Skip to main content
Kegiatan industri maupun laboratorium pengujian semakin meningkat sehingga memungkinkan banyak industri yang menghasilkan limbah, salah satu logam berat berbahaya dan dominan yang sering ditemukan dari limbah laboratorium pengujian adalah... more
Kegiatan industri maupun laboratorium pengujian semakin meningkat sehingga memungkinkan banyak industri yang menghasilkan limbah, salah satu logam berat berbahaya dan dominan yang sering ditemukan dari limbah laboratorium pengujian adalah logam Pb(II). Penelitian ini bertujuan mempelajari waktu kontak dan pH optimum yang dibutuhkan sabut kelapa dalam mengadsorbsi Pb(II) dan untuk mendapatkan daya serap yang optimum; Penelitian ini dilakukan dengan metode adsorpsi dari sampel limbah yang mengadung Pb(II) dengan menggunakan adsorben dari sabut kelapa. Pembuatan adsorben sabut kelapa diawali dengan pembuatan karbon aktif pada suhu 150°C dan aktivasi menggunakan NaOH 30 % selama 24 jam. Proses penyerapan logam Pb(II) menggunakan adsorben sabut kelapa diamati melalui waktu kontak 1 jam, 2 jam, 3 jam pada pH 3, 7, 11, yang kemudian di analisis menggunakan  AAS. Berdasarkan hasil penelitian kondisi optimum adsorben sabut kelapa dapat menyerap 39,69 % logam Pb(II) yang terkandung dalam air ...
Crude palm oil is a crude oil that contains triglyceride compounds, free fatty acids, pigments, phosphatides, partial glycerides, coloring agents, and carotene k. The aims of this research are to examine the effect of contact time and... more
Crude palm oil is a crude oil that contains triglyceride compounds, free fatty acids, pigments, phosphatides, partial glycerides, coloring agents, and carotene k. The aims of this research are to examine the effect of contact time and mass ratio of bioadsorbents derived from cocoa pod peels and rice straw waste on the reduction of free fatty acid levels, peroxide value, and carotene content. Waste rice straw and cacao fruit peels are carbonized before the bioadsorbents are activated. Furthermore, 100 mL of heated CPO is mixed with bioadsorbent in the following mass ratios (1:1, 1:3, 1:5, and 3:1) for 60 and 120 minutes, respectively, with a stirring speed of 500 rpm and a temperature of 110oC maintained. Then it was filtered, and the filtrate was taken. The filtrate obtained was analyzed for free tatty acid content, peroxide value and carotene content. The results of this research show the best conditions for reducing free fatty acid levels, peroxide values, and carotene content, no...
Pupuk merupakan kebutuhan utama bagi para petani dan perkebunan untuk memperoleh hasil tanaman yang optimal, oleh karena itu kelangkaan dan mahalnya harga pupuk menjadi masalah bagi petani. Limbah dari peternakan sapi di Indonesia belum... more
Pupuk merupakan kebutuhan utama bagi para petani dan perkebunan untuk memperoleh hasil tanaman yang optimal, oleh karena itu kelangkaan dan mahalnya harga pupuk menjadi masalah bagi petani. Limbah dari peternakan sapi di Indonesia belum banyak dimanfaatkan. Sebagian peternak memanfaatkan limbah ini sebagai salah satu biogas dan sebagian membuangnya langsung sehingga menjadi salah satu penyebab polusi lingkungan. Urin sapi dapat dimanfaatkan sebagai pupuk untuk tanaman karena memiliki unsur hara makro dan mikro serta memiliki hormon alami. Penelitian ini dimulai dengan menyiapkan bahan organik yang digunakan seperti kotoran, urin sapi, molases, kulit pisang kepok, air, sari lontar, dan perbandingan EM4. Kulit pisang kepok dicacah menjadi potongan kecil kemudian dibelender hingga halus, dimasukkan ke dalam jergen bersama urin, molases, bahan aktivator sari lontar dan perbandingan EM4 kemudian diaduk hingga merata. Dari hasil penelitian diperoleh bahwa pupuk organik cair urin sapi samp...
Cashew nut shells is a waste in the cashew nut processing industry. The cashew nut shell is processed into liquid smoke by pyrolysis method. This liquid smoke can be used as a substitute for synthetic phenol. Phenol is the raw material of... more
Cashew nut shells is a waste in the cashew nut processing industry. The cashew nut shell is processed into liquid smoke by pyrolysis method. This liquid smoke can be used as a substitute for synthetic phenol. Phenol is the raw material of phenolic resin in the manufacture of varnish. This research aimed at determining the varnish characteristic obtained from the optimum condition of cashew nut shells pyrolysis by studying the effect of the addition of 0%, 10% and 20% commercial varnish at pyrolysis temperatures of 200 and 300°C. The results were obtained at 300° on 0% commercial varnish addition with the density of 1.0024 gr / ml, 1 hour pseudo drying time and 2.45 hours of hard drying time. After the addition of (10-20)% commercial varnish, it was found that the addition of 20% commercial varnish was the best condition in which volatile matterl rate, density, touch dry time and hard dry time were of 45.51%, 1.05 (g / ml), 2.55 hours and 5.35 hours, respectively. All characteristics...
