BAB II
LANDASAN TEORI
2.1. Sistem SCADA
2.1.1 Pengertian Sistem SCADA
Supervisory Control and Data Acquisition merupakan sebuah sistem yang
mengumpulkan
informasi
atau
data-data
dari
lapangan dan kemudian
mengirimkannya ke sebuah komputer pusat yang akan mengatur, mengolah,
mengontrol data-data tersebut. Sistem SCADA digunakan dalam berbagai industri
dan sistem proses, khususnya dalam bidang ketenagalistrikan. Sistem SCADA
diperlukan untuk menangani suatu sistem plant dengan melakukan pengendalian,
pengawasan, penandaan, perekaman dan pengambilan data dengan tingkat
kompleksitas yang tinggi bahkan bisa menangani hingga ratusan ribu I/O secara
terpusat.
Gambar 2.1 Konfigurasi sistem SCADA
Sebuah sistem SCADA terdiri dari Master Terminal Unit (MTU), Human
Machine Interface (HMI), Front End Processor (FEP), Media Komunikasi Data,
Remote Terminal Unit (RTU), dan plant. Semua itu menjadi satu sistem, istilah
SCADA merujuk pada sistem pusat keseluruhan. Sistem pusat ini biasanya
melakukan pemantauan data-data dari berbagai macam sensor di lapangan atau
bahkan dari tempat yang lebih jauh.
5
6
2.1.2 Komponen Sistem SCADA
Sistem SCADA digunakan untuk memonitor dan mengendalikan pabrik
atau alat-alat pada bidang industri seperti telekomunikasi, kendali air dan limbah,
energi, minyak, pemurnian gas, transportasi, dan di bidang ketengalistrikan.
Sistem SCADA ini dibentuk oleh empat komponen yang memiliki sinergisitas
fungsi satu sama lain, komponen tersebut antara lain:
1) Transducer : Peralatan instrumentasi di lapangan pada sebuah plant berupa
sensor digunakan untuk membaca sinyal analog atau digital yang diukur,
sedangkan aktuator digunakan untuk mengendalikan peralatan seperti
motor, saklar, katup, dan sebagainya.
2) Remote Terminal Unit (RTU) umumnya berupa sebuah unit yang
dilengkapi dengan sistem mandiri seperti sebuah komputer, yang
ditempatkan pada lokasi dan tempat-tempat tertentu di lapangan. RTU
bertindak sebagai pengumpul data lokal yang mendapatkan datanya dari
sensor-sensor dan mengirimkan perintah langsung ke peralatan di
lapangan yang berfungsi untuk mengendalikan aktuator, membaca sinyal
dari sensor dan berkomunikasi dengan pusat pengendali.
3) Jaringan komunikasi digunakan untuk menghubungkan RTU dengan
stasiun pusat pengendali MTU yang dapat berupa jaringan kabel, atau
radio.
4) Master Terminal Unit (MTU) merupakan komputer yang digunakan
sebagai pengolah pusat dari sistem SCADA. MTU ini menyediakan
Human Machine Interface (HMI) bagi pengguna, dan secara otomatis
mengatur sistem sesuai dengan masukan-masukan dari sensor yang
diterima.
2.1.3 Aplikasi Sistem SCADA
SCADA bukanlah teknologi khusus, tapi lebih merupakan sebuah aplikasi,
SCADA digunakan untuk melakukan proses industri yang kompleks secara
otomatis, menggantikan tenaga manusia, dan biasanya merupakan proses-proses
yang melibatkan faktor-faktor kontrol yang lebih banyak, faktor-faktor kontrol
gerakan cepat yang lebih banyak, dan lain sebagainya, dimana pengontrolan oleh
7
manusia menjadi tidak nyaman lagi. Sebagai contoh, SCADA digunakan di
seluruh dunia misalnya antara lain :
a) Pembangkit, transmisi dan distribusi listrik, SCADA digunakan untuk
mendeteksi besarnya arus dan tegangan, pemantauan operasional circuit
breaker, dan untuk mematikan atau menghidupkan the power grid.
b) Penampungan dan distribusi air, SCADA digunakan untuk pemantauan
dan pengaturan laju aliran air, tinggi reservoir, tekanan pipa dan berbagai
macam faktor lainnya.
c) Bangunan, fasilitas dan lingkungan, Manajer fasilitas menggunakan
SCADA untuk mengontrol unit-unit pendingin, penerangan, dan sistem
keamanan.
d) Produksi, Sistem SCADA mengatur inventori komponen-komponen,
mengatur otomasi alat atau robot, memantau proses dan kontrol kualitas.
e) Transportasi
KA
listrik,
menggunakan
SCADA
bisa
dilakukan
pemantauan dan pengontrolan distribusi listrik, otomasi sinyal trafik KA,
melacak dan menemukan lokasi KA, mengontrol palang KA dan lain
sebagainya.
f) Lampu lalu-lintas, SCADA memantau lampu lalu-lintas, mengontrol laju
lalu lintas, dan mendeteksi sinyal-sinyal yang salah.
Masih banyak lagi aplikasi-aplikasi potensial untuk sistem SCADA. SCADA saat
ini digunakan hampir di seluruh proyek-proyek industri, manufaktur, dan
infrastruktur lainnya. Intinya SCADA dapat digunakan dalam aplikasi-aplikasi
yang membutuhkan kemudahan dalam pemantauan sekaligus juga pengontrolan,
dengan berbagai macam media antarmuka dan komunikasi yang tersedia saat ini.
2.1.4 SCADA Pada Sistem Tenaga Listrik
Fasilitas SCADA diperlukan untuk melaksanakan pengusahaan tenaga
listrik terutama pengendalian operasi secara realtime. Suatu sistem SCADA terdiri
dari sejumlah RTU, sebuah MTU, dan jaringan telekomunikasi data antara RTU
dan Room Control Centre (RCC). RTU dipasang di setiap Pusat Pembangkit yang
hendak dipantau. RTU ini bertugas untuk mengetahui setiap pengumpulan
besaran-besaran listrik, status peralatan, dan sinyal alarm yang kemudian
8
diteruskan ke RCC melalui jaringan telekomunikasi data. RTU juga dapat
menerima dan melaksanakan perintah untuk merubah status peralatan melalui
sinyal-sinyal perintah yang dikirim dari RCC.
Dalam sistem SCADA dispatcher mendapatkan data dengan cepat setiap
saat (real time) bila diperlukan, disamping itu SCADA dapat dengan cepat
memberikan peringatan pada dispatcher bila terjadi gangguan pada sistem,
sehingga gangguan dapat dengan mudah dan cepat diatasi atau dinormalkan. Data
yang dapat diamati berupa kondisi ON / OFF peralatan pembangkit, kondisi
sistem SCADA sendiri. Setiap kondisi memiliki indikator berbeda, bahkan apabila
terdapat indikasi yang tidak valid maka operator akan dapat megetahui dengan
mudah.
