Skip to main content
Dedi  Herdiandah Sujaya

    Dedi Herdiandah Sujaya

    Research Interests:
    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1) Jumlah usahatani padi organik pada kelompok petani Kalapa Herang di Desa Setiawaras Kabupaten Cibalong Kabupaten Tasikmalaya. 2) Jumlah pendapatan usahatani padi organik pada kelompok Kelapa... more
    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1) Jumlah usahatani padi organik pada
    kelompok petani Kalapa Herang di Desa Setiawaras Kabupaten Cibalong Kabupaten Tasikmalaya.
    2) Jumlah pendapatan usahatani padi organik pada kelompok Kelapa Herang di Desa Setiawaras
    Kabupaten Cibalong Kabupaten Tasikmalaya. 3) Jumlah R/C usahatani padi sawah pada
    kelompok petani Kalapa Herang di Desa Setiawaras Kabupaten Cibalong Kabupaten Tasikmalaya.
    Metode yang digunakan adalah metode studi kasus. Total sampel 20 petani. Hasil analisis
    menunjukkan bahwa:
    1) Biaya produksi per hektar dalam satu proses produksi pada usahatani padi organik sebesar Rp
    12.333.887,96, terdiri dari biaya tetap Rp 768.784,62 dan biaya variabel 11.863.376,47
    2) Jumlah pendapatan menjadi Rp 24.297.264, 44 dan jumlah pendapatan per hektar dalam satu
    proses produksi pada usahatani padi organik Rp 11.963.376,47
    3) Jumlah R / C pada usahatani padi organik per hektar dalam satu proses produksi pada kelompok
    petani Kalapa Herang di Desa Setiawaras 1,97. berarti biaya produksi sebesar Rp. 1 dapat
    menghasilkan pendapatan sebesar Rp 1,97 untuk mendapatkan pendapatan sebesar Rp 0,97
    sehingga pertanian padi organik pada kelompok petani Kalapa Herang di desa Setiawaras
    menguntungkan.
    Kata Kunci : Usahatani, Padi,Organik, Cibalong, Tasikmalaya
    Research Interests:
    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) Besarnya rata-rata biaya yang digunakan pada agroindustri tempe dalam satu kali proses produksi di Desa Pananjung Kecamatan Pangandaran Kabupaten Pangandaran, (2) Besarnya rata-rata... more
    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) Besarnya rata-rata biaya yang digunakan
    pada agroindustri tempe dalam satu kali proses produksi di Desa Pananjung Kecamatan
    Pangandaran Kabupaten Pangandaran, (2) Besarnya rata-rata penerimaan dan rata-rata pendapatan
    yang diterima agroindustri tempe dalam satu kali proses produksi di Desa Pananjung Kecamatan
    Pangandaran Kabupaten Pangandaran, (3) Besarnya rata-rata R/C agroindustri tempe dalam satu
    kali proses produksi di Desa Pananjung Kecamatan Pangandaran Kabupaten Pangandaran.
    Jenis penelitian yang digunakan adalah studi kasus. Data yang dipergunakan adalah data
    primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari hasil wawancara dan kuesioner, sedangkan
    data sekunder diperoleh melalui studi pustaka, dinas dan instansi terkait. Jumlah responden
    sebanyak 3 perajin yang diperoleh secara sensus. Analisis yang digunakan adalah biaya,
    penerimaan, pendapatan, dan R/C.
    Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa:
    3. Rata-rata biaya total agroindustri tempe di Desa Pananjung Kecamatan Pangandaran
    Kabupaten Pangandaran dalam satu kali proses produksi adalah Rp 870.154,65.
    4. Rata-rata penerimaan agroindustri tempe di Desa Pananjung Kecamatan Pangandaran
    Kabupaten Pangandaran dalam satu kali proses produksi adalah Rp 1.067.666,67; dan ratarata
    pendapatan dalam satu kali proses produksi adalah sebesar Rp 197.512,02.
    5. Rata-rata R/C dalam satu kali proses produksi adalah 1,21. Artinya setiap mengeluarkan biaya
    Rp. 1,00 akan menghasilkan penerimaan sebesar Rp. 1,21 dan pendapatan Rp. 0,21 sehingga
    usaha agroindustri tempe di Desa Pananjung Kecamatan Pangandaran Kabupaten
    Pangandaran menguntungkan dan layak untuk diusahakan.
    Kata Kunci: Kabupaten Pangandaran, R/C, tempe
    Research Interests:
    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) besarnya biaya yang dikeluarkan pada agroindustri kecap “Cap Jago” di Desa Cibenda Kecamatan Parigi Kabupaten Pangandaran dalam satu kali proses produksi, (2) besarnya penerimaan dan... more
    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) besarnya biaya yang dikeluarkan pada
    agroindustri kecap “Cap Jago” di Desa Cibenda Kecamatan Parigi Kabupaten Pangandaran dalam
    satu kali proses produksi, (2) besarnya penerimaan dan pendapatan yang diterima agroindustri
    kecap “Cap Jago” di Desa Cibenda Kecamatan Parigi Kabupaten Pangandaran dalam satu kali
    proses produksi, (3) besarnya nilai tambah agroindustri kecap “Cap Jago” di Desa Cibenda
    Kecamatan Parigi Kabupaten Pangandaran dalam satu kali proses produksi.
    Jenis penelitian yang digunakan adalah studi kasus. Data yang dipergunakan adalah data
    primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari hasil wawancara dan kuesioner, sedangkan
    data sekunder diperoleh melalui studi pustaka, dinas dan instansi terkait. Jumlah responden
    sebanyak 1 responden yang diperoleh secara purposive sampling. Analisis yang digunakan adalah
    biaya, penerimaan, pendapatan, dan nilai tambah.
    Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa:
    1. Biaya yang dikeluarkan oleh pengusaha agroindustri kecap “Cap Jago” yang berada di Desa
    Cibenda Kecamatan Parigi Kabupaten Pangandaran dalam satu kali proses produksi adalah
    sebesar Rp 17.611.885,19.
    2. Penerimaan diperoleh pengusaha agroindustri kecap “Cap Jago” yang berada di Desa Cibenda
    Kecamatan Parigi Kabupaten Pangandaran dalam satu kali proses produksi adalah sebesar Rp
    24.000.000,00. Sedangkan pendapatan yang diperoleh pengusaha agroindustri kecap “Cap
    Jago” sebesar Rp 6.388.114,81 per satu kali proses produksi.