This research aimed at studying the effect of reaction time, temperature and the type of catalyst on oxirane number and determining reaction kinetics data. There were two types of catalysts used were bentonite and sulfuric acid (H2SO4).... more
This research aimed at studying the effect of reaction time, temperature and the type of catalyst on oxirane number and determining reaction kinetics data. There were two types of catalysts used were bentonite and sulfuric acid (H2SO4). The epoxidation reaction was done in-situ using hydrogen peroxide, acetic acid and benzene with bentonite and H2SO4 into the RBD palm olein to form epoxidized RBD palm olein. The main equipment used in this research was a 500 mL three-necked flask, equipped with a reflux condeser, thermometer, water bath and magnetic stirrer. The product was analysed of % of oxirane using a titration method. The results of this research showd that bentonite catalysts was optimally working at the temperature of 70°C for 4 hours with an oxirane level of 1.02%, while H2SO4 was optimally working at the temperature of 60°C for 3 hours with oxirane level of 2.31%.
Penelitian ini menguji serat kelapa sebagai bioadsorbent Pb (II) dalam air limbah industri. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis efek pH dan waktu kontak pada penyerapan bioadsorbent dari sabut kelapa tanpa aktivasi. Penelitian... more
Penelitian ini menguji serat kelapa sebagai bioadsorbent Pb (II) dalam air limbah industri. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis efek pH dan waktu kontak pada penyerapan bioadsorbent dari sabut kelapa tanpa aktivasi. Penelitian ini menggunakan metode eksperimental dengan merapikan sabut kelapa terlebih dahulu menggunakan saringan, kemudian dikeringkan menggunakan oven pada suhu 105oC. Tes pendahuluan kemudian dilakukan pada pewarna biru metilen. Ini diikuti oleh penyaringan bioadsorbent dan air limbah yang diserap. Analisis air limbah termasuk mengukur konsentrasi Pb (II) menggunakan Atomic Absorption Spectrophotometer (AAS) dengan konsentrasi Pb 0,17 ppm. Hasil penelitian menunjukkan daya serap terbaik menggunakan bioadsorbent sabut kelapa adalah pada pH 7, dengan persentase 96,25%. Selanjutnya,waktu kontak 4 jam dengan menerapkan bioadsorbent sekam kelapa untuk sampel air limbah dengan Pb (II) adalah 94,66%.
Research Interests:
xiv. 70 ha
Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh penambahan volume kitosan sebagai adsorben dari cangkang bekicot (AchatinaFullica) terhadap keefektifan kitosan dalam menjerap logam tembaga (Cu) dalam air lindi. Pembuatan kitosan... more
Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh penambahan volume kitosan sebagai adsorben dari cangkang bekicot (AchatinaFullica) terhadap keefektifan kitosan dalam menjerap logam tembaga (Cu) dalam air lindi. Pembuatan kitosan terdiri dari tahap deproteinasi dengan natrium hidroksida 2 N, tahap demineralisasi dengan hydrogen clorida 1 N, serta tahap deasetilasi dengan Natrium hidroksida 50%. Campuran dipanaskan dengan hot plate pada suhu 90oC selama 1 jam dan diaduk menggunakan magnetic stirrer. Larutan dipisahkan dan dikeringkan didalam oven untuk mendapatkan kitosan. Hasil analisa Fourier Transform Infra Red (FTIR) menunjukkan bahwa derajat deasitilasi kitosan adalah sebesar 89.6%. Kitosan dilarutkan dalam air untuk menghasilkan larutan dengan konsentrasi 10.000 ppm. Berbagai volume kitosan (2, 4, 6, 8 dan 10 mL) dicampurkan kedalam 1 L air lindi dan diaduk selama 15 menit. Kadar Cu pada sampel air lindi diuji menggunakan Atomic Absorption Spectrophotometric (AAS). Diperoleh...
