[go: up one dir, main page]

Academia.eduAcademia.edu
seorang anak yang merinduhkan kasih sayang orang tuanya Aku duduk berdiam diri di pojok kamarku. Pintu dan jendela kamarku semua terkunci aku hanya bisa melihat dari luar kamarku indahnya bulan dimalam hari di sertai desah angin yang menghembus daun dan ranting-ranting pohon yang bergoyang terlihat sangat indah. aku pun ingin merasakan betapa indahnya suasana dimalam hari. Akan tetapi aku tidak bisa merasakan semua ini. aku sangat kesepian, dirumah hanya ada bibi. Ayah dan ibuku selalu sibuk dengan urusan kantornya. Bibi memanggilku “ non, ayo makan dulu makananya sudah siap” aku pun menjawab “ ia bi, bibi makan aja dulu aku belum lapar”. Di rumah sebesar ini sangat membosankan sekali, terkadang aku berpikir.? “ buat apa memiliki semua ini tetapi di dalamnya tidak ada kedamaian tidak ada kasih sayang”. Ibu dan Ayah selalu bertengkar setiap pulang dari kantor. Kebetulan ayah dan ibu aku memiliki tempat pekerjaan yang berbeda. Setiap hari aku melihat kedua orang tuaku hanya pada waktu sarapan pagi, Mereka sama sekali tidak memperdulikan aku. Mereka sibuk dengan urusan mereka masing-masing bahkan buat mengantarku pergi sekolah saja tidak ada waktu buat mereka. Aku pun memanggil ayahku? ayah “ ayahku pun menjawab “ ada apa rel. Akupun menjawab kembali pertanyaan ayah “ ayah bisa tidak mengantarku pergi ke sekolah hari ini, ayah hanya menjawab sangat singkat “ . “tidak bisa ayah sibuk hari ini “. Kemudian ibu saya bersuara “ kamu pergi sendiri saja, atau tidak kamu suruh bibi mengantarmu” . Kemudian aku pergi tanpa mendengarkan perkataan ibuku, bahkan aku sudah lupa untuk beri salam terlebih dahulu. Saat itu aku masih berumur 10 tahun. Akupun pergi ke sekolah, di sekolah aku terkadang iri sama teman-temanku, mereka semua di antar sama orang tuanya, sedangkan aku. Aku sendiri, sungguh membosankan hidup ini, di sekolah aku hanya diam dan diam seperti anak yang bodoh. teman-temanku pun takut untuk menegurku. Aku merasa hidupku tidak ada artinya , senyum pun diwajahku tidak pernah terlihat. Di sekolah setiap teman-temanku bertanya aku hanya menggeleng-gelengkan kepalaku? Tiba-tiba aku mendengar suara yang memanggil namaku “ hay rel kamu ngapain di sni “ aku pun membalikan tubuhku dan melihat ternyata itu ibu guru, kemudian aku tidak menjawab panggilan ibu dengan suara tetapi aku hanya melihatnya lalu menggeleng-gelengkan kepalaku sambil berjalan. Suara bel pun berbunyi itu pertanda bahwa sudah waktunya buat masuk kelas dan mengikuti pelajaran yang ke dua, “ sambil mendengakan ibu guru menjelaskan “. Aku mengikuti jam pelajaran tetapi tak ada satu pun yang masuk di memori ingatanku, bel pun berbunyi menandakan waktunya pulang. Kemudia aku membereskan buku dan alat tulis lalu kumasukkan kedalam tasku. Aku berdiri dari tempat duduk dan berjalan menuju pintu kelas, kemudian aku pulang. Tiba-tiba seorang perempuan yang memanggilku dari belakang, dan aku membalikan tubuhku ternyata itu bibiku yang menjemputku. Lalu aku pulang bersama bibiku dan bibi membawa ranselku. Sambil berjalan bibi bertanya ? non, kita langsung pulang aja yah. Aku menjawab “ tidak bi, kita singgah di taman dulu sebentar “.setiap aku pulang sekolah aku meluangkan waktuku duduk ditaman sendiri, bibi hanya menemaniku dan membawakan ranselku, kemudian aku menyuruhnya untuk istrahat sebentar. Sambil melihat aku duduk di salah satu ayunan di taman. Tak terasa hari