[go: up one dir, main page]

Academia.eduAcademia.edu
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGENAL ANGKA MENGGUNAKAN MEDIA KARTU ANGKA BERGAMBAR PADA KELOMPOK B DI PAUD TUNAS BANGSA WANAREJA Wiwin Indriyanti1, Winda Oktaviana2, Triyana3 wiwinindriyanti65@gmail.com, windaoktaviana2993@gmail.com, 20204032012@student.uin-suka.ac.id *PAUD Universitas Terbuka, Jawa Tengah, Indonesia **PIAUD UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta, Indonesia ABSTRAK Penelitian ini mengeksplorasi metode kreatif guna mengenalkan angka melalui aktivitas yang menyenangkan bagi anak menggunakan kartu angka berilustrasi sebagai sarana pembelajaran. Penelitian pada kelas B PAUD Tunas Bangsa Wanareja dilakukan karena kurangnya kemampuan anak usia dini dalam memahami angka 1 hingga 10. Untuk membantu mereka, digunakan kartu angka bergambar sebagai alat pembelajaran yang disesuaikan untuk memudahkan pengenalan angka. Bentuk kartu yang mudah dipahami oleh anak, serta variasi warna dan gambar, bertujuan untuk memotivasi pemahaman anak pada angka. Pengamatan ini bertujuan untuk peningkatkan minat anak-anak dalam pembelajaran matematika sejak dini dengan memanfaatkan pendekatan yang berbasis permainan dan interaktif. Hasil penelitian menggambarkan bahwa penggunaan media gambar kartu angka memberikan peningkatkan keterampilan pengenalan angka dengan cara menyusun angka 1 hingga 10 serta dapat merangsang perkembangan kognitif anak dalam proses pembelajaran angka, menciptakan lingkungan yang positif dan menyenangkan pada usia prasekolah dibandingkan dengan proses belajar konvensional. Implikasi praktis pada pengamatan yang dilakukan adalah pentingnya pemanfaatan alat bntu pembelajaran yang menarik dan berbasis gambar untuk memperbaiki prestasi akademik anak usia dini dalam hal mempelajari konsep matematika dasar seperti mengenal angka. Kata Kunci: Anak Usia Dini, Kartu Angka Bergambar, dan Pembelajaran Interaktif Abstract This research explores creative methods to introduce numbers through fun activities for children using illustrated number cards as a learning tool. Research in class B at PAUD Tunas Bangsa Wanareja was carried out due to the lack of ability of young children in understanding numbers 1 to 10. To help them, picture number cards were used as a learning tool adapted to facilitate number recognition. Card shapes that are easy for children to understand, as well as variations in color and images, aim to motivate children's understanding of numbers. This observation aims to increase children's interest in learning mathematics from an early age by utilizing a game-based and interactive approach. The research results illustrate that the use of number card image media improves number recognition skills by arranging numbers 1 to 10 and can stimulate children's cognitive development in the number learning process, creating a positive and enjoyable environment at preschool age compared to conventional learning processes. The practical implication of the observations made is the importance of using interesting and picture-based learning aids to improve the academic achievement of young children in