Akhlak Islamiah
30 Followers
Recent papers in Akhlak Islamiah
Hasil kesusasteraan sememangnya tidak dapat dipisahkan daripada pembentukan nilai dan sikap terhadap budaya bangsa. Hasil karya yang baik semestinya akan mewujudkan dan menimbulkan rasa kesedaran dalam diri pembaca untuk menilai dan... more
Hasil kesusasteraan sememangnya tidak dapat dipisahkan daripada pembentukan nilai dan sikap terhadap budaya bangsa. Hasil karya yang baik semestinya akan mewujudkan dan menimbulkan rasa kesedaran dalam diri pembaca untuk menilai dan merenung jati diri serta menerapkan nilai-nilai yang baik dalam perlakuan dan amalan hidup. Penulis yang baik akan dapat mencerna dan mencerminkan hasil karya beliau untuk menjadi panduan dan ikutan kepada pembaca yang akan menghayatinya. Dewasa ini banyak sekali novel-novel popular telah dihasilkan oleh pengkarya. Pelbagai tema boleh kita temui, tidak kira novel yang bertema percintaan, keganasan (terrorisme), perjuangan, lelucon, misteri dan sebagainya wujud di pasaran. Novel Ayat-ayat Cinta sememangnya sudah tidak asing lagi di Indonesia mahupun di Malaysia. Novel ini telah mendapat sambutan yang amat menggalakkan dalam kalangan pembaca. Isi kandungannya bukan sahaja dapat memberi kesan mendalam kepada pembaca, tetapi juga secara tidak langsung dapat memberi pengajaran yang boleh membentuk akhlak mulia, terutama akhlak islamiah yang tentunya dapat membentuk budi dan nilai akhlak yang tinggi kepada bangsa Melayu dan Indonesia. Oleh itu, kertas ini akan membicarakan bagaimana hasil pembacaan novel Ayat-ayat Cinta dapat mengarah kepada pembentukan sikap dan akhlak islamiah.
Abstrak Apabila ditilik secara sepesifik bahwa kerisis multi dimensi yang melanda Indonesia sebernanya bersumber pada menurunnya kualitas akhlak. Bila melihat kejadian-kejadian negatif yang melibatkan pelajar di Indonesia, misalnya saja... more
Abstrak Apabila ditilik secara sepesifik bahwa kerisis multi dimensi yang melanda Indonesia sebernanya bersumber pada menurunnya kualitas akhlak. Bila melihat kejadian-kejadian negatif yang melibatkan pelajar di Indonesia, misalnya saja tawuran antar pelajar yang tak kunjung usai, narkoba, bahkan kasus video mesum. Hal tersebut terjadi karena hilangnya nilai-nilai moralitas yang luntur akibat kurangnya kepedulian sekolah. Pesantren merupakan lembaga pendidik, tidak hanya mendidik para santri ilmu agama, melainkan juga membekalinya dengan akhlak yang menjadi karakter khas dari seorang santri. Tidak berlebihan ketika pesantren dikatakan sebagai sumber pendidikan karakter untuk menjawab persoalan bangsa. Kasus yang banyak terjadi pada siswa ialah karena kurangnya pendidikan karakter pada diri mahasiswa. Ciri khas pesantren dan sangat sulit ditiru oleh lembaga pendidikan lainnya adalah kuatnya penanaman akhlak-akhlak terpuji. Label "santri" pun secara dzahir telah identik dengan keshalehan, baik itu secara individu maupun sosial. Hal ini wajar, karena pembiasaan aplikasi akhlak terpuji telah mendarah daging dalam dunia pendidikan pondok pesantren. Kyai sebagai sentral figur di dalamnya memberikan uswah dan qudwah hasanah dalam pendidikan akhlak. Karena penanaman akhlak lebih mengena dengan perbuatan daripada penjejalan materi di dalam kelas, maka pendidikan akhlak di pondok pesantren sangat mengena di benak para santrinya. Itu pulalah ternyata yang menginspirasi Kemendiknas untuk memasukan unsur-unsur pendidikan karakter di sekolah-sekolah, yang diakui terinspirasi dari pendidikan akhlak pondok pesantren. Tujuan dari pendidikan ialah meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, yang diatur dengan undang-undang (Pasal 31 ayat 3) Dalam pasal ini dijelaskan bahwa tujuan dari pendidikan di Indonesia adalah bertujuan meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta ahlak mulia pada pelajar pada realitanya seperti jauh api dari panggang. Sistem pengajaran yang diberikan sekolah terhadap siswanya sebagian besar ialah hanya berorientasi kepada kecerdasan intelektual semata (intelegensia) sedangkan penanaman nilai-nilai karakter (character education) pada diri siswa sangat kurang sekali. Dalam tulisan ini saya membahas tentang bahasan mengenai pola pendidikan di pesantren, dan juga penanaman nilai-nilai dalam menuntut ilmu Kata Kunci : Pesantren, Moral Pelajar, Pendidikan, Nilai-nilai Karakter
Related Topics