    3. Nilai tambah yang diperoleh pengusaha agroindustri kecap “Cap Jago” yang berada di Desa
    Cibenda Kecamatan Parigi Kabupaten Pangandaran yaitu sebesar Rp 199.923,28 per kilogram
    dengan total produksi kecap sebanyak 1.000 liter dalam satu kali proses produksi.
    Kata Kunci: Kabupaten Pangandaran, kecap, nilai tambah
    Research Interests:
    Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) Karakteristik sosial ekonomi petani peserta kegiatan SL-PTT padi sawah ditinjau dari tingkat pendidikan, umur, pengalaman petani, jumlah tanggungan dan luas lahan di Kelompok Tani... more
    Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) Karakteristik sosial ekonomi petani peserta kegiatan SL-PTT padi sawah ditinjau dari tingkat pendidikan, umur, pengalaman petani, jumlah tanggungan dan luas lahan di Kelompok Tani Harapan Makmur Desa Campaka Kecamatan Cigugur Kabupaten Pangandaran, dan (2) Tingkat partisipasi petani dalam kegiatan di Kelompok Tani Harapan Makmur Desa Campaka Kecamatan Cigugur Kabupaten Pangandaran. Jenis penelitian yang digunakan adalah studi kasus dengan menggunakan data primer dan data sekunder. Jumlah responden sebanyak 37 petani padi sawah yang menjadi anggota Kelompok Tani Harapan Makmur Desa Campaka yang diambil secara sensus. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: 1. Karakteristik sosial ekonomi petani peserta kegiatan SL-PTT pad sawah di Kelompok Tani Harapan Makmur Desa Campaka Kecamatan Cigugur Kabupaten Pangandaran sebagiab besar pada kategori sedang sebanyak 31 orang atau sekitar 83,78 persen, kemudian kategori rendah sebanyak 4 orang atau sekitar 10,81 persen dan kategori tinggi sebanyak 2 orang atau sekitar 5,41 persen. 2. Tingkat partisipasi petani dalam kegiatan di Kelompok Tani Harapan Makmur Desa Campaka Kecamatan Cigugur Kabupaten Pangandaran berada di tangga partnership atau bekerjsama level degrees of citizen power yang berarti bahwa petani yang hadir dalam rapat/pertemuan dapat bernegosiasi dan terlibat dalam pengambilan keputusan.
    Research Interests:
    Abstrak Kedelai merupakan salah satu pangan utama dengan permintaan yang tinggi karena meupakan sumber protein dengan harga terjangkau. Permintaan akan kedelai sangat tinggi namun belum mampu terpenuhi oleh produksi nasional. Usahatani... more
    Abstrak Kedelai merupakan salah satu pangan utama dengan permintaan yang tinggi karena meupakan sumber protein dengan harga terjangkau. Permintaan akan kedelai sangat tinggi namun belum mampu terpenuhi oleh produksi nasional. Usahatani kedelai di Kecamatan Jatiwaras, Kabupaten Tasikmlaya berdasarkan periode produksi dan bentuk panen dibedakan atas kedelai polong tua dan kedelai polong muda. Tujuan penelitian ini adalah mengkaji perbedaan cara produksi, pendapatan usahatani, dan analisis RC rasio kedelai polong tua dan kedelai polong muda. Responden dalam penelitian ini berjumlah 42 orang yang diambil secara purposive. Metode penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif dengan alat analisis yang digunakan yaitu analisis pendapatan usahatani,dan analisis RC rasio. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan cara produksi antara usahatani kedelai polong tua dan polong Perbedan tersebut terletak pada kegiatan pemanenan, pasca panen, dan pemasaran. Kedelai polong tua dipanen pada 90-100 hst sementara kedelai polong muda pada 60-70 hst. Pada usahatani kedelai polong tua terdapat kegiatan pasca panen, sementara pada usahatni kedelai polong tua tidak. Pendapatan usahatani kedelai polong tua dan polong muda positif dengan jumlah masing-masing Rp. 4.005.516,30 dan Rp. 6.527.857,21. Hasil analisis RC rasio, kedua usahatani kedelai tersebut dapat dikatakan layak dengan nilai kedelai polong tua 2,04 dan nilai kedelai polong muda 3,96. Kesimpulan dari kedua analisis tersebut adalah bahwa usahatani kedelai polong muda lebih menguntungkan dan efisien dibandingkan usahatani kedelai polong tua.
    Research Interests:
    Abstrak Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui: (1) Besarnya biaya yang dikeluarkan per satu kali proses produksi pada seorang perajin tempe di Desa Cikembulan Kecamatan Sidamulih Kabupaten Pangandaran, (2) Besarnya... more
    Abstrak Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui: (1) Besarnya biaya yang dikeluarkan per satu kali proses produksi pada seorang perajin tempe di Desa Cikembulan Kecamatan Sidamulih Kabupaten Pangandaran, (2) Besarnya penerimaan yang diperoleh per satu kali proses produksi pada seorang perajin tempe di Desa Cikembulan Kecamatan Sidamulih Kabupaten Pangandaran, dan (3) Besarnya pendapatan yang diperoleh per satu kali proses produksi pada seorang perajin tempe di Desa Cikembulan Kecamatan Sidamulih Kabupaten Pangandaran. Penelitian dilaksanakan dengan menggunakan studi kasus. Responden penelitian diambil secara purposif dengan pertimbangan skala produksi tertinggi. Data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif dengan menggunakan analisis biaya dan pendapatan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Besarnya biaya yang dikeluarkan per satu kali proses produksi pada seorang perajin tempe di Desa Cikembulan Kecamatan Sidamulih Kabupaten Pangandaran sebesar Rp 2.365.726,37, (2) Besarnya penerimaan yang diperoleh per satu kali proses produksi pada seorang perajin tempe di Desa Cikembulan Kecamatan Sidamulih Kabupaten Pangandaran sebesar Rp 3.350.000,-dan (3) Besarnya pendapatan yang diperoleh per satu kali proses produksi pada seorang perajin tempe di Desa Cikembulan Kecamatan Sidamulih Kabupaten Pangandaran sebesar Rp 984.273,63,
    Research Interests:
    Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui: (1) Kelayakan usahatani manggis yang dijalankan oleh seorang petani manggis di Desa Cibanten Kecamatan Cijulang Kabupaten Pangandaran, (2) Payback period (jangka waktu tercapainya net... more
    Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui: (1) Kelayakan usahatani manggis
    yang dijalankan oleh seorang petani manggis di Desa Cibanten Kecamatan Cijulang Kabupaten
    Pangandaran, (2) Payback period (jangka waktu tercapainya net benefit menyamai investasi) pada
    usaha tani manggis yang dijalankan oleh seorang petani manggis di Desa Cibanten Kecamatan
    Cijulang Kabupaten Pangandaran.
    Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode studi kasus.
    Penarikan sampel dalam penelitian ini menggunakan Purposive Sampling. Responden dipilih
    secara sengaja sebagai sampel dengan alasan petani pertama yang menanam manggis pada lahan
    seluas 2 hektar.
    Analisis yang digunakan dalam usahatani manggis ini adalah analisis kelayakan finansial
    yaitu dengan menggunakan rumus NPV, IRR, Net B/C dan Payback Period. Hasil analisis
    menunjukkan:
    1. Nilai NPV sebesar RP. 10.383.611 berarti responden memperoleh keuntungan pada tingkat
    bunga 9 persn sebesar RP. 10.383.611, Nilai Net B/C sebesar 1,17 ini berarti setiap 1,00
    modal yang ditanam pada usahatani manggis akan memperoleh manfaat sebesar 1,17. Nilai
    IRR yang diperoleh sebesar 11 persen, berarti tingkat bunga bank maksimum yang mampu
    dibayar oleh responden sebesar 11 persen pertahun atau lebih besar dari tingkat bunga 9
    persen. Dilihat dari nilai NPV, Net B/C dan IRR maka usahatani manggis di
    2. Desa Cibanten Kecamatan Cijulang Kabupaten Pangandaran Layak diusahakan.
    3. Payback Period yang diperoleh pada usahatani manggis yang diusahakan responden di Desa
    Cibanten Kecamatan Cijulang Kabupaten Pangandaran dicapai pada 13 tahun 1 bulan.
    Kata Kunci : Usahatani, Manggis
    Research Interests:
    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : (1) Potensi Produksi Padi Sawah Di Kabupaten Ciamis; (2) Potensi Luas Lahan Padi Sawah Di Kabupaten Ciamis; (3) Potensi Produktivitas Padi Sawah Di Kabupaten Ciamis. Dalam penelitian ini... more
    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : (1) Potensi Produksi Padi Sawah Di Kabupaten Ciamis; (2) Potensi Luas Lahan Padi Sawah Di Kabupaten Ciamis; (3) Potensi Produktivitas Padi Sawah Di Kabupaten Ciamis. Dalam penelitian ini digunakan studi pustaka/literatur sebagai objek kajian. Menurut (subiyanto, 1987) literatur pada hakekatnya merupakan hasil olah budi manusia dalam bentuk karya tulis guna menuangkan gagasan/pandangan hidup seseorang atau sekelompok orang. Penelitian terhadap literatur bukan berarti melakukan penelitian terhadap buku semata, tetapi lebih ditekankan terhadap esensi yang terkandung dalam buku tersebut. Potensi padi sawah, dapat
    diketahui dengan melihat data yang telah dikumpulkan oleh instansi dan lembaga-lembaga pemerintahan yang mengurusi serta mencatat jumlah padi sawah yang mampu dihasilkan oleh daerah tersebut, selanjutnya dengan memperhatikan luas lahan, produksi dan produktivitas padi
    sawah tersebut, kita dapat menyimpulkan seberapa besar potensi padi sawah di daerah tersebut. Setelah melihat data, kita lakukan penelitian dengan cara time series (deret waktu) yang meliputi data jumlah produksi,produktivitas dan luas lahan yang tercatat selama 11 tahun terakhir. Hasil penelitian menunjukan bahwa :
    1. Potensi produksi padi sawah di Kabupaten Ciamis pada tahun 2014 adalah adalah sebesar 804.305, 26 Kw. Atau 80.430,52 Ton.
    2. Potensi luas lahan padi sawah di Kabupaten Ciamis pada tahun 2014 adalah sebesar : 15.841 Hektar 3. potensi produktivitas padi sawah di Kabupaten Ciamis pada tahun 2014 adalah sebesar :
    52,52 Kw./Hektar Menurut Supriatna, (2000) pembangunan pada hakikatnya merupakan perubahan yang terencana dari situasional yang satu ke situasional yang lain yang dinilai lebih baik atau adanya
    proses perubahan menuju kehidupan lebih baik.
    Kata kunci : Produksi, Produktivitas, Padi
    Research Interests:
    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) Besarnya rata-rata biaya yang dikeluarkan pada usahatani kedelai per hektar per satu kali musim tanam di Kelompok Tani Harapan Maju Desa Cigugur Kecamatan Cigugur Kabupaten Pangandaran, (2)... more
    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) Besarnya rata-rata biaya yang dikeluarkan pada usahatani kedelai per hektar per satu kali musim tanam di Kelompok Tani Harapan Maju Desa Cigugur Kecamatan Cigugur Kabupaten Pangandaran, (2) Besarnya rata-rata penerimaan dan
    rata-rata pendapatan yang diterima petani per hektar per satu kali musim tanam di di Kelompok Tani Harapan Maju Desa Cigugur Kecamatan Cigugur Kabupaten Pangandaran, (3) Besarnya ratarata
    R/C usahatani kedelai per hektar per satu kali musim tanam di di Kelompok Tani Harapan Maju Desa Cigugur Kecamatan Cigugur Kabupaten Pangandaran. Jenis penelitian yang digunakan adalah studi kasus. Data yang dipergunakan adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari hasil wawancara dan kuesioner, sedangkan
    data sekunder diperoleh melalui studi pustaka, dinas dan instansi terkait. Jumlah responden sebanyak 40 petani kedelai yang diperoleh secara sensus. Analisis yang digunakan adalah biaya, penerimaan, pendapatan, dan R/C. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa:
    1. Rata-rata biaya total usahatani kedelai di Kelompok Tani Harapan Maju Desa Cigugur Kecamatan Cigugur Kabupaten Pangandaran per hektar per satu kali musim tanam adalah Rp 5.347.495,08.
    2. Rata-rata penerimaan usahatani kedelai di Kelompok Tani Harapan Maju Desa Cigugur Kecamatan Cigugur Kabupaten Pangandaran per hektar per satu kali musim tanam adalah Rp 7.376.292,00; dan rata-rata pendapatan dalam satu kali musim tanam adalah sebesar Rp 2.028.796,92. 3. Rata-rata R/C per hektar per satu kali musim tanam adalah 1,42 artinya usahatani kedelai di Kelompok Tani Harapan Maju Desa Cigugur Kecamatan Cigugur Kabupaten Pangandaran
    menguntungkan dan layak untuk diusahakan.