terms of learning basic mathematical concepts such as recognizing numbers. Keywords: Early Childhood, Picture Number Cards, and Interactive Learning. PENDAHULUAN Anak merupakan amanah bagi kedua orang tua. Hatinya bersih dan polos bagaikan kertas putih. Baik buruknya seorang anak, orang tua ikut andil dalam membentuknya. Jika anak dibiasakan berbuat baik maka ia akan menjadi baik dan kedua orang tuanya pun akan ikut merasakan kebaikan yang telah mereka ajarkan (Martuti, 2009 dalam (Sidiq et al., 2022) National Association for the Education of Young Children (NAEYC) memberikan pengertian tentang anak pada tahap usia prasekolah bahwa mereka dengan rentang usia nol hingga delapan tahun (Awalia et al., 2021). Usia ini mencakup program pembelajaran yang diselenggarakan oleh tempat penitipan anak yaitu perawatan anak di lingkungan keluarga, Pendidikan prasekolah, baik dari sektor swasta maupun publik, mengacu pada pendidikan taman kanak-kanak., dan pendidikan dasar (Siti Aisyah dkk, 2022). Pendidikan prasekolah, yang sering disebut sebagai pendidikan awal anak, kelompok bermain, atau pendidikan taman kanak-kanak, ditujukan untuk anak berusia dua hingga enam tahun (Khosibah & Dimyati, 2021). Dalam Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1 angka 14 menyatakan bahwa PAUD merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut (Windiarto et al., 2019). Pendidikan pada anak usia dini bertujuan menyempurnakan potensi siswa secara menyeluruh, termasuk aspek psikis, fisik, moral, sosial-emosi, indenpendensi, kognitif, bahasa, motorik kasar, dan motorik halus dalam mempersiapkan mereka menghadapi pendidikan dasar (Sriani et al., 2021). Tujuan mengembangkan kemampuan kognitif adalah meningkatkan kemampuan berpikir anak, termasuk memahami konsep-konsep sains dan matematika dasar. Piaget mengemukakan bahwa individu mengalami empat tahapan perkembangan kognitif yang berbeda satu sama lain, menandakan bahwa cara mereka memahami dunia berkembang secara bertahap. Kognisi secara kualitatif berubah dari satu tahapan ke tahapan lain, yang berarti pola pikir anak pada setiap tahapan tidak selalu sama dengan pada tahapan lainnya (Sujiono, 2022). (Tai et al., 2021) mengatakan bahwa aspek kognitif berperan penting dalam mengevaluasi kemampuan anak dalam mengenali lambang bilangan. Lambang bilangan melibatkan pengenalan simbol-simbol angka, yang bisa diberikan kepada AUD sesuai dengan perkembangannya. Dengan pendekatan yang tepat, anak akan lebih siap untuk memahami konsep bilangan yang lebih rumit di masa depan. Maka dari itu pengenalan konsep bilangan pada anak adalah hal yang sangat perlu dikuasi sedari dini. (Kurniawati et al., 2021) menjelaskan bahwa penggunakan media pembelajaran sebagai alat bantu adalah salah satu cara efektif untuk merangsang perkembangan belajar anak. Media yang dipilih haruslah aman, menarik, dan mudah digunakan agar anak merasa senang saat belajar. Anak yang merasa gembira cenderung lebih terbuka dan cepat memahami pelajaran. Media pembelajaran juga perlu disesuaikan dengan tujuan untuk mendukung perkembangan kemampuan berpikir logis anak secara optimal. Pendekatan belajar