Academia.edu no longer supports Internet Explorer.
To browse Academia.edu and the wider internet faster and more securely, please take a few seconds to upgrade your browser.
Perkembangan keilmuan karstologi, khususnya pada bidang hidrologi dan geomorfologi karst, serta speleologi sejak 30-40 tahun belakangan ini sangatlah intensif. Perkembangan teori terkait dengan perkembangan hypogen cave telah mengubah banyak teori dan definisi di dalam keilmuan karstologi. Oleh karenanya, butuh berbagai pembaharuan di dalam keilmuan ini di Indonesia, sekaligus pembaharuan dalam aspek-aspek yang perlu dikajian dan dipertimbangkan dalam penngelolaan kawasan karst di Indonesia.
Hidrologi karst merupakan salah satu fokus riset di kawasan karst yang bernilai strategis karena keberadaan air sebagai obyek utamanya merupakan sumberdaya alam terpenting untuk kelangsungan makhluk hidup di kawasan ini baik permukaan maupun bawah permukaan. Selain itu, masalah penyediaan air di kawasan karst juga menjadi masalah klasik yang sampai saat ini pemecahannya masih sulit dilaksanakan, khususnya di Indonesia. Hanya saja, riset tentang hidrologi karst di Indonesia masih sangat terbatas dan belum mempunyai manfaat dalam pengelolaan ekosistem karst. Tulisan ini akan menyampaikan parameterparameter dalam hidrologi karst yang dapat digunakan sebagai indikator kerusakan maupun penegllaan lingkungan karst. Paper ini juga akan mengetengahkan metode-metode survey, peralatan yang digunakan, serta pendekatan-pendekatan untuk memonitor kondisi hidrologi bawah tanah daerah karst. Contoh-contoh pada tulisan ini merupakan data yang penulis peroleh sebagai bagian dari riset hidrologi karst secara temporal dan spasial yang sedang dilakukan di Daerah Tangkapan Air Sungai Bawah Tanah Bribin, Gunung Sewu, DIY Kata kunci : karst, hidrologi
INTISARI Kabupaten Gunung Kidul merupakan bentuklahan yang didominasi oleh proses pelarutan batuan. Proses pelarutan batuan ini menimbulkan morfologi karst yang bermacam-macam seperti adanya lembah, cekungan, bukit, diaklas, goa-goa yang indah, dan sungai bawah tanah. Kawasan Karst Gunung Kidul memiliki. Kawasan karst Gunung kidul dengan segala potensi dan permasalahannya perlu dilakukan perencanaan pengelolaan lingkungan agar menjaga kelestarian sistem hidrologi kawasan karst. Kawasam karst Gunungkidul termasuk ke dalam karst tipe holokarst dimana proses fluvial tidak tampak, sangat sulit ditemukan aliran permukaan, dan didominasi oleh proses pelarutan sehingga topografi karst yang berupa bukit, cekungan, diaklas, dan ponor surdah terbentuk Artinya karst di Gunungkidul merupakan proses pembentukan masa lalu yang sangat panjang hingga menjadi topografi karst seperti saat ini. Pembentukan karst yang sangat panjang itulah menjadikan kita harus menjaga ekosistem karst. Solusi yang ditawarkan penulis untuk pengelolaan sistem hidrologi karst yaitu menjadi kawasan karst Gunungkidul sebagai kawasan lindung, memberikan sosialisasi kepada masyarakat mengenai betapa pentingya menjaga ekosistem karst, pariwisata yang edukatif, pembangunan yang mengikuti tata ruang, pertambangan dengan izin yang berlaku, dan pembuatan saluran limbah pada permukiman/tempat wisata. Dengan adanya peran dari pemerintah dan kesadaran masyarakat untuk menjaga kawasan karst maka kawasan karst akan tetap terjaga. PENDAHULUAN Karst menurut Ford dan Williams (1989) dalam Haryono E. dan Adji T.N. (2014) mendefini-sikan karst merupakan kawasan yang memiliki sistem hidrologi yang khas yang dicirikan oleh adanya cekungan tertutup atau lembah kering, tidak adanya aliran permukaan, dan adanya goa-goa bawah tanah sebagai hasil dari proses pelarutan batuan dan porositas sekundernnya lebih dominan daripada porositas primer. Thornbury (1958) dalam Cahyadi A. (2017) menyatakan suatu wilayah yang terdapat batuan yang mudah larut, seperti limestione, dolomit, dan kapur; batuan yang mudah larut tersebut memiliki ketebalan lapisan yang tebal dan luas; batuan tersebut mengalami pengangkatan yang tinggi sehingga membentuk lembah, membentuk sungai bawah tanah dan terdapat rekahan-rekahan/diaklas; dan curah hujannya cukup tinggi maka kawasan tersebut dapat berkembang menjadi topografi karst. Kabupaten Gunung Kidul merupakan bentuklahan yang didominasi oleh proses pelarutan batuan. Proses pelarutan batuan ini menimbulkan morfologi karst yang bermacam-macam seperti
INTISARI Setiap daerah memiliki keuniakan tersendiri. Hal yang sama juga berlaku untuk setiap wilayah dan kawasan. Di asia tenggara pada umunya sumberdaya air berasal dari kawasan karst. Indonesia memiliki jumlah kawasan yang cukup banyak dan tersebar di beberapa pulau. Keunikan kawasan karst dari segi hdrologi menjadi dayatarik tersendiri dari kawasan tersebut. proses yanng terjadi di kawasan tersebut menyebabkan kawasan tersebut memiliki kondisi yang berbeda dari kawasan non-karst terutama dari kondisi akuifer, aliran permukaan, dan potensi sumberdaya airnya. Kata Kunci : Kawasan karst, non-karst, hidrologi
PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN KEDINASAN KEMENTERIAN PUPERA BIDANG SUMBER DAYA AIR DAN KONSTRUKSI
KAJIAN KERENTANAN FISIK WILAYAH PESISIR PANTAI KABUPATEN ACEH BARAT2017 •
Sebuah penelitian terakhir telah menemukan bahwa dalam waktu 10 tahun setelah tsunami perubahan garis pantai kota Meulaboh terus bergerak mundur menuju daratan hingga mencapai 60 m. Kondisi ini akan sangat mengancam keamanan dan keselamatan masyarakatnya, sehingga perlu dilakukan kajian terhadap kerentanan fisik wilayah pesisir Kabupaten Aceh Barat untuk melihat daerah-daerah mana saja yang memiliki kerentanan tinggi sehingga akan membantu arah kebijakan pemerintah daerah dalam menentukan skala prioritas penanganan yang tepat sasaran dan efektif. Kajian ini dilakukan dengan menganalisis nilai indeks kerentanan wilayah pesisir dengan menggunakan pendekatan metode CVI. Metode ini dilakukan dengan cara menganalisis variabel yang menentukan nilai kerentanan yaitu geomorfologi, kemiringan pantai, tingkat SLR relatif, tinggi gelombang signifikan, tingkat akresi/abrasi pantai serta rentang pasang surut yang terjadi. Selanjutnya nilai indeks kerentaan tersebut diplotkan ke dalam peta dengan menggunakan ArcGIS, sehingga menghasilkan peta potensi kerentanan wilayah pesisir Kabupaten Aceh Barat. Hasil kajian menunjukkan bahwa sebagian daerah pesisir pantai Kecamatan Arongan Lambalek (pias II) berkatagori rendah. Sedangkan wilayah dengan katagori sedang terjadi pada sebagian Kecamatan Arongan Lambalek (pias I), sebagian Kecamatan Samatiga (pias III dan IV), Kecamatan Johan Pahlawan (pias VIII dan IX) serta Kecamatan Meureubo (pias X). Untuk katagori tinggi berada ada pesisir pantai Kecamatan Samatiga (pias V, VI dan VII)
