Konsep Budaya

Alfred Radcliffe-Brown lahir di Sparkbrook, Birmingham, Britania Raya pada bulan pertama tanggal 17 tahun 1881. Setelah menempuh pendidikan di Trinity College, beliau hijrah ke Pulau Andaman pada tahun 1906 hingga 1908 dan juga Australia Barat pada tahun 1910 hingga 1912. Misi beliau dalam penjelajahan ini adalah melakukan praktik lapangan terhadap kehidupan masyarakat di daerah tersebut. Setelah itu, beliau membuat buku yang berjudul The Andaman Islanders (1922) dan The Social Organization of Australian Tribes (1930).

Pembahasan mengenai pascamoderen kini telah menjadi pembicaraan yang nyaris tenggelam. Ketika zaman telah menjadi sedemikian pascamoderen, generasi-generasi kini telah lebur bahkan tak sadar lagi dengan semangat gejolak pascamoderen. Sebuah gejolak Kebudayaan. Gejolak yang memecah, mematahkan sembari terus menerus terhubung dan mengganggu kesadaran kebudayaan. Sebuah Rupture in Culture.

Buku ini merupakan kumpulan dari penyajian makalah dalam seri kuliah umum yang berlangsung di Jurusan Arsitektur Universitas Pelita Harapan selama semester genap 2006/2007. Sebuah seri kuliah umum yang menghadirkan Bambang Sugiharto, Gunawan Tjahjono, Josef Prijotomo, Yuswadi Saliya dan Mahatmanto sebagai para pembicaranya.

Masinambow ingin menyampaikan kepada khalayak bahwa ilmu pengetahuan budaya merupakan lahan ‘basah’ yang patut dijadikan ladang penelitian yang berkesinambungan. Dinamika yang terjadi atasnya meniscayakan bahwa budaya merupakan sebuah dunia yang sama pentingnya dengan dunia lainnya

Analisislah konsep tersebut di bawah ini:

a. Sistem nilai budaya yang sesuai dengan proses globalisasi meliputi
paling sedikit lima konsep, yaitu:
1)  manusia harus menilai tinggi unsur yang menggembirakan hidup 
(positif),
2)  manusia harus mengintesifkan karya dalam rangka ibadah,
3)  manusia harus melestarikan, mengembangkan, memanfaatkan 
alam  dalam rangka amanah sebagai khalifah (wakil 
Tuhan/Allah),
4)  manusia seyogyanya berorientasi ke masa depan,
5)  manusia harus berorientasi menilai tinggi kerjasama.
      Mengapa dan Bagaimana?
b. Bagaimana realita masyarakat Indonesia berkaitan dengan konsep tersebut di atas?