matematika untuk AUD bisa dimulai dengan memperkenalkan kartu angka berwujud gambar. Kartu-kartu ini memiliki maksud untuk menarik minat anak dan meningkatkan kemampuan numerik mereka, dengan menampilkan angka yang disertai gambar, memperkenalkan konsep bilangan, serta menyediakan media dan permainan angka yang interaktif (Oktaviani et al., 2024). Masalah yang terdapat pada peserta didik kelas B PAUD Tunas Bangsa Desa Majingklak Kecamatan Wanareja Kabupaten Cilacap merupakan hal yang perlu mendapat perhatian karena beberapa anak menghadapi tantangan dalam mengenal ide tentang angka menggunakan simbol angka. Berdasarkan dari pengamatan dan observasi ditemukan enam anak belum berkembang (BB) dalam kegiatan menyusun angka 1 hingga 10, empat anak mulai berkembang (MB) dalam kegiatan menyusun angka 1 hingga 10, dua anak menunjukkan berkembang sesuai harapan (BSH) dalam kegiatan menyusun angka 1 hingga 10, dan empat anak menunjukkan berkembang sangat baik (BSB) pada kegiatan menyusun angka 1 hingga 10 (Annas, 2019). Menggunakan simbol bilangan untuk memahami konsep bilangan tidak cukup efektif saat mengajarkan angka 1 hingga 10. Guru perlu mencari cara yang lebih menarik dan sesuai minat anak untuk meningkatkan pemahaman mereka tentang angka. Pengamatan ini bertujuan untuk peningkatkan keterampilan pengenalan angka usia anak prasekolah dengan penggunaan gambar kartu angka pada PAUD Tunas Bangsa, yang berpotensi memberikan dampak positif pada perkembangan kognitif anak. Selain itu, pengamatan ini diharapkan dapat memperbaiki kemampuan motorik fisik, interaksi sosial, kemampuan berbahasa, ekspresi seni, dan pemahaman moral anak (Dahlan, 2022). Oleh sebab itu, melalui permainan gambar kartu angka, anak-anak mampu memahami ide representasi angka secara visual dengan rasa senang dan mudah. (Sri Damayanti et al., 2023) mengemukakakn pendapat bahwa keuntungan kartu angka bergambar yaitu: 1) Siswa dapat dengan mudah mengerti pelajaran melalui penggunaan permainan kartu angka bergambar. 2) Kartu angka bergambar mampu meningkatkan problem solving siswa dalam pembelajaran dengan lebih efisien. 3) Mengurangi biaya-biaya dalam pelatihan-pelatihan dengan penggunaan kartu angka bergambar. 4) Penggunaan kartu angka bergambar menghasilkan pembelajaran nyata dan dapat dipelajari secara berulang sesuai keinginan peserta didik. 5) penggunaan kartu angka bergambar mudah digunakan pada setiap kegiatan pembelajaran dalam biudang apapun. METODE PENELITIAN Pengamatan ini menerapkan metode Pengamatan Tindakan Kelas (PTK), dimana guru melakukan pengamatan di kelasnya sendiri untuk meningkatkan kinerja mengajar dan hasil belajar siswa. Metode model Kemmis dan Mac Tanggart ini mencakup empat tahapan utama: merencanakan, melaksanakan, pengamatan, serta refleksi (Fitri et al., 2020). Pengamatan Tindakan Kelas (PTK) ini dilaksanakan melalui dua siklus. Peserta pengamatan ini adalah 16 siswa di PAUD Tunas Bangsa, Wanareja, Cilacap. Pengamatan pendidikan yang sedang dilakukan adalah sebuah usaha ilmiah untuk mengeksplorasi berbagai isu dan kejadian yang terjadi dalam dunia pendidikan. Isu tersebut meliputi berbagai masalah yang timbul