    Kata Kunci: Kabupaten Pangandaran, usahatani kedelai, varietas lokon
    Research Interests:
    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : (1) Besarnya biaya, penerimaan, dan pendapatan pada agroindustri gula kelapa dalam satu kali proses produksi, (2) Besarnya nilai rentabilitas pada agroindustri gula kelapa dalam satu kali proses... more
    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : (1) Besarnya biaya, penerimaan, dan pendapatan pada agroindustri gula kelapa dalam satu kali proses produksi, (2) Besarnya nilai rentabilitas pada agroindustri gula kelapa dalam satu kali proses produksi, (3) Besarnya penyerapan tenaga kerja pada agroindustri gula kelapa dalam satu kali proses produksi. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Bantar Kecamatan Wanareja Kabupaten Cilacap dengan menggunakan metode survai, dan teknik penarikan sampel dalam penelitian ini menggunakan metode acak sederhana (simple random sampling). Responden yang diambil sebagai sampel sebanyak 31 orang yaitu 15 persen dari seluruh perajin gula kelapa dengan jumlah anggota populasi sebanyak 208 orang. Data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif dan analisis dilakukan dalam satu kali proses produksi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari rata-rata bahan baku nira kelapa sebanyak 40,06 liter menghasilkan gula kelapa sebanyak 9,7580645 kilogram dalam satu kali proses produksi, dan diketahui bahwa (1) Besarnya biaya produksi rata-rata Rp. 78.711,932, besarnya penerimaan rata-rata Rp. 97.580,645, sehingga besarnya pendapatan rata-rata Rp. 18.868,713. (2) Besarnya nilai rentabilitas agroindustri gula kelapa dalam satu kali proses produksi adalah 23,97 persen, artinya rata-rata kemampuan agroindustri gula kelapa untuk menghasilkan laba adalah sebesar 23,97 persen dari modal yang dikeluarkan dalam satu kali proses produksi. (3) Besarnya penyerapan tenaga kerja dalam agroindustri gula kelapa yang ada di Desa Bantar Kecamatan Wanareja Kabupaten Cilacap adalah sebesar 6,91 persen atau 416 orang dari seluruh jumlah angkatan kerja. Kata kunci : rentabilitas, penyerapan tenaga kerja, agroindustri, gula kelapa
    Research Interests:
    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) kinerja sektor pertanian dan sektor perekonomian lainnya di Kota Banjar, (2) kinerja subsektor pertanian Kota Banjar, (3) kinerja sektor pertanian dan sektor perekonomian lainnya kedepan di... more
    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) kinerja sektor pertanian dan sektor perekonomian lainnya di Kota Banjar, (2) kinerja subsektor pertanian Kota Banjar, (3) kinerja sektor pertanian dan sektor perekonomian lainnya kedepan di Kota Banjar, (4) kinerja subsektor pertanian kedepan di Kota Banjar, (5) faktor utama yang menetukan kinerja sektor petanian dan subsektor pertanian di Kota Banjar. Jenis penelitian yang digunakan adalah metode analisis data sekunder. Data yang dipergunakan adalah data PDRB Kota Banjar dan PDRB Jawa Barat. Analisis yang digunakan adalah analisis Location Quotient (LQ), Dynamic Location Quotient (DLQ), dan Shift Share. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: 1. Berdasarkan analisis LQ, kinerja sektor pertanian menjadi sektor basis dalam pertumbuhan perekonomian wilayah di Kota Banjar. 2. Berdasarkan analisis LQ, subsektor pertanian yang memiliki kinerja sebagai subsektor basis adalah subsektor perkebunan dan subsektor peternakan. 3. Berdasarkan analisis DLQ, kinerja sektor pertanian diperkirakan berubah menjadi sektor non basis dalam pertumbuhan perekonomian wilayah di Kota Banjar. 4. Berdasarkan analisis DLQ, subsektor pertanian yang diperkirakan memiliki kinerja sebagai subsektor basis adalah subsektor perkebunan, peternakan dan perikanan. 5. Berdasarkan analisis shift share, faktor yang menentukan kinerja sektor pertanian dan subsektor tanaman bahan makanan adalah faktor struktur ekonomi, sedangkan faktor yang menentukan kinerja subsektor perkebunan, peternakan, kehutanan dan perikanan di wilayah Kota Banjar adalah faktor lokasi. Kata kunci : kinerja, kota banjar, sektor pertanian
    Research Interests:
    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : 1) Besarnya biaya, penerimaan dan pendapatan dari usahatani penangkaran benih padi (Oryza sativa L.) Varietas Ciherang per hektar per musim tanam di Desa Purwajaya Kecamatan Purwadadi Kabupaten... more
    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : 1) Besarnya biaya, penerimaan dan pendapatan dari usahatani penangkaran benih padi (Oryza sativa L.) Varietas Ciherang per hektar per musim tanam di Desa Purwajaya Kecamatan Purwadadi Kabupaten Ciamis; dan 2) Besarnya R/C usahatani penangkaran benih padi (Oryza sativa L.) Varietas Ciherang per hektar per musim tanam di Desa Purwajaya Kecamatan Purwadadi Kabupaten Ciamis. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus pada seorang petani penangkaran benih padi (Oryza sativa L.) Varietas Ciherang di Desa Purwajaya Kecamatan Purwadadi Kabupaten Ciamis. Teknik penarikan sampel dalam penelitian ini dilakukan secara sengaja atau sampel bertujuan (purposive sampling), yaitu pada seorang petani penangkaran benih padi (Oryza sativa L.) Varietas Ciherang di Desa Purwajaya Kecamatan Purwadadi Kabupaten Ciamis yang bernama Kasmin. Hasil penelitian menunjukkan bahwa : 1) Besarnya biaya adalah sebesar Rp 17.480.683,84, penerimaan sebesar Rp 33.076.917,00, sehingga pendapatan sebesar Rp 15.596.216,16 dari usahatani penangkaran benih padi (Oryza sativa L.) Varietas Ciherang per hektar per musim tanam di Desa Purwajaya Kecamatan Purwadadi Kabupaten Ciamis. 2) Besarnya R/C usahatani penangkaran benih padi (Oryza sativa L.) Varietas Ciherang per hektar per musim tanam di Desa Purwajaya Kecamatan Purwadadi Kabupaten Ciamis sebesar 1,89. Artinya bahwa setiap satu rupiah biaya yang dikeluarkan petani akan memperoleh penerimaan sebesar 0,89 rupiah dan pendapatan sebesar 0,89 rupiah. Kata kunci : analisis usahatani, penangkaran benih padi (oryza sativa l.) varietas Ciherang
