[go: up one dir, main page]

Academia.eduAcademia.edu

MEMAHAMI PERILAKU ANAK PRA SEKOLAH

2022, Jim-Zam

MEMAHAMI PERILAKU ANAK PRA SEKOLAH PERILAKU ANAK SEKOLAH: SEBUAH EKSPEKTASI Poin-poin Penting: • Anak-anak prasekolah memiliki rasa ingin tahu, mudah terganggu, tertarik pada kemandirian dan masih mengembangkan pengaturan diri. • Prasekolah membantu anak belajar tentang pergaulan dengan orang lain dan mengikuti aturan. • Kekhawatiran perilaku anak prasekolah yang umum adalah tantrum, kebiasaan, berbohong dan kecemasan. • Anak prasekolah membutuhkan pemembimbing perilakunya dengan cara yang positif.  Perilaku Anak di Tahun-tahun Prasekolah A nak-anak prasekolah sangat terpesona oleh dunia di sekitar mereka, sehingga kita dapat akan mendapatkan banyak pertanyaan tentang ‘siapa’, ‘apa’ dan ‘mengapa’. Kita mungkin perlu memberikan lebih banyak waktu ketika melakukan sesuatu dengan anak prasekolah – misalnya, sampai dia dapat berhenti dan melihat serangga di jalan setapak. Ketika mereka mencoba untuk memahami dunia, anak-anak prasekolah terkadang dapat terganggu. Sepertinya anak prasekolah tidak mendengarkan kita – tetapi dia mungkin masih mencoba mencari tahu sesuatu yang kita katakan lima menit yang lalu. Kemandirian merupakan hal penting bagi anak-anak prasekolah, yang sangat ingin melakukan sesuatu bagi diri mereka sendiri. Tetapi anak-anak membutuhkan dukungan kita dalam membangun kepercayaan diri dan harga dirinya. Berlimpahnya perhatian positif, pujian dan kesempatan untuk melatih keterampilan baru akan sangat membantu mereka. Dan anak-anak prasekolah menjadi lebih baik dalam mengatur diri, sangat baik dalam bergaul dengan orang lain di prasekolah atau kelompok bermain. Tetapi anak-anak masih membutuhkan bantuan kita dalam mengekspresikan perasaan yang kuat secara tepat dan mengelola perilaku mereka, terutama dalam situasi yang menantang. 3 Perilaku Anak Prasekolah  Memasuki Pendidikan Prasekolah: Mengapa itu Baik Bagi Anak? Anak-anak bisa mendapatkan keuntungan memasuki pendidikan prasekolah pada usia ini. Beberapa anak membutuhkan waktu untuk membiasakan diri dengan pendidikan prasekolah atau memiliki ketakutan dalam mulai mengikuti pendidikan prasekolah. Tetapi ada baiknya untuk tetap melakukannya karena pendidikan prasekolah memberi anak-anak kesempatan untuk berteman dan melatih keterampilan mereka, seperti berbagi dan saling bergiliran. Di pendidikan prasekolah, anak-anak dapat mulai belajar tentang mengikuti aturan orang lain dan bergaul dengan anak-anak lainnya.  Kekhawatiran Perilaku Anak Usia Prasekolah Kecemasan Kecemasan merupakan bagian normal dalam perkembangan anak-anak, dan anakanak prasekolah sering kali merasa takut terhadap hal-hal seperti sendirian atau berada dalam kegelapan. Jika anak-anak terlalu khawatir atau menunjukkan tandatanda kecemasan, kita dapat mendukungnya dengan mengakui ketakutannya, dengan lembut mendorongnya untuk melakukan hal-hal yang dia khawatirkan dan memujinya ketika dia dapat melakukannya. Jika kecemasan memengaruhi kehidupan anak-anak, bawalah ke dokter umum. Penindasan (Bullying) Bullying dapat menghancurkan kepercayaan dan harga diri anak-anak, terutama di usia-usia prasekolah. Jika anak-anak diintimidasi pada usia prasekolah, ia membutuhkan banyak cinta dan dukungan, baik di rumah maupun lingkungan pendidikan prasekolah. Dia juga perlu tahu bahwa kita akan mengambil tindakan untuk mencegah intimidasi lebih lanjut. Berkelahi Berbeda pendapat dan pertengkaran di kalangan anak-anak sangat umum terjadi. Beberapa faktor mempengaruhi perkelahian –temperamen, lingkungan, usia dan keterampilan. Kita dapat mengendalikan faktor-faktor tersebut untuk menangani pertengkaran dalam keluarga. Kebiasaan Banyak anak memiliki kebiasaan, seperti menggigit kuku atau memutar-mutar rambut. Kebiasaan anak-anak mungkin terlihat mengganggu, tetapi biasanya tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Kebanyakan kebiasaan-kebiasaan akan hilang dengan sendirinya. 4 Memahami Perilaku Anak Prasekolah Berbohong Kita mungkin sesekali pernah memergoki anak-anak berbohong. Berbohong merupakjan bagian dari perkembangan, dan sering kali dimulai di sekitar usia tiga tahun. Biasanya lebih baik mengajari anak kecil dengan nilai kejujuran dan mengatakan yang sebenarnya daripada menghukum mereka karena kebohongan kecil. Perasaan Malu Perilaku merasa pemalu adalah hal normal terjadi pada anak-anak usia prasekolah. Jika anak-anak lambat dalam melakukan pemanasan, cobalah untuk mendukungnya dalam situasi sosial. Misalnya, kita dapat tinggal di lingkungan prasekolah untuk sementara waktu di pagi hari selama hari-hari awal sekolah. Juga baik untuk memuji anak-anak karena perilaku sosial yang berani, seperti menanggapi orang lain, menggunakan kontak mata, atau bermain jauh dari kita. Mengamuk Jika anak-anak tantrum, mungkin perlu diingat bahwa dia masih belajar cara yang lebih tepat untuk mengungkapkan perasaannya. Jika kita berupaya mengurangi stres pada anak-anak, menyesuaikan perasaan anak-anak, dan menemukan pemicu amukan anak-anak, kita akan mendapatkan lebih sedikit amukan setelah ia mencapai usia empat tahun. Jangan khawatir ketika anak-anak prasekolah memiliki teman khayalan. Pasangan khayalan tumbuh dari imajinasi yang sehat dan aktif. Mereka memberi cara yang bagus bagi anak-anak untuk mengekspresikan perasaan dan melatih keterampilan sosialnya.  