis kebutuhan dermaga Pelabuhan Maumere yang optimal untuk beberapa tahun kedepan.  Berdasarkan hasil analisis kebutuhan optimal dermaga, dapat diprediksikan kebutuhan panjang dermaga dari tahun 2015 sampai dengan tahun 2025 adalah tetap yaitu sepanjang 373 m. Bedasarkan hasil pengamatan dilapangan, panjang dermaga yang teramati dilapangan adalah sepanjang 180 m dengan jumlah tambatan sebanyak 3 tambatan, oleh karena itu dermaga masih perlu diperpanjang lagi. Sebagai tambahan, sesuai dengan hasil prediksi untuk tahun 2034 maka panjang dermaga yang diperlukan adalah 493 m dengan jumlah tambatan sebanyak 4 tambatan.