Fakultas Pertanian

ABSTRAK Layu bakteri merupakan salah satu penyakit terpenting karena sulitnya pengendalian serta pengaruhnya terhadap produksi banyak tanaman bernilai ekonomi di seluruh dunia. Bakteri Ralstonia solanacearum lebih dikenal dengan sebutan kompleks spesies Ralstonia solanacearum memiliki kisaran tanaman inang yang sangat luas. Tanaman tersebut meliputi lebih dari 400 spesies tanaman dari 50 famili tanaman penting yang dibudidayakan di Indonesia seperti kentang, tomat, terong, tembakau, cengkih dan pisang. Ulasan ini membahas epidemiologi penyakit yang disebabkan oleh R. solanacearum, perkembangan kompleks spesies R. solanacearum, dan mekanisme tindakan dalam manajemen penyakit berdasarkan metode kimia, biologi, budidaya dan fisik. Kata kunci: layu bakteri; R. solanacearum; epidemiologi; kompleks spesies; manajemen penyakit. ABSTRACT Bacterial wilt is one of the most important diseases due to the difficulty of its control and its effect on the production of many economically valuable plants throughout the world. Ralstonia solanacearum bacteria which later will be better known as Ralstonia solanacearum species complex has a very wide range of host plants. More than 400 species of plants from 50 botanical families, including important plants that are cultivated in Indonesia such as potatoes, tomatoes, eggplants, tobacco, cloves and bananas. This review discusses the epidemiology of diseases caused by R. solanacearum, development of R. solanacearum species complex and mechanisms of action in disease management based on chemical, biological, cultivation and physical methods.

Materi anti hoax merupakan materi mengenai pengertian berita hoax, sejarah, ciri-ciri, cara menangani, dan cara melaporkan konten hoax. Disampaikan ketika program Perkenalan Kehidupan Kampus bagi Mahasiswa Baru Fakultas Pertanian UPN "Veteran" Jawa Timur.

Secara umum pengertian instruksi kerja adalah suatu perintah tertulis yang disediakan unutk pekerja agar dapat melakukan pekerjaan degnan benar atau melaksanakan suatu prosedur. Menurut KBBI arti kata instruksi yaitu perin tah atau arahan untuk melakukan suatu pekerjaan atau melaksanakan suatu tugas.

Kebudayaan merupakan suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok dan diwariskan dari generasi ke generasi selanjutnya. kebudayaan dapat dikatakan sebagai suatu kompleks yang menyeluruh mencakup keyakinan, kesenian, moral, pengetahuan, adat istiadat, hukum, serta kebiasaan yang diperoleh oleh masyarakat. Maka dari itu kebudayaan sebagai dasar bagi masyarakat dalam bertindak sesuai dengan nilai-nilai dan norma yang berlaku ditempat itu. Sehingga kebudayaan di pedesaan penting dikaji lebih lanjut. Tujuan dari penelitian tersebut yaitu untuk mempelajari aspek-aspek sosiologi pada masyarakat pedesaan. Penelitian ini dilakukan dengan mencari informasi terkait dengan budaya pertanian dan aspek-aspek sosiologi yang ada di Desa Ngulungkulon. Hasil dari penelitian tersebut yaitu (1) interaksi dan proses sosial (2) komunitas desa pertanian (3) asset komunitas (4) kebudayaan (5) stratifikasi dan diferensiasi social (6) Kelompok sosial dan organisasi sosial (7) lembaga/pranata sosial (8) perubahan sosial petani.   

Kata kunci : budaya, pertanian, Ngulungkulon

Abstract: : Culture is a way of life that is developed and shared by a group and passed down from generation to generation. culture can be said as a whole that includes the complex beliefs, arts, morals, knowledge, customs, laws, and habits obtained by the community. Therefore culture as a basis for society to act in accordance with the values and norms prevailing in that place. So that culture in rural areas is important to be studied further. The purpose of the research is to study aspects of sociology in rural communities. This research was conducted by searching for information related to agricultural culture and aspects of sociology that exist in Ngulungkulon Village. The results of the study are (1) social interactions and processes (2) agricultural village communities (3) community assets (4) culture (5) social stratification and differentiation (6) social groups and social organizations (7) social institutions / institutions ( 8) farmers' social change.