    Research Interests:
    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) Besarnya biaya, penerimaan dan pendapatan dari usahatani jamur tiram (Pleurotus ostreatus) per satu musim tanam di Kelurahan Pataruman Kecamatan Pataruman Kota Banjar; dan (2) Besarnya titik... more
    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) Besarnya biaya, penerimaan dan pendapatan dari usahatani jamur tiram (Pleurotus ostreatus) per satu musim tanam di Kelurahan Pataruman Kecamatan Pataruman Kota Banjar; dan (2) Besarnya titik impas usahatani jamur tiram (Pleurotus ostreatus) per satu musim tanam di Kelurahan Pataruman Kecamatan Pataruman Kota Banjar. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus pada petani jamur tiram di Kelurahan Pataruman Kecamatan Pataruman Kota Banjar. Pengambilan sampel dilakukan dengan sensus, dan analisis data menggunakan analisis biaya, penerimaan, pendapatan dan titik impas/Break Even Point (BEP). Hasil penelitian menunjukkan bahwa: Besarnya biaya yang dikeluarkan (biaya tetap dan biaya variabel) dari usahatani jamur tiram per satu musim tanam di Kelurahan Pataruman Kecamatan Pataruman Kota Banjar adalah rata-rata sebesar Rp. 10.659.363,83. Rata-rata produksi usahatani jamur tiram yang dicapai oleh responden sebanyak 1.337 kilogram per satu musim tanam. Adapun harga jual jamur tiram berkisar rata-rata Rp. 9.800,00 per kilogram. Maka penerimaan rata-rata sebesar Rp. 13.123.500,00 per musim tanam, sehingga pendapatan rata-rata sebesar Rp. 2.464.136,17 per musim tanam. Besar BEP pada usahatani jamur tiram di Kelurahan Pataruman, Kecamatan Pataruman Kota Banjar yaitu BEPnp sebesar Rp. 6.221.485,58 dan BEPvp 634,85 kilogram dengan BEPh sebesar Rp. 7.972,60 per kilogram sedangkan BEPLL 88,19 m2 agar usahatani jamur tiram yang dijalankan tidak untung dan tidak rugi dalam satu musim tanam. Kata kunci : jamur tiram (Pleurotus ostreatus), biaya, pendapatan, penerimanaan, titik impas/Break Even Point (BEP)
    Research Interests:
    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) Besarnya biaya, penerimaan dan pendapatan dari usaha pembibitan manglid pada Kelompok Tani balebat di Desa Neglasari Kecamatan Salawu Kabupaten Tasikmalaya dalam satu kali proses produksi.... more
    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) Besarnya biaya, penerimaan dan pendapatan dari
    usaha pembibitan manglid pada Kelompok Tani balebat di Desa Neglasari Kecamatan Salawu
    Kabupaten Tasikmalaya dalam satu kali proses produksi. (2) Besarnya R/C dari usaha pembibitan
    manglid pada Kelompok Tani balebat di Desa Neglasari Kecamatan Salawu Kabupaten Tasikmalaya
    dalam satu kali proses produksi. Penelitian ini dilaksanakan Pada Kelompok Tani Balebat di Desa
    Neglasari Kecamatan Salawu Kabupaten Tasikmalaya dengan menggunakan metode studi kasus.
    Pengambilan sampel untuk Kelompok Tani Balebat di Desa Neglasari Kecamatan Salawu Kabupaten
    Tasikmalaya menggunakan Purposive Sampling (sampel yang sengaja dipilih atau tidak acak),
    sedangkan penarikan sampel untuk petani dilakukan dengan cara sensus. Hasil penelitian
    menunjukkan bahwa: Biaya yang dikeluarkan untuk melaksanakan usaha pembibitan manglid per
    hektar dalam satu kali proses produksi adalah Rp 120.868.618,74. Penerimaan yang diperoleh
    dalam usaha pembibitan manglid per hektar dalam satu kali proses produksi adalah Rp
    251.852.532 dan pendapatan yang diperoleh dari usaha pembibitan manglid per hektar
    dalam satu kali proses produksi adalah Rp 130.983.913,26. Besarnya R/C usaha pembibitan
    manglid pada Kelompok Tani Balebat di Desa Neglasari Kecamatan Salwu Kabupaten Tasikmalaya
    adalah 2,083 artinya untuk setiap Rp 1 biaya yang dikeluarkan dalam melaksanakan usaha
    pembibitan manglid diperoleh penerimaan Rp 2,083 sehingga pendapatan yang diperoleh sebesar
    1,083 Karena Nilai R/C > 1 maka usaha pembibitan manglid tersebut menguntungkan dan layak
    untuk dilaksanakan.
    Research Interests:
    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) Tingkat partisipasi petani dalam kegiatan SL-PHT pada usahatani manggis, dan (2) Dampak SL-PHT terhadap tingkat partisipasi petani pada usahatani manggis (Gracinia mangostana L.). Jenis... more
    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) Tingkat partisipasi petani dalam kegiatan SL-PHT
    pada usahatani manggis, dan (2) Dampak SL-PHT terhadap tingkat partisipasi petani pada usahatani
    manggis (Gracinia mangostana L.). Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi
    kasus pada Kelompok Tani Kencana Mekar di Desa Puspajaya Kecamatan Puspahiang Kabupaten
    Tasikmalaya. Seluruh anggota Kelompok Tani Kencana Mekar sebanyak 50 orang diambil sebagai
    sampel penelitian atau dilaksanakan sensus. Tingkat partisipasi petani dalam kegiatan SL-PHT pada
    usahatani manggis dianalisis secara deskriptif; sedangkan dampak SL-PHT terhadap tingkat
    partisipasi petani dianalisis dengan dianalisis menggunakan pendekatan statistika non parametrik
    yaitu uji tanda. Hasil penelitian menunjukan: (1) Tingkat partisipasi petani sebelum mengikuti SLPHT
    termasuk dalam kategori rendah, dan setelah mengikuti SL-PHT termasuk dalam kategori tinggi;
    terutama pada teknis budidaya tanaman sehat dan pembudidayaan fungsi musuh alami pada tanaman
    manggis (Gracinia mangostana L.), dan (2) SL-PHT yang dilaksanakan pada kelompok tani Kencana
    Mekar di Desa Puspajaya Kecamatan Puspahiang Kabupaten Tasikmalaya memberikan dampak
    positif yang nyata terhadap tingkat partisipasi petani pada usahatani manggis (Gracinia mangostana
    L.).