dalam situasi pendidikan formal, informal, dan non-formal (Andriani, 2022). Pengamatan dilaksanakan dalam fase pengembangan kegiatan. Evaluasi dilakukan terhadap kemampuan anak dalam menyusun angka 1 hingga 10 menggunakan gambar kartu angka, dengan fokus dalam hal keakuratan, kecepatan, dan kemampuan mandiri. Perubahan dalam kinerja anak akan dibandingkan antara kondisi awal dan hasil dari perbaikan yang dilakukan pada siklus satu dan siklus dua. Data dalam pengamatan ini dikumpulkan melalui teknik observasi, dimana guru secara langsung mengamati kemampuan anak saat mereka menyusun angka 1 hingga 10 menggunakan gambar kartu angka. Setelah setiap siklus, peneliti melakukan tinjauan terhadap pelaksanaan kegiatan tersebut. Kelebihan dan kekurangan yang teridentifikasi selama setiap siklus menjadi pedoman untuk memperbaiki pelaksanaan pada siklus berikutnya. Setiap siklus menghasilkan temuan yang dianalisis dengan cermat untuk memastikan langkah-langkah yang tepat diambil dalam perbaikan berikutnya guna mencapai hasil yang diinginkan. Dampak dari setiap siklus bisa diamati dari naiknya nilai anak-anak dalam kegiatan peningkatan, sambil memperhitungkan jumlah anak yang mengalami peningkatan dalam pemahaman angka dan penggunaan simbol angka (Oktariyanti, 2022). Menyusun angka 1 hingga 10 menggunakan kartu gambar angka merupakan kegiatan yang dinilai dari segi kecepatan, ketepatan dan kemandirian. Refleksi pertama anak akan ditinjau kembali dengan perbaikan hasil siklus 1, ditinjau kembali dengan dengan hasil perbaikan siklus II. Penelitian ini menggunakan observasi dengan cara mengumpulkan data terlebih dahulu. Setelah itu guru meneliti kemampuan anak secara langsung pada saat melakukan kegiatan menyusun angka 1 hingga 10 dengan penggunaan media kartu gambar angka. Peninjauan kembali oleh pengamat dapat kembali dilakukan pada setiap siklus. Kekurangan serta kelebihan selama proses siklus dapat dijadikan sebagai acuan dalam perbaikan untuk siklus selanjutnya. Penemuan pada kegiatan setiap siklus dapat dianalisa dengan tepat supaya pada perbaikan berikutnya peneliti dapat mengambil langkah yang lebih tepat lagi agar memperoleh hasil yang sesuai harapan. Pada setiap siklus dapat ditinjau dari peningkatan nilai perkembangan peserta didik sehingga diperoleh hasil dari kegiatan perbaikan. Kemudian, penelitian mengevaluasi persentase siswa yang menunjukkan peningkatan keterampilan berfikir pada pengenalan angka dengan penggunaaan kartu gambar angka (Oktariyanti, 2022). HASIL DAN PEMBAHASAN Pegamatan berlangsung di PAUD Tunas Bangsa Wanareja, yang berlokasi di pemukiman strategis di Desa Majingklak, Kecamatan Wanareja, Kabupaten Cilacap, tepatnya di Dusun Majingklak RT 02 RW 02 dekat dengan SMP N 3 Majingklak, SDN 01 Majingklak dan dekat dengan kantor desa Majingklak. Sekolah ini berdiri pada tahun 2007, dibagi menjadi dua kelas yakni kelas A dan kelas B. PAUD Tunas Bangsa Wanareja merupakan PAUD milik desa. PAUD Tunas Bangsa Wanareja memiliki beberapa fasilitas, termasuk dua kelas ruang, satu ruang Kepala Sekolah, satu ruang khusus guru, satu ruang Unit Kesehatan Sekolah (UKS), satu ruang dapur, dan satu