Keywords : culture, agriculture, Ngulungkulon

STELA Semester 4, Fakultas Pertanian, Universitas Brawijaya

-----------------------------------
Website : http://imamalanshori.blogspot.com/
Fb : Imam Al-Anshori
Twitter : diary_edelweiss
Instagram : alanshoriimam
Youtube : Catatan Sang Guru
Email : ngasim.1mam@yahoo.com

Pengemasan adalah suatu proses pembungkusan, pewadahan atau pengepakan suatu produk dengan menggunakan bahan tertentu sehingga produk yang ada di dalamnya bisa tertampung dan terlindungi. Sedangkan kemasan produk adalah bagian pembungkus dari suatu produk yang ada di dalamnya.

Wortel (Daucus carota) merupakan tanaman yang memiliki siklus hidup selama 12-24 bulan (biennial) dan sub-tropis yang menyimpan banyak karbohidrat dalam jumlah besar. Batang bunga dapat tumbuh ± 1 m dengan warna bunga berwarna putih, daun tanaman wortel serupa dengan daun seledri tetapi berbeda khasiat. Bagian tanaman wortel yang dapat dimakan adalah bagian umbinya/akar. Tanaman wortel dapat tumbuh optimal apabila dibudidayakan di dataran tinggi ± 1000 mdpl dengan suhu 15-21 derajat dan suka tanah yang subur dan gembur, dan keasaman antara pH 5,5-6,5. Dasar Pemikiran Tanaman wortel sangat bermanfaat bagi kesehatan mata, membantu untuk menjaga mata dari rabun penglihatan, dan dapat meningkatkan pandangan jarak jauh. Jadi tanaman wortel sangat membantu saya dan anda sekalian untuk menjaga kesehatan dan kebugaran mata.

Laporan Praktikum Disusun oleh Emil Rahim, Prodi Agroteknologi, fakultas Pertanian,Universitas Jenderal Soedirman.
Laporan praktikum mata kuliah Teknik Dasar laboratorium mengenai pengenalan peminatan Perlindungan Tanaman. Terdiri atas 4 acara diantaranya :
1. Acara I mengenai Pengukuran Volume.
2. Acara II mengenai Presisi, Akurasi dan Kalibrasi.
3. Acara IV mengenai pengukuran mikroskop cahaya terang untuk menghitung jumlah Stomata dan Polen Fertil
4. Acara V mengenai pengukuran mikroskop stereo untuk megidentifikasi struktur organ serangga, Hama, Parasitoid & Predator.

Laporan Praktikum Disusun oleh Emil Rahim, Prodi Agroteknologi, fakultas Pertanian, Universitas Jenderal Soedirman. Laporan praktikum mata kuliah Mikrobiologi Pertanian. Terdiri atas 14  acara diantaranya :
1. Acara I mengenai Pengenalan Alat.
2. Acara II mengenai Kalibrasi mikrometer Okuler dan Pengukuran Sel.
3. Acara III mengenai Pembuatan Media dan Pembuktian bahwa mikroba ada diudara.
4. Acara IV mengenai Sterilisasi dan Kerja Aseptis.
5. Acara V mengenai Isolasi Mikroba Rhizosfer.
6. Acara VI mengenai Metode pendugaan Jumlah Mikroba.
7. Acara VII mengenai Morfologi Koloni Mikroba.
8. Acara VIII mengenai Pewranaan Sel Bakteri.
9. Acara IX mengenai Inokulasi Rhizobium pada Benih kedelai.
10. Acara X mengenai Evaluasi Bintil Akar.
11. Acara XI mengenai Inokulasi Mikoriza pada Jagung, Penanaman, Pemeliharaan tanaman Jagung.
12. Acara XII mengenai Perhitungan Infeksi Mikoriza pada Akar jagung.
13. Acara XIII mengenai Pembuatan Pupuk Ptganik Cair (POC).
14. Acara XIV mengenai Pembuatan Biopestisida

