[go: up one dir, main page]

Academia.eduAcademia.edu
PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI TERHADAP TINGKAT KEMISKINAN SERTA TINGKAT KESENJANGAN SOSIAL MASYARAKAT DI WILAYAH KABUPATEN KEDIRI Proposal ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah “Seminar Proposal” Dosen Pengampu : Rokhmat Subagiyo, SE., M.EI. DISUSUN OLEH : M. AFIF AN NAWAWI (17402153518) JURUSAN EKONOMI SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) TULUNGAGUNG 2017 PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI TERHADAP TINGKAT KEMISKINAN SERTA TINGKAT KESENJANGAN SOSIAL MASYARAKAT DI WILAYAH KABUPATEN TULUNGAGUNG Latar Belakang Masalah Pembangunan pada dasarnya merupakan proses multidimensial yang meliputi perubahan struktur sosial, perubahan dalam sikap hidup masyarakat dan perubahan dalam kelembagaan (institusi) nasional. Pembangunan juga meliputi perubahan dalam tingkat pertumbuhan ekonomi, pengurangan ketimpangan pendapatan dan pemberantasan kemiskinan. Untuk mencapai sasaran yang diinginkan, maka pembangunan suatu negara dapat diarahkan pada tiga hal pokok yaitu: meningkatkan ketersediaan dan distribusi kebutuhan pokok bagi masyarakat, meningkatkan standar hidup masyarakat dan meningkatkan kemampuan masyarakat dalam mengakses baik kegiatan ekonomi maupun kegiatan sosial dalam kehidupannya. Todaro, michael dan smith, Pemangunan Ekonomi Dunia Ketiga, (Jakarta : Erlangga, 2004) hlm, 21 Kemiskinan merupakan masalah penting bagi semua negara yang ada di dunia, khususnya di Indonesia yang masih merupakan Negara Sedang Berkembang (NSB). Sejak negara ini merdeka, kemiskinan menjadi masalah yang serius di Indonesia. Masalah kemiskinan yang begitu kompleks berkaitan dengan banyak aspek, yaitu aspek sosial, budaya, ekonomi, dan aspek yang lainnya. Kemiskinan yang terjadi di dalam suatu negara harus diperhatikan sebagai masalah yang serius, karena kemiskinanmembuat banyak masyarakat mengalami kesulitan dalam memenuhi kebutuhan seharisehari. Kemiskinan merupakan masalah penting bagi semua negara yang ada di dunia, khususnya negara Indonesia yang masih merupakan Negara Sedang Berkembang (NSB). Sejak negara ini merdeka, kemiskinan menjadi masalah yang serius di Indonesia. Kemiskinan di Indonesia merupakan salah satu penyakit dalam ekonomi, sehingga harus ada solusi atau kebijakan untuk mengurangi tingkat kemiskinan. Masalah kemiskinan merupakan masalah yang rumit dan kompleks serta bersifat multidimensional. Oleh karena itu, kebijakan yang dibuat untuk pengentasan kemiskinan pun harus dilakukan secara menyeluruh dan terpadu. Istilah kemiskinan adalah ketika seseorang atau kelompok tidak mampu memenuhi kebutuhan atau kemakmuran ekonomi yang sesuai dengan standar hidup disuatu wilayah tertentu. Menurut Siregar & Wahyuniarti, kemiskinan adalah situasi dimana pendapatan tahunan individu disuatu kawasan tidak dapat memenuhi standar pengeluaran minimum yang dibutuhkan individu untuk dapat hiduplayak di kawasan tersebut. Individu yang hidup di bawah standar pengeluaran tersebut tergolong miskin. Ketika perekonomian berkembang di suatu kawasan (negara atau kawasan tertentu yang lebih kecil), terdapat lebih banyak pendapatan untuk dibelanjakan, yang jika terdistribusi dengan baik diantara penduduk kawasan tersebut akan mengurangi kemiskinan. Dengan kata lain, secara teoritis pertumbuhan ekonomi memainkan peranan penting dalam mengatasi penurunan kemiskinan. Hermanto Siregar dan Dwi Wahyuniarti, “Dampak Pertumbuhan Ekonomi Terhadap Penurunan Jumlah Penduduk Miskin”(2008) hlm. 25 Seseorang dikatakan miskin atau hidup dalam kemiskinan jika pendapatan atau aksesnya terhadap barang dan jasa relatif rendah dibandingkan rata-rata orang lain dalam perekonomian tersebut. Secara absolut, seseorang dinyatakan miskin apabila tingkat pendapatan atau standar hidupnya secara absolut berada dibawah subsisten. Ukuran subsistensi tersebut dapat diproksi dengan garis kemiskinan. secara umum, kemiskinan adalah ketidakmampuan untuk mencapai standar atas setiap aspek kehidupan. Kemiskinan