Bio-briquette has been successfully made from biochar by-products of the liquid smoke production from cashew nut wastes. The cashew nut wastes were first converted into biomass biochar using a pyrolysis method. This biomass has a lower... more
Bio-briquette has been successfully made from biochar by-products of the liquid smoke production from cashew nut wastes. The cashew nut wastes were first converted into biomass biochar using a pyrolysis method. This biomass has a lower calorific value than the produced bio-briquettes thus the biomass calorific value can be increased by converting it to bio-briquettes. The purpose of this study was to assess the effect of particle size and adhesive concentration on the quality of bio-briquettes produced. The bio-briquette production was initiated by grinding and sieving the biomass biochar by using sieves of 70, 140 and 200 mesh. Proximate analysis (moisture content, ash content, volatile substance, fixed carbon), and calorific value were then carried out. After the optimum particle size was obtained, bio-briquettes were then produced using a tapioca flour adhesive at concentrations of 8%, 10% and 12% with the addition of hot water until homogeneity of the mixture was attained. The obtained bio-briquettes were then pressed at a pressure of 300 kg/cm 2 and oven-dried for 4-6 h. The results showed that the best particle size for bio-briquettes production was obtained by using a 200 mesh, and the best adhesive concentration was 12% resulting in a bio-briquette compressive strength of 7.60 kg/cm 2 .
Penelitian ini bertujuan untuk membuat karbon aktif kulit pisang Goroho yang teraktivasi H2SO4 dan NaOH yang mampu menyerap zat warna Methylene Bluedan menentukan jenis aktivator, waktu kontak dan massa optimumnya. Karbon aktif kulit... more
Penelitian ini bertujuan untuk membuat karbon aktif kulit pisang Goroho yang teraktivasi H2SO4 dan NaOH yang mampu menyerap zat warna Methylene Bluedan menentukan jenis aktivator, waktu kontak dan massa optimumnya. Karbon aktif kulit pisang Goroho dibuat dengan mengkarbonisasi kulit pisang Goroho kering yang diaktivasi dengan H2SO4 dan NaOH. Jenis aktivator, waktu kontak dan massa optimumnya ditentukan berdasarkan persentase penyerapan Methylene Blue tertinggi. Hasil penelitian menunjukan persentase penyerapan tertinggi pada massa 0,10 gram dan waktu kontak 90 menit. Persentase penyerapan zat pewarna Methylene Blue oleh karbon aktif kulit pisang Goroho yang teraktivasi H2SO4 yang diperoleh lebih tinggi dibandingkan karbon aktif kulit pisang Goroho yang teraktivasi NaOH.This study is intended to make activated banana activated Goroho banana peels H2SO4 and NaOH capable of absorbing Methylene Blue dyes and determine the type of activator, contact time and optimum mass. The Goroho bana...
The purpose of this study was to determine the Diversity Index, Similarity Index, and Dominance Index. The research location in Krukut River along 12 km. The research was conducted in March - June 2017 in 7 sampling points. Macrozoobentos... more
The purpose of this study was to determine the Diversity Index, Similarity Index, and Dominance Index. The research location in Krukut River along 12 km. The research was conducted in March - June 2017 in 7 sampling points. Macrozoobentos obtained as many as 23 species belonging to the 9 classes are 3 types of Bivalves, 7 types of Arthopoda, 2 types of Molusca, 4 types of insects, 4 types of Oligochaeta, 2 Malacostraca, 1 Crustacea, 1 Diptera, and 1 Nematodes. The highest abundance of macrozoobentos is 10550 Ind/m2, whereas the lowest macrozoobenthic abundance is 850 Ind/m2. The range of Diversity Index (H') 0.32 - 1.80, Similarity Index (E) 0.58-1.07 and Dominance Index (C) 0.40-0.63. Therefore the result shows that Krukut River is in category medium pollution. Keywords: biology indeks, Krukut river, macrozoobentos, Shannon Wiener
... Composite mesomicroporous material was also synthesized to improve the conversion of palmoil as well as the selectivity of liquid hydrocarbon in the gasoline boiling range. ... Table 4 Catalytic cracking of palm oil over composite... more
... Composite mesomicroporous material was also synthesized to improve the conversion of palmoil as well as the selectivity of liquid hydrocarbon in the gasoline boiling range. ... Table 4 Catalytic cracking of palm oil over composite micromesoporous with different Si/Al ratios ...
Liquid smoke has a very large use, it is a result of condensation or condensation of pyrolysis vapor, directly or indirectly from wood materials such as cashew nut shells. Cashew nut shell is an abundant biomass of cashew nut processing... more
Liquid smoke has a very large use, it is a result of condensation or condensation of pyrolysis vapor, directly or indirectly from wood materials such as cashew nut shells. Cashew nut shell is an abundant biomass of cashew nut processing industry but its utilization is not optimal. The purpose of this study was to make liquid smoke from cashew nut shell waste (technological aspect) and conduct economic analysis (economic aspect) to determine economic feasibility. Liquid smoke is made by pyrolysis at a temperature of 150-450oC in a simple batch type reactor. The results obtained were analyzed for its chemical components using Gas Chromatography-Mass Spectroscopy (GC-MC) spectrophotometer analysis. The largest liquid smoke production was obtained at a temperature of 450oC and a time of 2.5 hours with a yield of 19.46%. The main chemical components contained in liquid smoke are phenol (36.310%), acid (12.947%) and carbonyl (16.715%) respectively. With a liquid smoke production capacity ...