Laporan Praktikum Disusun oleh Emil Rahim, Prodi Agroteknologi, fakultas Pertanian, Universitas Jenderal Soedirman. Laporan praktikum mata kuliah Mikrobiologi Pertanian. Terdiri atas 14  acara diantaranya :
1. Acara I mengenai Pengenalan Alat.
2. Acara II mengenai Kalibrasi mikrometer Okuler dan Pengukuran Sel.
3. Acara III mengenai Pembuatan Media dan Pembuktian bahwa mikroba ada diudara.
4. Acara IV mengenai Sterilisasi dan Kerja Aseptis.
5. Acara V mengenai Isolasi Mikroba Rhizosfer.
6. Acara VI mengenai Metode pendugaan Jumlah Mikroba.
7. Acara VII mengenai Morfologi Koloni Mikroba.
8. Acara VIII mengenai Pewarnaan Sel Bakteri.
9. Acara IX mengenai Inokulasi Rhizobium pada Benih kedelai.
10. Acara X mengenai Evaluasi Bintil Akar.
11. Acara XI mengenai Inokulasi Mikoriza pada Jagung, Penanaman, Pemeliharaan tanaman Jagung.
12. Acara XII mengenai Perhitungan Infeksi Mikoriza pada Akar jagung.
13. Acara XIII mengenai Pembuatan Pupuk Organik Cair (POC).
14. Acara XIV mengenai Pembuatan Biopestisida

Laporan Praktikum Disusun oleh Emil Rahim, Prodi Agroteknologi, fakultas Pertanian, Universitas Jenderal Soedirman. Laporan praktikum mata kuliah Mikrobiologi Pertanian. Terdiri atas 14  acara diantaranya :
1. Acara I mengenai Pengenalan Alat.
2. Acara II mengenai Kalibrasi mikrometer Okuler dan Pengukuran Sel.
3. Acara III mengenai Pembuatan Media dan Pembuktian bahwa mikroba ada diudara.
4. Acara IV mengenai Sterilisasi dan Kerja Aseptis.
5. Acara V mengenai Isolasi Mikroba Rhizosfer.
6. Acara VI mengenai Metode pendugaan Jumlah Mikroba.
7. Acara VII mengenai Morfologi Koloni Mikroba.
8. Acara VIII mengenai Pewranaan Sel Bakteri.
9. Acara IX mengenai Inokulasi Rhizobium pada Benih kedelai.
10. Acara X mengenai Evaluasi Bintil Akar.
11. Acara XI mengenai Inokulasi Mikoriza pada Jagung, Penanaman, Pemeliharaan tanaman Jagung.
12. Acara XII mengenai Perhitungan Infeksi Mikoriza pada Akar jagung.
13. Acara XIII mengenai Pembuatan Pupuk Organik Cair (POC).
14. Acara XIV mengenai Pembuatan Biopestisida

Salah satu produk hasil pertanian yang banyak mengandung protein di antaranya serealea dan kacang-kacangan. Protein sendiri sangat bermanfaat bagi tubuh karena protein merupakan sumber energi yang sangat diperlukan. Serealea merupakan biji yang berasal dari family rumput-rumputan. Di indonesia terdapat jenis kacang-kacangan dengan berbagai warna, bentuk, ukuran dan varietas, yang sebenarnya potensial untuk menambah zat gizi dalam diet atau menu sehari-hari. Di dalam kegiatan industri, kacang digunakan sebagai bahan baku untuk dijadikan produk olahan. Bahan yang digunakan sebagai bahan baku tentunya kacang yang berkualitas yang ditinjau dari berat jenis, bentuk, keadaan, ukuran dan lainya.

Label pangan penting diketahui sebagai informasi yang sesungguhnya, terutama mengenai substansi dan standart pemakaian yang dilabelkan. Label ini merupakan media komunikasi antara pelaku usaha dengan konsumennya. Komunikasi harus dilakukan untuk menyampaikan informasi yang benar, jelas dan jujur. Hal ini berarti bahwa tidak boleh ada informasi yang menjadi hak konsumen di tutuptutupi. Akan tetapi dalam praktiknya, standar pelabelan seringkali dilanggar pelaku usaha. Akibatnya, banyak anggota publik yang menjadi korban. Maka dari itulah pratikum ini diadakan agar mahasiswa memahami pentingnya evaluasi labelling dan kemasan produk.