Tips-Tips Membantu Anak-anak Prasekolah Berperilaku Baik Mengingatkan Anak-anak prasekolah memiliki ingatan yang pendek dan mudah terganggu. Kita mungkin perlu mengingatkan anak-anak tentang berbagai hal dalam beberapa kali. Misalnya, ketika hampir waktunya meninggalkan taman, coba ucapkan "Adele, kita akan segera pulang". Kemudian berikan pengingat lain lebih dekat pada waktu kita harus pulang– "Adele, dua slide lagi maka kita akan pulang". Berbagi Perasaan Jika anak-anak prasekolah memahami bagaimana perilakunya dapat memengaruhi kita, dia mungkin dapat merasakan perasaan kita. Jadi, kita dapat mengatakan, "Bunda kesal karena terlalu banyak kebisingan, dan Bunda tidak bisa berbicara di 5 Perilaku Anak Prasekolah telepon". Ketika kita memulai kalimat dengan "Bunda", itu memberi kesempatan kepada anak-anak untuk mengubah sesuatu demi kita. Ubah Lingkungan Kita seringkali dapat mencegah atau meminimalkan perilaku bermasalah dengan mengubah lingkungan anak-anak. Misalnya, jika anak-anak prasekolah merasa frustrasi karena bayi kita terus merangkak di atas teka-teki gambarnya, cobalah untuk menemukan tempat yang tenang di mana anak-anak prasekolah dapat bermain tanpa gangguan.  Mendisiplinkan Anak Usia Prasekolah dan Membimbing Perilaku Anak Disiplin membantu anak-anak belajar bagaimana berperilaku – serta bagaimana tidak berperilaku. Disiplin akan berjalan dengan sangat baik ketika kita memiliki hubungan yang hangat dan penuh kasih dengan anak-anak dan mendorong perilaku yang baik – misalnya, dengan menggunakan rutinitas, instruksi yang jelas dan banyak pujian terhadap berperilaku baik. Aturan keluarga merupakan aspek kunci bagi kedisiplinan anak-anak dalam segala usia. Aturan ini memandu perilaku anak-anak dengan cara yang positif dengan menyatakan secara tepat tentang perilaku apa yang kita harapkan. Tetapi anak-anak prasekolah cenderung melupakan atau mengabaikan aturan, jadi mereka membutuhkan dukungan dan pengingat untuk mengikutinya. Konsekuensi merupakan cara praktis dalam memandu perilaku anak-anak karena konsekuensi menjelaskan kepada anak-anak apa yang tidak boleh dilakukan. Kita dapat menyesuaikan konsekuensi dalam situasi yang berbeda-beda, tetapi konsekuensi akan selalu menjadi yang terbaik bila dikombinasikan dengan fokus pada perilaku positif anak-anak. Hukuman fisik seperti memukul tidak mengajarkan bagaimana anak-anak harus bersikap dan bisa menyakiti mereka. Hukuman fisik juga bisa membuat anakanak takut pada kita, yang membuatnya lebih sulit untuk mengajari mereka bagaimana berperilaku yang baik.  Perilaku dan Perasaan Anak-Anak Prasekolah Ketika perilaku anak Kita menantang, Kita mungkin merasa marah atau stres. Merawat diri sendiri dengan makan dengan baik, cukup tidur dan melakukan beberapa aktivitas fisik dapat membantu. Ini juga dapat membantu untuk membicarakan perasaan kita dengan seseorang yang dipercayai, seperti pasangan Kita, teman atau 6 Memahami Perilaku Anak Prasekolah dokter umum Kita. Atau Kita dapat menghubungi saluran bantuan pengasuhan anak di negara bagian atau teritori Kita. Hubungi profesional kesehatan anak jika kita memiliki kekhawatiran terhadap perilaku anak-anak atau ketika kita tidak tahu harus berbuat apa. 7 PENGENDALIAN DIRI PADA ANAK-ANAK DAN REMAJA Poin-poin Penting: • Pengendalian diri merupakan kemampuan dalam memahami dan mengatur perilaku dan reaksi diri sendiri. • Pengendalian diri membantu anak-anak dan remaja untuk belajar, berperilaku baik, bergaul dengan orang lain dan menjadi mandiri. • Pengendalian diri mulai berkembang pesat pada usia balita dan anak prasekolah. Pengaturan diri terus berkembang hingga masuk usia dewasa. • Cara mengembangkan pengaturan diri anak-anak diantaranya berbicara, merencanakan, memecahkan masalah, dan menjadi teladan.  Apa Itu Pengendalian Diri? P engendalian diri merupakan kemampuan untuk memahami dan mengatur perilaku dan reaksi terhadap perasaan dan hal-hal yang terjadi di sekitar kita. Pengendalian diri mencakup kemampuan untuk: • mengendalikan reaksi terhadap emosi yang kuat seperti frustrasi, kegembiraan, kemarahan dan rasa malu • bersikap tenang setelah mendapatkan sesuatu yang menarik atau menjengkelkan • fokus kepada tugas • memfokuskan kembali perhatian pada tugas baru • mengontrol impuls • berperilaku dengan cara yang membantu kita bergaul dengan orang lain.  Mengapa Pengendalian Diri itu Penting? Saat anak-anak tumbuh, pengendalian diri membantu mereka: • belajar di sekolah – karena pengendalian diri memberikan kemampuan bagi anak-anak untuk duduk dan mendengarkan di kelas • berperilaku dengan cara yang dapat diterima secara sosial – karena pengendalian diri memberikan kemampuan kepada anak-anak untuk mengendalikan impuls • berteman – karena pengendalian diri memberikan kemampuan kepada anak-anak untuk secara bergiliran dalam permainan dan bercakap-cakap, berbagi mainan, dan mengekspresikan emosi dengan cara yang tepat 9 Perilaku Anak Prasekolah • menjadi lebih mandiri – karena pengendalian diri memberikan kemampuan kepada anak-anak untuk membuat keputusan yang tepat tentang perilaku dan belajar bagaimana berperilaku dalam situasi baru dengan sedikit bimbingan.  