    Research Interests:
    ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui 1) Besarnya pendapatan agroindustri gula kelapa per bulan di Desa Sukanagara Kecamatan Lakbok Kabupaten Ciamis, 2) Besarnya pendapatan total keluarga perajin usaha gula kelapa per... more
    ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui 1) Besarnya pendapatan agroindustri gula kelapa per bulan di Desa Sukanagara Kecamatan Lakbok Kabupaten Ciamis, 2) Besarnya pendapatan total keluarga perajin usaha gula kelapa per bulan di Desa Sukanagara Kecamatan Lakbok Kabupaten Ciamis, 3) Besarnya kontribusi pendapatan agroindustri gula kelapa per bulan terhadap pendapatan total keluarga perajin di Desa Sukanagara Kecamatan Lakbok Kabupaten Ciamis. Metode yang digunakan dalam penelitian ini analisis deskriptif dengan teknik survey. Sedangkan untuk menganalisis data yang diperoleh digunakan Analisis ekonomi yang meliputi analisa biaya, penerimaan, pendapatan dan kontribusi pendapatan usaha gula kelapa. Hasil dari penelitian dan pengolahan data menunjukan bahwa 1) Jumlah rata-rata pendapatan agroindustri gula kelapa di Desa Sukanagara Kecamatan Lakbok Kabupaten Ciamis sebesar Rp 1.406.669,29 per bulan. 2) Jumlah rata-rata pendapatan total keluarga perajin di Desa Sukanagara Kecamatan Lakbok Kabupaten Ciamis sebesar Rp 1.902.663,61 per bulan. 3) Kontribusi pendapatan dari usaha gula kelapa terhadap pendapatan total keluarga perajin responden rata-rata sebesar 73,93% per bulan. Diharapkan Agroindustri gula kelapa dipertahankan bahkan ditingkatkan dengan cara penambahan modal sehingga diperoleh pendapatan yang lebih besar.
    This study was conducted using the stochastic frontier production function which incorporates technical efficiency effect model. The research data was obtained from 40 soybean farmers by using structured questionnaire. The parameter... more
    This study was conducted using the stochastic frontier production function which incorporates technical efficiency effect model. The research data was obtained from 40 soybean farmers by using structured questionnaire. The parameter values are estimated simultaneously using the technical efficiency effect model. The result showed that seed, labor, chemical fertilizer and organic fertilizer have significant effect to soybean production, while land and insecticide have no significant effect. The inefficiency model shows that age, experience and family size have significant effect to the level of technical inefficiency, whereas education has no significant effect.
    Research Interests:
    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui saluran pemasaran kelapa mulai dari produsen sampai ke konsumen, besarnya marjin pemasaran pada masing-masing lembaga pemasaran kelapa dari produsen ke konsumen, dan persentase harga yang diterima... more
    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui saluran pemasaran kelapa mulai dari produsen sampai ke konsumen, besarnya marjin pemasaran pada masing-masing lembaga pemasaran kelapa dari produsen ke konsumen, dan persentase harga yang diterima petani (Farmer's Share) dalam proses pendistribusian kelapa di Desa Karyamukti Kecamatan Banjarsari Kabupaten Ciamis.Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survai. Sampel yang diambil sebagai responden sebanyak 30 orang petani, dari seluruh anggota populasi yang berjumlah 302 orang dengan menggunakan metode Simple Random Sampling. Sedangkan jumlah pedagang pengumpul 3 orang, pedagang pengecer 2 orang, dan pedagang besar 2 orang, yang diambil dengan cara Snowball Sampling Method. Analisis data dilakukan dengan cara deskriptif.Hasil analisis menunjukkan bahwa : 1) TerdapatduasaluranpemasarankelapadariDesaKaryamuktisampaikepasar Cirebon yaitu saluran 2 tingkat dan saluran 3 tingkat. 2) Besarnya marjin, biaya dan keuntungan pemasaran pada masing-masing lembaga pemasaran pada saluran pemasaran I di pedagang pengumpul Rp. 500,-per butir, pedagang Besar Rp. 200,-per butir, pedagang pengecer Rp. 200,-per butir, dan pada saluran II di pedagang pengumpul Rp. 500,-per butir, pedagang pengecer Rp. 400,-perbutir. Besarnya biaya yang dikeluarkan oleh setiap lembaga pemasaran pada saluran pemasaran I di pedagang pengumpul Rp. 128,89,-per butir, pedagang besar Rp. 63,19 per butir, pedagang pengecer Rp. 82,38 per butir dan pada saluran II di pedagang pengumpul Rp. 133,41,-per butir, dan pedagang pengecer Rp. 65,89,-per butir. Sedangkan besarnya keuntungan pada masing-masing lembaga pemasaran pada saluran pemasaran I di pedagang pengumpul Rp. 371,11 per butir, pedagang besar Rp. 136,81,-per butir, pedagang pengecer Rp. 117,62,-per butir, dan pada saluran II di pedagang pengumpul Rp. 366,59,-per butir, pedagang pengecer Rp. 334,11. 3) Bagianharga yang diterimapetaniatau farmer's share padasaluran pemasaran I dansaluran pemasaran II adalahsamabesar 59,09 % dariharga yang dibayarkankonsumen, karenaharga di petanipadasaluran pemasaran I dansaluran pemasaran II sertaharga yang diterimakonsumen(hargaeceran) padasaluran pemasaran I dansaluran pemasaran II adalahsamayaitumasing-masingsebesarRp. 1.300,-per butirdanRp 2.200,-per butir.
    Research Interests:
    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) besarnya rata-rata biaya yang dikeluarkan, rata-rata penerimaan, serta rata-rata pendapatan yang diperoleh perusahaan kecap di Kabupaten Pangandaran per satu bulan proses produksi, (2)... more
    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) besarnya rata-rata biaya yang dikeluarkan, rata-rata penerimaan, serta rata-rata pendapatan yang diperoleh perusahaan kecap di Kabupaten Pangandaran per satu bulan proses produksi, (2) besarnya rata-rata R/C pada perusahaan kecap di Kabupaten Pangandaran per satu bulan proses produksi. Jenis penelitian yang digunakan adalah studi kasus. Data yang dipergunakan adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari hasil wawancara dan kuesioner, sedangkan data sekunder diperoleh melalui studi pustaka, dinas dan instansi terkait. Jumlah responden sebanyak 3 pengusaha kecap yang diperoleh secara sensus. Analisis yang digunakan adalah biaya, penerimaan, pendapatan, dan R/C. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: 1) Rata-rata biaya total agroindustri kecap di Kabupaten Pangandaran dalam satu bulan proses produksi adalah sebesar Rp 39.256.802,07 sedangkan rata-rata penerimaannya adalah sebesar Rp 51.653.333,33. Sehingga rata-rata pendapatan yang diperoleh agroindustri kecap adalah Rp 12.396.531,26 per satu bulan proses produksi. 2) Rata-rata R/C dalam satu bulan proses produksi adalah 1,31 yang berarti setiap pengeluaran biaya sebesar Rp 1,00 akan memperoleh penerimaan sebesar Rp 1,31 sehingga memperoleh pendapatan sebesar Rp 0,31. Nilai R/C yang diperoleh lebih besar daripada 1, maka dapat disimpulkan bahwa agroindustri kecap di Kabupaten Pangandaran layak diusahakan dan menguntungkan.