Laporan Praktikum Disusun oleh Emil Rahim, Prodi Agroteknologi, fakultas Pertanian,Universitas Jenderal Soedirman.
Laporan praktikum mata kuliah Teknik Dasar laboratorium mengenai pengenalan peminatan Pemuliaan tanaman. Terdiri atas 3 acara diantaranya :
1. Acara XIII mengenai Penentuan Kadar Protein.
2. Acara XIV mengenai Teknik ELISA untuk deteksi gen atau penyakit tanaman.
3. Acara XV mengenai Aplikasi PCR untuk deteksi GEN tahan penyakit padi.

Laporan Praktikum Disusun oleh Emil Rahim, Prodi Agroteknologi, fakultas Pertanian, Universitas Jenderal Soedirman. Laporan praktikum mata kuliah Mikrobiologi Pertanian. Terdiri atas 14  acara diantaranya :
1. Acara I mengenai Pengenalan Alat.
2. Acara II mengenai Kalibrasi mikrometer Okuler dan Pengukuran Sel.
3. Acara III mengenai Pembuatan Media dan Pembuktian bahwa mikroba ada diudara.
4. Acara IV mengenai Sterilisasi dan Kerja Aseptis.
5. Acara V mengenai Isolasi Mikroba Rhizosfer.
6. Acara VI mengenai Metode pendugaan Jumlah Mikroba.
7. Acara VII mengenai Morfologi Koloni Mikroba.
8. Acara VIII mengenai Pewranaan Sel Bakteri.
9. Acara IX mengenai Inokulasi Rhizobium pada Benih kedelai.
10. Acara X mengenai Evaluasi Bintil Akar.
11. Acara XI mengenai Inokulasi Mikoriza pada Jagung, Penanaman, Pemeliharaan tanaman Jagung.
12. Acara XII mengenai Perhitungan Infeksi Mikoriza pada Akar jagung.
13. Acara XIII mengenai Pembuatan Pupuk Ptganik Cair (POC).
14. Acara XIV mengenai Pembuatan Biopestisida

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui metode presipitasi dalam ekstraksi yang terbaik berdasarkan mutu natrium alginat hasil ekstraksi dari Sargassum muticum dan Sargassum fluitans dari Alor, Nusa Tenggara Timur beserta biaya ekstraksinya. Parameter mutu yang diamati meliputi rendemen (%), viskositas (cP), derajat putih (%), kadar air (%), kadar abu (%), pH, dan FTIR. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa rendemen, viskositas, derajat putih, kadar air, kadar abu, dan pH natrium alginat hasil ekstraksi berkisar antara 9.34 ± 0.35 – 12.68 ± 0.28 %; 52.30 ± 1.47 – 127.17 ± 11.54 cP; 60.61 ± 0.87 – 77.31 ± 3.60 %; 6.50 ± 0.95 – 11.71 ± 0.59 %; 19.85 ± 0.41 – 21.88 ± 0.41 %; dan 7.07 ± 1.47 – 7.40 ± 0.10. FTIR menunjukkan bahwa natrium alginat hasil ekstraksi memiliki gugus fungsi yang mirip bahkan sama dengan natrium alginat komersial. Berdasarkan mutu viskositas natrium alginat dan biaya ekstraksinya, natrium alginat hasil ekstraksi dari Sargassum muticum dan Sargassum fluitans dengan metode presipitasi asam alginat termodifikasi lebih baik dibandingkan metode presipitasi asam alginat. Berdasarkan mutu viskositas dan derajat putih natrium alginat hasil ekstraksi dari Sargassum muticum dan Sargassum fluitans dengan menggunakan metode presipitasi asam alginat termasuk kategori mutu alginat food grade dan menggunakan metode presipitasi asam alginat termodifikasi termasuk kategori mutu alginat industrial grade.