Bagaimana dan Kapan Pengendalian Diri Berkembang? Anak-anak mengembangkan pengendalian diri melalui hubungan yang hangat dan responsif. Mereka juga mengembangkannya dengan memperhatikan orang-orang dewasa di sekitar mereka. Pengendalian diri dimulai ketika anak-anak masih bayi. Hal ini berkembang terutama di masa-masa balita dan masa prasekolah, tetapi juga terus berkembang hingga dewasa. Misalnya, bayi biasa mengisap jari mereka untuk merasakan kenyamanan atau berpaling dari pengasuh mereka jika mereka butuh istirahat dari perhatian atau mulai lelah. Balita dapat menunggu sebentar untuk makanan dan mainan. Tetapi balita mungkin masih merebut mainan dari anak-anak lain jika hal itu merupakan sesuatu yang benar-benar mereka inginkan. Dan tantrum terjadi ketika balita diliputi oleh emosi yang kuat. Anak-anak prasekolah mulai mengetahui cara bermain dengan anak-anak lain dan memahami apa yang dikehendaki dari mereka. Misalnya, anak-anak prasekolah biasa mencoba berbicara dengan suara lembut jika kita berada di bioskop. Anak usia sekolah semakin baik dalam mengendalikan keinginan dan kebutuhannya sendiri, membayangkan sudut pandang orang lain dan melihat dua sisi dari suatu situasi. Hal ini sangat berarti, misalnya, mereka mungkin tidak setuju dengan anak-anak lain tanpa perlu berdebat. Praremaja dan remaja lebih baik dalam perencanaan, bertahan terhadap tugas-tugas sulit, berperilaku melalui cara-cara yang sesuai secara sosial, dan mempertimbangkan bagaimana perilaku mereka mempengaruhi orang lain. Misalnya, anak-anak remaja dapat berpikir tentang perspektif kita ketika mereka bernegosiasi dengan kita mengenai jam malam mereka. Anak-anak yang biasa merasakan sesuatu yang sangat kuat dan intens akan merasakan kesulitan yang besar dalam mengendalikan diri sendiri. Tidaklah sulit bagi anak-anak yang lebih santai. Bahkan anak-anak dan remaja yang lebih besar terkadang harus berjuang dengan pengendalian dirinya. 10 Memahami Perilaku Anak Prasekolah  Membantu Anak-anak dan Remaja Belajar dan Berlatih Pengendalian Diri Berikut adalah beberapa cara praktis yang dapat kita lakukan untuk membantu anakanak belajar dan mempraktikkan pengendalian diri: • Latihlah keterampilan anak-anak dalam memahami dan mengatur emosi. • Gunakan strategi menenangkan bagi balita, langkah menenangkan bagi anak prasekolah dan anak-anak usia sekolah, dan langkah-langkah menenangkan bagi anak-anak praremaja dan remaja. • Rencanakan situasi yang menantang di mana mungkin sulit bagi anak-anak yang lebih kecil untuk berperilaku baik. Misalnya, "Toko yang akan kita kunjungi memiliki banyak barang yang gampang rusak. Tidak masalah melihat-lihat, tapi tolong jangan sentuh". Beri anak kita pengingat yang lembut saat kita memasuki toko. Misalnya, "Ingat – lihat-lihat saja, oke?" • Libatkan anak-anak pra-remaja dan remaja dalam pemecahan masalah dan negosiasi di situasi sulit. Misalnya, "Ayah bekerja sepanjang akhir pekan, jadi Ayah tahu itu akan membosankan bagi kalian. Mari cari tahu bagaimana kalian dapat memanfaatkan waktu sebaik-baiknya". • Pujilah anak-anak ketika mereka menunjukkan pengendalian diri dan mengatur situasi yang sulit. Misalnya, "Nanda hebat dalam menunggu giliran", atau "Bunda suka caramu berbagi dengan Sam ketika dia meminta". • Cobalah untuk membuat model pengendalian diri untuk anak-anak. Misalnya, "Ayah benar-benar ingin terus berkebun, tetapi jika Ayah tidak membersihkan sekarang, Ayah tidak akan membawa Kakak melihat pertandingan sepak bola dengan tepat waktu". Atau "Biarkan Bunda menulisnya di kalender agar Bunda tidak lupa". Sangat penting untuk menyesuaikan ekspektasi perilaku kita dengan usia dan tahap perkembangan anak-anak. Hal ini dapat membantu anak-anak terhindari dari frustrasi yang datang karena tidak memiliki kemampuan atau pemahaman untuk melakukan apa yang diminta.  Masalah-Masalah Dengan Pengendalian Diri Dari waktu ke waktu, berbagai hal dapat memengaruhi kemampuan anak-anak untuk mengendalikan diri sendiri. Misalnya, kelelahan, penyakit, dan perubahan rutinitas anak-anak semuanya dapat memengaruhi kemampuan dalam mengendalikan reaksi dan perilaku mereka. Demikian juga, beberapa anak memiliki pengendalian diri yang baik di penitipan anak, di sekolah atau tempat olahraga, tetapi sulit diatur di rumah. 11 Perilaku Anak Prasekolah Anak-anak lain berjuang di tempat yang sibuk dan bising seperti pusat perbelanjaan. Dan seiring bertambahnya usia anak-anak, pengendalian diri mungkin menjadi tantangan jika mereka memiliki banyak tugas penilaian atau kesulitan hubungan. Meskipun masalah dalam pengendalian diri ini cukup umum, adalah ide yang baik untuk berbicara dengan seorang profesional ketika kita merasa khawatir terhadap perilaku anak-anak atau ketika mengalami masalah dengan perilaku anakanak seiring bertambahnya usia. Misalnya, kita dapat berbicara dengan dokter umum, perawat kesehatan anak dan keluarga, atau pendidik atau guru penitipan anak-anak. Pertimbangkan untuk mencari bantuan profesional ketika anak-anak: • terlihat memiliki lebih banyak luapan amukan atau perilaku yang sulit dikendalikan daripada anak-anak lain seusianya • berperilaku dengan cara yang sulit atau tidak terkendali lebih sering sejalan dengan bertambahnya usia • berperilaku dengan cara yang yang membahayakan diri mereka sendiri atau orang lain • sulit untuk didisiplinkan dan strategi yang digunakan untuk mendorong perilaku positif tampaknya tidak berhasil • sering menarik diri dan memiliki banyak masalah dalam berinteraksi dengan orang lain • terlihat tidak memiliki kemampuan berkomunikasi dan bersosialisasi sebanyak anak-anak lain seusianya. Jika anak-anak memiliki perilaku yang menantang dan juga autis atau disabilitas, bicarakan dengan profesional yang bekerja dengan anak-anak. Mereka akan memberikan saran tentang cara untuk mendorong perilaku positif dan membantu anak-anak mempelajari kemampuan pengendalian diri. Artikel dikembangkan secara kolaborasi dengan Dr Emma Little, Psikolog Bidang Perkembangan dan Pendidikan. 