kamar mandi. Di samping itu, sekolah ini juga mempunyai halaman yang besar dan dilengkapi dengan Area Permainan Edukatif (APE) untuk kegiatan bermain anak-anak. Staf pengajar terdiri dari kepala sekolah, satu guru untuk kelas A, dan dia guru untuk kelas B. PAUD Tunas Bangsa Wanareja memiliki 16 siswa yaitu dengan rincian 6 siswa berjenis kelamin laki-laki dan 10 siswa berjenis kelamin perempuan. Dalam pengamatan ini, keseluruhan jumlah anak yang terlibat adalah 16, dengan distribusi gender tersebut. Proses pembelajaran mengenali angka dilaksanakan oleh guru melalui penggunaan papan tulis sebagai alat utama. Di samping itu, terkadang guru juga memanfaatkan media lain seperti kartu angka dan gambar di dinding sekolah. Namun, terdapat masalah dengan tingkat antusiasme anak-anak. Mereka cenderung kurang fokus dan lebih tertarik untuk bermain sendiri atau bersama teman-temannya. Sebelum penelitian dimulai, peneliti mengamati keterampilan anak-anak dalam menyusun angka 1 hingga 10 tanpa bantuan. Banyak anak mengalami kesulitan dan memerlukan bantuan guru. Di kelas, guru menunjukkan cara menyusun kartu angka 1 hingga 10 dengan menggunakan gambar kartu angka. Anak-anak kemudian mencoba sendiri, dengan bimbingan dari guru jika diperlukan. Pada tahap awal siklus 1, siswa menunjukkan kurangnya motivasi dalam mengikuti pembelajaran karena kurangnya penggunaan alat peraga oleh guru dan lebih dominannya metode pemberian tugas. Hasil penelitian dari tahap ini mengggambarkan kemampuan siswa dalam menyusun angka 1 hingga 10 dengan menggunakan lambang bilangan masih berada pada tingkat yang rendah. Dari keseluruhan16 siswa yang menjadi focus kajian, sebanyak enam siswa (37,5%) belum mampu melaksanakan kegiatan tersebut secara mandiri, memerlukan bimbingan atau contoh langsung dari guru, dan dikategorikan sebagai belum berkembang (BB). Berikutnya, empat siswa (25%) memerlukan pengingat atau bantuan guru dalam melaksanakan tugas, dan mereka dikategorikan sebagai mulai berkembang (MB). Di sisi lain, tiga siswa (18,75%) sudah mampu melaksanakan tugas secara mandiri dan konsisten tanpa asistensi guru, sehingga mereka dikategorikan sebagai berkembang sesuai yang diinginkan (BSH). Sedangkan siswa sisanya, juga sebanyak 3 (18,75%), sudah dapat melaksanakan tugas secara mandiri dan bahkan membantu teman sebaya yang belum mencapai tingkat keterampilan yang diinginkan, maka mereka dikategorikan sebagai mampu berkembang sangat baik (BSB). Tabel.1. Lembar Pengamatan Kemampuan Menyusun Angka Siklus Satu Nama Siswa Aspek yang Diamati Jumlah 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 BB MB BSH BSB Alya Shakila BB BB BSH MB BSH BB BB MB BB BB 6 2 2 0 Azka Maulana MB BB MB MB BSH BB MB MB BSH BSH 2 5 3 0 ElkafGuevara BSH MB BSB BSH BSB BSB MB BSH BSB BSB 0 2 3 5 KaditAurora BB MB BB BB MB BSH BB BB BSH BB 5 2 2 0 Keyla N. BSH BSH MB MB BSH BB BSB BSH BSB BSH 2 2 5 1 Keyla sintia BSH BSH BSB BSB BSB BSH BSH BSB BSB BSB 0 0 4 6 Kian MB BB MB BSH BB BSH MB BB MB MB 3 5 2 0 SalmaAlfarizky BSH MB MB BSH BSB BSH BSH MB BSB BSH 0 3 5 2 Salsabila MB BSH BSH MB BSH MB MB MB BSB BSH 0 5 4 1 ShaniCahaya BB BB MB MB MB BB BSH BB BSH BB 5 3 2 0 Windi Azkia MB BSH MB BSH MB BB MB BSH BSH BSH 1 4 5 0 Naufal BB BB BB BB MB BB BB MB BB BB 8 2 0 0 Naura BB BB BB MB BSH MB BB BB BB BB 7 2 1 0 Rahandika MB BSB BB BSB BSB MB BSH BSH BSB BSB 1 2 2 5 Kayla Putri BB MB MB BSH BSH MB BB MB BSH BSH 2 4 4 0 Sovia MB BB BB BB MB BSH BB BB MB BB 6 3 1 0 CAPAIAN INDIKATOR 20% 15% 15% 25% 20% 10% 15% 10% 25% 30% *Kemampuan menyusun angka secara klasikal kategori Berkembang Sangat Baik (BSB) sebesar, (3/16 X100%) = 18,75% Aspek/Indikator Menyusun Angka (Dewi & Kusumah, 2018): Menghubungkan lambang bilangan dengan gambar Mengurutkan Lambang bilangan dari 1 hingga 10 Melengkapi lambang bilangan yang belum lengkap Menulis lambang bilangan menyesuaikan dengan jumlah ilustrasi Menulis notasi numerik pada hasil penambahan Menyebutkan jumlah gambar pada kartu angka Menyebutkan nama gambar pada kartu angka Mencocokan jumlah gambar yang ada dikartu angka Menyebut simbol angka 1 hingga 10 Menggunakan simbol angka untuk perhitungan Keterangan pada siklus satu, dari 16 anak didik: Enam anak (37.5%) belum bisa menyusun angka 1 hingga 10 dengan gambar kartu angka secara memuaskan, kategori belum mengalami perkembangan (BB). Jumlah ini turun di siklus satu menjadi empat anak (26%), menunjukkan perkembangan menjadi mulai berkembang (MB). Kemudian, di siklus satu , jumlahnya berkurang lagi menjadi tiga anak (18,75%), telah mencapai tingkat kategori menunjukkan kemajuan yang sesuai dengan harapan (BSH). Ada juga peningkatan yang signifikan di siklus satu, dimana tiga anak (18,75%) dapat menyusun angka 1 hingga 10 dengan baik, mencapai kategori berkembang sangat baik (BSB). Tabel 2. Lembar Pengamatan Kemampuan Menyusun Angka Siklus Dua Nama Siswa Aspek yang Diamati Jumlah 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 BB MB BSH BSB Alya Shakila MB BSH MB BB BSH BB BB BSH MB BB 4 3 3 0 Azka Maulana BSB BB BSB MB MB MB BSB MB BSB BSB 1 4 5 0 Elkafka Guevara MB BSH BSH BSB BSB MB BSB BSH BSB BSB 0 2 3 5 Kadita Aurora BSB BSB MB BSB MB BSB BSB BSH BSH BSB 0 4 2 1 Keyla N. BB MB MB BB BSH BB BSH MB MB BB 4 4 2 1 Keyla sintia BSH BSB BSB BSB BSB MB BSH MB BSB BSB 0 2 2 6 Kian BB MB MB BB MB MB BSH MB BB MB 3 7 1 0 Salman Alfarizky BSH BSH MB BSH BSB BSB BSH BSH MB BSH 0 2 6 2 Salsabila Putri BSB BSH MB BSB BSH BSB MB MB BSB BSH 0 4 3 3 Shania Cahaya BB MB BSH MB BB MB MB BSH BB BB 4 4 2 0 Windi Azkia MB BSB BSB BSH BSB MB BSB BSH MB BSB 0 3 2 5 Naufal Sugianto BB BB MB BB MB MB BB BB MB BB 6 4 0 0 Naura MB BSH BB BB MB MB BB MB BB BB 5 4 1 0 Rahandika Arka BSH BSB BSB BSB BSB BSH MB MB BSB BSB 0 2 2 6 Kayla Putri BSH MB BSH BSH BSH BSB BSB BSB BSH BSB 0 1 5 4 Sovia BB MB BB BB BSH BB MB MB BB BB 6 3 1 3 KETERCAPAIAN INDIKATOR 20% 10% 15% 25% 15% 15% 25% 30% 25% 20% *Kemampuan menyusun angka secara klasikal kategori Berkembang Sangat Baik (BSB) sebesar (4/16 X100%) = 25% Keterangan pada tahap siklus dua, dari 16 anak didik: Enam anak (37,5%) belum mampu menyusun angka 1 hingga 10 dengan kartu angka bergambar dengan baik (BB). Terjadi peningkatan menjadi empat anak (25%) yang mampu menyusun angka 1 hingga 10 dengan baik (MB). Jumlah ini kemudian meningkat lagi menjadi dua anak (12,5%) yang mencapai kemampuan yang diharapkan (BSH). Akhirnya, empat anak (25,5%) menunjukkan kemampuan sangat baik dalam menyusun angka 1 hingga 10 dengan kartu angka bergambar (BSB). PENUTUP Mengenal angka dengan aktivitas yang menyenangkan dapat membantu anak-anak mengembangkan minat mereka dalam matematika dan memahami konsep angka dengan lebih baik. Dengan memanfaatkan kartu angka bergambar ini dalam proses demonstrasi, pembelajaran angka dapat menjadi lebih menarik dan bermanfaat bagi pertumbuhan anak-anak. Berdasarkan peningkatan yang telah dicapai dalam pengembangan kemampuan berfikir anak dengan aktivitas penyusunan angka 1 hingga 10 dengan pendekatan demonstratif di PAUD Tunas Bangsa, Wanareja, Cilacap, dapat disimpulkan bahwa: Menyusun kartu angka 1 hingga 10 dengan gambar kartu gambar angka dapat mendorong perkembangan kognitif anak. Kegiatan menyusun angka 1 hingga 10 dengan gambar kartu angka dapat meningkatkan kemampuan berfikir siswa. Dari pembahasan hasil dari perbaikan yang dilakukan, oleh karena itu rekomendasi dan Langkah-langkah selanjutnya termasuk hal-hal berikut: Penyusunan angka 1 hingga 10 dengan teknik demonstrasi penting dalam mengasah keterampilan berfikir siswa. Perencanaan dan evalusi sangat perlu dilakukan supaya kegiatan pembelajaran dapat berkembang sesuai harapan. Supaya hasil belajar meningkat perlu media dan alat peraga yang memadai Guru seharusnya dapat menyajikan metode pembelajaran yang dinamis, inovatif, dan mengasyikkan agar dapat merangsang pertumbuhan pribadi anak-anak. DAFTAR PUSTAKA Al Umairi, M. (2024). Reinforcement of Social Emotional Early Childhood in the Era of Society 5.0. Al Hikmah: Indonesian Journal of Early Childhood Islamic Education (IJECIE), 8(1), 51-62. Al Umairi, M. (2023). Pengembangan Interaksi dan Perilaku Sosial Terhadap Pendidikan Anak Usia Dini di Abad 21. Kiddo: Jurnal Pendidikan Islam Anak Usia Dini, 4(2), 1-12. Al Umairi, M., Sidiq, A. M., & Karim, A. A. (2022). Kolaborasi Peran Orang tua dan Guru dalam Pembelajaran Anak Usia Dini di masa Pandemi Covid-19. Thufuli: Jurnal Ilmiah Pendidikan Islam Anak Usia Dini, 4(2), 27-46. Al Umairi, Mushab. "Teacher Creativity in Teaching Early Childhood at At-Taufiq Kindergarten Surabaya." Jurnal Pendidikan Islam Anak Usia Dini Al-Amin 1.1 (2023): 82-96. Andriani, D. (2022). Metode Penelitian (2nd ed.). Universitas Terbuka. Annas, A. (2019). Akuisisi Bahasa Kedua pada Anak Usia 4-5 tahun di RA Manafiul Ulum Kudus. ThufuLA: Jurnal Inovasi Pendidikan Guru Raudhatul Athfal, 7(2), 243–260. https://doi.org/10.21043/THUFULA.V7I2.5907 Awalia, N., Hente, A., & Idris, M. (2021). Penerapan Keterampilan Menyimak Pada Anak Melalui Metode Bercerita Dengan Boneka Tangan Di Kelompok B1 Tk Aisyiyah 1 Baolan. ECEIJ (Early Childhood Education Indonesian Journal), 4(1), 23–30. https://doi.org/10.31934/ECEIJ.V4I1.2091 Dahlan, K. (2022). Peningkatan Kemampuan Mengenal Konsep Bilangan melalui Media Kartu Angka pada Anak Usia 5-6 Tahun. Jurnal Edukasi Saintifik, 2(1), 9–18. Fitri, D., Ratnasari, S. L., & Zulkifli. (2020). Prosiding Seminar Nasional Universitas Islam Syekh Yusuf. Pengaruh Manajemen Perubahan, Kepemimpinan Transformational, Struktur Organisasi, Budaya Organisasi, Dan Disiplin Kerja Terhadap Kinerja Karyawan PKM Group Batam. Khosibah, S. A., & Dimyati. (2021). Bahasa Reseptif Anak Usia 3-6 tahun di Indonesia. Jurnal Obsesi: Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 5(2), 1860–1869. https://doi.org/10.31004/OBSESI.V5I2.1015 Kurniawati, E., Ilyas, S. N., & Alriani, I. (2021). Penggunaan Media Kartu Angka Untuk Pengembangan Kognitif Anak Usia 5-6 Tahun di TK Fath Kab. Majalengka Jawa Barat. Jurnal Pemikiran Dan Pengembangan Pembelajaran, 3(4), 50–55. Oktariyanti, D. (2022). Meningkatkan Kemampuan Memahami Konsep Bilangan 1-10 Dengan Kartu Angka Melalui Metode Demonstrasi Pada Anak Didik Kelompok B TK Bakti Mulia Tlepokkulon. AUDIENSI: Jurnal Pendidikan Dan Perkembangan Anak, 1(2), 95–104. https://doi.org/https://doi.org/10.24246/audiensi.vol1.no22022pp95-104 Oktaviani, S., Mawardah, M., Purnamasari, S. D., Panjaitan, F., Yulianingsih, E., & Oktaviani, N. (2024). Pengaruh Media Kartu Angka Bergambar Terhadap Kecerdasan Logika Matematika pada Taman Kanak-Kanak Mandiri Palembang. JPMNT : JURNAL PENGABDIAN MASYARAKAT NIAN TANA, 2(1), 161–170. https://doi.org/https://doi.org/10.59603/jpmnt.v2i1.322 Sidiq, A. M., Umairi, M. Al, & Salsabillah, N. I. (2022). Penerapan Metode Bercerita Menggunakan Boneka Tangan Untuk Mengembangkan Karakter Anak Pada Kelompok a. JP2KG AUD (Jurnal Pendidikan, Pengasuhan, Kesehatan Dan Gizi Anak Usia Dini), 3(2), 173–184. https://doi.org/10.26740/jp2kgaud.2022.3.2.173-184 Siti Aisyah dkk. (2022). Perkembangan dan Konsep Dasar Pengembangan Anak Usia Dini (2nd ed.). Universitas Terbuka. Sri Damayanti, Arbayah, & Hasbi Sjamsir. (2023). Meningkatkan Kemampuan Mengenal Angka Melalui Media Kartu Angka Bergambar Di Tk Cahaya Mulya Palaran Tahun Pembelajaran 2020/2021. BEduManageRs Journal Borneo Educational Management and Research Journa, 4(1), 106–116. https://doi.org/https://doi.org/10.30872/bedu.v4i1.3290 Sriani, N. W., Pf, K. A. P. D., & Luwih, I. M. (2021). Pembentukan Karakter Anak Usia Dini Melalui Kegiatan Mendongeng Dengan Media Buku Cerita Bergambar Di Tk Paramawangsa Denpasar Utara. Pratama Widya: Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 125–131. https://doi.org/10.25078/PW.VI.416 Sujiono, Y. N. (2022). Metode Pengembangan Kognitif (2nd ed.). Universitas Terbuka. Tai, M. A., Meka, M., & Rawa, N. R. (2021). Pengembangan Media Kartu Angka Bergambar untuk Melatih Kemampuan Kognitif dalam Mengenal Lambang Bilangan pada Anak Usia Dini. Jurnal Citra Pendidikan, 1(2), 323–333. https://doi.org/https://doi.org/10.38048/jcp.v1i2.266 Umairi, M. A., & Lillawati, A. (2023). PENGEMBANGAN INTERAKSI SOSIAL TERHADAP PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DALAM PERSPEKTIF ISLAM DI ABAD 21. Jurnal ADAM: Jurnal Pengabdian Masyarakat, 2(2), 274-280. Windiarto, T., Yusuf, A. H., Nugroho, S., Latifah, S., Solih, R., & Hermawati, F. (2019). Profil Anak Indonesia 2019. Kementerian Pemerdayaan Perempuan dan Perlindngan Anak (KPPPA). Vol 6 No 2 (2024) P ISSN 2615-160X || E ISSN 2987-5501 10.30587/jieec.v%vi%i.7891 1 – JIEEC UMG