Laporan Praktikum Disusun oleh Emil Rahim, Prodi Agroteknologi, fakultas Pertanian, Universitas Jenderal Soedirman. Laporan praktikum mata kuliah Mikrobiologi Pertanian. Terdiri atas 14  acara diantaranya :
1. Acara I mengenai Pengenalan Alat.
2. Acara II mengenai Kalibrasi mikrometer Okuler dan Pengukuran Sel.
3. Acara III mengenai Pembuatan Media dan Pembuktian bahwa mikroba ada diudara.
4. Acara IV mengenai Sterilisasi dan Kerja Aseptis.
5. Acara V mengenai Isolasi Mikroba Rhizosfer.
6. Acara VI mengenai Metode pendugaan Jumlah Mikroba.
7. Acara VII mengenai Morfologi Koloni Mikroba.
8. Acara VIII mengenai Pewranaan Sel Bakteri.
9. Acara IX mengenai Inokulasi Rhizobium pada Benih kedelai.
10. Acara X mengenai Evaluasi Bintil Akar.
11. Acara XI mengenai Inokulasi Mikoriza pada Jagung, Penanaman, Pemeliharaan tanaman Jagung.
12. Acara XII mengenai Perhitungan Infeksi Mikoriza pada Akar jagung.
13. Acara XIII mengenai Pembuatan Pupuk Ptganik Cair (POC).
14. Acara XIV mengenai Pembuatan Biopestisida

Laporan Praktikum Disusun oleh Emil Rahim, Prodi Agroteknologi, fakultas Pertanian, Universitas Jenderal Soedirman. Laporan praktikum mata kuliah Mikrobiologi Pertanian. Terdiri atas 14  acara diantaranya :
1. Acara I mengenai Pengenalan Alat.
2. Acara II mengenai Kalibrasi mikrometer Okuler dan Pengukuran Sel.
3. Acara III mengenai Pembuatan Media dan Pembuktian bahwa mikroba ada diudara.
4. Acara IV mengenai Sterilisasi dan Kerja Aseptis.
5. Acara V mengenai Isolasi Mikroba Rhizosfer.
6. Acara VI mengenai Metode pendugaan Jumlah Mikroba.
7. Acara VII mengenai Morfologi Koloni Mikroba.
8. Acara VIII mengenai Pewranaan Sel Bakteri.
9. Acara IX mengenai Inokulasi Rhizobium pada Benih kedelai.
10. Acara X mengenai Evaluasi Bintil Akar.
11. Acara XI mengenai Inokulasi Mikoriza pada Jagung, Penanaman, Pemeliharaan tanaman Jagung.
12. Acara XII mengenai Perhitungan Infeksi Mikoriza pada Akar jagung.
13. Acara XIII mengenai Pembuatan Pupuk Organik Cair (POC).
14. Acara XIV mengenai Pembuatan Biopestisida

Dewasa ini masyarakat semakin memperhatikan kebersihan diri, dikarenakan banyak penyakit yang ditimbulkan akibat bakteri maupun kuman. Salah satu sarana untuk membersihkan diri adalah sabun. Biasanya dalam sabun ditambahkan zat aktif seperti triclosan untuk membunuh bakteri, namun triclosan berdampak negatif bagi tubuh. Untuk itu, peneliti mencoba memanfaatkan ekstrak batang pohon buah naga (Hylocereus undatus) yang mengandung saponin dan berfungsi sebagai anti bakteri alami untuk dibuat menjadi sabun alami. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membuat sabun dari ekstrak batang pohon buah naga (Hylocereus undatus) sebagai pemanfaatan dari batang pohon buah naga yang terbuang atau tidak termanfaatkan. Metode yang digunakan adalah dengan cara mencampurkan 50 mL ekstrak, 40 ml minyak sawit dan 10 ml NaOH 2 M. Reaksi pembentukan sabun dikenal sebagai reaksi penyabunan/saponifikasi, yaitu reaksi antara lemak/trigliserida dengan alkali. Variasi volume NaOH dan ekstrak batang pohon buah naga dilakukan untuk menghasilkan sabun dengan daya antiseptik terbaik. Berdasarkan hasil pengujian dengan kertas lakmus dan pH universal menunjukkan bahwa sabun dari ekstrak batang pohon buah naga bersifat basa karena kertas lakmus merah berubah menjadi biru. Selain itu, pengujian dengan pH Universal menunjukkan pH sabun ini adalah 10. Sementara Nilai pH sabun mandi yang dipersyaratkan menurut kisaran SNI 06-3532-1994 adalah pH 8-11. (Hart, H., 2004). Selain itu, sabun dari ektrak ini juga diuji dengan reaksi penyabunan yaitu dengan mencampurkan 5 ml akuades, 5 ml minyak dan 5 ml sabun ektrak batang pohon buah naga, diperoleh hasil terbentuknya buih, selain itu minyak dan airnya bercampur. Hal ini menunjukkan sifat penyabunan dari sabun ektrak batang pohon buah naga tersebut. Untuk itu dapat disimpulkan bahwa, ekstrak batang pohon buah naga dapat dijadikan sebagai bahan pembuatan sabun. Selain itu, sabun ekstrak batang pohon buah naga ini juga mengandung saponin, sehingga dapat di jadikan sabun yang ramah lingkungan