The quality of crude palm oil (CPO) is generally determined by the levels of free fatty acids (FFA). This helps in balancing the level of acidity during transportation and storage processes. However, high FFA in CPO is not good for... more
The quality of crude palm oil (CPO) is generally determined by the levels of free fatty acids (FFA). This helps in balancing the level of acidity during transportation and storage processes. However, high FFA in CPO is not good for consumer health. One of the methods for adsorbing FFA is adsorption, which is the adhesion of atoms, ions, or molecules from a gas, liquid, or dissolved solid to a surface. Therefore, this study aims to analyze the effect of contact time (40, 80 and 120 min) and Coconut Coir (CC) bioadsorbent concentrations of 1, 2 and 3 (%, w/v) on the reduction of CPO FFA levels. This began with the activation of CC biochar synthesis by using NaOH and HCl, which produced CC-NaOH and CC-HCl bioadsorbents based on the product of NaOH. Furthermore, the adsorption process was carried out by mixing CPO with CC-NaOH and CC-HCl bioadsorbents in a three-necked flask. After this, the filtrate product was obtained and analyzed for its FFA levels. The results showed that the largest percentage reduction for the effect of bioadsorbent concentration was 3% (w/v) at a contact time of 120 min. It also indicated that this study enabled lower levels of FFA in CPO. Based on the detailed cost estimate, the production cost of the CC-NaOH bioadsorbent was USD 481,874, sold at USD 95/ton with annual sales and net profit (after tax) at USD 684,000 and USD 141,188, respectively. This profit after tax and rate of return on investment was found to be 20.68 and 39.49% of the entire estimation, respectively. It also had a payback period of 2.95 years and a break-even point at a capacity of 43.16%. In addition, the prepared adsorbent showed significant ability as an inexpensive, reproducible and environmentally friendly compound used in reducing the FFA levels of CPO.
Rubber softener is one of the chemicals added during compounding to soften the rubber, making it easier to mix and shorten the mixing time. The purpose of this study was to study the effect of reaction temperature and catalyst weight on... more
Rubber softener is one of the chemicals added during compounding to soften the rubber, making it easier to mix and shorten the mixing time. The purpose of this study was to study the effect of reaction temperature and catalyst weight on the quality of the softening agent. The hydrogenation reaction stages of palm kernel oil include the hydrogenation process and the manufacture of rubber compound. The hydrogenation process involves weighing as many catalysts as desired. Put 150 ml of palm kernel oil, 200 ml of methanol (CH3OH) 2 M and 0.6 M of hydrogen peroxide (H2O2) as much as 100 ml and CuSO4 catalyst into the reactor then stirred using a magnetic stirrer. After that heats the reactor to the desired temperature. Control the temperature with a thermometer so that it remains constant at the desired temperature for the duration of the hydrogenation time of 5 hours then the hydrogenated palm kernel oil is transferred to a separating funnel and purified by decantation. For the manufact...
Bahan pelunak karet salah satu bahan kimia yang ditambahkan saat pembuatan kompon karet. Bahan pelunak pada pembuatan kompon karet saat ini banyak digunakan berasal dari minyak bumi. Minyak Jarak mengandung ikatan rangkap dapat digunakan... more
Bahan pelunak karet salah satu bahan kimia yang ditambahkan saat pembuatan kompon karet. Bahan pelunak pada pembuatan kompon karet saat ini banyak digunakan berasal dari minyak bumi. Minyak Jarak mengandung ikatan rangkap dapat digunakan sebagai bahan pelunak. Ikatan rangkap dirubah menjadi ikatan tunggal dengan proses hidrogenasi. Tujuan penelitian ini untuk mempelajari pengaruh suhu dan waktu reaksi hidrogenasi minyak jarak terhadap kualitas bahan pelunak serta untuk mengetahui pengaplikasian bahan pelunak terhadap kuat  tarik kompon karet.. Reaksi hidogenasi dipelajari pada suhu 40, 50, 60 dan 70 0 C dan waktu reaksi selama 1,  3 dan 5 jam. Minyak jarak dimasukan kedalam reaktor labu leher tiga 500 mL yang dilengkapi dengan pengaduk magnetis. Kedalam minyak jarak ditambahkan metanol 2 M, ditambahkan hidrogen peroksida 0,6 M dan katalis CuSO 4 . 5 H 2 O sebanyak 1 gr. Minyak jarak terhidrogenasi kemudian dipindahkan kedalam corong pisah untuk dimurnikan secara dekantasi.  Lapisan ...
