Kelestarian

Abstrak Sastra merupakan sebuah karya yang dituangkan baik secara lisan maupun tulisan. Media karya sastra merupakan bahasa. Sastra sendiri dapat dikatakan sebagai suatu karya yang kekal, karena pada dasarnya karya sastra menggambarkan perkembangan sejarah. Sayangnya, saat ini dokumentrasi karya sastra sulit untuk didapatkan apalagi yang mudah diakses oleh siapapun. Dibutuhkan sebuah sistem yang mampu mendokumentasikan dan mengabadikan setiap data tentang sastra dan berbagai atributnya. Sistem ini mampu diakses oleh sebanyak mungkin orang dalam mendapatkan informasi yang lengkap tentang sastra tetapi juga sistem ini bersifat terbuka yang memungkinkan orang untuk melengkapi data. Sistem harus bisa diakses dimanapun dan kapapun dengan bantuan teknologi internet dan mobile. Menjawab permasalahan itu, makalah ini akan memaparkan tentang sebuah sistem berbasis wiki yang berfokus kepada rekam jejak sastrawan dan karya satranya yang bersifat terbuka, mudah, berbasis website dan aplikasi mobile. Kata Kunci: Rekam Jejak Sastra, Wiki Daring 1. Pendahuluan Negara yang hebat adalah negara yang memiliki tingkat budaya yang tinggi dan mampu melestarikan budayanya itu sendiri, salah satu dari budaya yang ada di dalamnya adalah banyaknya karya sastra. Menurut Esten dalam Surastina (2018, hlm.4) Sastra atau kesusastraan adalah pengungkapan dari fakta artisk dan imajinatif sebagai manifestasi kehidupan manusia dan masyarakat melalui bahasa medium dan memiliki efek yang positif bagi kehidupan manusia. Sementara itu, Sudjiman dalam Surastina (2018, hlm.4) sastra didefinisikan sebagai karya lisan atau tulisan yang memiliki berbagai ciri keunggulan seperti keaslian, keartistikan, keindahan dam isi dan ungkapannya. Sejak jaman kemerdekaan, berbagai jenis sastra hadir di Indonesia, hal ini dapat dilihat dari banyaknya sastrawan yang

Seiring dengan perkembangan teknologi, arus globalisasi membawa banyak pengaruh budaya asing yang dengan perlahan dapat menghapus identitas bangsa. Budaya merupakan identitas bangsa yang harus dihormati dan dijaga serta perlu dilestarikan. Hal ini tentu menjadi tanggung jawab generasi muda dan juga perlu dukungan dari berbagai pihak, namun tidak banyak masyarakat khususnya generasi muda yang telah menjaga dan melestarikan serta mengembangkan budayanya sendiri. Banyak generasi muda atau remaja yang lebih tertarik dengan budaya asing yang dipandang lebih modern sehingga banyak budaya lokal yang mulai pudar kelestariannya.
Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk meneliti hubungan kesadaran remaja dengan pelestarian dan kelestarian budaya lokal Desa Alamendah. Metode penelitian yang digunakan peneliti adalah peneilitian deskriptif kuantitatif. Sampel penelitian ini sebanyak 65 responden dari 166 remaja di RW 006, RW 007, RW 011 Desa Alamendah dimana pengumpulan data dilaksanakan selama 2 hari. Hasil perhitungan kuesioner lalu dilakukan dengan menggunakan skala Guttman kemudian dilanjutkan dengan pembuktian hubungan dengan rumus Pearson’s Product Moment Correlations. Peneliti mendapatkan bahwa tidak terdapat hubungan kuat antara kesadaran remaja dengan pelestarian dan kelestarian budaya lokal desa Alamendah. Peneliti juga menemukan bahwa kesadaran remaja dengan pelestarian telah mencapai tingkat keempat dari lima tingkatan kesadaran budaya menurut Wunderle, yaitu tingkat “cultural understanding”.

Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk mengeruk dan mengolah sumber daya alam disertai sikap egois dari manusia menyebabkan kerusakan alam yang berakibat pada kerusakan ekologis. Maka dari itu, dibutuhkan upaya untuk menjaga kelestarian alam dengan menanam kembali pohon- pohon di hutan, perbaikan wilayah bekas pertambangan dan masih banyak upaya lainnya.