Laporan Praktikum Disusun oleh Emil Rahim, Prodi Agroteknologi, fakultas Pertanian, Universitas Jenderal Soedirman. Laporan praktikum mata kuliah Mikrobiologi Pertanian. Terdiri atas 14  acara diantaranya :
1. Acara I mengenai Pengenalan Alat.
2. Acara II mengenai Kalibrasi mikrometer Okuler dan Pengukuran Sel.
3. Acara III mengenai Pembuatan Media dan Pembuktian bahwa mikroba ada diudara.
4. Acara IV mengenai Sterilisasi dan Kerja Aseptis.
5. Acara V mengenai Isolasi Mikroba Rhizosfer.
6. Acara VI mengenai Metode pendugaan Jumlah Mikroba.
7. Acara VII mengenai Morfologi Koloni Mikroba.
8. Acara VIII mengenai Pewranaan Sel Bakteri.
9. Acara IX mengenai Inokulasi Rhizobium pada Benih kedelai.
10. Acara X mengenai Evaluasi Bintil Akar.
11. Acara XI mengenai Inokulasi Mikoriza pada Jagung, Penanaman, Pemeliharaan tanaman Jagung.
12. Acara XII mengenai Perhitungan Infeksi Mikoriza pada Akar jagung.
13. Acara XIII mengenai Pembuatan Pupuk Organik Cair (POC).
14. Acara XIV mengenai Pembuatan Biopestisida

Keberagaman alat membutuhkan para praktikan agar mengetahui bagaimana cara mengoperasikan alat , mengetahui fungsi alat , hingga kelebihan dan kekurangan alat dalam laboratorium. Praktikan perlu mengetahui bagaimana cara pengoperasian alat agar tidak terjadi kerusakan dan kesalahan pada alat tersebut ataupun terhadap orang-orang yang berada pada laboratorium, seperti kerusakan alat sehingga menyebabkan penelitian ataupun  praktikum tidak dapat dilanjutkan karena alat yang rusak bahkan menyebabkan kecelakaan.(Juvita,2017)

Laporan Praktikum Disusun oleh Emil Rahim, Prodi Agroteknologi, fakultas Pertanian, Universitas Jenderal Soedirman. Laporan praktikum mata kuliah Mikrobiologi Pertanian. Terdiri atas 14  acara diantaranya :
1. Acara I mengenai Pengenalan Alat.
2. Acara II mengenai Kalibrasi mikrometer Okuler dan Pengukuran Sel.
3. Acara III mengenai Pembuatan Media dan Pembuktian bahwa mikroba ada diudara.
4. Acara IV mengenai Sterilisasi dan Kerja Aseptis.
5. Acara V mengenai Isolasi Mikroba Rhizosfer.
6. Acara VI mengenai Metode pendugaan Jumlah Mikroba.
7. Acara VII mengenai Morfologi Koloni Mikroba.
8. Acara VIII mengenai Pewranaan Sel Bakteri.
9. Acara IX mengenai Inokulasi Rhizobium pada Benih kedelai.
10. Acara X mengenai Evaluasi Bintil Akar.
11. Acara XI mengenai Inokulasi Mikoriza pada Jagung, Penanaman, Pemeliharaan tanaman Jagung.
12. Acara XII mengenai Perhitungan Infeksi Mikoriza pada Akar jagung.
13. Acara XIII mengenai Pembuatan Pupuk Organik Cair (POC).
14. Acara XIV mengenai Pembuatan Biopestisida