Indonesia merupakan negara penghasil minyak kelapa sawit terbesar kedua setelah Malaysia. Aplikasi RBD palm olein selain sebagai bahan pangan dapat juga dibuat sebagai bahan kimia dalam industri kimia seperti surfakctan, emulsifier,... more
Indonesia merupakan negara penghasil minyak kelapa sawit terbesar kedua setelah Malaysia. Aplikasi RBD palm olein selain sebagai bahan pangan dapat juga dibuat sebagai bahan kimia dalam industri kimia seperti surfakctan, emulsifier, plastisizer dan polyol. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan polyol berbasis RBD palm olein yang dapat digunakan untuk pembuatan polyuretan dan memenuhi standar polyuretan yang ingin dicapai. Material polyuretan telah berhasil dibuat dari bahan baku terbarukan yakni polyol berbasis RBD palm olein. Polyol ini dibuat dengan menambahkan asam peroksi asetat yang dibentuk secara in situ dari H2O2 dan CH3COOH dengan katalis H2SO4 kedalam RBD palm olein untuk membentuk RBD palm olein terepoksidasi. RBD palm olein terepoksidasi ditambahkan kedalam campuran metanol (MeOH), isopropanol (IPA) dan sejumlah katalis H2SO4 selama 2 jam pada suhu 60 oC sehingga terbentuk polyol berbasis RBD palm olein. Peralatan utama yang digunakan dalam percobaan pembuatan polyo...
Tujuan penelitian ini adalah mempelajari pengaruh tinggi tumpukan biji kelor terhadap penurunan kesadahan air dengan cara adsorbsi menggunakan biji kelor, Bahan penelitian yang digunakan adalah biji kelor yang telah tua dan kering... more
Tujuan penelitian ini adalah mempelajari pengaruh tinggi tumpukan biji kelor terhadap penurunan kesadahan air dengan cara adsorbsi menggunakan biji kelor, Bahan penelitian yang digunakan adalah biji kelor yang telah tua dan kering dipohon. Biji kelor di keringkan pada suhu 40oC dan dihaluskan pada ayakan lolos mesh no 4 dan tertahan pada ayakan mesh no 8. Biji kelor dimasukkan kedalam tabung pada ketinggian 10 cm, 15 cm dan 20 cm dan dimasukkan air sadah yang telah dibuat hingga tinggi maksimun tabung, di tentukan kesadahan awal (CA0) dan setiap interval 10 menit air sadah dikeluarkan dalam tabung 25 ml dan di tentukan nilai kesadahannya hingga menit ke 100. Dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa persentase penyerapann biji kelor tertinggi terhadap kesadahaan adalah pada tinggi tumpukan biji kelor h=20 cm sebesar 89.05% dengan  nilai optimasi koefisien transfer massanya sebesar 0,008 perdetik.. Kata kunci: tinggi tumpukan, biji kelor, kesadahan
Published by Corresponding Author : Department of Chemical Engineering la.ifa@umi.ac.id Faculty of Industrial Technology Universitas Muslim Indonesia, Makassar Address JalanUripSumohardjo km. 05 (Kampus 2 UMI) Journal History... more
Published by Corresponding Author : Department of Chemical Engineering la.ifa@umi.ac.id Faculty of Industrial Technology Universitas Muslim Indonesia, Makassar Address JalanUripSumohardjo km. 05 (Kampus 2 UMI) Journal History MakassarSulawesi Selatan Paper received : 05 Agustus 2020 Received in revised : 20 Agustus 2020 Accepted : 18 Desember 2020 Pengaruh Suhu dan Waktu Reaksi Hidrogenasi Pembuatan Bahan Pelunak Kompon Karet Dari Minyak Jarak
Ampas kelapa hasil samping (limbah) pembuatan biohidrogen masih memiliki kandungan protein yang cukup tinggi. Hal ini menyebabkan ampas kelapa berpotensi untuk dimanfaatkan dan diolah menjadi kompos. Penelitian ini dilakukan dengan... more
Ampas kelapa hasil samping (limbah) pembuatan biohidrogen masih memiliki kandungan protein yang cukup tinggi. Hal ini menyebabkan ampas kelapa berpotensi untuk dimanfaatkan dan diolah menjadi kompos. Penelitian ini dilakukan dengan membuat variasi rasio antara limbah biohidrogen dan kotoran sapi dengan perbandingan 100:0; 80:20; 60:40; 40:60; 20:80 kemudian ditempatkan pada alat pengomposan. Dari penilitian ini diperoleh kandungan BOD, COD, TSS pada limbah biohidrogen (ampas kelapa) masih sangat tinggi, belum dapat dibuang langsung ke lingkungan karena dibutuhkan proses lebih lanjut dengan menjadikannya sebagai kompos. Dipelajari variabel yang berpengaruh pada proses pengomposan, yaitu waktu pengomposan dan rasio limbah biohidrogen dan kotoran sapi. Uji akhir yang dianalisis adalah kandungan unsur hara untuk menentukan kualitas kompos. Analisis pH selama proses pengomposan menujukkan hasil rata-rata optimal yaitu pH berkisaran antara 6-8 sesuai SNI 19-7030-2004 pH yang diizinkan ant...