lebih terkait pada ketidakmampuan untuk mencapai standar hidup tersebut dari pada apakah standar hidup tersebut tercapai atau tidak. Untuk mengukur kemiskinan, BPS (Badan Pusat Statistik) menggunakan konsep kemampuan memenuhi kebutuhan dasar (basic needs approach). Dengan pendekatan ini, kemiskinan dipandang sebagai ketidakmampuan dari sisi ekonomi untuk memenuhi kebutuhan dasar makanan dan bukan makanan yag diukur dari sisi pengeluaran. Jadi penduduk miskin adalah penduduk yang memiliki rata-rata pengeluaran perkapita pernulan dibawah garis kemiskinan. Garis kemiskinan (GK) merupakan penjumlahan dari garis kemiskinan makanan dan garis kemiskinan non makanan. Penduduk yang memiliki rata-rata pengeluaran perkapita per bulan dibawah garis kemiskinan dikategorikan sebagai penduduk miskin. Adanya penurunan tingkat kemiskinan pada wilayah tersebut mengindikasikan bahwa pembangunan yang dilaksanakan telah membawa sebuah keberhasilan. Pembangunan ekonomi dapat diukur dengan adanya pertumbuhan ekonomi yang dapat dilihat dari perkembangan PDB. Pertumbuhan PDB memiliki hubungan dengan kemiskinan baik secara agregat maupun disektor-sektor ekonomi secara individu. ibid, hlm. 27 Adanya penurunan tingkat kemiskinan pada wilayah tersebut mengindikasikan bahwa pembangunan yang dilaksanakan telah membawa sebuah keberhasilan. Pembangunan ekonomi dapat diukur dengan adanya pertumbuhan ekonomi yang dapat dilihat dari perkembangan PDB. Pertumbuhan PDB memiliki hubungan dengan kemiskinan baik secara agregat maupun disektor-sektor ekonomi secara individu. Menurut Kuncoro, Indikator-indikator kunci pembangunan adalah : 1) Indikator ekonomi yaitu PNB dan PDB, dan laju pertumbuhan ekonomi, 2) Indikator sosial yaitu : Indeks Pembangunan Manusia (IPM) atau Human Development Indekx. Untuk mengetahui pengaruh pertumbuhan ekonomi terhadap kemiskinan dan kesenjangan sosial, peneliti melakukan penelitian yang berjudul “Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi Terhadap Tingkat Kemiskinan Serta Tingkat Kesenjangan Sosial di Kabupaten Kediri” Rumusan Masalah Apakah Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi Terhadap Tingkat Kemiskinan? Apakah Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi Terhadap Kesenjangan Sosial? Apakah Pengaruh Tingkat Kemiskinan Terhadap Kesenjangan Sosial? Apakah Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi Terhadap Tingkat Kemiskinan dan Kesenjangan Sosial? Tujuan Penelitian Untuk Mengetahui Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi Terhadap Tingkat Kemiskinan. Untuk Mengetahui Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi Terhadap Kesenjangan Sosial. Untuk Mengetahui Pengaruh Tingkat Kemiskinan Terhadap Kesenjangan Sosial. Untuk Mengetahui Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi Terhadap Tingkat Kemiskinan dan Kesenjangan Sosial. Kerangka Teori Pertumbuhan Ekonomi X1 Kesenjangan Sosial Y2 Tingkat Kemiskinan Y1 Landasan Teoritis Pertumbuhan Ekonomi Perekonomian Indonesia Perekonomian Indonesia memiliki ciri khas yang berbeda dibandingkan dengan perekonomian negara lain, sehingga perangkat analisis ekonomi yang dikembangkan di negara-negara maju seringkali tidak bisa menjelaskan secara riil dan konkrit dengan keaadaan yang ada. Karena asumsi teoritis yang dikembangkan seringkali mengabaikan aspek non-ekonomis yang cukup dominan dalam menganalisis suatu aspek ekonomi. Indonesia merupakan negara daengan jumlah penduduk terbanyak nomor lima di dunia setelah RRC, India, Rusia dan AS. Jumlah penduduk yang besar memberikan implikasi ekonomi yang cukup kompleks karena disatu sisi jumlah penduduk yang besar merupakan suatu kekuatan ekonomi namun sisi lain juga membawa persoalanj kependudukan yang sangat kompleks. Fakta menunjukkan bahwa perekonomian Indonesia mewarisi sifat perekonomian dualistis sebagaimana tesis yang dikemukakan oleh Boeke yaitu perekonomian yang terbagi menjadi dua sector yaitu sector ekonomi modern( perkebunan, pertambangan dan perindustrian besar) yang bercirikan padat modal dan diimpor serta dengan sector tradisional (pertanian, kerajinan tangan, dan perdagangan kecil tradisional). Era pasca kemerdekaan hingga era reformasi sekarang perekonomian Indonesia masih mewarisi sifat dualistis dimana industry besar dan industry kecil, perusahaan nasional dan perusahaan asing, pertanian rakyat danperkebunan besar bisa berjalan beriringan dan belum terintegrasikan secara keseluruhan. Dari aspek pendapatan dan kekayaan negara Indonesia termasuk salah satu negara di dunia dalam kategori negara berpendapatan rendah meskipun memiliki kekayaan alam yang melimpah.Kondisi semakin diperparah dengan kecenderungan bahwa tingkat pemerataan pendapatan antar anggota masyarakat, kelompok, daerah dan wilayah kecenderungan semakin tinggi. Secara relative pendapatan masyarakat di Jawa terutama kawasan Jabodetabek lebih tinggi dibandingkan wilayah lain di Indonesia. Demikian juga pendapatan masyarakat di kawasan Indonesia bagian barat relative lebih tinggi dibandingkan di kawasan timur Indonesia.Kondisi ini diperparah dengan kebijakan desentralisasi dan otonomi daerah yang masih berkutat pada wacana tentang format pemerintahan dan pembagian wewenang antara pusat dan daerah belum secara riil mengangkat pendapatan dan kesejahteraan masyarakat lapisan paling bawah. Meskipun Indonesia dikatakan kaya akan sumber daya alam tetapi miskin dari aspek modal manusia dan modal buatan manusia seperti saran dan prasarana infrastruktur, pelabuhan, listrik, air, transportasi dan sebagainya. Pembangunan sumberdaya manusia memang telah banyak dilakukan melalui jalur pendidikan baik formal maupun non formal, namun rendahnya kualitas pendidikan di Indonesia juga menjadi dalah satu factor penyebab kurang kompetitifnya kualitas sumber daya manusian Indonesia. Rendahnya kemampuan pengadaan dan pembangunan sarana dan prasaranainfrastruktur di Indonesia disebabkan paling tidak oleh du factor yaitu : Rendahnya pendapatan per kapita yang disebabkan rendahnya pendapatan masyarakat, sehingga masyarakat puan untuk kemamenabung (saving) relative juga rendah yang berimplikasi pada rendahnya kemampuan berinvestasi. Manajemen pembangunan social dan politik yang berimplikasi pada latarbelakang agenda pembangunan ekonomi terutama gejolak politik pasca kemerdekaan pada masa orde lama dan sekarang juga dirasakan pada masa orde reformasi. Maraknya praktek korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN) menyebabkan Indonesia menjadi salah satu negara paling korup di dunia yang berimplikasi pada rendahnya upaya pembangunan sarana dan prasarana infrastruktur dibandingkan negara-negara lainnya. Imamudin Yuliadi,Perekonomian Indonesia Masalah Dan Implementasi Kebijakan,(Yogyakarta:Unit Penerbitan Fakultas Ekonomi (UPFE-UMY),2007),hlm,3. Masalah dan Kebijakan Pembangunan Ekonomi Permasalahan yang dihadapi Indonesia cukup kompleks baik yang berkaitan dengan permasalahan politik, social, budaya, agama dan ekonomi. Secara umum permasalahan pokok pembangunandi Indonesia dalam konteks penyusunan rencana pembangunan jangka menengah nasional (RPJMN) : Tingginya jumlah pengangguran dan penduduk miskin Rendahnya kualitas sumber daya manusia (SDM) Kesenjangan pembangunan antar kelompok, wilayah dan daerah di Indonesia Menurunnya kualitas sumber daya alam (SDA) dan lingkungan hidup Rendahnya penegakkan hukum dan keadilan Tingginya angka kejahatan dan masih adanya potensi konflik horizontal Ancaman searatisme dan rendahnya kemampuan Hankam Kelembagaan demokrasi yang masih lemah Kemiskinan Divinisi Kemiskinan Kemiskinan adalah suatu fenomena social ekonomi yang selalu diikuti dengan persoalan kesenjangan social dimana pada sisi lain ada sebagian kecil dari masyarakat yang tingkat pendapatannya relative cukup tinggi. Menurut Andre Bayo Ala (1981) terdapat beberapa aspek kemiskinan yaitu : Bahwa kemiskinan sifatnya multidimensional karena menyangkut karakter manusia yang memerlukan berbagai jenis kebutuhan dan terkait dengan berbagai dimensi kehidupan. Aspek-aspek kemiskinan saling berkaitan yang berarti bahwa persoalan kemiskinan