PEMBUATAN PREPARAT PEJETAN (SQUASH)
LAPORAN PRAKTIKUM
Disusun untuk memenuhi tugas matakuliah Mikroteknik Tumbuhan
yang diampu oleh Drs. Sulisetijono, M.Si
dan Dra. Nursasi Handayani, M.Si
Oleh
NUR AZIZAH
100342400923
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
PROGRAM STUDI BIOLOGI
Mei 2013
PEMBUATAN PREPARAT PEJETAN (SQUASH)
A. Tujuan pembuatan preparat
Tujuan kegiatan pembuatan preparat pejetan akar ini adalah:
1. Membuat preparat pejetan ujung akar bawang merah
2. Memperoleh preparat pejetan yang cukup tipis guna pemeriksaan dengan
mikroskop
3. Memperoleh preparat pejetan yang sel-selnya terpisah antara yang satu dari
yang lain tanpa kehilangan bentuk asli sel
4. Mengidentifikasi fase-fase mitosis pada preparat pejetan yang dihasilkan
5. Mempelajari bangun sel meristem akar bawang merah
B. Latar belakang
Sel-sel meristem mengalami mitosis melalui tahap-tahap profase,
metafase, anafase, dan telofase. Fase-fase pembelahan tersebut dapat dielajari
antara
lain
pada
meristem
apikal
akar,
misalnya
akar
Allium
cepa
(branbang/bawang merah).
Mitosis berlangsung di apeks meristem di daerah yang sel-selnya belum
mengalami diferensiasi. Fase-fase mitosis yang berurutan belum tentu terdapat
pada sel-sel yang saling berdekatan. Daerah yang sel-selnya belum mengalami
diferensiasi hanya dalam rentangan dengan satuan mikron dari titik ujung
meristem apikal.
Dinding sel pada meristem berupa dinding primer, dan salah satu ciri khas
sel meristem adalah intinya aktif. Bagian meristem apikal sangat lunak sehingga
oleh tekanan yang rigan saja sel-selnya menjadi tercerai berai.
Fase-fase mitosis pada meristem apikal bawang merah dapat dipelajari
melaui preparat awetan yaang dibuat dengan metode irisan membujur atau dengan
metode pejetan (squash). Preparat pejetan mitosis yang baik adalah preparat yang
cukup tipis sehingga dapat diamati dengan menggunakan mikroskop. Sel-selnya
terpisah tanpa kehilangan bangun aslinya, dan menunjukkan fase-fase mitosis
secara lengkap.
C. Dasar teori
Mitosis terjadi pada sel-sel meristematik. Meristem berdasarkan posisinya
pada tubuh tumbuhan dapat dibedakan menjadi a) meristem apikal, b) meristem
lateral dan c) meristem interkalar. Meristem interkalar pada sumbu tubuh
tumbuhan terdapat di ujung akar.
Meristem apikal batang terlindungi oleh daun-daun yang masih belum
mekar, dan pada meristem apikal batang terdapat tonjolan-tonjolan yang berupa
banir daun, premordia daun, dan bahkan tonjolan yang bakal menjadi tunas ketiak.
Sebaliknya pada meristem apikal akar tidak ada tonjolan-tonjolan seperti yang
terdapat pada meristem apikal batang. Karena itu meristem apikal akar tidak
serumit meristem apikal batang.
Bawang merah dalam kondisi lingkungan yang lembab cepat sekali
menampakkan akar-akar yang berkembang dari pangkalnya. Perkembangan akar
itu diakibatkan oleh aktivitas mitosis. Aktivitas mitosis pada akar tersebut tidak
merata sepanjang hari, pada rentang jam-jam tertentu aktivitas mitosis tinggi,
sedangkan pada jam-jam lainnya dalam hari yang sama kurang terjadi aktivitas
mitosis, dan pada rentang waktu yang terakhir tadi sel-sel meristem dalam kondisi
interfase.
Meristem apikal mencakup daerah-daerah sel-sel inisial, tunika, korpus,
daerah yang sel-selnya aktif mengalami mitosis, dan daerah yang sel-selnya
mengalami diferensiasi serta spesialisasi. Akar dari puncak ke pangkal terdiri dari
daerah meristematik, daerah pembentangan, daerah berbulu, dan daerah yang
menua. Daerah meristematik hanya meliputi beberapa mikron saja dari puncak
ujung akar.