    Research Interests:
    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: {1) hubungan antara faktor sosial umur petani, pendidikan petani, pengalaman berusahatani dan jumlah tanggungan keluarga) dengan pendapatan usahatani padi di Desa Tanjungsari Kecamatan Rajadesa... more
    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: {1) hubungan antara faktor sosial umur petani, pendidikan petani, pengalaman berusahatani dan jumlah tanggungan keluarga) dengan pendapatan usahatani padi di Desa Tanjungsari Kecamatan Rajadesa Kabupaten Ciamis (2) hubungan antara faktor ekonomi (luas lahan garapan dan modal) dengan pendapatan usahatani padi di Desa Tanjungsari Kecamatan Rajadesa Kabupaten Ciamis. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey pada petani padi di Desa Tanjungsari Kecamatan Rajadesa Kabupaten Ciamis. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Sampel lokasi menggunakan metode purposive sampling dan sampel responden menggunakan metode simple random sampling sebanyak 30 orang. Analisis yang digunakan menggunakan analisis korelasi product moment yang dikemukakan oleh Pearson. Hasil penelitian menunjukkan bahwa : {1) umur memiliki hubungan positif yang tidak signifikan dengan pendapatan, (2) tingkat pendidikan memiliki hubungan positif yang tidak signifikan dengan pendapatan, (3) pengalaman berusahatani memiliki hubungan positif yang signifikan dengan pendapatan, (4) jumlah tanggungan keluarga memiliki hubungan positif yang tidak signifikan dengan pendapatan (5) luas lahan garapan memiliki hubungan positif yang sangat signifikan dengan pendapatan dan (6) modal memiliki hubungan positif yang sangat signifikan dengan pendapatan.
    Research Interests:
    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1) Tingkat Peranan wanita dalam budidaya padi sawah, 2) Tingkat penerapan teknologi pengelolaan tanaman terpadu padi sawah dan 3) Hubungan peranan wanita dalam budidaya padi sawah dengan... more
    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1) Tingkat Peranan wanita dalam budidaya padi sawah, 2) Tingkat penerapan teknologi pengelolaan tanaman terpadu padi sawah dan 3) Hubungan peranan wanita dalam budidaya padi sawah dengan penerapan teknologi pengelolaan tanaman terpadu padi sawah. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survai. Subjek penelitian adalah wanita tani yang pernah mengikuti kegiatan SL-PTT Padi Sawah di Desa Wanareja Kecamatan Wanareja Kabupaten Cilacap yang berjumlah 35 orang. Untuk mengetahui peranan wanita dalam usahatani padi sawah dan tingkat penerapan teknologi PTT di Desa Wanareja Kecamatan Wanareja Kabupaten Cilacap dibagi kedalam 3 kategori yaitu tinggi, sedang dan rendah serta dilakukan analisis secara deskriptif. Sedangkan untuk menentukan interval masing-masing kategori dilakukan perhitungan menurut Sudjana (2003). Untuk menguji hipotesis secara parsial digunakan rumus koefisien Korelasi Rank Spearman. Hasil dari penelitian ini adalah: 1)Tingkat peranan wanita tani dalam budidaya padi sawah termasuk dalam kategori sedang. Sedangkan dalam setiap kegiatan budidaya padi sawah yaitu pada kegiatan penanaman, panen dan pasca panen termasuk kategori tinggi, pada kegiatan penggunaan benih dan bibit, pengolahan tanah dan pemeliharaan termasuk dalam kategori tinggi dan sedang. 2)Tingkat penerapan teknologi PTT pada usahatani padi sawah yang dijalankannya termasuk dalam kategori sedang. Sedangkan untuk masing-masing komponen teknologi yaitu penggunaan benih dan bibit termasuk kategori tinggi dan sedang , pada komponen penanaman, pemupukan dan pemeliharaan termasuk dalam kategori sedang. Tingkat penerapan teknologi PTT pada komponen panen dan pasca panen termasuk dalam kategori rendah. 3)Terdapat hubungan positif yang nyata antara peranan wanita dalam budidaya padi sawah dengan penerapan teknologi Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT). Kata kunci : Peranan Wanita, Budidaya Padi Sawah, PTT
    Research Interests:
    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : (1) Saluran pemasaran gabah dari petani sampai ke konsumen, (2) Besarnya marjin, biaya dan keuntungan pada masing-masing lembaga pemasaran gabah, dari petani sampai ke konsumen, (3) Besarnya... more
    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : (1) Saluran pemasaran gabah dari petani sampai ke konsumen, (2) Besarnya marjin, biaya dan keuntungan pada masing-masing lembaga pemasaran gabah, dari petani sampai ke konsumen, (3) Besarnya Farmer's share dalam pemasaran gabah dari petani sampai ke konsumen. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode studi kasus, dengan mengambil kasus di Gapoktan SAUYUNAN dengan responden sebanyak 34 orang petani (anggota gapoktan) dan 1 lembaga pemasaran. Dengan menggunakan metode purposive sampling sehinggga keseluruhan anggota kelompok terwakili. Hasil penelitian menunjukan bahwa : 1) Saluran pemasaran yaitu : 2) Marjin pemasaran gabah di Gapoktan mendapatkan marjin sebesar Rp 300, biaya yang dikeluarkan oleh Gapoktan sebesar Rp 100 dan keuntungan pemasaran gabah yang diterima Gapoktan sebesar Rp 200. 3) Besarnya bagian yang diterima petani atau farmer's share sebesar 94% dari harga yang dibayarkan konsumen. Kata kunci : Gabah, marjin, saluran pemasaran, share
    Research Interests:
    ABSTRAK Tujuan penelitian penulis adalah untuk melihat tingkat keberhasilan tingkat penerapan teknologi model PTT, dan kendala yang dihadapi petani dalam hal penerapan teknologi PTT. Penentuan daerah penelitian dilakukan secara purposive... more
