Skip to main content
ABSTRAK Saat ini pemahaman masyarakat mengenai rumah sehat telah meningkat. Biaya bahan bangunan yang tinggi masih menjadi kendala untuk mewujudkannya. Penggunaan bahan alternatif yang murah dan menggunakan potensi alam sekitar,... more
ABSTRAK Saat ini pemahaman masyarakat mengenai rumah sehat telah meningkat. Biaya bahan bangunan yang tinggi masih menjadi kendala untuk mewujudkannya. Penggunaan bahan alternatif yang murah dan menggunakan potensi alam sekitar, diharapkan dapat meringankan biaya pembangunan rumah. Hal ini sangat diperlukan agar perwujudan rumah sehat bagi masyarakat dapat dilakukan mandiri oleh masyarakat dan tidak tergantung dari bantuan pemerintah. Bambu Plester merupakan salah satu alternatif bahan penutup kulit bangunan yang telah lama dijadikan alternatif kulit bangunan oleh masyarakat. Makalah ini didasarkan pada penelitian yang dilaksanakan di Kabupaten Rejang Lebong Provinsi Bengkulu, dengan objek rumah tinggal bambu plester milik masyarakat. Dari hasil identifikasi tersebut, dikembangkan sistem modul sebagai penyeragaman pola konstruksi bambu plester yang disertai dengan tinjauan arsitektur, struktur, dan ekonomi biaya bangunan. Kata kunci: Bambu, Rumah Sehat Sederhana, Bahan Bangunan Alternatif I. PENDAHULUAN Masyarakat berpenghasilan menengah ke bawah merupakan kelompok masyarakat yang memiliki keterbatasan kemampuan pemenuhan kebutuhan tempat tinggal. Pengadaan perumahan bagi kelompok ini menjadi perhatian khusus pemerintah. Pada kurun waktu lima tahun terakhir, harga bahan bangunan melonjak drastis, sehingga kesulitan pemenuhan kebutuhan rumah bagi makin meningkat. Untuk mempermurah harga produksi rumah, umumnya masyarakat memanfaatkan bahan baku yang paling mudah ditemui di daerah sekitarnya Bambu merupakan salah satu bahan bangunan yang telah lama dikenal masyarakat Indonesia. Bambu dan segala kelebihannya digunakan oleh masyarakat sebagai bahan untuk membuat berbagai keperluan sehari-hari bahkan sampai bahan bangunan rumah seperti dinding, penutup lantai, tiang, balok, rangka atap, pintu, jendela, langit-langit, tangga dsb. Salah satu pemakaian bambu yang sudah familiar dilakukan oleh masyarakat khususnya di daerah Kabupaten Rejang Lebong, Curup, adalah dinding bidai yang terbuat dari konstruksi bambu anyaman yang diplester. Konstruksi ini relatif murah, apalagi dengan didukung banyaknya bambu yang terdapat di sekitar daerah ini. Makalah ini merupakan hasil pengembangan penelitian terdahulu yang telah mengidentifikasi rumah dinding bidai di Curup, Kab. Rejang Lebong. Makalah ini akan (i) mengembangkan modul dinding bambu plester dengan ukuran tertnentu, (ii) menerapkan modul tersebut pada tipe rumah sederhana dengan kebutuhan ruang minimal, dan (iii) membuat perhitungan biaya produksi per modul dan rencana anggaran biaya pembanguna rumah sederhana II. TINJAUAN PUSTAKA Menurut Siopongco dan Munandar (1987) sebagaimana yang dikutip oleh Morisco (1999) tanaman bambu memiliki ketahanan yang luar biasa. Pemakaiannya sangat luas,mulai dari bahan bangunan, maupun untuk alat kebutuhan sehari-hari.
BATA RINGAN-ada perbedaan membangun rumah atau gedung jaman dulu dengan sekarang. Perbedaan ini terdapat pada bahan material yang digunakan. Dahulu, bahan material bangunan yang digunakan untuk membuat konstruksi dinding rumah adalah... more
BATA RINGAN-ada perbedaan membangun rumah atau gedung jaman dulu dengan sekarang. Perbedaan ini terdapat pada bahan material yang digunakan. Dahulu, bahan material bangunan yang digunakan untuk membuat konstruksi dinding rumah adalah menggunakan bata merah atau batako, bahkan sampai sekarangpun masih umum digunakan, lebih tepatnya sering kita jumpai di daerah pedesaan. Sebaliknya di daerah perkotaan sebut saja Jakarta misalnya, bata merah ini sudah sangat jarang sekali digunakan. Berkurangnya minat masyarakat kota terhadap bahan bangunan tersebut disebabkan telah beredarnya bahan bangunan pengganti bata merah yang berfungsi sama, namun berbeda jenis bahan dasar dan juga diproduksi dengan sistem teknologi yang modern, bahan material bangunan ini disebut bata ringan (beton ringan AAC). Bata ringan AAC Bata ringan ini memiliki banyak kelebihan dibanding dengan bata merah biasa, diantaranya perbedaan yang sangat menonjol adalah bobot atau berat jenis. Bata ringan AAC lebih ringan dibanding bata merah, sesuai namanya bata ringan jelas sekali menunjukan bahwa berat jenis bata tersebut ialah ringan, karena bobotnya yang ringan sehingga lebih sering disebut-sebut sebagai bahan bangunan tahan gempa! Berikut ini estimasi perbandingan berat jenis antara, bata ringan dengan bata merah: Spesifikasi Bata Ringan (beton ringan AAC) Panjang = 60 cm Lebar = 20 cm Tinggi/Tebal = 7,5 cm dan 10 cm Berat jenis kering = 550 kg/m³ Berat jenis normal = 600 kg/m³ Spesifikasi Bata Merah Panjang = 17 – 20 cm Lebar = 7 – 11 cm Tinggi/Tebal = 3 – 5 cm Berat rata2 = 2 kg/biji Berat satu kubik: ± 1,800 kg/m³ Dari hasil perhitungan estimasi masing-masing berat jenis material tersebut di atas, menunjukan bahwa: bata ringan memilki bobot jauh lebih ringan dibandingkan bata merah. Jadi, menggunakan bata ringan struktur bangunan rumah Andapun akan menahan beban konstruksi yang lebih ringan. Kelebihan bata ringan AAC Material yang menyerupai beton dan memiliki sifat kuat, tahan air dan api, awet (durable) yang dibuat di pabrik menggunakan mesin. Bata ini cukup ringan, halus dan memiliki tingkat kerataan permukaan yang baik. Bata ringan diciptakan dengan tujuan
RUMAH KONSTRUKSI KAYU Konsep bangunan tahan gempa pada dasarnya adalah upaya untuk membuat seluruh elemen rumah menjadi satu kesatuan yang utuh, yang tidak lepas atau runtuh akibat gempa. Tetapi pada skala tertentu jika memang bangunan... more
RUMAH KONSTRUKSI KAYU Konsep bangunan tahan gempa pada dasarnya adalah upaya untuk membuat seluruh elemen rumah menjadi satu kesatuan yang utuh, yang tidak lepas atau runtuh akibat gempa. Tetapi pada skala tertentu jika memang bangunan tersebut akan roboh karena kekuatan gempa yang besar, paling tidak bangunan tersebut masih mempunyai waktu untuk bertahan dari goncangan untuk memberikan waktu kepada penghuninya menyelamatkan diri dan mengevakuasi anggota keluarga yang lain.