Sel-sel di daerah meristematik menampilkan inti yang jelas pada tahap
interfase, sedangkan pada tahap-tahap mitosis mempunyai ciri khas terkait dengan
kondisi inti dan kromosomnya. Selama metafase inti menunjukkan perubahan
menuju ke penampilan kromosom, pada metafase kromosom tampil di bidang
ekuator pembelahan, pada anafase kromosom sedang menuju ke kutub-kutub
pembelahan, dan akhirnya tampilan telofase ialah terbentuknya inti pada kedua
kutub pembelahan.
Sel-sel meristem tersusun rapat tanpa ruang antar sel, urutan fase-fase
mitosis tersebut tidak harus tampil pada sel-sel yang bertetangga secara berurutan.
Sebagai contoh, satu sel yang sedang pada tahap telofase dapat tampil di antara
sel-sel sekitarnya yang interfase.
D. Alat dan Bahan
Alat
Bahan
- Beaker glass
- umbi bawang merah
- Lidi/tusuk gigi
- air
- Silet
- akar bawang merah
- Skalpel
- alkohol absolut
- Pisau berkarat
- alkohol 50%
- Kaca benda
- alkohol 70%
- Kaca penutup
- alkohol 85%
- Kertas isap
- alkohol 95%
- Pensil
- alk. Absolut:xylol = 3:1
- Labu erlenmeyer
- alk. Absolut:xylol = 2:2
- Lampu spiritus
- alk. Absolut:xylol = 1:3
- Tripot
- aquades
- Lap pembersih
- asam cuka es
- HCl 1 N
- acetocarmine
- xylol murni
- entelan
E. Cara Kerja
Persiapan
Menyemaikan brambang (bawang merah).
Meletakkan brambang bertusuk lidi di mulut beaker glass yang berisis air,
usahakan agar brambang tergantung dengan pangkal terletak dekat sekali dengan
permukaan air.
Menyiapkan larutan fiksasi yang berupa FAA (Formaldehid acetil acetat).
Tahap pemrosesan
Memotong ujung akar bawang pada jam 12 malam beberapa senti meter dan
memasukan kedalam larutan fiksasi selama 24 jam.
Memindahkan spesimen ke dalam alkohol 70% sehingga spesimen dapat
disimpan sampai digunakan.
Memindahkan spesimen ke dalam alkohol 70% sehingga spesimen dapat
disimpan sampai digunakan.
Meneteskan satu tetes aceto-carmine sehingga ujung akar menjadi lunak.
Memotong bagiaan ujung akar sepanjang 2-3 milimeter dan sisanya dibuang.
Mencacah bagian ujung spesimen dengan skalpel atau silet berkarat untuk
mempercepat reaksi warna.
Menutup spesimen dengan kaca penutup, kelebihan zat warna ditarik dengan
kertas hisap.
Memejet kaca penutup dengan ibu jari atau dengan menggelindingkan pensil
diatas kaca penutup secara hati-hati.
Bila warna masih pucat, dapat diintensifkan dengan jalan memanaskannya diatas
mulut gelas beker yang berisi air mendidih.
Memberikan entelan sebagai perekat pada tepi kaca penutup.
F. Data
(a)
(b)
(d)
(c)
(e)
Gambar 1. Fase mitosis pada preparat akar bawang (a. interfase, b. Profase, c.
metafase, d. Anafase, e. Telofase)
G. Analisis data
Hasil pengamatan pembuatan preparat pencetan diperlihatkan pada gambar
1. Ditemukan semua fase saat pembuatan preparat pencetan, hanya saja semua
fase tidak langsung terdapat dalam satu bidang pandang melainkan butuh
beberapa preparat untuk melihat keseluruhan fase mitosis. Fase interfase pada
gambar a telihat bahwa pengikatan warna oleh kromosom kurang, sehingga warna
yang dihasilkan pucat, sementara pada fase profase dan metafase pada gambar b
dan c terlihat sangat terang dan berwarna merah terang. Pada fase anafase dan
telofase pewarnaan masih kurang merah sehingga warna yang didapat sedikit
pudar.
H. Pembahasan
Kromosom memiliki peranan yang sangat penting bagi keberlangsungan
suatu makhluk hidup, karena kromosom merupakan alat pengangkutan bagi gengen yang akan dipindahkan dari suatu sel induk ke sel anakannya, dari generasi
yang satu ke generasi yang lainnya. Pengamatan terhadap perilaku kromosom
sama pentingnya dengan mempelajari struktur kromosom. Perilaku atau aktivitas
kromosom dapat terlihat dalam siklus sel, termasuk didalamnya adalah
pembelahan sel (mitosis atau meiosis). Analisis kromosom, baik mitosis maupun
meiosis merupakan langkah awal yang dapat dilaksanakan untuk mempelajari
kromosom
Tumbuhan pada masa awal perkembangan mengalami pertumbuhan
sangat banyak, tumbuhan mengalami pembelahan sel secara tidak langsung yang
disebut juga dengan mitosis. Mitosis adalah pembelahan duplikasi dimana sel
memproduksi dirinya sendiri dengan jumlah kromosom sel induk. Mitosis
mempertahankan pasangan kromosom yang sama melalui pembelahan inti dari sel
somatis secara berturut turut. Peristiwa ini terjadi bersama-sama dengan
pembelahan sitoplasma dan bahan-bahan di luar inti sel dan memiliki peran
penting dalam pertumbuhan dan perkembangan hampir semua organisme. mitosis
memiliki beberapa tahapan meliputi profase metafase, anafase, dan telofase.
Tujuan dari pembelahan mitosis adalah mewariskan semua sifat induk kepada
kedua sel anaknya karena mitosis menghasilkan sel anak yang identik, regenerasi
dan perbaikan sel-sel tubuh yang rusak.
Akar bawang digunakan untuk mempelajari mitosis dengan alasan karena
bawang merah memiliki jumlah kromosom 16 sehingga mudah dihitung, ukuran
kromosom besar sehingga mudah diamati dan telah diketahui rentang waktu
mitosisnya (Listiawan, 2009), sehingga lebih memungkinkan untuk mendapatkan
hasil percobaan yang lebih baik, mudah didapatkan, dan mudah dilakukan
(membuat preparat dan meneliti jaringannya) dan akar bawang merupakan salah
satu jaringan yang sel-sel penyusunnya adalah sel-sel somatik, khusus pada ujung
akar terdiri dari sel-sel yang bersifat meristematik, yaitu sel-selnya selalu aktif
membelah, sehingga diharapkan fase-fase mitosis dapat diamati secara lengkap.
Sebelum membuat preparat irisan melintang tudung akar bawang merah
dengan beberapa tahapan sesuai prosedur, tudung akar dipisahkan dari bagian akar
lainnya dengan cara dipotong ± 1cm. Pemotongan tersebut dilakukan pada pukul
24.00 WIB. Menurut Margono (1973) sel-sel yang ada di ujung akar bawang
merah mengalami aktivitas pembelahan pada rentangan waktu 5 menit sebelum
dan sesudah pukul 24.00 WIB. Dengan melakukan pemotongan pada sekitar
waktu tersebut, diharapkan dapat menemukan dan mengamati fase-fase/ tahapan
pembelahan mitosis beserta ciri-ciri selnya. Potongan akar dimasukkan ke dalam
tabung vial yang berisi larutan FAA. Larutan FAA merupakan larutan fiksatif
yang bisa menahan sel untuk tidak melakukan pembelahan lagi.
Akar dikeluarkan dari tabung vial dan dibersihkan dari FAA dengan
mencuci menggunakan air kran, kemudian potongan akar diletakkan di gelas
arloji direndam dengan alkohol 70% selama 2 menit dengan tujuan untuk
membersihkan potongan akar dari mikroba serta mengawetkan potongan tersebut.
Setelah itu alkohol dihilangkan dengan cara diserap menggunakan kertas tisu.
Selanjutnya potongan akar tersebut ditetesi beberapa tetes larutan HCL 1 N dan
biarkan selama 5 menit. Menurut Jureak (1999) Golongan asam kuat seperti asam
klorida
(HCL)
digunakan
untuk
melunakkan
jaringan
yang
akan
diamati.Perendaman ini bertujuan untuk memperjelas dan untuk membedakan
antara bagian tudung dengan bagian akar lainnya. Bagian tudung akar akan
tampak lebih cerah daripada bagian akar lainnya. Selain itu, perendaman tersebut
bertujuan untuk melunakkan dinding sel akar bawang merah. Setelah terlihat jelas
batas antara tudung akar dengan bagian akar lainnya, pada bagian tersebut
dipotong dengan menggunakan silet. Tudung akar tersebut kemudian dipindahkan
ke kaca benda dan ditetesi acetokarmin dengan membiarkan selama 5 menit,
supaya sel-sel terlihat lebih jelas ketika diamati.
Setelah itu proses pencacahan tudung akar dengan menggunakan silet
berkaratpun dilakukan sampai halus dan ada perubahan warna pada pewarna.
Alasan mengapa menggunakan silet berkarat adalah kandungan besi (Fe)
teroksidasi dapat membantu proses pengikatan warna yang dilakukan oleh
kromosom. Korosi besi merupakan elektrokimia. Ion besi (II) yang terbentuk
selanjutnya teroksidasi menjadi ion besi (III) yang kemudian membentuk senyawa
oksida terhidrasi Fe2O3, yaitu karat besi. Setelah bercampur dengan acetokarmin
akan terjadi penyerapan warna.
Selanjutnya menutup hasil pencacahan tersebut dengan kaca penutup.
Pemberian tekanan pada preparat bertujuan supaya preparat dalam kondisi rata
dan lebih tipis. Preparat siap untuk diamati di bawah mikroskop. Jika belum
terlihat jelas sel yang diamati, preparat dipanaskan terlebih dahulu.
Berdasarkan hasil pengamatan dengan perbesaran mikroskop 40x10
didapatkan hasil bahwa tahapan pembelahan sel yang teramati ialah tahapan
interfase, profase, metafase awal, metafase akhir, anafase awal, anafase akhir, dan
telofase. Berdasarkan hasil pengamatan, pada tahapan interfase kromosom terlihat
lebih memadat dan terlihat lebih jelas daripada ketika tahapan profase. Tahapan
interfase menurut Reece (1999: 223) merupakan tahapan dimana sel tumbuh dan
menyalin kromosom dalam persiapan untuk pembelahan sel. Berkaitan dengan
tahapan profase, Reece (1999: 229) menjelaskan bahwa pada saat tahapan profase,
kromatin memadat. Nukleolus masih jelas terlihat tetapi akan segera mulai
menghilang. Pada tahapan ini, gelendong miotik mulai terbentuk. Berdasarkan
hasil pengamatan, tahapan profase juga ditunjukkan dengan adanya pemadatan
kromatin. Pada pengamatan dengan menggunakan mikroskop cahaya, nukleolus
tidak terlihat jelas, dan gelendong mitotik juga tidak terlihat. Elrod dan Stansfield
(2007: 5) menjelaskan bahwa pada tahapan profase, kromosom-kromosom
mengalami penebalan atau berkondensasi, sehingga dapat terlihat di bawah
mikroskop cahaya, mula-mula sebagai benang-benang tipis, lalu secara progresif
menjadi semakin pendek dan tebal karena mengumpar di sekeliling proteinprotein histon, kemudian mengumpar terpilin (supercoil) pada dirinya sendiri.
Tahapan pembelahan mitosis selanjutnya yang didapatkan berdasarkan
hasil pengamatan ialah metafase awal. Reece (1999: 229) menjelaskan bahwa
pada tahap metafase awal, telah terlihat kromosom yang telah terpisah, masingmasing terdiri atas dua kromatid saudara identik yang saling melekat. Pada
tahapan ini, selubuh nukleus akan terfragmentasi dan mikrotubula gelondong akan
melekat pada kinetokor kromosom. Selain metafase awal, dalam pengamatan juga
ditemukan tahapan metafase akhir. Kromosom pada metafase akhir, nampak
terlihat jelas berbaris pada pelat metafase, sedangkan pada metafase awal
kromosom tidak terlihat jelas berbaris pada pelat metafase. Reece (1999: 229)
menjelaskan bahwa pada tahapan metafase gelendong telah lengkap, dan
kromosom yang ditarik sama kuat oleh mikrotubula kinetokor yang datang dari
kutub sel yang berlawanan, berbaris pada pelat metafase. Elrod dan Stansfield
(2007: 6) juga menjelaskan bahwa saat metafase, serabut-serabut kinetokor dari
MTOC (microtubule organizing center) yang berseberangan akan mendorong dan
menarik sentromer-sentromer yang menjadi satu pada kromatid-kromatid saudari.
Akibatnya, masing-masing kromosom bergerak ke bidang yang biasanya dekat
dengan bagian tengah sel, sebuah posisi yang disebut bidang metafase (metaphase
plate). Kromosom-kromosom dijaga pada posisi tersebut oleh tekanan dari
serabut-serabut MTOC yang berseberangan.