Bahan pelunak karet merupakan salah satu bahan kimia yang ditambahkan saat pembuatan kompon untuk melunakan karet sehingga memudahkan pencampuran dan mempersingkat waktu pengkomponan. Tujuan penelitian ini adalah mempelajari pengaruh suhu... more
Bahan pelunak karet merupakan salah satu bahan kimia yang ditambahkan saat pembuatan kompon untuk melunakan karet sehingga memudahkan pencampuran dan mempersingkat waktu pengkomponan. Tujuan penelitian ini adalah mempelajari pengaruh suhu reaksi dan bobot katalis terhadap kualitas bahan pelunak.Tahap pembuatan reaksi hidrogenasi minyak inti sawit meliputi proses hidrogenasi dan pembuatan kompon karet. Proses hidrogenasi meliputi Menimbang katalis sebanyak yang diinginkan. Masukkan minyak inti sawit sebanyak 150 ml, methanol (CH3OH) 2 M 200 ml dan hidrogen peroksida (H2O2) 0,6 M sebanyak 100 ml serta katalis CuSO4 ke dalam reaktor kemudian diaduk menggunakan magnetic stirrer. Setelah itu memanaskan reaktor hingga mencapai suhu yang diinginkan. Mengontrol suhu dengan termometer agar tetap konstan sesuai suhu yang diinginkan selama durasi waktu hidrogenasi 5 jam kemudian minyak inti sawit yang telah terhidrogenasi dipindahkan ke dalam corong pemisah dan dimurnikan secara dekantasi. Untuk pembuatan kompon karet melalui mesin giling terbuka kemudian ampuran karet dengan bahan kimia  digiling sehingga terbentuk kompon karet padat yang homogen. Hasil Analisa menunjukkan bahwa suhu reaksi terbaik pada reaksi hidrogenasi adalah suhu 70oC, penggunaan bobot katalis terbaik pada reaksi hidrogenasi adalah 1,5 gram, aplikasi bahan pelunak terhadap kompon karet yang dibuat memiliki nilai uji kuat tarik 0,0290 N/mm2
Liquid smoke has a very large use, it is a result of condensation or condensation of pyrolysis vapor, directly or indirectly from wood materials such as cashew nut shells. Cashew nut shell is an abundant biomass of cashew nut processing... more
Liquid smoke has a very large use, it is a result of condensation or condensation of pyrolysis vapor, directly or indirectly from wood materials such as cashew nut shells. Cashew nut shell is an abundant biomass of cashew nut processing industry but its utilization is not optimal. The purpose of this study was to make liquid smoke from cashew nut shell waste (technological aspect) and conduct economic analysis (economic aspect) to determine economic feasibility. Liquid smoke is made by pyrolysis at a temperature of 150-450 o C in a simple batch type reactor. The results obtained were analyzed for its chemical components using Gas Chromatography-Mass Spectroscopy (GC-MC) spectrophotometer analysis. The largest liquid smoke production was obtained at a temperature of 450 o C and a time of 2.5 hours with a yield of 19.46%. The main chemical components contained in liquid smoke are phenol (36.310%), acid (12.947%) and carbonyl (16.715%) respectively. With a liquid smoke production capacity of 200 tons per year, liquid smoke products can be sold at a price of IDR 3,620,137,785/years. Total Production cost 2,572,976,800/years. Annual net profit 733,012,689. Investigation of the economic feasibility of liquid smoke production, seen from the Rate of Rate on Investment, is 15.65%, Pay Out Time is 2.99 years and Break Event Point is 49.05%.
Kadar air batubara yang dihasilkan oleh tambang di Indonesia sebagian besar relatif besar dan memiliki nilai kalor yang rendah tergolong sebagai batubara peringkat rendah. Dampak negatif dari pemakaian batubara berperingkat rendah antara... more
Kadar air batubara yang dihasilkan oleh tambang di Indonesia sebagian besar relatif besar dan memiliki nilai kalor yang rendah tergolong sebagai batubara peringkat rendah. Dampak negatif dari pemakaian batubara berperingkat rendah antara lain penurunan efisiensi pembakaran, penurunan efisiensi alat penukar kalor di dalam ketel uap, banyak mengandung mineral pengotor, dan biaya transportasi lebih mahal. batubara peringkat rendah dapat digunakan sebagai energi alternatif untuk memenuhi kebutuhan industri dalam negeri. Tujuan penelitian ini yaitu memperoleh interval waktu yang seragam analisis kadar air dengan mempelajari pengaruh waktu ukuran partikel batubara. Bahan utama yang digunakan dalam penelitian ini adalah batubara peringkat rendah. Penilitian ini dilakukan terdiri dari tiga tahap yakni: persiapan bahan baku, tahap pengeringan, dan tahap analisis batubara. Tahap persiapan baku meliputi pengadaan sampel batubara dan tahap preparasi. pada tahap ini batubara terlebih dahulu dipr...
Bahan pelunak karet salah satu bahan kimia yang ditambahkan saat pembuatan kompon karet. Bahan pelunak pada pembuatan kompon karet saat ini banyak digunakan berasal dari minyak bumi. Minyak Jarak mengandung ikatan rangkap dapat digunakan... more
Bahan pelunak karet salah satu bahan kimia yang ditambahkan saat pembuatan kompon karet. Bahan pelunak pada pembuatan kompon karet saat ini banyak digunakan berasal dari minyak bumi. Minyak Jarak mengandung ikatan rangkap dapat digunakan sebagai bahan pelunak. Ikatan rangkap dirubah menjadi ikatan tunggal dengan proses hidrogenasi. Tujuan penelitian ini untuk mempelajari pengaruh suhu dan waktu reaksi hidrogenasi minyak jarak terhadap kualitas bahan pelunak serta untuk mengetahui pengaplikasian bahan pelunak terhadap kuat  tarik kompon karet.. Reaksi hidogenasi dipelajari pada suhu 40, 50, 60 dan 700C dan waktu reaksi selama 1,  3 dan 5 jam. Minyak jarak dimasukan kedalam reaktor labu leher tiga 500 mL yang dilengkapi dengan pengaduk magnetis. Kedalam minyak jarak ditambahkan metanol 2 M, ditambahkan hidrogen peroksida 0,6 M dan katalis CuSO4.5H2O sebanyak 1 gr. Minyak jarak terhidrogenasi kemudian dipindahkan kedalam corong pisah untuk dimurnikan secara dekantasi.  Lapisan atas sebagai produk disaring dan dianalisa. Minyak jarak terhidrogenasi dikarakterisasi sifat kimianya meliputi bilangan iod dan derajat hidrogenasi. Penentuan gugus fungsi dengan spektroskopi FTIR dan kuat tarik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kondisi terbaik  pada suhu 40 oC dan waktu1 jam diperoleh bilangan iod 62,09% dan derajat hidrogenasi 30,62%. Aplikasi bahan pelunak terhadap kompon karet diperoleh kuat tarik 0.7404N/mm2

And 26 more

Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan biofuel yang berasal dari minyak sawit/jelantah menggunakan katalis Silika Alumina. Biofuel ini telah berhasil diperoleh pada proses perengkahan minyak sawit dan minyak jelantah menggunakan... more
Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan biofuel yang berasal dari minyak
sawit/jelantah menggunakan katalis Silika Alumina. Biofuel ini telah berhasil diperoleh
pada proses perengkahan minyak sawit dan minyak jelantah menggunakan katalis
Silika Alumina pada berbagai temperatur dan laju alir gas N2.
Penelitian dilakukan dalam dua tahapan yaitu karakterisasi katalis dan proses
perengkahan katalitik. Katalis dikarakterisasi dengan Atomic Absorption
Spectroscophy ( AAS) menunjukkan bahwa Silika Alumina mempunyai rasio Si/Al 198.
Luas permukaan silika alumina diperoleh dari analisa Brunauer Emmet Teller ( BET )
yaitu 149,91 m2g-1dan ukuran pori rata-rata adalah 13 oA.
Perengkahan katalitik minyak sawit dilakukan dalam suatu mikroreaktor fixed bed
terbuat dari stainles steel dengan diameter 1 cm panjang 15 cm diisi dengan 1 g katalis. Proses perengkahan dilakukan pada temperatur reaktor 350- 500 °C dan laju gas N2 100- 160 ml.menit-1
. Hasil perengkahan dianalisa dengan metode gas kromatografi. Hasil
yang diperoleh untuk katalis silika alumina fraksi diesel dengan yield tertinggi 32,05%,
gasoline 2,78% pada temperatur 400°C dan laju gas N2 200 ml.menit-1
Reaksi perengkahan minyak sawit/jelantah dimodelkan dengan perengkahan asam
oleat, dan diperoleh persamaan kinetika reaksi orde satu terhadap asam oleat yaitu :
rA’’’ = 13,5285 e-29496,17/RT CA, mol/gr kat. menit
Kata kunci: biofuel, kinetika reaksi, minyak sawit/jelantah, perengkahan katalitik, silika
alumina
Limbahmedisrumahsakitmerupakansalahsatulimbahcairdengankandunganlogamberat. Kandungan kulitpisangterdiri seperti selulosa, hemiselulosa, pigmenklorofil, lemak, arabinosa, galaktosa, rhamnosa, danasamgalacturonic. Selulosa memiliki gugus... more