pun beranjak sore, sudah waktunya buat pulang ke rumah. Aku memanggil bibi untuk pulang . “ bi ayo kita pulang “. Bibi pun menjawab “ iya non “. Aku merasa kasihan terhadap bibiku yang membawakan ranselku. Aku pun meminta ranselku karena aku melihat bibi sudah terlalu lelah dari siank dia menemaniku hingga sore hari. Dengan berjalanya waktu tidak terasa aku dan bibi sudah tiba di depan rumah yang membosankan buat aku. Aku pun masuk kedalam rumah sambil menunggu bibi yang menutup gerbang depan rumah, setelah beberapa menit kemudian. Bibi datang lalu mengantarku ke dalam kamar dan membawa makanan, tetapi pada saat itu aku sangat lelah dan aku pun tidur tanpa memakan sesuap nasi yang bibi bawakan kekamarku.. Setelah aku bangun, aku membasuh wajahku dengan air lalu aku duduk di kursi yang ada di dalam kamarku sambil melihat pemandangan di sore hari. Tiba-tiba... terdengar suara perempuan yang memanggil nama ku ternyata itu adalah ibuku, awalnya aku senang karena akhirnya ibu menempatkan waktu buatku. Ternyata aku salah ibu hanya datang kekamarku lalu di berkata “ rel malam ini ibu lembur kerja jadi ibu tidak pulang ke rumah “. Tiba-tiba aku nunduk lalu “ mengangukan kepalaku “. Kemudian ibu pergi tanpa memelukku sedikit pun. Aku kembali menduduki bangku yang awalnya kududuki. Dan kembali melihat pemandangan, tiba-tiba lewat seekor burung yang berterbangan begitu banyak. Aku pun berkata “ andaikan hidup bisa di ubah. Aku pengen menjadi seekor burung yang memiliki keluarga yang bahagia “. Tiba-tiba hujan pun turun membasahi wajahku. Aku tersadar dari hayalku yang ingin mendapat kasih sayang dari orang tuaku, ternyata aku baru sadar bahwa semua itu hanya mimpi. Lalu aku berdiri dari jendela yang aku duduki dan kemudian aku menutupi jendelaku, lalu aku duduk di tempat tidurku dan aku menarik selimut, karena pada saat itu cuacanya sangat dingin. Tidak terasa aku tertidur sangat lelap, ketika aku terbangun hari pun mulai gelap, hujan pun tak kunjung berhenti. Aku keluar dari kamarku kemudian menuju meja makan, dari kamar aku melihat bibi mempersiapkan makan malam. Bibi pun menyapaku “ eh, non udah bangun gimana tidurnya, nyenyak “. Aku menjawab bibi sambil berjalan menuju kamar mandi “ iya bi”. bibi pun menyuruhku untuk makan malam “non selesai dari kamar mandi langsung makan aja”. Bibi kemudian pergi dan aku menahanya buat makan bersama, karena aku merasa tidak nyaman makan sendiri. Walaupun aku sudah terbiasa makan di meja makan sebesar itu sendiri. Kali ini aku mengajak bibi buat makan bareng bersamaku. Selesai makan aku kemudian nonton, karena acaranya kurang menarik aku lebih memilih masuk kedalam kamarku. Mengerjakan tugas sekolah yang diberikan ibu guru. Aku memanggil bibi kemudian aku menyuruhnya membantuku mengerjakan tugasku, bibi yang mengerjakan tugasku lalu aku main game di tempat tidurku. Main game juga sangat membosankan. Aku kembali menghampiri bibiku ternyata bibi sudah selesai mengerjakan tugasku. Setelah selesai mengerjakan tugasku, aku pun menyuruh bibi tidur karena malam mulai larut. Setelah bibi pergi aku mencoba menelpon ibuku ternyata dia tidak menjawab telponku. Aku juga tidak terlalu berharap buat ibu menjawab telponku karena aku sudah terbiasa dengan keadaan seperti ini. Aku meletakkan telpon rumah kemudian aku pergi, kekamar tidurku aku merasa lebih nyaman sendiri dibandingkan kedua orang tuaku ada tetapi mereka hanya terlihat seperti bayangan di mataku.