menyangkut dimensi kehidupan individu dan social, ekonomi dan non ekonomi yang saling mempengaruhi baik secara langsung maupun tidak langsung. Kemiskinan menyangkut nasib kehidupan manusia yang berarti bahwa persoalan kemiskinan tergantung bagaimana manusianya mensikapinya. Jadi kebijakan pengentasan kemiskinan harus berorientasi pada upaya ;merubah pola fikir dan perilaku masyarakatnya agar terlepas dari jerat kemiskinan. Imamudin Yuliadi,Perekonomian Indonesia….,hlm.156. Kebijakan Pengentasan Kemiskinan Pemerintahan Indonesia telah berupaya mengatasi berbagai masalah kemiskinan melalui berbagai macam bentuk kegiatan dan proyek-proyek seperti program Inpres Desa Tertinggal (IDT), Bantuan Langsung Tunai (BLT) yang merupakan pengalihan subsidi BBM ke masyarakat tidak mampu, pemberian beras murah dan fasilitas pengobatan cuma-cuma untuk keluarga miskin (GAKIN). Keberhasilan kebijakan program pengentasan kemiskinan tergantung paling tidak pada tiga aspek yaitu Imamudin Yuliadi,Perekonomian Indonesia…..,hlm.165. : Pengetahuan secara persis dan akurat mengenai kondisi dan situasi dari obyek sasaran Kesesuaian (matching) antara tujuan yang dirumuskan dengan persoalan yang dihadapi oleh masyarakat Pemilihan program pengentasan kemiskinan yang tepat dan tersedianya sarana dan prasarana penunjang yang mencukupi Hipotesis Penelitian H1 :Pertumbuhan Ekonomi Berpengaruh SignifikanTerhadap Tingkat Kemiskinan. H2 :Pertumbuhan Ekonomi Berpengaruh Signifikan Terhadap Kesenjangan Sosial. H3 : Tingkat Kemiskinan Berpengaruh Signifikan Terhadap Kesenjangan Sosial. H4 :Pertumbuhan Ekonomi Berpengaruh Signifikan Terhadap Tingkat Kemiskinan dan Kesenjangan Sosial. Metode Penelitian Pada metode penelitian ini akan dibahas tentang : Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksplanatory research, yaitu penelitian yang menjelaskan hubungan kausal antara variabel-varabel melalui pengujian hipotesis. Populasi Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas : obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh masyarakat wilayah Kabupaten Tulungagung. Sampel Sampel merupakan sub dari seperangkat elemen yang dipilih untuk dipelajari. Jonathan Sarwono,Statistik itu Mudah,Panduan Lengkap Mengajar Komputasi Statistik Menggunakan SPSS 16,(Yogyakarta:Andi,2009),hlm.319. Sampel yang akan dijadikan obyek penelitian proposal ini yaitu jumlah responden yang ditentukan sebanyak 100 responden. Penentuan sampel menggunakan nonprobability sampling, yaitu dengan caraaksidental sampling, artinya penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan ditemui dan terpilih akan dijadikan responden (konsumen). Teknik Analisis Data Analisis Data 1.1 Analisis Jalur (Path Analysis) Analisis jalur merupakan suatu teknik untuk menganalisis hubungan sebab akibat yang terjadi pada regresi linier berganda jika variable eksogen mempengaruhi variabel endogen tidak hanya secara langsung tetapi juga secara tidak langsung (Retherford dalam Ghozali). Analisis jalur menggunakan diagram jalur untuk merepresentasikan permasalahan dalam bentuk gambar dan menentukan persamaan structural yang menyatakan hubungan antar variabel pada diagram jalur tersebut. Diagram jalur dapat digunakan untuk menghitung pengaruh langsung dan tidak langsung dari variabel eksogen terhadap suatu variabel endogen. Pengaruh-pengaruh itu tercermin dalam apa yang disebut dengan koefisien jalur, dimana secara matematik analisis jalur mengikuti model struktural. Rokhmat Subagiyo,METODE PENELITIAN EKONOMI ISLAM: Konsep dan Penerapan,(Jakarta:Alim’s Publishing,2017),hlm.155. DAFTAR PUSTAKA Sarwono, Jonathan. Statistik itu Mudah,Panduan Lengkap Mengajar Komputasi Statistik Menggunakan SPSS 16. Yogyakarta: Andi, 2009. Subagiyo, Rokhmat. METODE PENELITIAN EKONOMI ISLAM: Konsep dan Penerapan. Jakarta: Alim’s Publishing, 2017. Todaro dan dkk. Pemangunan Ekonomi Dunia Ketiga. Jakarta : Erlangga, 2004. Yuliadi, Imamudin. Perekonomian Indonesia Masalah Dan Implementasi Kebijakan. Yogyakarta: Unit Penerbitan Fakultas Ekonomi (UPFE-UMY), 2007. .