Tahapan pembelahan selanjutnya ialah anafase. Berdasarkan hasil
pengamatan pada tahapan anafase akhir seluruh kromosom telah tertarik ke utubkutub yang berseberangan, sedangkan pada anafase awal belum semua kromosom
tertarik ke kutub yang berseberangan. Reece (1999: 229) menjelaskan bahwa
kromatid setiap kromosom telah terpisah dan kromosom anak berpindah ke kutubkutub sel begitu mikrotubula kinetokornya memendek. Elrod dan Stansfield
(2007: 6) juga menjelaskan bahwa selama anaphase, kromatid-kromatid saudari
memisah di bagian sentromer dan tertarik ke kutub-kutub yang berseberangan.
Seiring bergeraknya masing-masing kromatid melalui sitosol yang kental,
lengannya bergerak lambat di belakang sentromernya (yang melekat ke serabut
gelendong melalui kinetokor), sehingga memberi bentuk khas pada kromatid
tersebut, tergantung pada letak sentromernya.
Tahapan pembelahan selanjutnya ialah telofase. Berdasarkan hasil
pengamatan pada tahapan ini masing-masing set dari kromosom telah mulai
terpisah, yang dipisahkan oleh pelat sel dengan membagi sitoplasma menjadi dua.
Reece (1999: 229) menjelaskan bahwa pada tahapan ini nukleus anak terbentuk,
sementara itu sitokinesis mulai terjadi. Pelat sel yang akan membagi sitoplasma
menjadi dua, sedang tumbuh ke arah keliling sel induknya. Elrod dan Stansfield
(2007: 6) juga menjelaskan bahwa pada telofase, masing-masing set dari
kromatid-kromatid yang memisah, berkumpul pada kedua kutub sel. Kromatidkromatid (yang kini disebut lagi kromosom) mulai membuka kumparannya dan
kembali ke keadaan interfase. Gelendong berdegenerasi, membran nukleus
terbentuk kembali, dan sitoplasma membelah dalam proses yang disebut
sitokinesis. Sitokinesis pada sebagian besar tumbuhan melibatkan pembentukan
lempengan sel dari pektin yang berawal dari tengah sel dan menyebar secara
lateral ke di dinding sel. Selanjutnya, selulosa dan materi-materi penguat lainnya
ditambahkan ke lempengan sel, sehingga mengubah lempengan itu menjadi
dinding sel yang baru.
I. Diskusi
1. Hubungan jam pemotongan akar dan pemasukan specimen ke dalam larutan
fiksatif yang dikaitkan dengan jumlah sel yang menampakkan aktivitas mitosis
adalah
Jawab: Aktivitas mitosis tidak merata sepanjang hari, namun pada rentang jamjam tertentu. Untuk mengamati tahap-tahap pembelahan mitosis dilakukan
pemotongan akar pada saat tengah malam, yaitu pukul 24.00 WIB, Menurut
Margono (1973) hal ini dikarenakan pada ujung akar bawang merah banyak sel
yang mengalami aktifitas pembelahan dengan rentangan 5 menit sebelum dan
sesudah pukul 24 malam sehingga diharapkan tahap-tahap mitosis dapat
diamati.
2. Sel-sel meristem tersusun rapat tanpa ruang antar sel, urutan fase-fase mitosis
tersebut tidak harus tampil pada sel-sel yang bertetangga secara berurutan.
Sebagai contoh, satu sel yang sedang pada tahap telofase dapat tampil di antara
sel-sel sekitarnya yang interfase.
3. sel-sel maristem akar berbentuk persegi. Dengan inti sel yang nampak seperti
lingkaran
4. hubungan mitosis dan perkembangan tumbuhan adalah
Jawab: mitosis terjadi pada sel-sel meristematik dan salah satu cirri khas sel
meristem adalah intinya aktif. Sel-sel meristem pada tumbuhan berada di posisi
apikal, lateral dan interkalar. Sifat yang mudah membelah tersebut menjadikan
tumbuhan menjadi terus berkembang dari hari ke hari. Mitosis adalah fase-fase
pembelahan sel yang berlangsung di sel-sel meristem. Mitosis berlangsung di
apeks meristem di daerah yang sel-selnya belum mengalami diferensiasi seperti
bagian ujung akar yang menjadi objek pengamatan praktikum squash ini.