12 KETAHANAN: ANAK USIA 3-8 TAHUN Poin-poin Penting: • Ketahanan merupakan kemampuan untuk bangkit kembali setelah menghadapi tantangan dan masa-masa sulit. • Anak-anak yang tangguh dapat pulih dari kemunduran dan kembali menjalani kehidupannya. • Ketahanan berkembang ketika anak-anak mengalami tantangan dan belajar menghadapinya secara positif. • Hubungan yang kuat merupakan dasar terbentuknya ketahanan pada anak-anak.  Ketahanan: Apa Itu? K etahanan merupakan kemampuan untuk 'bangkit kembali' setelah menghadapi tantangan dan masa-masa sulit. Bagi anak-anak, tantangan dan masa-masa sulit mencakup pada pengalaman seperti mengawali pergi sekolah atau memasuki taman kanak-kanak baru, pindah rumah, atau menyambut saudara kandung baru dalam keluarga. Mereka juga dapat mencakup pengalaman serius seperti diintimidasi, kehancuran keluarga, penyakit keluarga, atau kematian. Anak-anak membangun ketahanan dari waktu ke waktu melalui pengalaman. Kita dapat membantu anak-anak mempelajari keterampilan dan mengembangkan ketahanan dengan menjalin hubungan yang hangat dan suportif dengan mereka.  Ketahanan: Mengapa itu Baik bagi Anak-anak? Anak-anak yang tangguh dapat pulih dari kemunduran dan kembali menjalani kehidupan mereka dengan lebih cepat. Dan pada saat anak-anak telah mampu mengatasi kemunduran dan masalahnya, hal itu bisa membangun kepercayaan diri mereka dan membantu mereka merasa lebih mampu saat masalah-masalah muncul kembali. Anak-anak yang tangguh sering kali pandai memecahkan masalah dan mempelajari keterampilan baru. Hal tersebut karena mereka jauh lebih lebih siap untuk mencoba lagi bahkan ketika hal-hal tidak berjalan seperti yang mereka inginkan untuk pertama kalinya. Dan pada saat segala sesuatunya tidak berjalan dengan baik dan anak-anak merasa cemas, sedih, kecewa, takut atau frustrasi, ketahanan 13 Perilaku Anak Prasekolah membantu mereka memahami bahwa emosi yang tidak nyaman ini biasanya tidak bertahan selamanya. Mereka dapat mengalami emosi ini dan tahu bahwa mereka akan baik-baik saja sebelum itu terjadi terlalu lama. Anak-anak yang tangguh cenderung menghindari masalah atau menghadapinya dengan cara yang tidak sehat, seperti bersikap defensif atau agresif atau dengan sengaja menyakiti diri sendiri. Anak-anak yang tangguh juga cenderung memiliki kesehatan fisik dan mental yang lebih baik daripada anak-anak yang masih berjuang untuk menjadi tangguh. Semua anak mengalami tantangan tetapi anak-anak dengan temperamen cemas, kesulitan belajar atau ketidakmampuan belajar mungkin menemukan situasi tertentu sangat menantang – misalnya, membaca dengan suara keras di kelas atau ditinggalkan bersama pengasuh yang tidak dikenal. Ketika anak-anak membangun keterampilan bertahan, mereka dapat mengatur emosi dengan lebih baik dan mengatasi kemunduran mereka.  Hubungan dan Ketahanan Hubungan merupakan fondasi ketahanan anak-anak. Hubungan terpenting anakanak adalah dengan kita juga dengan pengasuh utama mereka yang lain. Hubungan yang kuat dengan kita dan pengasuh lainnya membantu anak-anak merasa dicintai, aman, dan terlindungi. Rasa aman dan nyaman ini menumbuhkan kepercayaan diri pada anak-anak untuk menjelajahi dunia mereka dan untuk pulih dari setiap kemunduran yang telah mereka alami. Hubungan anak-anak dengan kakek-nenek, bibi dan paman, pendidik dan guru anak usia dini, dan teman juga sangatlah penting. Hubungan keluarga dan komunitas ini memberi rasa memiliki pada diri anak-anak dan perasaan bahwa mereka dihargai. Perasaan ini membantu membangun kepercayaan diri dan ketahanan anak-anak. Anak-anak belajar tentang ketahanan dengan melihat bagaimana kita dan orang-orang penting lainnya dalam hidup mereka merespons masa-masa sulit dan kemunduran. Ketika anak-anak melihat kita mencoba lagi, melepaskan amarah, atau berpikir positif dalam situasi sulit, mereka belajar bahwa mereka dapat melakukan hal yang sama. 14 Memahami Perilaku Anak Prasekolah  Membangun Ketahanan pada Anak Anak-anak belajar tentang ketahanan melalui pengalaman. Setiap kali anak-anak mampu mengatasi masalah, hal itu akan membangun kepercayaan diri mereka pada kemampuan mereka untuk menangani tantangan berikutnya. Berikut adalah beberapa cara kita dapat membangun ketahanan anak-anak: • Dukunglah anak-anak, tetapi cobalah untuk tidak menyelesaikan setiap masalah kecil atau kekecewaan. Misalnya, ketika anak-anak tidak diundang ke pesta ulang tahun atau tidak mendapatkan apa yang diinginkannya di hari ulang tahunnya, kita dapat membicarakan perasaan mereka alih-alih mencoba memperbaiki masalahnya. • Hindari memprediksi dan mencegah masalah bagi anak-anak. Hal ini mungkin berarti membiarkan anak-anak menyerahkan pekerjaan rumah yang salah atau tidak mengganti mainan yang rusak. Mengatasi tantangan kecil bisa berakibat ketahanan anak-anak mengalami kemunduran yang lebih besar. • Bantu anak-anak untuk mengidentifikasi dan mengelola emosi yang kuat. Misalnya, anak-anak mungkin khawatir tentang anggota keluarga mereka yang sakit. Kita dapat mengatakan, "Ayah dan Ibu dapat melihat bahwa Nanda sangat khawatir dengan keadaan Kakek. Tidak masalah Nanda merasa khawatir. Tapi ingatlah, Ayah dan Ibu sedang melakukan semua yang bisa Ayah dan ibu lakukan untuk membantu Kakek menjadi lebih baik". • Dorong anak-anak untuk mencoba lagi ketika sesuatu tidak berhasil saat pertama kali mereka mencobanya. Pujilah anak-anak karena telah berusaha, tidak peduli hasilnya. Kita bisa mengatakan "Ayah bangga dengan Nanda sebab telah menyelesaikan balapan" atau "Bagusnya dicoba lagi". • Bangun rasa sayang diri anak-anak. Self-compassion membantu anak-anak mampu mengatasi kekecewaan, kegagalan, atau kesalahan dengan bersikap baik kepada diri mereka sendiri. Pada gilirannya, hal ini membantu mereka untuk pindah dari pengalaman sulit. • Biasakan untuk mengenali dan mengakui ketika segala sesuatunya berjalan dengan baik. Misalnya, saat makan bersama keluarga, kita masing-masing dapat berbagi satu hal positif dari hari itu yang kita lalui. • Bantu anak-anak mengembangkan keterampilan memecahkan masalah dengan cara yang sesuai dengan usianya. Misalnya, jika seorang anak-anak di sekolah mengatakan atau melakukan sesuatu yang tidak baik kepada anak kita, lakukan brainstorming tentang bagaimana anak kita harus meresponsnya lain kali. • Temukan panutan positif yang pernah mengalami tantangan serupa dengan anakanak. Misalnya, anak-anak mungkin mendapatkan dukungan dari teman yang lebih tua yang orang tuanya telah berpisah atau kehilangan anggota keluarga mereka. 15 Perilaku Anak Prasekolah Anak-anak mengembangkan ketahanan dirinya dari waktu ke waktu, jadi cobalah untuk bersabar dan mendukung saat anak-anak mencari cara untuk menanggapi tantangan. Kita mungkin dapat membuat segalanya baik-baik saja untuk anak-anak, tetapi terkadang anak-anak harus mengalami perasaan tidak nyaman agar mereka dapat menyelesaikan masalahnya sendiri. Artikel ini dikembangkan bersama Dr Meredith Rayner, psikolog, Direktur Care at Ballarat Grammar. 16 TEMPERAMEN: APA ITU DAN APA PENTINGNYA? Poin-poin Penting: • Temperamen merupakan cara anak-anak merespons dunia. • Perbedaan temperamen mempengaruhi cara anak menangani emosi, mengatur perilaku dan perasaan di sekitar orang baru. • Kita dapat membimbing perkembangan anak dengan menggunakan strategi parenting yang sesuai dengan temperamen mereka.  Temperamen: apa itu? T emperamen merupakan cara anak-anak merespons dunia. Kita dapat mengetahui temperamen anak-anak dalam hal seberapa hal, sedikit atau banyak pada mereka yang menunjukkan tiga kualitas berikut: • Reaktivitas: ini adalah seberapa kuat anak-anak bereaksi terhadap hal-hal semisal peristiwa menarik atau tidak mendapatkan keinginannya. Anak-anak yang reaktif cenderung merasakan sesuatu dorongan dengan kuat. • Pengendalian diri: ini adalah seberapa banyak anak-anak dapat mengontrol perilaku mereka, termasuk cara mereka menunjukkan perasaan mereka. Pengendalian diri juga tentang seberapa banyak anak-anak dapat mengontrol perhatian mereka dan seberapa gigihnya mereka. • Sociabilitas: yaitu kenyamanan anak-anak saat bertemu orang baru atau mendapat pengalaman baru. Anak-anak dilahirkan dengan temperamen masing-masing, dan kita mungkin sudah bisa menggambarkan temperamen anak-anak sejak mereka masih bayi. Misalnya, 'Jade sangat santai' atau 'Luca suka rutinitas'. Perbedaan temperamen menjelaskan mengapa anak-anak mungkin sangat berbeda satu sama lain. Misalnya, anak-anak mungkin lebih atau kurang reaktif, memiliki pengendalian diri sendiri lebih atau kurang, dan kurang atau lebih mudah bergaul. 17 Perilaku Anak Prasekolah  Menyesuaikan Pola Asuh dengan Temperamen Anak Kita tidak dapat mengubah temperamen anak-anak. Anak-anak adalah siapa mereka, dan itu bagus baginya. Tetapi kita dapat memelihara perkembangan anak-anak dengan menyesuaikan pola asuh sesuai dengan temperamen anak-anak. Kita dapat membantu anak-anak mengembangkan bagian-bagian positif dari temperamen mereka. Dan kita dapat memahami situasi yang mungkin sulit bagi anak-anak karena temperamen mereka, dan membantu mereka untuk belajar bagaimana menangani situasi tersebut. Berikut adalah beberapa ide untuk menyesuaikan pola asuh dengan temperamen anak-anak. • Pola Asuh Anak dengan Temperamen Reaktif Berlebihan atau Kurang Jika kita memiliki anak yang sangat reaktif, anak-anak mungkin sangat senang ketika sesuatu yang baik terjadi. Tetapi anak-anak mungkin juga menjadi keras dan dramatis ketika mereka tidak senang tentang sesuatu, seperti tidak mendapatkan apa yang mereka inginkan. Kita mungkin perlu membantu anakanak untuk belajar bagaimana merespons dengan lebih tenang – misalnya, dengan santai dan menggunakan kata-kata atas perasaan marahnya. Anak-anak yang reaktif seringkali juga sangat aktif secara fisik dan mungkin membutuhkan banyak waktu di luar rumah. Kita dapat membantu anak-anak berkembang dengan mendorong mereka untuk mencoba kegiatan olahraga baru, misalnya. Tetapi anak-anak mungkin juga membutuhkan bantuan untuk mereda, jadi relaksasi sebelum tidur bisa menjadi ide yang bagus. Anak yang kurang reaktif biasanya mudah bergaul, tetapi mungkin kurang asertif. Kita mungkin perlu membantu anak-anak untuk belajar bagaimana membela diri. Misalnya, jika kita melihat situasi di mana anak-anak bisa lebih asertif, Kita bisa membuat anak-anak berlatih menangani situasi tersebut secara berbeda. Penting juga untuk memastikan bahwa anak-anak yang kurang reaktif tidak ketinggalan dalam obrolan keluarga. Misalnya, "Harper, Nanda tidak banyak bicara. Apakah Nanda senang dengan pilihan film itu?" Anak-anak yang kurang reaktif mungkin juga kurang aktif secara fisik. Anakanak yang kurang aktif akan sangat senang dengan banyak kesempatan untuk menggunakan keterampilan motorik halus mereka, seperti membuat kerajinan tangan atau menggambar. Tetapi kita mungkin perlu mendorong aktivitas fisiknya. Cobalah lakukan perjalanan ke taman untuk mengumpulkan daun untuk kolase, misalnya. Atau pastikan kita berdua berjalan-jalan ke perpustakaan jika bisa, alih-alih dengan naik kendaraan. • Pola Asuh Anak dengan Temperamen Pengendalian Diri Tinggi dan Rendah Anak-anak yang terlihat lebih mudah untuk mengendalikan dirinya sendiri akan pandai untuk tetap tenang ketika mereka merasakan emosi seperti frustrasi atau kegembiraan. Mereka bisa tenang lebih cepat setelah sesuatu yang menyenangkan atau menjengkelkan, dan mereka tidak terlalu impulsif. 18 Memahami Perilaku Anak Prasekolah Seorang anak yang sangat mandiri mungkin juga lebih mampu mengelola perhatiannya. Misalnya, mereka mungkin akan terus melakukan sesuatu sampai benar. Mereka mungkin juga pandai mengatasi kemunduran dan mampu menyelesaikan tugas-tugas seperti pekerjaan rumah tanpa banyak perlu pengawasan. Tetapi mereka mungkin sedikit perfeksionis, jadi pastikan mereka mengetahui bahwa tidak masalah untuk membuat kesalahan. Jika anak Kita mengalami kesulitan mengatur perhatian mereka, mereka akan membutuhkan banyak dorongan untuk terus mengerjakan tugas-tugas yang sulit. Anak-anak ini mungkin dengan mudah beralih dari satu aktivitas ke aktivitas lainnya. Mereka juga bisa sangat kreatif. Untuk membantu anak-anak fokus, kita dapat mencoba memberi hadiah kepada anak-anak atau membuat halhal yang menyenangkan dengan menggunakan permainan dan aktivitas kreatif. • Pola Asuh Anak dengan Temperamen Sociabilitas Tinggi dan Rendah Jika anak sangat mudah bergaul, mereka akan suka berada di sekitar orang lain, memiliki teman bermain, dan melakukan kegiatan kelompok. Tetapi kita tidak harus mengatur waktu bermain dan aktivitas untuk anak-anak sepanjang waktu, karena penting juga bagi anak-anak untuk belajar menyibukkan diri. Anak-anak dengan temperamen sociabilitas tinggi juga biasanya sangat mudah beradaptasi dan dapat mengatasi perubahan rutinitas dengan cukup mudah. Sangat bagus jika kita dapat memberikan banyak pengalaman baru yang mudah beradaptasi bagi mereka, tetapi pastikan bahwa anak-anak masih memiliki waktu satu lawan satu dengan kita. Jika anak tidak terlalu sociabilitas, mereka mungkin cukup pandai dalam bermain sendiri dan mungkin tidak perlu banyak bantuan untuk menemukan sesuatu untuk dilakukan. Tetapi kita mungkin juga perlu membantu anak-anak untuk mau berteman. Jika anak-anak tidak nyaman dalam kelompok atau pesta, misalnya, kita dapat mencoba meminta hanya satu atau dua teman untuk bermain di rumah atau taman. Jika anak dengan sociabilitas rendah tidak terlalu mudah beradaptasi, mereka akan menyukai rutinitas yang teratur, dan mungkin tidak dapat mengatasi perubahan dengan baik. Hal ini dapat memudahkan kita untuk merencanakan hal-hal seputar rutinitas anak, tetapi anak-anak mungkin juga memerlukan bantuan untuk mengatasi terjadinya perubahan atau transisi. Temperamen anak bisa berbeda dengan kita. Beberapa orang tua merasa bahwa lebih mudah untuk memahami dan merawat anak yang temperamennya mirip dengan mereka. Misalnya, ketika kita menyukai prediktabilitas, kita mungkin merasa mudah merawat bayi yang membutuhkan tidur teratur. Tetapi jika kita suka dapat melakukan sesuatu kapan pun, mungkin perlu beberapa saat untuk membiasakan diri dengan kesukaan anak terhadap rutinitas. 19 Perilaku Anak Prasekolah  Bagaimana Temperamen Bisa Berubah Kita mungkin melihat beberapa perubahan pada temperamen anak-anak ketika mereka beranjak lebih dewasa. Hal ini terjadi karena pengalaman anak-anak memengaruhi cara mereka berperilaku pada situasi yang berbeda-beda. Misalnya, seorang anak yang dulunya sangat terganggu di sekolah dapat menjadi orang dewasa yang berkonsentrasi dengan baik dalam pertemuan bisnis. Hal ini mungkin karena mereka telah mengembangkan lebih banyak motivasi saat mereka dewasa, atau karena mereka telah mempelajari strategi untuk mengendalikan gangguan-gangguan. Tuliskan ini kembengkan bersama Emma Little, Psikolog bidang Perkembangan dan Pendidikan. 20 HARGA DIRI ANAK USIA 1-8 TAHUN Poin-poin Penting: • Harga diri adalah menyukai diri sendiri dan percaya pada diri sendiri. • Harga diri membantu anak menghadapi tantangan, mencoba hal baru, serta belajar dan berkembang dengan baik. • Hubungan yang penuh kasih, umpan balik yang seimbang, dan dorongan merupakan hal-hal yang baik bagi harga diri anak-anak.  Tentang Harga Diri Harga diri adalah menyukai diri sendiri, merasa berharga, percaya pada diri sendiri dan mengetahui apa yang kita lakukan dengan baik. Harga diri memberikan kepercayaan diri bagi anak-anak untuk: • coba hal-hal baru dan coba lagi ketika hal-hal tidak berjalan sesuai rencana • melakukan hal-hal yang mungkin tidak mereka sukai atau biasanya mereka kuasai • menghadapi tantangan daripada menghindarinya. Pada saat anak-anak mencoba hal-hal baru, menghadapi tantangan dan bangkit kembali, mereka belajar dan tumbuh. Inilah sebabnya mengapa harga diri dapat menjadi bagian penting dalam perkembangan anak. Hubungan yang hangat dan penuh kasih merupakan dasar dari harga diri anak-anak karena mereka membuat anak-anak merasa dihargai dan berharga. Hubungan dibangun di atas banyak interaksi responsif dan peduli dengan anak-anak. Ritual keluarga juga penting, karena mereka membangun hubungan keluarga dan menumbuhkan rasa memiliki pada diri anak-anak.  Bayi dan Harga Diri Anak yang baru lahir dan bayi yang sangat muda tidak benar-benar memiliki harga diri. Hal itu karena mereka belum melihat diri mereka sendiri sebagai dirinya sendiri. Tapi kita masih bisa meletakkan dasar-dasar tentang harga diri yang sehat dengan: 21 Perilaku Anak Prasekolah • merawat bayi dengan lembut • merespon ketika bayi menangis • memberikan banyak pelukan dan senyuman. Interaksi yang hangat dan responsif ini memberi tahu bayi Kita bahwa mereka dicintai dan dicintai. Balita dan Harga Diri Balita mulai mengembangkan pemahaman tentang diri mereka sendiri, apa yang dapat mereka lakukan, dan apa yang membuat mereka menjadi diri mereka sendiri. Berikut adalah cara yang dapat kita lakukan untuk membangun harga diri pada balita: • Biarkan anak-anak memutuskan pilihan yang aman atau ramah balita, seperti mainan mana yang akan dimainkan, atau apakah mau diberi selai atau vegemite di roti panggang mereka. Hal ini memberikan rasa kontrol yang menarik pada mereka, yang membantu mengembangkan kepercayaan diri dan rasa diri. • Berikan kesempatan kepada anak untuk mengatakan "tidak". Balita perlu menegaskan diri mereka sendiri dan belajar bahwa keputusan memiliki konsekuensi. Misalnya, ketika anak mengatakan tidak pada saat anda memintanya untuk memakaikan jaket, tidak apa-apa. Menjadi dingin tidak akan menyakiti mereka. • Biarkan anak menjelajahi lingkungan mereka, tetapi bersiaplah untuk merespons ketika mereka membutuhkan bantuan kita. Misalnya, anak mungkin terpesona oleh seekor semut tetapi ketakutan ketika semut itu merangkak ke kakinya. Anak membutuhkan kita untuk memberi tahu mereka bahwa hal itu bukan apa-apa. • Latihlah anak untuk melalui situasi sosial yang rumit. Balita mungkin merasa sulit untuk berbagi dan bergiliran karena mereka belajar siapa mereka dan apa yang menjadi milik mereka. Jadi kita bisa mengatakan, "Sekarang giliran Bunda untuk mendapatkan blok merah sekarang. Berbagi yang bagus – bagus sekali!"  Anak Prasekolah dan Harga Diri Pada usia ini, anak-anak prasekolah sering menyukai membandingkan diri mereka dengan orang lain, dan akan bertanya apakah mereka yang terbesar, tercepat atau terbaik dalam apa pun yang mereka lakukan. Kita dapat memiliki peran besar dalam memelihara harga diri anak-anak dan membantu anak-anak dapat menghargai dirinya sendiri. Berikut adalah beberapa ide: • Berikan umpan balik pada anak-anak yang seimbang. Hal ini bisa dengan memuji anak-anak karena mencoba sesuatu, melakukan yang terbaik atau mencoba sesuatu yang baru – bukan karena menjadi "yang terbaik". Langkah Ini mendorong mereka untuk menghargai kesuksesan orang lain juga. Misalnya, "Bagus untuk 22 Memahami Perilaku Anak Prasekolah • • • • balapan dan memberikan yang terbaik - Ayah bangga padamu. Mari kita ucapkan selamat kepada Sven atas kemenangannya". Jelaskan bahwa kehilangan merupakan bagian dari kehidupan. Coba ajukan pertanyaan seperti "Apakah Nanda sudah mencobanya dengan baik?" atau "Apakah Nanda bersenang-senang?" sebelum kita bertanya "Apakah Nanda menang?" Ucapan ini menunjukkan kepada anak-anak bahwa kita menghargai mereka terlepas dari apakah mereka menang atau kalah – dan mendorong anakanak untuk melakukan hal yang sama. Mainkan permainan papan sederhana atau permainan kartu bersama. Permainan bergiliran seperti ini membantu anak-anak belajar cara bermain secara kooperatif dan bergaul dengan orang lain. Kegiatan ini dapat menumbuhkan keterampilan dan kepercayaan diri anak-anak dalam situasi sosial. Dorong anak-anak untuk membantu kita melakukan pekerjaan rumah tangga – misalnya mengatur meja atau membereskan cucian. Kegiatan ini menunjukkan kepada anak-anak bahwa kita memercayai mereka dengan tanggung jawab, yang membantu anak-anak merasa nyaman dengan dirinya sendiri. Tunjukkan minat pada hal-hal yang menarik minat anak-anak. Misalnya, kita dapat mengunjungi perpustakaan untuk meminjam buku tentang mata pelajaran favorit anak-anak. Atau menghabiskan waktu bersama membangun balok, mengerjakan teka-teki, menendang bola – atau apa pun yang disukai oleh anak-anak kita. Makan bersama keluarga bisa menjadi cara sederhana namun penting untuk memperkuat rasa nilai dan rasa memiliki pada anak-anak dari segala usia. Hal itu karena anak-anak semua dapat berkontribusi pada acara makan bersama keluarga – misalnya, dengan mengatur meja, mencuci sayuran, memasukkan salad dan sebagainya. Makan bersama keluarga juga dapat memberikan kesempatan kapada setiap untuk membicarakan hal-hal yang penting bagi mereka.  Anak Usia Sekolah Dasar dan Harga Diri Di sekolah, anak-anak mungkin membandingkan diri mereka dengan teman dan teman sekelas mereka. Pada usia ini, harga diri cenderung berhubungan dengan banyak hal – termasuk seberapa baik anak-anak belajar, bagaimana penampilan mereka, bagaimana mereka berolahraga, dan seberapa mudah mereka berteman. Tantangan di sekolah mungkin terlihat dapat merusak harga diri anak-anak karena mereka mungkin merasakan kurang mampu daripada yang lain untuk pertama kalinya. Tetapi hal ini akan membantu mereka untuk belajar bahwa mereka tidak perlu sempurna dalam segala hal untuk dicintai, dihargai, dan mampu. Berikut adalah beberapa cara yang dapat kita lakukan untuk membantu mereka: 23 Perilaku Anak Prasekolah • Berikan kasih sayang dan pelukan ekstra di akhir hari sekolah. • Fokus pada upaya yang dilakukan anak dan keberanian yang diperlukan untuk mencoba hal-hal baru atau sulit. Misalnya, "Ibu tahu Kakak khawatir untuk menari pada konser, tetapi Kakak sangat berani untuk melakukannya". • Dorong anak untuk mencoba lagi ketika hal-hal tidak berjalan sesuai rencana pertama kali. Kita bisa mengatakan, 'Ayo, coba lagi - Ibu yakin Kakak bisa melakukannya". Ini juga membangun ketahanan pada anak kita. • Latih anak melalui situasi sosial yang rumit – misalnya, "Cobalah tersenyum lebar saat Kakak ingin bergabung. Orang akan ingin bermain dengan Kakak jika Kakak terlihat ceria". Kita dapat mencoba bermain peran dalam situasi ini dengan anak terlebih dahulu. • Membina hubungan yang baik antara sekolah dan rumah dengan berbicara kepada guru untuk mengetahui bagaimana perkembangan anak kita. Juga baik untuk terlibat dalam kehidupan sekolah jika kita bisa, dan menunjukkan minat pada tugas sekolah dan pekerjaan rumah anak kita. Terhubung dengan orang lain yang peduli terhadap anak-anak penting untuk harga diri mereka. Hal ini membantu memperkuat perasaan mereka tentang siapa mereka. Kita dapat mendorong anak untuk berkunjung ke kakek-nenek, bibi, paman, dan sepupu mereka, jika hal itu berhasil untuk keluarga kita. Atau kita dapat terlibat dalam kegiatan komunitas keagamaan, klub olahraga, atau layanan komunitas setempat. Tuliskan dikembangkan bersama Emma Little, Psikologi, Bidang Perkembangan dan Pendidikan 24 Memahami Perilaku Anak Prasekolah  Referensi dan Bahan Bacaan Avdagic, E., Wade, C., McDonald, M., McCormack, D., Dakin, P., Macvean, M., Hayes, L., & Phan, T. (2020). Resilience in young children: A Delphi study to reach consensus on definitions, measurement and interventions to build resilience. Early Child Development and Care, 190(13), 2066-2077. doi: 10.1080/03004430.2018.1556211. Baumeister, R.F., & Vohs, K.D. (2018). Revisiting our reappraisal of the (surprisingly few) benefits of high self-esteem. Perspectives on Psychological Science, 13(2), 137-140. doi: 10.1177/1745691617701185. Beaty, J. (2014). Observing development of the young child (8th edn). New Jersey: Pearson Education. Cooper, P.M. (2007). Teaching young children self-regulation through children’s books. Early Childhood Education Journal, 34, 315-322. doi: 10.1007/ s10643-006-0076-0. Feng, X., Hooper, E.G., & Jia, R. (2017). From compliance to self-regulation: Development during early childhood. Social Development, 26, 981-995. doi: 10.1111/sode.12245. Lou, Y., Taylor, E.P., & Di Folco, S. (2018). Resilience and resilience factors in children in residential care: A systematic review. Children and Youth Services Review, 89, 83-92. doi: 10.1016/j.childyouth.2018.04.010. Lum, J.J., & Phares, V. (2005). Assessing the emotional availability of parents. Journal of Psychopathology Behavioural Assessment, 27, 211-226. doi: 10.1007/ s10862-005-0637-3. Markus, H.R., & Kitiyama, S. (1991). Culture and the self: Implications for cognition, emotion, and motivation. Psychological Review, 98, 224-253. doi: 10.1037/0033-295X.98.2.224. Marshall, S.L., Parker, P.D., Ciarrochi, J., Baljinder, S., Jackson, C.J., & Heaven, P.C.L. (2015). Self-compassion protects against the negative effects of low self-esteem: A longitudinal study in a large adolescent sample. Personality and Individual Differences, 74, 116-121. doi: 10.1016/j.paid.2014.09.013. Miljevic-Ridicki, R., Simoes, C., & Kimber, B. (2020). Resilience in school children: A multicultural comparison between three countries – Croatia, Sweden and Portugal. Journal for General Social Issues, 29(4), 555-574. doi: 10.5559/ di.29.4.03. Miller-Graff, L.E., Scheid, C.R., Guzmán, D.B., & Grein, K. (2020). Caregiver and family factors promoting child resilience in at-risk families living in Lima, Peru. Child Abuse & Neglect, 108, 104639–104639. doi: https://doi. org/10.1016/j.chiabu.2020.104639. Montroy, J.J., Bowles, R.P., Skibbe, L.E., McClelland, M.M., & Morrison, F.J. (2016). The development of self-regulation across early childhood. Developmental Psychology, 52(11), 1744-1762. doi: 10.1037/dev0000159. 25 Perilaku Anak Prasekolah Porter, L. (2016). Young children’s behaviour: Guidance approaches for early childhood educators (4th edn). Sydney, NSW: Allen & Unwin. Rademacher, A., & Koglin, U. (2019). The concept of self-regulation and preschoolers’ social-emotional development: A systematic review. Early Child Development and Care, 189(14), 2299-2317. doi: 10.1080/03004430.2018.1450251. Ricci, M., & Lee, M. (2016). Mindsets for parents: Strategies to encourage growth mindsets in kids. Waco, TX: Prufrock Press. Rubin, K.H., Burgess, K.B., & Hastings, P.D. (2002). Stability and social-behavioral consequences of toddlers’ inhibited temperament and parenting behaviors. Child Development, 73, 483-495. doi: 10.1111/1467-8624.00419. Sanson, A., Hemphill, S., Yagmurlu, B., & McClowry, S.G. (2011). Temperament and social development. In P.K. Smith & C.H. Hart (Eds), The Wiley-Blackwell handbook of childhood social development (2nd edn, pp. 227-245). West Sussex: John Wiley & Sons. Sanson, A., Letcher, P., Smart, D., Prior, M., Toumbourou, J.W., & Oberklaid, F. (2009). Associations between early childhood temperament clusters and later psychosocial adjustment. Merrill-Palmer Quarterly, 55, 26-54. doi: 10.1353/ mpq.0.0015. Sciaraffa, M.A., Zeanah, P.D., & Zeanah, C.H. (2018). Understanding and promoting resilience in the context of adverse childhood experiences. Early Childhood Education Journal, 46(3), 343–353. doi: https://doi.org/10.1007/ s10643-017-0869-3. Southwick, S.M., Bonanno, G.A., Masten, A.S., Panter-Brick, C., & Yehuda, R. (2014). Resilience definitions, theory, and challenges: Interdisciplinary perspectives. European Journal of Psychotraumatology, 5(1). doi: 10.3402/ejpt. v5.25338. Williams, K.E., & Howard, S.J. (2020). Proximal and distal predictors of self-regulatory change in children aged 4 to 7 years. BMC Pediatrics, 20(1), 226-226. doi: 10.1186/s12887-020-02133-6. Zenter, M., & Bates, J.E. (2008). Child temperament: An integrative review of concepts. European Journal of Developmental Science, 2, 7-37. doi: 10.3233/ DEV-2008-21203. 26