    ABSTRAK Tujuan penelitian penulis adalah untuk melihat tingkat keberhasilan tingkat penerapan teknologi model PTT, dan kendala yang dihadapi petani dalam hal penerapan teknologi PTT. Penentuan daerah penelitian dilakukan secara purposive sampling, yaitu dengan sengaja di desa Rejasari Kecamatan Langensari Kota Banjar yang didasarkan bahwa desa Rejasari merupakan desa yang terbanyak kelompoktani yang menerapkan teknologi model PTT tersebut, untuk responden diambil petani sebanyak 34 orang, sedangkan untuk melihat tingkat keberhasilan penerapan teknologi model PTT menggunakan scoring. Hasil penelitian tingkat penerapan teknologi PTT adalah: 1) Dalam tingkat penerapan komponen teknologi dasar termasuk dalam kategori sedang, sedangkan dalam tingkat penerapan komponen teknologi pilihan termasuk dalam kategori tinggi. 2) Masih ada beberapa kendala yang dihada pi petani diantaranya: (a) Penerapan teknik sistem tanam jajar legowo dengan jajar legowo 2:1 dan jajar legowo 4:1 belum bisa dilaksanakan oleh sebagian besar petani. (b) Penanaman bibit 1 sampai 3 per rumpun belum bisa dilaksanakan secara maksimal, karena masih ditemukannya serangan hama keong mas. Kata Kunci: Tingkat Penerapan teknologi, Komponen PTT
    Research Interests:
    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) menganalisis kapabilitas petani dalam berusahatani padi sawah di Desa Bugel Kecamatan Ciawi Kabupaten Tasikmalaya (2) menganalisis pengaruh berbagai tingkat kapabilitas petani terhadap... more
    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) menganalisis kapabilitas petani dalam berusahatani padi sawah di Desa Bugel Kecamatan Ciawi Kabupaten Tasikmalaya (2) menganalisis pengaruh berbagai tingkat kapabilitas petani terhadap produksi padi di Desa Bugel Kecamatan Ciawi Kabupaten Tasikmalaya. Jenis penelitian yang digunakan adalah metode survei, yaitu suatu metode pengamatan atau penyelidikan langsung yang kritis untuk mendapatkan keterangan yang jelas dan baik terhadap suatu persoalan tertentu di dalam suatu daerah tertentu. Sasaran penelitian ini adalah petani padi sawah di Desa Bugel Kecamatan Ciawi Kabupaten Tasikmalaya yang melakukan usahatani padi sawah. Hasil penelitian menunjukkan kapabilitas petani di Desa Bugel secara rata-rata tergolong rendah. Rendahnya kapabilitas petani dibentuk oleh komponen pembentuk kapabilitas yaitu akses modal, penggunaan pupuk, akses pasar produk pertanian, pengendalian hama dan penyakit, serta tingkat kosmopolitan. Petani yang memiliki kapabilitas sangat rendah sebesar 27,08 persen, 25,00 persen untuk petani dengan tingkat kapabilitas rendah dan kapabilitas tinggi, dan 22,92 persen untuk kapabilitas sangat tinggi. Produksi padi sawah pada petani dengan tingkat kapabilitas sangat tinggi lebih besar dibanding petani dengan tingkat kapabilitas tinggi rendah, dan sangat rendah. Hal ini berarti kapabilitas petani berpengaruh secara signifikan terhadap produksi padi di Desa Bugel Kecamatan Ciawi Kabupaten Tasikmalaya.
    Research Interests:
    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui 1) karateristik sosial ekonomi petani peserta kegiatan SL-PTT padi sawah, 2) tingkat partisipasi petani dalam kegiatan kelompoktani. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode studi... more
    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui 1) karateristik sosial ekonomi petani peserta kegiatan SL-PTT padi sawah, 2) tingkat partisipasi petani dalam kegiatan kelompoktani. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode studi kasus dengan mengambil kasus pada pada Kelompoktani Irmas Jaya di Desa Karyamukti Kecamatan Pataruman Kota Banjar. Sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah anggota Kelompoktani Irmas Jaya sebanyak 30 orang petani atau 25 persen dari 120 petani yang telah mengikuti kegiatan SL-PTT padi sawah. Dari hasil penelitian diperoleh 1) tingkat karakteristik sosial ekonomi petani peserta kegiatan SL-PTT padi sawah di Kelompoktani Irmas Jaya sebagian besar berada pada kategori sedang sebanyak 25 orang atau 83,33 persen, terbesar kedua berada pada kategori tinggi sebanyak 3 orang atau 10,00 persen dan yang terakhir berada pada kategori rendah sebanyak 2 orang atau 6,67 persen, 2) tingkat partisipasi petani dalam kegiatan kelompoktani adalah tinggi dengan berada di tangga Partnership level Citizen Power, yaitu dapat diartikan bahwa petani yang hadir dalam pertemuan tersebut dapat bernegosiasi dan terlibat dalam pengambilan keputusan.
    Research Interests:
    Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui : (1) besarnya biaya dan penerimaan usahatani terpadu tanaman padi dan ternak itik petelur, (2) besarnya pendapatan usahatani terpadu tanaman padi dan ternak itik petelur, (3)... more
    Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui : (1) besarnya biaya dan penerimaan usahatani terpadu tanaman padi dan ternak itik petelur, (2) besarnya pendapatan usahatani terpadu tanaman padi dan ternak itik petelur, (3) besarnya R/C usahatani terpadu tanaman padi dan ternak itik petelur. Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan metode studi kasus, dengan mengambil kasus pada Kelompok Mukti Tani di Desa Banjarsari Kecamatan Sukaresik Kabupaten Tasikmalaya. Sampel penelitian untuk responden diambil secara sengaja sebanyak 7 orang menggunakan metode sensus. Hasil penelitian menunjukkan : (1) Rata-rata biaya total per luas lahan per satu kali tanam yang dikeluarkan petani pada usahatani terpadu tanaman padi dan ternak itik petelur sebesar Rp. 16.864.174,60. Rata-rata penerimaan usahatani terpadu tanaman padi dan ternak itik petelur per luas lahan per satu kali tanam sebesar Rp. 28.157.157,14. (2) Pendapatan petani pada usahatani terpadu tanaman padi dan ternak itik petelur per luas lahan per satu kali tanam sebesar Rp. 11.292.982,54. (3) Besarnya R/C pada usahatani terpadu tanaman padi dan ternak itik petelur per luas per satu kali tanam sebesar 1,67. Kata Kunci : Usahatani Terpadu, Pendapatan, R/C.
    Research Interests: