[go: up one dir, main page]

Academia.eduAcademia.edu
Pendahuluan Hari Pendidikan Nasional atau biasa disebut dengan‭ ‬HARDIKNAS merupakan sebuah hari yang disakralkan oleh bangsa Indonesia untuk mengenang kembali perjuangan Bapak Pendidikan Nasional Ki Hajar Dewantara.‭ ‬Sejak‭ ‬28‭ ‬November‭ ‬1959‭ ‬hari kelahiran beliau dijadikan hari nasional dengan harapan para generasi selanjutnya bisa mengambil pelajaran dari perjuangan Ki Hajar Dewantara serta mampu mengikuti jejak beliau untuk selalu gigih dalam belajar agar mampu memajukan pendidikan Indonesia. Kini,‭ ‬setelah lima puluh delapan tahun sejak penetapan‭ ‬hari nasional tersebut,‭ ‬secara nyata pendidikan Indonesia belum bisa dikatakan maju.‭ ‬Menteri pendidikan telah dibentuk,‭ ‬‘Membentuk Pendidikan Berkarakter untuk Membangun Peradaban Bangsa‭’ ‬menjadi poin dalam pendidikan nasioanal.‭ ‬Namun,‭ ‬output siswa belum sesuai dengan tujuan pendidikan nasional yang dirumuskan,‭ ‬bahkan kemerostan nilai moral terus terjadi.‭ ‬ Maka dalam tulisan sederhana ini penulis akan sedikit membahas tentang‭ ‬pendidikan Indonesia antara harapan dan kenyataan. Sejarah HARDIKNAS Sejarah hari pendidikan nasional tak lepas dari sosok dan perjuangan Ki Hajar Dewantara,‭ ‬pelopor pendidikan bagi kaum pribumi Indonesia di era kolonialisme.‭ ‬Ki Hajar Dewantara yang memiliki nama asli R.M Suwardi Suryaningrat lahir dari keluarga ningrat di Yogyakarta,‭ ‬2‭ ‬Mei‭ ‬1889.‭ Setelah menyelesaikan pendidikan dasar,‭ ‬ia‭ ‬melanjutkan studinya di STOVIA,‭ ‬namun sayang,‭ ‬beliau tidak bisa menyelesaikan pendidikannya di STOVIA‭ ‬karena‭ ‬sakit.‭ ‬Keadaan ini akhirnya membuat beliau‭ ‬memutuskan untuk bekerja menjadi seorang wartawan dibeberapa media surat kabar seperti‭ ‬De Express,‭ ‬Utusan Hindia,‭ ‬dan Kaum Muda. Selama era kolonialisme Belanda,‭ ‬Ki Hajar Dewantara dikenal‭ ‬sebagai seorang pemuda yang‭ ‬berani menentang kebijakan pendidikan pemerintah Hindia Belanda,‭ ‬ yang pada saat itu hanya‭ ‬memperbolehkan anak-anak kelahiran Belanda atau kaum priayi yang bisa mengenyam bangku pendidikan.‭ ‬Kritiknya terhadap kebijakan pemerintah kolonial menyebabkan ia diasingkan ke Belanda. ‭ ‬http://nationalgeographic.co.id/berita/2016/05/mengenang-kembali-sejarah-hari-pendidikan-nasional-di-indonesia diakses pada Selasa,‭ ‬24‭ ‬Oktober‭ ‬2017‭ ‬pukul:‭ ‬20:23‭ Setelah kembali dari Belanda,‭ ‬beliau mendirikan sebuah lembaga pendidikan bernama‭ ‘‬Taman Siswa‭’‬ yang memiliki semboyan‭ ‬ing ngarso sung tulodo,‭ ‬ing madyo mangun karso,‭ ‬tut wuri handayani‭ ‬(di depan seorang pendidik harus memberi teladan yang baik,‭ ‬di tengah murid guru harus menciptakan ide,‭ ‬dari belakang pun seorang guru harus bisa memberikan dorongan dan arahan‭)‬.‭ ‬Usai kemerdekaan indonesia dideklarasikan oleh Ir.‭ ‬Soekarno,‭ ‬Ki Hajar Dewantara diangkat menjadi menteri pendidikan dan filosofinya,‭ ‬tut wuri handayani‭ ‬digunakan sebagai semboyan dalam dunia pendidikan indonesia. Antara Harapan dan Kenyataan “Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional,‭ ‬yang meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,‭ ‬yang diatur dengan undang-undang.‭” ‬[UUD‭ ‬1945,‭ ‬pasal‭ ‬31‭ (‬c‭)]‬. Salah satu‭ ‬tujuan pendirian negara Indonesia adalah mencerdaskan kehidupan bangsa,‭ ‬sebagaimana termaktub pada pembukaan UUD‭ ‬1945.‭ ‬Bahwa pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting dan berharga dalam membekali setiap insan Indonesia untuk menghadapai tantangan zaman yang semakin kompleks. ‭ ‬Ahmad Fatikhul Amin Abdullah,‭ ‬Kualitas Pendidikan Indoesia di Mata Dunia,‭ ‬jurnal STKIP PGRI Sidoarjo,‭ ‬hlm.1 Mecermati UUD‭ ‬1945‭ ‬pasal‭ ‬31,‭ ‬maka sangat jelas dan tegas bahwa eksistensi pedidikan itu untuk semua kalangan,‭ ‬yakni seluruh warga Indonesia tanpa terkecuali.‭ ‬Namun bagaimana realitanya,‭ ‬apakah para pejabat negara,‭ ‬para pembuat kebajikan,‭ ‬para pengelola lembaga–lembaga pendidikan formal,‭ ‬dan juga para guru sudah melaksanakannya secara terbuka dan bertanggung jawab‭?‬ Jawabannya belum,‭ ‬karena dalam realita banyak ditemukan berbagai kasus baik dikalangan masyarakat kota,‭ ‬masyarakat tengahan dan yang memprihatinkan masyarakat pedalaman. ‭ ‬Suyahman,‭ ‬Pendidikan untuk Semua Anatara Harapan dan Kenyataan,‭ ‬Seminar Nasiona Pendidikan UNS dan ISPI Jawa Tengah,‭ ‬hlm.‭ ‬1 Dunia pendidikan akhir-akhir ini‭ ‬pun‭ ‬banyak dikejutkan oleh kejadian-kejadian yang tidak menyenangkan.‭ ‬Berbagai peristiwa yang muncul banyak memberikan pengaruh pada kehidupan dan perilaku peserta didik.‭ Kejadian yang marak terjadi dan sempat disorot oleh media massa adalah seks bebas yang begitu ramai dikalangan ABG.‭ ‬Pada awal tahun‭ ‬2017‭ ‬tercatat dalam sebuah‭ ‬penelitian bahwa,‭ ‬data kehamilan remaja di Indonesia menunjukkan‭ ‬wanita‭ ‬hamil di luar nikah karena diperkosa sebanyak‭ ‬3,2‭ ‬%‭; ‬karena sama-sama mau sebanyak‭ ‬12,9‭ ‬%‭ ‬dan tidak terduga sebanyak‭ ‬45‭ ‬%.‭ ‬Seks bebas sendiri mencapai‭ ‬22,6‭ ‬%. ‭ ‬https://news.detik.com/berita/d-787950/226-remaja-indonesia-penganut-seks-bebas diakses pada Senin,‭ ‬06‭ ‬Nopember‭ ‬2017‭ ‬pukul:‭ ‬16:38 Angka korupsi di Indonesia pun kian tahun kian meningkat.‭ ‬Bagaimana mungkin kasus korupsi tidak terjadi,‭ ‬jika masih banyak para orang tua yang‭ ‘‬main uang‭’ ‬saat penerimaan siswa baru dibuka,‭ ‬menjadikan pendidikan sebagai ajang bisnis.‭ ‬Hal ini secara tidak langsung mengajarkan orang untuk menindas ketika di depan,‭ ‬tak mau mengalah ketika di tengah,‭ ‬dan‭ ‬bertindak curang ketika di belakang. Tidak hanya itu,‭ ‬budaya contek-mencontek yang sudah menjamur dikalangan pelajar tidak mampu terelakkan.‭ ‬Hasilnya,‭ ‬banyak konvoi-konvoi tak‭ ‬bermoral yang terjadi usai ujian selesai.‭ ‬Aksi coret-mencoret sampai menyobek seragam,‭ ‬seolah menjadi tradisi yang sangat sayang untuk dilewatkan.‭ Selain‭ ‬pada peserta didik,‭ ‬beberapa problem terkait dengan pendidik pun‭ ‬terjadi,‭ ‬ada kesan bahwa banyak orang ingin menjadi guru agar bisa mendapatkan akses untuk diangkat menjadi pegawai negri sipil‭ (‬PNS‭)‬,‭ ‬tanpa peduli ia bisa menjadi guru yang profesional,‭ ‬bermutu atau tidak.‭ ‬Karena itu,‭ ‬perlu kita ketahui bahwa menurut data yang‭ ‬ada pada Direktoral Jendral Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan,‭ ‬disinyalir sekitar‭ ‬2,‭ ‬6‭ ‬juta guru di Indonesia tidak layak mengajar. ‭ ‬http://flobamoradepok.blogdetik.com/2011/01/20/mutu-pendidikan-antara-kenyataan-dan-harapan diakses pada Senin,‭ ‬06‭ ‬Nopember‭ ‬2017‭ ‬pukul:‭ ‬20:25 Berbagai upaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan Indonesia telah dilakukan.‭ ‬Terkakhir,‭ ‬diawal tahun‭ ‬2017‭ ‬menteri pendidikan mengeluarkan‭ ‬peraturan‭ (‬permendikbud No‭ ‬23‭) ‬jam belajar di sekolah setiap harinya adalah selama‭ ‬8‭ ‬jam.‭ ‬Namun sayangnya,‭ ‬karena dinilai kontroversial,‭ ‬ketua MUI meminta agar‭ ‬peraturan tersebut ditunda pelaksanaannya.‭ ‬Permendikbud No‭ ‬23/2017‭ ‬itu memang memicu perdebatan seru di tengah masyarakat.‭ ‬Pro-kontra mencuat.‭ ‬Bahkan,‭ ‬itu terjadi di antara organisasi dan tokoh-tokoh Islam Indonesia.‭ ‬Isu sentralnya:‭ ‬baik mana,‭ ‬bersekolah‭ ‬5‭ ‬jam atau‭ ‬8‭ ‬jam sehari‭? Perdebatan seputar jam sekolah tampaknya berakar pada kerancuan makna‭ ‘‬sekolah‭’ ‬dan‭ ‘‬pendidikan‭’‬.‭ ‬Paham‭ ‘‬sekolahisme‭’ ‬begitu merajalela.‭ ‬Yakni,‭ ‬paham yang menyamakan sekolah dengan pendidikan.‭ ‬Bersekolah disamakan dengan berpendidikan.‭ ‬Tidak bersekolah dianggap tidak berpendidikan.‭ ‬Sering kita diminta‭ ‘‬riwayat pendidikan‭’‬,‭ ‬tetapi isinya‭ ‘‬riwayat sekolah‭’ Di masa Nabi Muhammad‭ ‬SAW‭ ‬tidak ada sekolah.‭ ‬Apakah di masa Nabi tidak ada pendidikan‭? ‬Buya Hamka tidak bersekolah.‭ ‬Apakah Buya Hamka tidak berpendidikan‭? ‬Uniknya,‭ ‬ada Kementerian Pendidikan,‭ ‬tetapi yang diurus hanya‭ ‘‬sekolah‭’‬.‭ ‬Jika ada siswa tawuran di luar jam dan pagar sekolah,‭ ‬maka tindakan itu bukan jadi tanggung jawab sekolah.‭ ‬Perlukah namanya diganti menjadi‭ ‘‬Kementerian Persekolahan‭’? Dr.‭ ‬Adian Husaini,‭ ‬Reformasi Pendidikan Menuju Negara Adidaya‭ ‬2045,‭ ‬(tt,tp,‭ ) ‬hlm.‭ ‬20 Kemanusiaan yang Adil dan Beradab Pancasila merupakan lima nilai dasar luhur yang ada dan berkembang bersama bangsa Indonesia,‭ ‬ia merupakan sikap serta pandangan hidup bangsa,‭ ‬hingga secara formal pada tanggal‭ ‬18‭ ‬Agustus‭ ‬1945‭ ‬disahkan menjadi dasar negara republik Indonesia. ‭ ‬Tp,‭ ‬Pancasila Sebagai Ideologi Nasional,‭ ‬hlm.‭ ‬3‭ ‬Perumusan pancasila bukan untuk dijadikan sebagai dasar negara belaka.‭ ‬Lebih dari itu,‭ ‬tertanam harapan dihati para pejuang negeri akan adanya generasi baik yang bersifatkan pancasila. Saat ini,‭ ‬pemerintah dan dunia pendidikan di Indonesia banyak yang sibuk mendikusikan dan berusaha mensosialisasikan tentang Pendidikan Karakter.‭ ‬Seolah-olah,‭ ‬pendidikan karakter adalah kunci kebangkitan suatu bangsa.‭ ‬Sejumlah penelitian menunjukkan,‭ ‬bangsa-bangsa yang berkarakter adalah bangsa yang cepat menjadi bangsa besar.‭ ‬Tentu saja,‭ ‬pendidikan karakter sangat penting.‭ ‬Tetapi,‭ ‬sebenarnya,‭ ‬dalam perspektif Islam,‭ ‬karakter saja tidak cukup.‭ ‬Sebab,‭ ‬orang dapat berkarakter meskipun tanpa keimanan.‭ Negeri Indonesia memang unik.‭ ‬Konstitusi negara kita,‭ ‬UUD‭ ‬1945,‭ ‬pasal‭ ‬31‭ ‬ayat‭ (‬c‭) ‬mengamanahkan,‭ ‬bahwa:‭ ‬“Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional,‭ ‬yang meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta akhak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,‭ ‬yang diatur dengan undang-undang.‭” Tetapi uniknya,‭ ‬kurikulum sekolah tidak menjadikan iman,‭ ‬taqwa,‭ ‬dan akhlak mulia sebagai kurikulum inti.‭ ‬Tidak ada ujian nasionl untuk mengukur keimanan,‭ ‬ketaqwaan,‭ ‬dan akhlak.‭ ‬Mahasiswa yang shalatnya amburadul dan buta huruf Al-Qur’an tetap bisa lulus sarjana.‭ Reformasi Pendidikan Begitu jelasnya bunyi sila kedua:‭ ‬Kemanusiaan yang adil dan beradab‭! ‬Konsep adil dan adab itu juga sejalan dengan pasal‭ ‬31‭ ‬ayat‭ ‬3‭ ‬UUD‭ ‬1945:‭ ‬"Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional,‭ ‬yang meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,‭ ‬yang diatur dengan undang-undang.‭" Maka,‭ ‬sesuai dengan istilah penting dalam Pancasila,‭ ‬UUD‭ ‬1945,‭ ‬dan UU Pendidikan Nasional,‭ ‬seharusnya yang dikembangkan dan diaplikasikan adalah konsep pendidikan adab dan akhlak‭; ‬bukan konsep pendidikan karakter.‭ ‬Pendidikan adab dan akhlak mengacu kepada al-Quran,‭ ‬Sunnah,‭ ‬dan tradisi pendidikan para ulama Islam,‭ ‬tanpa mengabaikan nilai-nilai positif pada budaya lokal Pada tahun‭ ‬2010‭ ‬salah seorang mahasiswa Universitas Airlangga menuliskan‭ ‬dalam‭ ‬skripsinya‭ ‬yang judul‭ ‘‬Pengembangan Kepribadian Dan Berkehidupan Bermasyarakat Berdasarkan Pancasila Dengan Membentuk Peer Group Dalam Wadah Komisi Di Lppm Universitas Airlangga‭’ ‬bahwa Pancasila merupakan pandangan hidup,‭ ‬kesadaran cita-cita moral yang meliputi kejiwaan dan suatu kebudayaan yang mengajarkan bahwa hidup manusia akan mencapai kebahagiaan jika dapat dikembangkan keselarasan dan keseimbangan baik dalam hidup manusia sebagai pribadi,‭ ‬dalam hubungan manusia dengan masyarakat,‭ ‬dalam hubungan manusia dengan alam,‭ ‬dalam hubungan manusia dengan Tuhannya,‭ ‬maupun dalam mengejar kemajuan lahiriah dan kebahagian rohaniah. ‭ ‬https://ketinggalan.files.wordpress.com/2010/11/pengertian-pancasila.pdf diakses pada Rabu,‭ ‬18‭ ‬Oktober‭ ‬2017 Menurut sebagian‭ ‬kalangan,‭ ‬kemajuan negeri akan tercapai dengan‭ ‬teraplikasinya pancasila dalam kehidupan bangsa Indonesia.‭ ‬Sedangkan secara nyata negeri pertiwi ini begitu sulit dikatakan sebagai negeri yang maju.‭ ‬Ketua program doktoral pendidikan Islam Ibnu Khaldun,‭ ‬Dr.‭ ‬Adian Husaini‭ ‬menyatakan bahwa akar masalah yang‭ ‬menyendat kemajuan negeri‭ ‬ ini bukanlah tidak teraplikasinya pancasila dalam pribadi-pribadi bangsa,‭ ‬melainkan kurangnya perhatian pada pendidikan Indonesia dari berbagai aspek. ‭ ‬Dr.‭ ‬Adian Husaini,‭ ‬Reformasi Pendidikan Menuju Negara Adidaya‭ ‬2045,‭ ‬(tt,tp,‭ ) ‬hlm.‭ ‬8‭ Padahal jika kembali ditilik selama‭ ‬14‭ ‬tahun anak-anak telah menempuh pendidikan‭ (‬TK-SD-SMP-SMA‭)‬.‭ ‬Dalam kurun waktu yang tidak pendek itu,‭ ‬sangat sayang sekali jika anak kurang perhatian dalam ranah pendidikan serta moral.‭ Rausan juta rupiah telah digelontorkan untuk biaya sekolah,‭ ‬bertahun-tahun anak-anak diajar dan dilatih menjawab soal-soal ujian untuk bisa diterima di perguruan tinggi favorit,‭ ‬diwajibkan memperingati maulid Ki Hajar Dewantara setiap‭ ‬2‭ ‬Mei,‭ ‬tetapi tidak menegenal sosok dan perjuangan para tokoh pendidikan sejati seperti Syaikh Abdus Shamad Al-Falimbani,‭ ‬Syaikh Yusuf Al-Maqassari,‭ ‬KH.‭ ‬Hasyim Asy’ari,‭ ‬KH.‭ ‬Ahmad Dahlan,‭ ‬Buya Hamka,‭ ‬Mohammad Natsir,‭ ‬KH.‭ ‬Imam Zarkasyi dan sebagainya. Jika merujuk kepada kepada UUD‭ ‬1945,‭ ‬sistem pendidikan yang konstitusional di negeri kita adalah yang‭ ‬menjadikan proses penanaman iman,‭ ‬taqwa,‭ ‬dan akhlak,‭ ‬sebagai program utama.‭ ‬Itulah kurikulum inti.‭ ‬Itu kurikulernya.‭ ‬Co-kurikulernya adalah program-program ibadah untuk penguatan iman,‭ ‬taqwa,‭ ‬dan akhlak.‭ ‬Sedangkan ekstra-kurikulernya adalah pelajaran bahasa Inggris,‭ ‬Sosiologi,‭ ‬Bahasa Sunda,‭ ‬ilmu kedokteran hewan,‭ ‬dan ilmu-ilmu fardhu kifayah atau ilmu mubah. ‭ ‬Dr.‭ ‬Adian Husaini,‭ ‬Reformasi Pendidikan Menuju Negara Adidaya‭ ‬2045,‭ ‬(tt,tp,‭ ) ‬hlm.‭ ‬22 Terealisasinya sila kedua dapat dilakukan melalui proses pendidikan yang disebut sebagai‭ ‬‘ta’dib‭’‬.‭ ‬Tujuan utamanya ialah membentuk manusia beradab.‭ ‬Adab adalah disiplin ilmu rohani,‭ ‬akli dan jasmani yang memungkinkan seseorang dan masyarakat mengenal dan meletakkan segala sesuatu pada tempatnya dengan benar dan wajar,‭ ‬sehingga menimbulkan keharmonisan dan keadilan dalam diri,‭ ‬masyarakat,‭ ‬dan lingkungan.‭ ‬Hasil tertinggi dari adab ialah mengenal Allah‭ ‬Ta’ala‭ ‬dan melakukan ibadah serta amal shalih pada tahap ihsan. ‭ ‬Dr.‭ ‬Adian Husaini,‭ ‬Pendidikan Islam Membentuk Manusia Berkarakter‭ & ‬Beradab,‭ ‬(2010,‭ ‬Cakrawala Publishing,‭ ‬Jakarta‭) ‬Cet.‭ ‬Ke-1‭ ‬Hlm.‭ ‬78 Dalam tataran konstitusi dan perundang-undangan,‭ ‬ada konsensus nasional yang menempatkan‭ “‬manusia taqwa‭” ‬sebagai sosok manusia Indonesia ideal.‭ ‬Logisnya,‭ ‬kemudian pemerintah merumuskan dan menjabarkan konsep‭ “‬manusia taqwa‭” ‬itu lebih terperinci dan operasional.‭ ‬Indah sekali jika kemudian pemerintah‭ ‬menetapkan:‭ ‬tujuan,‭ ‬kurikulum,‭ ‬program,‭ ‬dan evaluasi pendidikan ketaqwaan.‭ ‬Begitu juga dalam program pembangunan nasional,‭ ‬dibuat indikator-indikator untuk menentukan apakah sasaran-sasaran pembangunan ketaqwaan itu mencapai hasil yang baik atau tidak. pendidikan nasional seharusnya menjadikan ciri-ciri manusia taqwa itu sebagai target pencapaian pendidikan.‭ ‬Penanaman keimanan,‭ ‬pelaksanaan shalat,‭ ‬zakat,‭ ‬dan ibadah wajib lainnya,‭ ‬harus menjadi kurikulum inti dan secara otomatis juga dijadikan sebagai standar utama kelulusan siswa muslim.‭ Siswa atau mahasiswa yang tidak menjalankan ibadah wajib sesuai agamanya sepatutnya tidak diluluskan.‭ ‬Jangan sampai bangsa Indonesia dikenal sebagai bangsa yang munafik‭; ‬hanya pintar menyusun kata-kata indah,‭ ‬tetapi tidak dilaksanakan dalam kehidupan.‭ ‬Allah SWT memberikan peringatan keras terhadap orang-orang yang hanya berucap tetapi tidak mau melaksanakan perbuatan baik. Pendidikan‭ ‬yang baik‭ ‬pun tidak cukup dengan pendidikan formal yang‭ ‬diberikan sekolah.‭ ‬Orang tua merupakan faktor pendukung terciptanya pendidika yang baik untuk menghasilkan‭ ‬output‭ ‬yang adil dan beradab.‭ Hal ini‭ ‬sebagaimana ditegaskan oleh Ibn Abbas r.a.‭ ‬bahwa makna QS at-Tahrim ayat‭ ‬6,‭ “‬Jagalah dirimu dan keluargamu dari api neraka‭”‬,‭ ‬adalah‭ ‬“addibūhum wa‭ ‘‬allimūhum‭!‬”.‭ ‬Didiklah dirimu dan keluargamu agar menjadi manusia yang beradab dan berilmu.‭ ‬Jadi,‭ “‬adab‭” ‬dan‭ “‬ilmu‭” ‬adalah dua kata kunci dalam keselamatan kita dan keluarga kita dari api neraka. Al-Quran memberikan contoh keteladanan Luqman al-Hakim sebagai teladan dalam mendidik anaknya sebagaimana disebutkan dalam QS Luqman:12-19.‭ ‬Luqman al-Hakim telah mendapatkan hikmah dari Allah,‭ ‬yang dengan itu,‭ ‬ia bisa menerapkan pendidikan yang tepat pada anaknya.‭ ‬Sebab,‭ ‬menurut konsep Prof.‭ ‬Naquib al-Attas,‭ ‬adab memang datang dari hikmah‭; ‬bukan datang dari sekolah atau kampus. ‭ ‬Dr.‭ ‬Adian Husaini,‭ ‬Reformasi Pendidikan Menuju Negara Adidaya‭ ‬2045,‭ ‬(tt,tp,‭ ) ‬hlm.‭ ‬30 Sebagai aplikasi dari QS Luqman ayat‭ ‬17‭ ‬ini,‭ ‬sepatutnya,‭ ‬di masa kini,‭ ‬orang tua memahami potensi anak-anaknya dan mengarahkan mereka agar menjadi para pejuang di berbagai lapangan kehidupan.‭ ‬Terlebih,‭ ‬saat mereka akan memasuki bangku kuliah,‭ ‬perlu diberikan pemahaman,‭ ‬ilmu-ilmu dan peran apa yang dapat mereka lakukan dalam dakwah di masa kini dan masa mendatang.‭ Silakan memilih jurusan atau program studi yang diminati,‭ ‬tetapi pertimbangan utama adalah agar bisa melakukan dakwah dengan baik,‭ ‬melalui bidang studi dan keilmuan yang ditekuninya itu.‭ ‬Niat mencari ilmu haruslah benar,‭ ‬agar meraih ilmu yang bermanfaat.‭ ‬Jika niatnya salah,‭ ‬terutama untuk mengeruk keuntungan materi,‭ ‬maka jangan salahkan,‭ ‬jika dari kampus-kampus kita,‭ ‬bisa bermunculan manusia-manusia serakah yang kecintaannya kepada harta dan jabatan sangat berlebihan.‭ ‬Apalagi,‭ ‬jika para pengajar di kampus tidak bisa menjadi teladan kehidupan yang mulia bagi para mahasiswanya.‭ ‬Niat yang salah,‭ ‬ketemu guru dan sistem yang rusak,‭ ‬akan sempurnalah kerusakannya. Kesimpulan Kini saatnya‭ ‬bangsa Indonesia dan kaum muslim khususnya berani melakukan evaluasi secara mendasar terhadap kondisi pendidikan kita saat ini,‭ ‬dalam berbagai aspek dan jenjang pendidikan.‭ ‬Kita bersyukur memiliki konstitusi yang secara tegas menyebutkan tujuan pendidikan untuk membentuk manusia beriman,‭ ‬bertaqwa,‭ ‬dan berakhlak mulia. Membuat kurikulum yang mengacu pada kurikulum yang beradab.‭ ‬Yakni kurikulum‭ ‬yang unik untuk setiap peserta didik,‭ ‬dan mengacu kepada perpaduan proporsional antara ilmu-ilmu‭ ‬fardhu ain‭ ‬dengan‭ ‬fardhu kifayah.‭ ‬Tidak beradab,‭ ‬kurikulum yang mengarahkan siswa sebagai kelanjutan‭ “‬peradaban kera‭”‬,‭ ‬cinta materi secara berlebihan,‭ ‬sehingga kebutuhan primer ibadah‭ ‬diletakkan di bawah kebutuhan makan dan minum. Kita berharap,‭ ‬pendidikan kita tidak melahirkan manusia tak beradab‭ (‬biadab‭)‬:‭ ‬yang membangkang pada Tuhan Yang Maha Esa‭ (‬Allah SWT‭)‬,‭ ‬serakah harta dan tahta,‭ ‬serta gila hormat dan popularitas.‭ ‬Jika berbagai penyakit jiwa manusia‭ – ‬munafik,‭ ‬sombong,‭ ‬dengki,‭ ‬malas,‭ ‬penakut,‭ ‬bakhil,‭ ‬serakah,‭ ‬dan sebagainya‭ – ‬berhasil disucikan melalui proses‭ ‬pendidikan,‭ ‬maka insyaAllah dalam waktu tidak terlalu lama,‭ ‬manusia-manusia Indonesia akan menjelma sebagai manusia hebat.‭ ‬Wallahu A’lam bish Shawab. ‭ ‬ Daftar Pustaka Husaini,‭ ‬Dr.‭ ‬Adian.‭ ‬Reformasi Pendidikan Menuju Negara Adidaya‭ ‬2045.‭ ‬T.k:‭ ‬t.p.‭ ‬tt Husaini,‭ ‬Dr.‭ ‬Adian.‭ ‬Pendidikan Islam Membentuk Manusia Berkarakter‭ & ‬Beradab.‭ ‬Jakarta:‭ ‬Cakrawala Publishing.‭ ‬2010 Suyahman.‭ ‬Pendidikan untuk Semua Anatara Harapan dan Kenyataan,‭ ‬Seminar Nasiona Pendidikan UNS dan ISPI Jawa Tengah Suryanegara,‭ ‬Mansur,‭ ‬Ahmad.‭ ‬Api Sejarah‭ Amin Abdullah,‭ ‬Ahmad Fatikhul.‭ ‬Kualitas Pendidikan Indoesia di Mata Dunia.‭ ‬jurnal STKIP PGRI Sidoarjo Tp.‭ ‬Pancasila Sebagai Ideologi Nasional.‭ ‬T.k:‭ ‬t.p.‭ ‬tt http://nationalgeographic.co.id/berita/2016/05/mengenang-kembali-sejarah-hari-pendidikan-nasional-di-indonesia https://news.detik.com/berita/d-787950/226-remaja-indonesia-penganut-seks-bebas ‭ ‬http://flobamoradepok.blogdetik.com/2011/01/20/mutu-pendidikan-antara-kenyataan-dan-harapan https://ketinggalan.files.wordpress.com/2010/11/pengertian-pancasila.pdf