MTU secara berurutan memindai seluruh RTU dengan mengirimkan pesan
pendek pada tiap RTU untuk mengetahui jika RTU mempunyai informasi yang
perlu dilaporkan. Jika RTU mempunyai sesuatu yang perlu dilaporkan, RTU akan
mengirim pesan balik pada MTU, dan data akan diterima dan dimasukkan ke
dalam memori komputer. Jika diperlukan, pesan akan dicetak pada mesin printer
di MTU dan ditampilkan pada layar monitor.
Siklus pindai membutuhkan waktu relatif pendek, sekitar 7 detik
(maksimal 10 detik). Siklus pindai yaitu pemindaian seluruh remote terminal
dalam sistem. Ketika MTU memberikan perintah kepada sebuah RTU, maka
semua RTU akan menerima perintah itu, akan tetapi hanya RTU yang alamatnya
sesuai dengan perintah itulah yang akan menjalankannya. Sistem ini dinamakan
dengan sistem polling. Pada pelaksanaannya terdapat waktu tunda untuk
mencegah kesalahan yang berkaitan dengan umur data analog. Selain dengan
sistem pemindaian, pertukaran data juga dapat terjadi secara incidental (segera
setelah aksi manuver terjadi). Secara umum pengaplikasian SCADA pada sistem
tenaga listrik memiliki fungsi antara lain:
1) Pengarsipan Data
2) Pengawasan dan Pengendalian
Pengawasan dan pengendalian dioperasikan secara jarak jauh pada
peralatan yang berada di gardu dan memberikan sinyal balik dan
9
memberitahukan
aksi
kendali
telah
dilaksanakan.
Fungsi–fungsi
pengawasan dan pengendalian diantaranya adalah:
a. Telesignalling (TS) berfungsi untuk pengiriman sinyal atas gejala
atau perubahan keadaan pada pembangkit listrik, serta pembacaan
data status peralatan pembangkit, seperti status operasi dari turbin.
Dengan ini diharapkan gangguan di pembangkit bisa dideteksi
lebih cepat karena pemantauan dari pusat kontrol terhadap status
turbin bisa diketahui dalam waktu yang real time.
b. Telecontrol
(TC)
berfungsi
mengoperasikan
turbin.
TC
dilaksanakan dari ruang operator. Sistem ini sebelumnya
melakukan aktivitas polling yaitu aktivitas rutin selama waktu
tertentu untuk menanyakan informasi dari setiap RTU. Seleksi ini
memastikan ada atau tidaknya hubungan dari RTU ke pusat
kontrol. Jika ada hubungan akan di jawab siap (in scan), sebaliknya
jika tidak ada hubungan akan dijawab (out scan). Kondisi out of
scan atau tidak adanya hubungan dengan RTU dengan pusat
kontrol bisa disebabkan oleh beberapa sebab, misalnya kerusakan
pada sisi kabel atau media transmisi, RTU yang bermasalah. Pada
kondisi out of scan tidak dapat dilakukan kontrol remote.
c. Telemetering (TM) yang berfungsi pembacaan data pengukuran
pada turbin. Hasil pemantauan ini selain digunakan sebagai
pencatat data beroperasinya tegangan distribusi juga dapat
digunakan dalam kaitannya untuk melakukan kontrol remote.
Fungsi lainya dari sistem SCADA yang terdapat di Pusat Kontrol yaitu
pencatat status dan data pengukuran yang ada dibawah pengendaliannya.
Pencatatan ini berisi status turbin, kondisi darurat, yang semuanya di lengkapi
dengan waktu terjadinya peristiwa. Hasil pencatatan akan dicetak oleh printer,
sehingga tersedia dokumentasi yang tetap. Selain itu dapat juga ditampilkan pada
layar peraga bila diinginkan oleh operator. Pusat kontrol mampu melakukan
perhitungan besaran yang diperoleh dengan waktu yang relatif singkat (lama bila
dilakukan manual). Hal ini yang menyebabkan sistem dapat dioperasikan dengan
tingkat keandalan dan keamanan yang lebih tinggi.
10
2.2. Pembangkit Listrik
Sebuah pembangkit listrik adalah industri yang bergerak dalam
pembangkitan energi listrik. Pembangkitan tenaga listrik yang banyak dilakukan
adalah dengan cara memutar generator sehingga didapatkan tenaga listrik arus
bolak balik tiga fasa. Tenaga mekanik yang dipakai memutar generator listrik
didapat dari mesin penggerak generator listrik atau biasa disebut penggerak mula
(prime mover).
Mesin penggerak generator listrik yang banyak digunakan adalah mesin
diesel, turbin uap, turbin air, dan turbin gas. Generator adalah mesin yang
berputar. yang digunakan untuk mengubah energi mekanik menjadi energi listrik
dengan membuat gerakan relatif antara medan magnet dan konduktor. Sumber
Energi yang digunakan untuk memutar generator sangat bervariasi. Hal ini
tergantung terutama pada bahan bakar yang tersedia dan pada jenis teknologi yang
perusahaan miliki untuk membangkitkan energi listrik. Berdasarkan bahan bakar
yang digunakan Pembangkit Listrik dapat diklasifikasikan menjadi;
a. Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir
b. Pembangkit Listrik Tenaga Fosil dengan penjabaran Diesel, Gas Alam,
dan Batu Bara.
c. Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi
d. Pembangkit Listrik Tenaga Biomassa yaitu seperti Limbah Tebu,
Kotoran Sapi dan Metana.
e. Pembangkit Listrik Tenaga Gas Panas di Industri hasil suatu proses,
seperti peleburan besi, dan steam (uap) sisa.
f. Pembangkit Listrik Tenaga Panas Matahari / dikenal dengan Solar Cell.
Jika dikategorikan berdasarkan Prime Movernya atau penggerak utamanya,
klasifikasinya;
a. Turbin Uap
b. Turbin Gas
c. Combine Cycle atau penggabungan dari Turbin Uap dan Gas
d. Turbin
11
2.2.1 Pembangkit Listrik Tenaga Air
Pembangkit listrik tenaga air (PLTA) merupakan salah satu pembangkit
listrik yang menggunakan energi terbarukan berupa air. Salah satu keunggulan
dari pembangkit ini adalah responnya yang cepat sehingga sangat sesuai untuk
kondisi beban puncak maupun saat terjadi gangguan di jaringan. Selain kapasitas
daya keluarannya yang paling besar diantara energi terbarukan lainnya,
pembangkit listrik tenaga air ini juga telah ada sejak dahulu kala. Sistem tenaga
air mengubah energi dari air yang mengalir menjadi energi mekanik dan
kemudian biasanya menjadi energi listrik.
Air mengalir melalui kanal (penstock) melewati kincir air atau turbin
dimana air akan menabrak sudu-sudu yang menyebabkan kincir air ataupun turbin
berputar. Ketika digunakan untuk membangkitkan energi listrik, perputaran turbin
menyebabkan perputaran poros rotor pada generator. Energi yang dibangkitkan
dapat digunakan secara langsung, disimpan dalam baterai ataupun digunakan
untuk memperbaiki kualitas listrik pada jaringan. Jumlah daya listrik yang dapat
dibangkitkan pada suatu pusat pembangkit
listrik tenaga air tergantung pada ketinggian (h) dimana air jatuh dan laju aliran
airnya. Ketinggian (h) menentukan besarnya energi potensial (EP) pada pusat
pembangkit. Laju aliran air adalah volume dari air (mᵌ) yang melalui penampang
kanal air per detiknya (q mᵌ/s). Daya teoritis kasar (P kW) yang tersedia dapat
ditulis sebagai:
P = 9.81 q h………………………………… (2.1)
Daya yang tersedia ini kemudian akan diubah menggunakan turbin air menjadi
daya mekanik. Karena turbin dan peralatan elektro-mekanis lainnya memiliki
efisiensi yang lebih rendah dari 100% (biasanya 90% hingga 95%), daya listrik
yang dibangkitkan akan lebih kecil dari energi kasar yang tersedia.
PLTA skala besar lebih sering dilihat sebagai kekuatan terbesar penghasil
produksi listrik di dunia, dengan beberapa fasilitas, pembangkit listrik tenaga air
mampu menghasilkan lebih dari dua kali lipat lebih besar dari kapasitas terpasang
12
di pembangkit tenaga nuklir saat ini. Berikut adalah perkiraan klasifikasi PLTA
beradasarkan Energi Listrik yang dibangkitkan:
1. Small Hydro
Pembangkit listrik kecil atau Small Hydro adalah pembangkit listrik
tenaga air pada skala melayani komunitas kecil atau industri. Definisi
dari proyek Small hydro bervariasi, namun kapasitas pembangkitan
mencapai diatas 10 megawatt (MW) yang secara umum dapat diterima
sebagai Small hydro.
2. Micro Hydro
Micro hydro adalah istilah yang digunakan untuk instalasi listrik tenaga
air yang biasanya memproduksi hingga 100 KW.
3. Pico Hydro
Pico Hydro adalah istilah yang digunakan untuk listrik tenaga air
dibawah 5 KW. Hal ini berguna dalam kecil, masyarakat terpencil yang
membutuhkan hanya sejumlah kecil listrik. Misalnya, untuk satu atau dua
lampu neon dan TV atau radio untuk beberapa rumah.
2.2.2 Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro
Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) adalah pembangkit
listrik berskala kecil (kurang dari 200 kW), yang memanfaatkan tenaga (aliran)
air sebagai sumber penghasil energi. PLTMH termasuk sumber energi terbarukan
dan layak disebut clean energy karena ramah lingkungan. Dari segi teknologi,
PLTMH dipilih karena konstruksinya sederhana, mudah dioperasikan, serta
mudah dalam perawatan dan penyediaan suku cadang. Secara ekonomi, biaya
operasi dan perawatannya relatif murah, sedangkan biaya investasinya cukup
bersaing dengan pembangkit listrik lainnya. Secara sosial, PLTMH mudah
diterima masyarakat luas (bandingkan misalnya dengan Pembangkit Listrik
Tenaga Nuklir). PLTMH biasanya dibuat dalam skala desa di daerah-daerah
terpencil yang belum mendapatkan listrik dari PLN. Tenaga air yang digunakan
dapat berupa aliran air pada sistem irigasi, sungai yang dibendung atau air terjun.
13
2.2.3 Prinsip Kerja Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro
Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro pada prinsipnya memanfaatkan
beda ketinggian dan jumlah debit air per detik yang ada pada aliran air saluran
irigasi, sungai atau air terjun. Aliran air ini akan memutar poros turbin sehingga
menghasilkan energi mekanik. Energi ini selanjutnya menggerakkan generator
dan menghasilkan listrik.
Pembangunan PLTMH perlu diawali dengan pembangunan bendungan
untuk mengatur aliran air yang akan dimanfaatkan sebagai tenaga penggerak
PLTMH. Bendungan ini dapat berupa bendungan beton atau bendungan
beronjong. Bendungan perlu dilengkapi dengan pintu air dan saringan sampah
untuk mencegah masuknya kotoran atau endapan lumpur. Bendungan sebaiknya
dibangun pada dasar sungai yang stabil dan aman terhadap banjir. Di dekat
bendungan dibangun bangunan pengambilan (intake). Kemudian dilanjutkan
dengan pembuatan saluran penghantar yang berfungsi mengalirkan air dari intake.
Saluran ini dilengkapi dengan saluran pelimpah pada setiap jarak tertentu
untuk mengeluarkan air yang berlebih. Saluran ini dapat berupa saluran terbuka
atau tertutup. Di ujung saluran pelimpah dibangun kolam pengendap. Kolam ini
berfungsi untuk mengendapkan pasir dan menyaring kotoran sehingga air yang
masuk ke turbin relatif bersih. Saluran ini dibuat dengan memperdalam dan
memperlebar saluran penghantar dan menambahnya dengan saluran penguras.
Kolam penenang (forebay) juga dibangun untuk menenangkan aliran air yang
akan masuk ke turbin dan mengarahkannya masuk ke pipa pesat (penstok).
Saluran ini dibuat dengan konstruksi beton dan berjarak sedekat mungkin ke
rumah turbin untuk menghemat pipa pesat. Pipa pesat berfungsi mengalirkan air
sebelum masuk ke turbin. Dalam pipa ini, energi potensial air di kolam penenang
diubah menjadi energi kinetik yang akan memutar roda turbin. Biasanya terbuat
dari pipa baja yang dirol, lalu dilas. Untuk sambungan antar pipa digunakan flens.
Pipa ini harus didukung oleh pondasi yang mampu menahan beban statis dan
dinamisnya. Pondasi dan dudukan ini diusahakan selurus mungkin, karena itu
perlu dirancang sesuai dengan kondisi tanah.
Turbin, generator dan sistem kontrol masing-masing diletakkan dalam
sebuah rumah yang terpisah. Pondasi turbin-generator juga harus dipisahkan dari
14
pondasi rumahnya. Tujuannya adalah untuk menghindari masalah akibat getaran.
Rumah turbin harus dirancang sedemikian agar memudahkan perawatan dan
pemeriksaan. Setelah keluar dari pipa pesat, air akan memasuki turbin pada bagian
inlet. Di dalamnya terdapat guided vane untuk mengatur pembukaan dan
penutupan turbin serta mengatur jumlah air yang masuk ke runner/blade
(komponen utama turbin). Runner terbuat dari baja dengan kekuatan tarik tinggi
yang dilas pada dua buah piringan sejajar. Aliran air akan memutar runner dan
menghasilkan energi kinetik yang akan memutar poros turbin.
Energi yang timbul akibat putaran poros kemudian ditransmisikan ke
generator. Seluruh sistem ini harus balance. Turbin perlu dilengkapi casing yang
berfungsi mengarahkan air ke runner. Pada bagian bawah casing terdapat
pengunci turbin. Bantalan (bearing) terdapat pada sebelah kiri dan kanan poros
dan berfungsi untuk menyangga poros agar dapat berputar dengan lancar. Daya
poros dari turbin ini harus ditransmisikan ke generator agar dapat diubah menjadi
energi listrik. Generator yang dapat digunakan pada mikrohidro adalah generator
sinkron dan generator induksi.
Sistem transmisi daya ini dapat berupa sistem transmisi langsung (daya poros
langsung dihubungkan dengan poros generator dengan bantuan kopling), atau
sistem transmisi daya tidak langsung, yaitu menggunakan sabuk atau belt untuk
memindahkan daya antara dua poros sejajar. Keuntungan sistem transmisi
langsung adalah lebih kompak, mudah dirawat, dan efisiensinya lebih tinggi.
Tetapi sumbu poros harus benar-benar lurus dan putaran poros generator harus
sama dengan kecepatan putar poros turbin. Masalah ketidaklurusan sumbu dapat
diatasi dengan bantuan kopling fleksibel. Gearbox dapat digunakan untuk
mengoreksi rasio kecepatan putaran.
Sistem transmisi tidak langsung memungkinkan adanya variasi dalam
penggunaan generator secara lebih luas karena kecepatan putar poros generator
tidak perlu sama dengan kecepatan putar poros turbin. Jenis sabuk yang biasa
digunakan untuk PLTMH skala besar adalah jenis flat belt, sedangkan V-belt
digunakan untuk skala di bawah 20 kW. Komponen pendukung yang diperlukan
pada sistem ini adalah pulley, bantalan dan kopling. Listrik yang dihasilkan oleh
15
generator dapat langsung ditransmisikan lewat kabel pada tiang-tiang listrik
menuju rumah konsumen.
2.3. AVR ATMega 16
AVR ATMega 16 merupakan salah satu jenis mikrokontroler dari keluarga
AVR. ATMega 16 mempunyai fitur yang cukup lengkap, mulai dari kapasitas
memori program dan memori data yang cukup besar, interupsi, timer/counter,
PWM, USART, TWI, analog komparator, EEPROM internal dan juga ADC
internal. Fitur yang cukup lengkap ini memungkinkan ATMega 16 untuk
digunakan dalam perancangan suatu sistem untuk kepentingan komersil, dari
sistem yang sederhana sampai dengan sistem yang relatif kompleks. Berikut ini
adalah fitur-fitur yang dimiliki Mikrokontroler ATMega 16 :
a.
Sistem Mikrokontroler AVR 8 bit yang memiliki kemampuan tinggi
dengan daya rendah.
b.
CPU yang terdiri atas 32 register.
c.
Arsitektur RISC dengan throughput mencapai 16 MIPS pada frekuensi
16 MHz.
d.
Memiliki kapasitas flash memori 16 Kbyte, SRAM 1 Kbyte, dan
EEPROM 512 byte.
e.
Saluran I/O sebanyak 32 buah, yaitu Port A, Port B, Port C, dan Port
D.
f.
Unit interupsi internal dan eksternal.
g.
Port USART untuk komunikasi serial.
h.
Fitur Peripheral, antara lain:
a) Tiga buah Timer/Counter dengan kemampuan perbandingan.
b) Analog to Digital Converter (ADC) 10 bit sebanyak 8 channel.
c) Real time counter dengan oscilator tersendiri.
d) Empat channel PWM.
e) Watchdog timer dengan oscilator internal.
f)
Byte-oriented Two-Wire Serial Interface.
g) Port antarmuka SPI.
h) Tegangan operasi 2,7 V – 5,5 V pada ATMega16L.
16
2.3.1 Konfigurasi Pin ATMega 16
Pin-pin pada ATmega16 dengan kemasan 40-pin dual inline package
(DIP). Kemasan pin tersebut terdiri dari 4 Port yaitu Port A, Port B, Port C,Port
D yang masing-masing Port terdiri dari 8 buah pin. Selain itu juga terdapat
RESET, VCC, GND 2 buah, VCC, AVCC, XTAL1, XTAL2 dan AREF.
Tabel 2.1 Konfigurasi Pin ATMega 16
PIN
KETERANGAN
Port B, adalah port I/O 8-bit bi-directional dengan resistor-resistor internal pullup. Buffer output port B mempunyai karaketristik drive yang simetris dengan
1-8
kemampuan keduanya sink dan source yang tinggi. Sebagai input, port B yang
mempunyai pull eksternal yang rendah akan menjadi sumber arus jika resistorresistor pull-up diaktifkan. Pin-pin port B adalah tri- state ketika kondisi reset
menjadi aktif sekalipun clock tidak aktif.
9
Reset Sebuah low level pulsa yang lebih lama daripada lebar pulsa minimum
pada pin ini akan menghasilkan reset meskipun clock tidak berjalan.
10
VCC, Suplai tegangan digital.
11
GND, Ground
12
13
XTAL2, Output dari inverting penguat Oscilator.
XTAL1, Input inverting penguat Oscilator dan input intenal clock operasi
rangkaian.
Port D adalah port I/O 8-bit bi-directional dengan resistor-resistor internal pullup. Buffer output port D mempunyai karaketristik drive yang simetris dengan
14-21
kemampuan keduanya sink dan source yang tinggi. Sebagai input, port D yang
mempunyai pull eksternal yang rendah akan menjadi sumber arus jika resistorresistor pull-up diaktifkan. Pin-pin port D adalah tri- state ketika kondisi reset
menjadi aktif seklipun clock tidak aktif.
Port C adalah port I/O 8-bit bi-directional dengan resistor-resistor internal pullup. Buffer output port C mempunyai karaketristik drive yang simetris dengan
kemampuan keduanya sink dan source yang tinggi. Sebagai input, port C yang
22-29
mempunyai pull eksternal yang rendah akan menjadi sumber arus jika resistorresistor pull-up diaktifkan. Pin-pin port C adalah tri- state ketika kondisi reset
menjadi aktif seklipun clock tidak aktif. Jika antarmuka JTAG enable, resistorresistor pull-up pada pin-pin PC5(TDI), PC3(TMS), PC2(TCK) akan diktifkan
sekalipun terjadi reset.
AVCC, Pin supply tegangan untuk Port A dan A/D converter. Sebaiknya
30
eksternalnya dihubungkan
ke VCC meskipun ADC tidak digunakan. Jika ADC
digunakan seharusnya dihubungkan ke VCC melalui low pas filter.
17
31
GND, Ground
32
AREF, Pin referensi analog untuk A/D konverter
Port A sebagai input analog ke A/D konverter. Port A juga sebagai
directional port I/O, jika A/D konverter
tidak
digunakan.
8-bit bi-
Pin-pin
port
dapat menyediakan resistor-resistor internal pull-up. Ketika port A digunakan
33-40
sebagai input dan pull eksternal yang rendah akan menjadi sumber arus jika
resistor- resistor pull-up diaktifkan. Pin-pin port A adalah tri- state ketika kondisi
reset menjadi aktif sekalipun clock tidak aktif.
Gambar 2.2 Konfigurasi Pin ATMega 16
2.3.2 Arsitektur ATMega 16
Mikrokontroler AVR menggunakan konsep arsitektur Harvard yang
memisahkan memori dan bus untuk data dan program untuk memaksimalkan
kemampuan dan kecepatan. Instruksi dalam memori program dieksekusi dengan
pipelining single level. Dimana ketika satu instruksi dieksekusi, instruksi
berikutnya diambil dari memori program. Konsep ini mengakibatkan instruksi
dieksekusi
setiap
clock
cycle.
Selain
itu,
mikrokontroler
AVR
juga
mengimplementasikan RISC sehingga eksekusi instruksi dapat berlangsung
sangat cepat dan efisien. Diagram blok mikrokontroler AVR ATMega16 dapat
dilihat pada gambar 2.4 di bawah ini.
18
Gambar 2.3 Diagram Block ATMega 16
2.3.3 Serial pada ATMega 16
Universal synchronous dan asynchronous pemancar dan penerima serial
adalah suatu alat komunikasi serial sangat fleksibel. Jenis yang utama adalah :
a.
Operasi full duplex (register penerima dan pengirim serial dapat berdiri
sendiri)
b.
Operasi Asychronous atau synchronous
c.
Master atau slave mendapat clock dengan operasi synchronous
d.
Pembangkit baud rate dengan resolusi tinggi
e.
Dukung frames serial dengan 5, 6, 7, 8 atau 9 Data bit dan 1 atau 2 Stop
bit
f.
Tahap odd atau even parity dan parity check didukung oleh hardware
g.
Pendeteksian data overrun
19
h.
Pendeteksi framing error
i.
Pemfilteran gangguan (noise) meliputi pendeteksian bit false start dan
pendeteksian low pass filter digital
j.
Tiga interrupt terdiri dari TX complete, TX data register empty dan RX
complete.
k.
Mode komunikasi multi-processor
l.
Mode komunikasi double speed asynchronous
2.3.4 Sistem Minimum ATMega 16
Sistem minimum adalah rangkaian elektronika yang terdiri dari
komponen-komponen dasar yang dibutuhkan oleh suatu mikrokontroler untuk
dapat berfungsi dengan baik. Pada umumnya, suatu mikrokontroler membutuhkan
tiga elemen untuk berfungsi yaitu power supply, kristal oscillator (XTAL), dan
Rangkaian RESET.
a.
Power Supply
Catu daya merupakan nyawa bagi sismin ATMega 16. Tanpa catu daya,
komponen sismin ini tidak akan pernah berfungsi. Catu daya untuk sismin ini
adalah tegangan DC yang inputnya diberi 5 Volt DC. Untuk itu tegangan AC
220 Volt harus ditransformasikan ke 12 Volt dan selanjutnya di searahkan
sehingga bisa menyuplai kebutuhan sismin ATMega 16.
b.
Oscillator
Analogi fungsi kristal oscillator adalah jantung pada tubuh manusia,
perbedaan jantung memompa darah dan seluruh kandungannya sedangkan
XTAL memompa data. Kristal yang digunakan pada ATMega 16 biasanya
menggunakan 16 MHz.
c.
Reset
Fungsi rangkaian reset adalah untuk membuat mikrokontroler memulai
kembali pembacaan program, hal tersebut dibutuhkan pada saat mikrokontroler
mengalami gangguan dalam mengeksekusi program atau bisa saja ketika on,
mikrokontroler mengalami error sehingga eksekusi program tidak dimulai dari
awal. Dengan reset berperan untuk mengembalikan mikrokontroler untuk
mengeksekusi program secara berurutan yang dimulai dari awal.
20
2.4.
Motor Induksi Tiga Fasa
Secara umum motor listrik adalah suatu alat yang dapat merubah energi
listrik menjadi enegi mekanik yang berupa tenaga putar dan motor ini bekerja
berdasarkan prinsip induksi elektromagnetik.
Motor induksi merupakan motor arus bolak-balik (AC) yang paling banyak
digunakan. Penamaannya berasal dari kenyataan bahwa arus rotor motor ini bukan
diperoleh dari sumber tertentu, tetapi merupakan arus yang terinduksi sebagai
akibat adanya perbedaan relatif antara putaran rotor dengan medan putar yang
dihasilkan oleh arus rotor.
Belitan stator yang dihubungkan dengan suatu sumber tenaga tiga fasa
akan menghasilkan medan magnet yang berputar dengan kecepatan sinkron. Medan
putar stator tersebut akan memotong konduktor-konduktor pada rotor, sehingga
terinduksi arus, rotor pun akan berputar mengikuti medan putar stator. Perbedaan
putaran relatif antara stator dan rotor disebut slip. Bertambahnya beban, akan
memperbesar kopel motor, yang oleh karenanya akan memperbesar pula arus
induksi pada rotor, sehingga slip antara medan putar stator dan putaran rotor pun
akan bertambah besar. Jadi bila beban motor bertambah, putaran rotor cenderung
menurun.
2.4.1
Prinsip kerja Motor Induksi
Prinsip kerja motor induksi adalah berdasarkan induksi elektromagnetik,
yakni bila kumparan stator diberi sumber tegangan bolak-balik tiga fasa maka
arus akan mengalir pada kumparan tersebut, sehingga menimbulkan medan putar
(garis-garis gaya fluksi) yang berputar dengan kecepatan sinkron.
Garis-garis gaya fluksi (medan putar) dari stator tersebut yang berputar
akan memotong konduktor-konduktor pada rotor sehingga timbul EMF (elektro
motive force) atau GGL (gaya gerak listrik) atau tegangan induksi. Berhubung
kumparan motor merupakan rangkaian tertutup maka pada kumparan tersebut
mengalir arus. Arus yang mengalir pada konduktor rotor yang berada pada medan
magnet berputar dari stator, maka pada penghantar rotor tersebut timbul gayagaya yang berpasangan dan berlawanan arah, dimana gaya-gaya tersebut berusaha
menggerakkannya dalam arah tegak lurus terhadap medan.
21
Penampang stator dan rotor motor induksi dengan medan magnet
diumpamakan berputar searah jarum jam. Untuk arah fluksi dan gerak yang
ditunjukkan oleh penggunaan aturan tangan kanan flemming menunjukkan bahwa
arus induksi dengan konduktor dalam konduktor pembaca dengan konduktor
mengalir arus berada dalam medan magnet dan gaya yang ditimbulkan pada
konduktor mengarah ke atas karena medan magnet dibawah konduktor lebih kuat
dari medan yang diatasnya. Agar sederhana, hanya satu konduktor yang dijelaskan
atau diperhatikan. Tetapi konduktor-konduktor rotor yang berdekatan lainnya
dalam medan stator juga mengalirkan arus dalam arah seperti konduktor yang
ditunjukkan dan juga mempunyai suatu gaya kearah atas.
Pada setengah siklus berikutnya, arah medan stator akan dibalik arus rotor
juga akan dibalik, sehingga gaya pada rotor tetap keatas. Demikian pula
konduktor dibawah kutub-kutub medan stator lain akan mempunyai gaya yang
semuanya cenderung memutar rotor searah jarum jam. Jika kopel yang dihasilkan
cukup besar untuk mengatasi kopel beban yang menahan, motor akan melakukan
percepatan searah jarum jam atau dalam arah yang sama dengan perputaran
medan magnet stator.
2.4.2
Konstruksi Motor
Motor induksi tiga fasa terdiri dari dua bagian utama yaitu bagian yang
diam (stator) dan bagian yang bergerak (rotor). Untuk berbagai motor induksi tiga
fasa konstruksi statornya adalah sama, akan tetapi beda halnya dengan rotor.
Rotor motor induksi tiga fasa secara garis besar terbagi dua jenis yaitu rotor
sangkar dan rotor belitan.
Diantaranya rotor dan stator terdapat celah udara yang merupakan ruang
tempat lewat fluks stator sehingga menyebabkan rotor berputar. Celah udara
terdapat antara stator dan rotor yang diatur sedemikian rupa sehingga didapatkan
hasil kerja motor yang optimum, bila celah udara antara stator dan rotor tertalu
besar akan mengakibatkan efesiensi motor induksi menjadi rendah. Sebaiknya bila
jarak celah terlalu kecil atau sempit akan menimbulkan kerusakan mekanis pada
mesin.
22
Gambar 2.4 Bentuk Fisik Dari Motor Induksi Tiga Fasa
Rangka stator motor induksi didesain dengan baik dengan 4 tujuan yang jelas
yaitu:
1) Menutupi inti dan kumparan.
2) Melindungi bagian mesin yang bergerak dari kontak langsung dengan
manusia dan dari goresan yang disebabkan gangguan objek atau gangguan
udara terbuka.
3) Menyalurkan torsi kebagian peralatan pendukung mesin dan oleh karena
itu stator didesain untuk tahan terhadap gaya putar dan goncangan.
4) Berguna sebagai sarana rumahan ventilasi udara motor, sehingga
pendinginan motor lebih efektif.
2.4.2.1.
Stator
Stator merupakan bagian yang diam dari motor induksi tiga fasa. Bagian
dari stator ini terdiri dari laminasi-laminasi tipis yang disusun dan dibentuk
sedemikian rupa sehingga segmen yang berbentuk silinder berhubungan satu sama
lainnya serta mempunyai alur-alur (slot) sebagai tempat konduktor, lubang pada
lapisan laminasi yang berbentuk slot pada inti stator berupa kawat tembaga atau
batang tembaga. Kumparan stator pada umumnya terdiri dari kawat tembaga
untuk motor berdaya kecil, sedangkan untuk motor berdaya besar kumparan
statornya terdiri dari lempengan tembaga. Kumparan stator berfungsi untuk
menghasilkan fluks magnet pada saat diberikan tegangan tiga fasa. Konstruksi
stator motor induksi terdiri dari bagian-bagian sebagai berikut:
1) Rumah stator dari besi tulang.
2) stator dari besi lunak atau baja silikon.
23
3) Alur dan gigi, bahannya sama dengan inti stator dimana alur ini
merupakan tempat meletakkan belitan stator.
4) Belitan stator dari tembaga.
5) Bantalan poros.
2.4.2.2.
Rotor
Rotor merupakan bagian yang bergerak dari suatu motor induksi.
Sebagaimana halnya dengan stator, inti rotor juga merupakan susunan dari
laminasi-laminasi tipis yang umumnya terbuat dari baja silikon yang bermutu
tinggi. Laminasi tersebut dibuat sedemikian rupa sehingga merupakan segmen
yang berbentuk silinder serta memiliki alur sebagai tempat konduktor rotor.
Konstruksi rotor motor induksi terdiri dari bagian-bagian sebagai berikut :
1) Inti rotor, bahannya sama dengan inti stator.
2) Alur dan gigi, bahannya sama dengan inti, Alur merupakan tempat
meletakkan belitan atau kumparan rotor.
3) Belitan rotor, bahannya dari tembaga.
4) Poros atau as.
2.4.3 Pengaturan Motor Induksi dengan Inverter
Motor induksi merupakan salah satu peralatan yang banyak digunakan di
Industri untuk keperluan penggerak berbagai proses yang ada di industri
diantaranya Pompa, Kompresor dan penggerak proses produksi lainnya.Hal ini
disebabkan karena motor induksi memiliki banyak keunggulan dibanding motor
sinkron atau motor DC yaitu :
a. konstruksi sederhana
b. tahan lama
c. perawatan mudah
d. efisiensinya tinggi.
Dibalik keunggulannya terdapat juga kelemahan yaitu dalam hal pengaturan
kecepatan dan torsi awal yang rendah. Untuk mengatasi permasalahan ini dapat
digunakan Sistem kontrol dengan mengatur Tegangan input dan Frekuensinya
24
untuk mendapatkan pengaturan kecepatan dan torsi sesuai dengan kebutuhan
proses produksi di Industri.
Parameter yang dibutuhkan dari motor induksi adalah pengaturan
kecepatan dan torsi motor. Untuk itu dibutuhkan pengaturan yang fleksibel dengan
cara mengubah frekuensi inputannya dari 50 Hz (Standar PLN) menjadi frekuensi
yang diinginkan agar motor dapat berputar pada kecepatan yang diinginkan. Salah
satu langkah yang bisa ditempuh yaitu dengan mengubah sumber AC menjadi
DC. Untuk itu dibutuhkan Rangkaian Rectifier (Penyearah) atau Converter
(Penyearah Terkendali). Pada umumnya digunakan konverter (penyearah
terkendali) untuk mendapatkan Sumber DC dari listrik AC.
Setelah listrik AC diubah jadi sumber DC maka perlu dilakukan perataan
bentuk gelombang DC yang masih mengandung ripple (riak) AC. Caranya dengan
menambahkan DC Link atau semacam regulator. Hal ini berfungsi untuk
meratakan bentuk gelombang DC agar berbentuk lurus dan stabil tidak terjadi
naik turun (riak).
Setelah didapatkan listrik DC yang murni, langkah berikutnya adalah mengubah
Listrik DC menjadi listrik AC dengan rangkaian inverter. Inverter sebenarnya
berisi rangkaian fip flop yang melakukan pensaklaran secara bergantian terhadap
listrik DC sehingga menghasilkan listrik AC. Bentuk gelombang yang dihasilkan
dengan rangkaian inverter bisa gelombang kotak atau gelombang sinus. Untuk
menghasilkan Listrik AC dari Output rangkaian inverter dengan gelombang sinus
diperlukan rangkaian PWM (Pulse Width Modulator). Rangkaian ini yang akan
mencacah listrik DC menjadi listrik AC dengan bentuk gelombang mendekati
sinus. Dengan menggunakan inverter, maka akan banyak diperoleh keuntungan
secara teknis bila dibandingkan dengan cara lain. Beberapa keuntungan tersebut
antara lain: mempunyai jangkauan kecepatan yang lebih lebar, mempunyai
beberapa pola untuk hubungan tegangan dan frekuensi, mempunyai fasilitas
penunjukan meter, mempunyai lereng akselerasi dan deselerasi yang dapat diatur
secara independen, kompak, serta sistem lebih aman.
25
2.5.
Komunikasi Data
Komunikasi data adalah merupakan bagian dari telekomunikasi yang
secara khusus berkenaan
dengan
transmisi
atau
pemindahan
data
dan
informasi diantara komputer-komputer dan piranti-piranti yang lain dalam
bentuk digital yang dikirimkan melalui media komunikasi data. Data berarti
informasi yang disajikan oleh isyarat digital. Komunikasi data merupakan
bagian vital dari suatu masyarakat informasi karena sistem ini menyediakan
infrastruktur yang memungkinkan komputer-komputer dapat berkomunikasi
satu sama lain.
Gambar 2.5 Dasar Komunikasi Data
2.5.1
Komponen Komunikasi Data
Adapun komponen pembentuk arsitektur sistem komunikasi data
antara lain :
a. Pengirim, adalah piranti yang mengirimkan data
b. Penerima, adalah piranti yang menerima data
c. Data, adalah informasi yang akan dipindahkan
d. Media pengiriman, adalah media atau saluran yang digunakan untuk
mengirimkan data
e. Protokol, adalah aturan-aturan yang berfungsi untuk menyelaraskan
hubungan.
2.5.2
Model Komunikasi data
Berikut merupakan jenis–jenis model komunikasi data yang sering
digunakan adalah :
26
a. Komunikasi data simplex (satu arah)
Gambar 2.6 Komunikasi data Simplex
b. Komunikasi data half duplex (dua arah bergantian)
Gambar 2.7 Komunikasi data Half Duplex
c. Komunikasi data full duplex (dua arah bersamaan)
Gambar 2.8 Komunikasi data Full Duplex
2.5.3
Jenis Komunikasi Data
Terdapat dua jenis cara komunikasi data yaitu :
a. Komunikasi Data Parallel
Komunikasi data parallel adalah pengiriman data diantara
beberapa komputer dan ke terminal lainnya dengan merubah besaran
tegangan dan arus dalam kanal atau kabel. Dalam komunikasi data ini bit
berpindah secara satu demi satu melewati beberapa saluran pada saat
bersamaan.
27
b. Komunikasi Data Serial
Perbedaan yang paling mendasar antara komunikasi serial dengan
parallel adalah proses perpindahan bit melewati satu saluran saja. Ada 2
macam cara komunikasi data serial yaitu Sinkron dan Asinkron Pada
komunikasi data serial sinkron, clock dikirimkan bersama sama dengan
data serial, tetapi clock tersebut dibangkitkan sendiri-sendiri baik ada sisi
pengirim maupun penerima. Sedangkan pada komunikasi serial asinkron
tidak diperlukan clock karena data dikirimkan dengan kecepatan tertentu
yang sama baik pada pengirim dan penerima. Kecepatan pengiriman data
(atau yang sering disebut dengan baud rate) dan fasa clock pada sisi
transmitter dan sisi receiver harus sinkron. Untuk itu diperlukan
sinkronisasi antara Transmitter dan Receiver. Kecepatan transmisi (baud
rate) dapat dipilih bebas dalam rentang tertentu. Baud rate yang umum
dipakai adalah 110, 135, 150, 300, 600, 1200, 2400, 9600 dan 19200
(bit/detik), jadi jika waktu satu bit = 3,33 ms, maka baud rate-nya = 1/33
ms atau 300 baud. Dalam komunikasi data serial, baud rate dari kedua
alat yang berhubungan harus diatur pada kecepatan yang sama.
Selanjutnya harus ditentukan panjang data (6,7 atau 8 bit), paritas (genap,
ganjil, atau tanpa paritas), dan jumlah stop bit (1, 1 ½ , atau 2 bit).
2.5.4
Protokol
Protokol adalah sebuah aturan yang mendefinisikan beberapa
fungsi yang ada dalam sebuah jaringan komputer, misalnya mengirim
pesan, data, informasi dan fungsi lain yang harus dipenuhi oleh sisi
pengirim dan sisi penerima agar komunikasi dapat berlangsung dengan
benar, walaupun sistem yang ada dalam jaringan tersebut berbeda sama
sekali. Protokol ini mengurusi perbedaan format data pada kedua sistem
hingga pada masalah koneksi listrik. Standar protokol yang terkenal yaitu
Open System Interconnecting (OSI) yang ditentukan oleh International
Standart Organization (ISO).
Adapun komponen protokol adalah sebagai berikut :
1). Aturan atau prosedur
28
- Mengatur pembentukan/pemutusan hubungan
- Mengatur proses transfer data.
2). Format atau bentuk representasi pesan
3). Kosakata (vocabulary) jenis pesan dan makna masing-masing pesan.
Secara umum fungsi dari protokol adalah untuk menghubungkan sisi
pengirim dan sisi penerima dalam berkomunikasi serta dalam bertukar
informasi agar dapat berjalan dengan baik dan benar. Sedangkan fungsi
protokol secara detail dapat dijelaskan, sebagai berikut:
1). Fragmentasi dan reassembly
Fungsi dari fragmentasi dan reasembly adalah membagi informasi
yang dikirim menjadi beberapa paket data pada saat sisi pengirim
mengirimkan informasi dan setelah diterima maka sisi penerima
akan menggabungkan lagi menjadi paket informasi yang lengkap.
2). Encaptulation
Fungsi dari encaptulation adalah melengkapi informasi yang
dikirimkan dengan address, kode-kode koreksi dan lain-lain.
3). Connection control
Fungsi dari connection control adalah membangun hubungan
(connection) komunikasi dari sisi pengirim dan sisi penerima,
dimana dalam membangun hubungan ini juga termasuk dalam hal
pengiriman data dan mengakhiri hubungan.
4). Flow control
Berfungsi sebagai pengatur perjalanan datadari sisi pengirim ke sisi
penerima.
5). Error control
Dalam pengiriman data tak lepas dari kesalahan, baik itu dalam
proses pengiriman maupun pada waktu data itu diterima. Fungsi dari
error control adalah mengontrol terjadinya kesalahan yang terjadi
pada waktu data dikirimkan.
29
6). Transmission service
Fungsi dari transmission service adalah memberi pelayanan
komunikasi data khususnya yang berkaitan dengan prioritas dan
keamanan serta perlindungan data.
2.5.5
Protokol Modbus
Protokol Modbus merupakan aturan-aturan komunikasi data
dengan teknik Master-Slave. Dalam konunikasi tersebut hanya terdapat
satu Master dan satu atau beberapa Slave yang membentuk sebuah
jaringan. Komunikasi Modbus selalu diawali dengan query dari Master,
dan Slave memberikan respon dengan mengirimkan data atau melakukan
aksi sesuai perintah dari Master. Master hanya melakukan satu
komunikasi dalam satu waktu. Slave hanya akan melakukan komunikasi
jika ada perintah (query) dari Master dan tidak bisa melakukan
komunikasi dengan Slave yang lain. Pada saat mengirimkan query ke
Slave, Master menggunakan 2 mode pengalamatan, yaitu:
1. Unicast mode
Master mengirimkan query kepada satu Slave. Setelah menerima dan
memproses query, Slave akan memberikan jawaban berupa respon
kepada Master.
2. Broadcast mode
Master mengirimkan perintah (query) kepada semua Slave. Pada mode
pengalamatan ini Slave tidak mengirimkan respon kepada Master.
Protokol Modbus membentuk sebuah format pesan untuk query
Master dan respon Slave.
2.5.6
Recommended Standard 485
Recommended Standard 485 (RS-485) adalah standar komunikasi
yang paling serbaguna dalam seri standar yang ditentukan oleh EIA. Itu
sebabnya RS-485 saat ini digunakan secara luas antarmuka komunikasi
data akuisisi dan kontrol aplikasi di mana beberapa node berkomunikasi
satu sama lain. Komunikasi RS-485 bisa mencapai jarak maksimal 4000
30
kaki, atau setara dengan 1,2 Km. Selain itu RS-485 merupakan standar
komunikasi
serial
asynchronous
yang
menyediakan
kemampuan
komunikasi, seperti kontrol aliran perangkat keras, kontrol aliran
perangkat lunak, dan paritas cek. Telah banyak digunakan selama
beberapa dekade.
Gambar 2.9 Konfigurasi IC MAX485
Berikut ini spesifikasi dari komunikasi RS-485.
Tabel 2.2 Spesifikasi komunikasi RS-485
Spesifikasi
Mode Operasi
Total Jumlah Driver dan Receivers pada Satu Jalur
RS-485
Differential
1 DRIVER
32 RECEIVER
Maksimum Panjang Kabel
4.000 FT.
Maximum Data Rate
10Mb / s
Voltase Driver Output Maksimum
-7V s/d +12 V
Driver Output Signal Level (Loaded Min.)
+ /-1.5V
Driver Output Signal Level (diturunkan Max)
+ /-6V
Driver Load Impedance (Ohms)
54
Driver Current in High Z State Power On
+ /-100uA
Driver Current in High Z State POWER
+ /-100uA
Receiver Input Voltage Range
-7V s/d +12 V
Receiver Input Sensitivity
+ /-200mV
Receiver Input Resistance (Ohms)
> = 12k
31
2.5.7
Topologi Jaringan RS-485
Topologi jaringan merupakan alasan mengapa RS-485 kini menjadi
favorit dari empat interface dalam akuisisi data dan kontrol aplikasi. RS-485
adalah satu-satunya dari interface internet working yang mampu bekerja
pada pemancar dan penerima dalam jaringan yang sama. Bila menggunakan
standar RS-485 receiver dengan resistansi masukan dari 120 Ω adalah
mungkin untuk menghubungkan 32 perangkat ke jaringan. RS-485 repeater
juga memungkinkan untuk meningkatkan jumlah node menjadi beberapa
ribu, dalam beberapa kilometer. Ini adalah alasan mengapa RS-485 ini
begitu populer dengan komputer, PLC, microcontroller dan sensor cerdas
dalam aplikasi ilmiah dan teknis.
Gambar 2.10 Topologi jaringan RS-485
Dalam gambar di atas merupakan topologi jaringan umum RS-485
yang terhubung dalam jaringan RS-485 multipoint.
1). Single Twisted Pair RS-485
Dalam versi ini, semua perangkat yang terhubung ke satu Twisted
Pair. Dengan demikian, semuanya harus memiliki driver dengan
output tri-state (termasuk Master). Komunikasi berjalan di atas
satu baris di kedua arah. Penting untuk mencegah lebih banyak dari
pemancaran perangkat sekaligus (masalah perangkat lunak).
2). Double Twisted Pair RS-485
Jika menggunakan jenis ini tidak perlu menggunakan output tristate, karena perangkat slave mengirim lebih dari twisted pair yang
kedua, yang dimaksudkan untuk mengirim data dari Slave ke
Master. Solusi ini sering memungkinkan pelaksanaan dalam sistem
32
komunikasi multipoint, yang pada awalnya dirancang (HW dan
juga SW) untuk RS-232. Tentu saja, master perangkat lunak harus
dimodifikasi, sehingga master query secara periodik mengirim
paket ke semua perangkat slave. Peningkatan throughput data yang
jelas dalam volume besar. Kadang-kadang sistem RS-485 dapat
dilihat dalam sistem poin-to-sistem poin.