ABSTRAK Karst tersebar di seluruh pulau besar di Indonesia, juga diberbagai pulau lainnya. Kawasan karst sebagai bagian dari ruang hidup dan kehidupan manusia, tidak akan terlepas dari masalah yang ditimbulkan oleh manusia itu sendiri. Penyebutan kata karst akrab dengan cerita kekeringan, tandus, dengan kondisi ekonomi dan pendidikan masyarakatnya yang masih rendah. Cerita ini harus dibuktikan dan tidak bisa digenaralisir begitu saja. Menjadi tugas penelusur gua, pecinta alam serta ilmuwan dan sebagainya untuk mengabarkan kebenaran yang terjadi di lingkungan karst. Kebenaran ilmiah ini tidak hanya kondisi lingkungan fisik-biologi, tetapi juga lingkungan sosial dan budaya. Kawasan karst sebagai kawasan yang unik merupakan sumberdaya yang tak terbarukan, sehingga pemanfaatan kawasan karst harus melalui suatu kajian mendalam multidisiplin. Aspek-aspek yang mendasari mengapa kawasan karst perlu dilindungi dan dilestarikan adalah : (1) aspek hukum, (2) fungsi simpanan dan sumber air, (3) jasa-jasa ekologi, (4) estetika dan (5) pengembangan ilmu pengetahuan. Aspek pertama didasarkan pada UU No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang dan PP No. 26 Tahun 2008 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional. Aspek kedua didasarkan pada fungsi karst yang dilihat dari eksokarst dan indokarst. Aspek ketiga didasarkan pada jasa-jasa ekologi yang terjadi di kawasan karst yang sifatnya juga melingkupi daerah di luar karst (perikarst). Estetika kawasan karst dan lingkungannya yang dapat dikembangkan untuk berbagai tujuan. Serta aspek kelima yang masih banyak menjadi misteri dan berbagai terapan teknologi yang dapat dimanfaatkan di lingkungan karst. Kata kunci: karst, kawasan karst, lingkungan karst, air, lindung, lestari.
ABSTRAK Campuran beraspal panas (hotmix) adalah campuran dari agregat dan aspal yang dicampur, dihampar dan dipadatkan dalam keadaan panas. Tujuan dari pemanasan aspal adalah untuk menurunkan kekentalan (viskositas) sehingga mudah untuk dicampurkan dengan material lain (workabilitas tinggi). Viskositas aspal berhubungan dengan temperatur pemanasan; pada temperatur rendah viskositas tinggi sedangkan pada temperatur tinggi viskositas rendah. Viskositas merupakan salah satu faktor penting dalam pelaksanaan campuran, dan mempengaruhi karakteristik Marshall. Pengaruh viskositas terhadap karakteristik Marshall inilah yang akan menjadi topik penelitian. Penelitian ini menggunakan material dari dua lokasi yaitu Lolan dan Tateli dan menggunakan aspal pertamina penetrasi 60/70. Penelitian dimulai dengan pemeriksaan fisik terhadap material dan aspal yang akan digunakan berdasarkan Spesifikasi Bina Marga 2010 revisi 2012, termasuk dengan pemeriksaan viskositas aspal dengan alat Saybolt Furol. Berdasarkan gradasi agregat yang didapat, dibuat komposisi agregat terbaik dan kadar aspal terbaik untuk campuran ideal. Selanjutnya dibuat masing-masing 3 benda uji berdasarkan campuran ideal dengan variasi viskositas aspal dan diuji Marshall untuk mendapatkan kadar aspal terbaik. Berdasarkan kadar aspal terbaik, dibuat benda uji dengan variasi viskositas aspal yang kemudian diuji, diperiksa dan didapatkan hasil uji Marshall dari masing-masing benda uji. Dengan variasi pemanasan aspal yaitu antara 1200C-2000C yang menghasilkan nilai viskositas aspal antara 41,40cSt-170,00cSt diperoleh hasil uji Marshall; dimana nilai stabilitas, flow, dan VFB cenderung meningkat seiring berkurangnya viskositas aspal sedangkan nilai MQ, VIM, dan VMA cenderung turun seiring berkurangnya viskositas. Pada viskositas 170cSt (temperatur 1500C) merupakan titik dimana semua karakteristik Marshall mencapai titik maksimum dan menghasilkan benda uji yang bermutu baik. Dapat disimpulkan bahwa batasan viskositas pencampuran yang baik berada pada rentang 41,40cSt-170,00cSt (temperatur 120 0 C-200 0 C) dengan suhu pemadatan 5 0 C dibawah suhu pencampuran. Disarankan untuk sesegera mungkin mencampur dan memadatkan benda uji jika temperatur yang menghasilkan viskositas yang baik telah tercapai.
INTISARI. Kawasan karst memiliki karakteristik khas dimana sungai permukaan sangat jarang untuk ditemui serta berkembangnya sistem sungai bawah tanah, hal inilah yang menyebabkan penduduk yang berada di kawasan karst kesulitan didalam mendapatkan air. Air yang melimpah di sungai bawah tanah belum dapat dimanfaatkan secara optimal oleh masyarakat karena akses yang masih cukup sulit dan biayanya relatif mahal. Sehingga masyarakat yang bertempat tinggal di kawasan karst umumnya memanfaatkan danau doline atau telaga karst dan mataair didalam memenuhi kebutuhan. Pemanfaatan mataair oleh masyarakat dapat menyebabkan kondisi kualitas dari mataair yang ada menurun. Perlu adanya perhatian secara khusus dan penelitian lebih lanjut untuk dapat meminimalisir maupun mengatasi permasalahan kerentanan airtanah terhadap pencemaran sehingga dapat melindungi sistem aliran agar keberlanjutan fungsinya (kualitas maupun kuantitas) dapat berjalan dengan baik. Kerentanan airtanah pada kawasan karst dapat dikontrol oleh berbagai hal, yang meliputi tiga variabel yaitu concentration of flow (C), overlying layers (O), dan precipitation (P). Kata Kunci : Mata Air, Kawasan Karst, dan Kerentanan Airtanah. PENDAHULUAN Airtanah menjadi kebutuhan yang vital bagi kehidupan manusia. Keberadaannya di bumi menjadi penyumbang terbesar didalam mencukupi kebutuhan makhluk hidup karena keterdapatan airtanah sebesar 97% dari total air yang ada. Menurut Asdak (2010) sumbangan terbesar airtanah berasal dari daerah arid dan semi-arid serta daerah lain yang mempunyai formasi paling sesuai untuk menampung airtanah. Airtanah adalah air yang bergerak dalam tanah yang terdapat di dalam ruang-ruang antara butir-butir tanah yang membentuk itu dan di dalam retak-retak batuan (Sosrodarsono, 1980). Sumber airtanah dapat berasal dari air hujan dan air permukaan, yang meresap (infiltrate) mula-mula ke zona tak jenuh (zone of aeration) dan kemudian meresap makin dalam (percolate) hingga mencapai zona jenuh air dan menjadi air tanah. Karst merupakan suatu kawasan dengan kekhasan hidrologi sebagai akibat dari batuan yang mudah larut dan memiliki porositas sekunder yang berkembang baik (Ford & Williams, 1992). Kawasan karst dapat dicirikan dengan adanya cekungan-cekungan tertutup dan atau lembah kering dengan berbagai ukuran dan bentuk, tidak adanya atau langkanya drainase maupun sungai permukaan, dan terdapatnya gua dari sistem drainase bawah tanah
2022 •
Revista de Crítica Literaria Latinoamericana
VOCES Y MEMORIA DE LA FLORESTA: TABO, SONTONE Y CHANCHARI, en Revista de Crítica Literaria Latinoamericana, no. 98, 2024.2024 •
XXIV Encuentro Iberoamericano de Valoración y Gestión de Cementerios Patrimioniales “Políticas para la conservación del patrimonio funerario”
¡Respeto a mi vida y a mi muerte! Memorias de las disidencias sexogénericas de Ecuador2023 •
Tumor Biology
Workshop Report: Proposed Nomenclature for the Carcinoemhryonic Antigen (CEA) Gene Family1990 •
Iranian Red Crescent Medical Journal
Effects of Education Based on Roy Adaptation Model on Diabetes Care Profile of Patients with Type 2 Diabetes Mellitus2018 •
Journal of Parasitology Research
Evaluation of Hookworm Diagnosis Techniques from Patients in Debre Elias and Sanja Districts of the Amhara Region, Ethiopia2021 •
Anthropological Science
Evidence of trepanations in a medieval population (13th-14th century) of northern Spain (Gormaz, Soria)2011 •