5. Tipe-tipe pembelahan berdasarkan bidang pembelahan adalah
Profase : fase dimana kromatinnya memadat, nukleolus masih jelas terlihat
tetapi akan segera mulai menghilang dan gelendong mitotic mulai terbentuk
Prometafase: fase dimana kromosom mulai terpisah, masing-masing terdiri
dari dua kromatid saudara identik yang saling melekat, selubung nukleus
akan terfragmentasi dan mikrotubula gelendong akan melekat pada
kinetokor kromosom.
Metaphase: fase dimana gelendong pembelahan telah lengkap, kromosom
yang ditarik sama kuat oleh mikrotubula kinetokor yang datang dari kutub
sel yang berlawanan, berbaris pada pelat metaphase
kromosom anak berpindah ke kutub-kutub sel saat mikrotubula memendek
Anaphase: fase dimana kromatid setiap kromosom telah berpisah dan
Telofase: fase dimana nukleus anak terbentuk, dan sitokinesis mulai terjadi,
pelat sel akan membagi sitoplasma menjadi dua
J. Tugas mahasiswa
1. Mengapa pemahaman mitosis sangat penting dalam studi meristem?
Jawab: karena perkembangan jaringan-jaringan meristem menuju tahap
diferensiasi tidak dapat luput dari pembelahan mitosis sel, terutama terjadi
pada ujung akar dan ujung batang.
2. Mengapa untuk memperoleh ujung akar sebagai spesimen dalam pembuatan
preparat tidak mengambil dari akar tumbuhan yang tumbuh di lingkungan?
Jawab: karena lebih praktis jika menumbuhkan sendiri dengan medium air,
selain tidak kotor terkena tanah, akarnya juga masih dalam keadaan utuh tanpa
lecet.
3. Megapa pada tahap pemejetan hanya dilakukan daya tekan yang ringan saja?
Jawab: karena jika ditekan terlalu kencang akan menyebabkan isi dari sel
terutama kromosom rusak dan tidak dapat diamati. Hal tersebut disebabkan selsel bawang sangan tipis dan rapuh.
4. Mengapa bahan ujung akar yang digunakan pada akhirnya hanya diambil
sepanjang beberapa milimeter saja?
Jawab: karena daerah pembelahan hanya terdapat sedikit pada ujung akar, fase
selanjutnya yaitu fase pemanjangan, pada fase tersebut umumnya sudah sulit
ditemukan pembelahan mitosis.
5. Mengapa spesimen yang digunakan diambil dari ujung akar dan bukan dari
ujung batang?
Jawab: karena ujung akar sangat mudah ditumbuhkan, selain itu sel-sel pada
ujung batang lebih keras dan terdapat lapisan-lapisan daun pada ujung batang
sehingga mempersulit pengamat untuk melakukan pengamatan tentang
pembelahan sel.
K. Tugas Terstruktur
Lakukan studi pustaka tentang hal-hal yang terkait dengan inti sel dalam
pembelahan sel. Tipe pembelahan sel berdasar bidang pembelahan, organisasi
meristem apikal. Perbandingan meristem apikal pada batang dan pada akar.
Jawab: studi ustaka sudah masuk pada pembahasan. Kita hanya membuat preparat
meristem akar saja bukan batang.
L. Kesimpulan
Fase-fase mitosis yang ditemukan pada preparat pencetan adalah
keseluruhan fase mitosis mulai dari interfase, profase, metafase, anafase, dan
telofase dengan pewarnaan yang sudah cukup bagus.
M. Daftar Pustaka
Jurèák J. 1999. A Modification To The Acetocarmine Method Of Chromosome
Colouring In The School Practice. 14 hlm.
Listiawan, Dwi Andi. dkk. 2009. Potensi Ekstrak Etanolik Daun Tapak Dara
(Catharanthus roseus (l.) G. Don.) Sebagai Alternatif Pengganti
Kolkhisin Dalam Poliploidisasi Tanaman. Litbang News: Departemen
Penelitian dan pengembangan. Edisi Januari-Maret 2009.
Margono, Hadi. 1973. Pengaruh Colchicine terhadap Pertumbuhan Memanjang
Akar Bawang Merah (Allium cepa). Skripsi. Tidak diterbitkan. Malang
IKIP.
Reece, Campbell; Lawrence G. Mitchel. 1999. Biologi Jilid 1: Edisi 5. Jakarta:
Erlangga