Limbahmedisrumahsakitmerupakansalahsatulimbahcairdengankandunganlogamberat. Kandungan kulitpisangterdiri seperti selulosa, hemiselulosa, pigmenklorofil, lemak, arabinosa, galaktosa, rhamnosa, danasamgalacturonic. Selulosa memiliki gugus fungsi seperti karboksil dan hidroksil yang dapat mengikat ion logam. Salah satuusahauntukmengatasiiniadalahdenganmetodeadsorpsi.Tujuanpenelitianiniadalahuntukmempelajari pengaruh kecepatanpengadukan, waktukontakuntukmenurunkankadarlogambesi (Fe)dan timbal (Pb)padalimbahrumahsakit. Metodepenelitian :kulitpisangdikeringkankemudiandikarbonisasiselanjutnyadiaktivasimenggunakan H2SO4 15 %  dan 25%. Karbonaktifteraktivasidicampur ke dalam sampel air limbah dengan perbandingan 1:5, kemudian diaduk dengan variasi kecepatan pengadukan 100, 150, 200, 250 rpm selama 60 menit.Filtratdianalisakandungan logam Fe dan Pb menggunaan ICP OES (Inductively couple plasma- Optical Emission Spectrometry).Hasil pengujian diperoleh bahwa  daya penjerapan menggunakan aktivator H2SO4 15 %  pada waktu pengadukan 180 menit dengan kecepatan pengadukan 100 rpm pada logam Fe mampu memberikan daya jerap yang optimum sebesar 96,85 % dan logam Pb memberikan daya jerap yang optimum sebesar 98,08%. Sedangkandenganaktivator H2SO4 25 % padawaktupengadukan 180 menitdengankecepatanpengadukan 100 rpm padalogam Fe memberikandayajerap yang optimum sebesar 97,27 % danlogamPbmemberikandayajerap yang optimum sebesar 96,32 %.
Synthesis of H/Bentonite and Ni/Al2O3-bentonite and its application to produce biogasoline from nyamplung seed (Calophyllum inophillum Linn) oil by catalytic hydrocracking A T Marini, K Wijaya and N A Sasongko-Production of... more
Synthesis of H/Bentonite and Ni/Al2O3-bentonite and its application to produce biogasoline from nyamplung seed (Calophyllum inophillum Linn) oil by catalytic hydrocracking A T Marini, K Wijaya and N A Sasongko-Production of nanocrystalline cellulose from an empty fruit bunches using sulfuric acid hydrolysis: Effect of reaction time on the molecular characteristics Abstract. This research aimed at studying the effect of reaction time, temperature and the type of catalyst on oxirane number and determining reaction kinetics data. There were two types of catalysts used were bentonite and sulfuric acid (H2SO4). The epoxidation reaction was done in-situ using hydrogen peroxide, acetic acid and benzene with bentonite and H2SO4 into the RBD palm olein to form epoxidized RBD palm olein. The main equipment used in this research was a 500 mL three-necked flask, equipped with a reflux condeser, thermometer, water bath and magnetic stirrer. The product was analysed of % of oxirane using a titration method. The results of this research showd that bentonite catalysts was optimally working at the temperature of 70 0 C for 4 hours with an oxirane level of 1.02%, while H2SO4 was optimally working at the temperature of 60 0 C for 3 hours with oxirane level of 2.31%.
Cashew nut shells is a waste in the cashew nut processing industry. The cashew nut shell is processed into liquid smoke by pyrolysis method. This liquid smoke can be used as a substitute for synthetic phenol. Phenol is the raw material of... more
Cashew nut shells is a waste in the cashew nut processing industry. The cashew nut shell is processed into liquid smoke by pyrolysis method. This liquid smoke can be used as a substitute for synthetic phenol. Phenol is the raw material of phenolic resin in the manufacture of varnish. This research aimed at determining the varnish characteristic obtained from the optimum condition of cashew nut shells pyrolysis by studying the effect of the addition of 0%, 10% and 20% commercial varnish at pyrolysis temperatures of 200 and 300 o C. The results were obtained at 300° on 0% commercial varnish addition with the density of 1.0024 gr / ml, 1 hour pseudo drying time and 2.45 hours of hard drying time. After the addition of (10-20)% commercial varnish, it was found that the addition of 20% commercial varnish was the best condition in which volatile matterl rate, density, touch dry time and hard dry time were of 45.51%, 1.05 (g / ml), 2.55 hours and 5.35 hours, respectively. All characteristics were meeting the Indonesian National Standards (SNI) for varnish type A (for interior and exterior use). This research indicated that the liquid smoke produced from the pyrolysis of cashew nut shells was a potential alternative material to be used as compound or substitute phenol in varnish manufacture.
Bismillahirrohmanirrohim, dengan mengucap Syukur kepada Allah SWT, telah dapat disusun buku Ekonomi Pabrik dengan tujuan memudahkan mahasiswa dalam mengikuti dan mempelajari matakuliah Ekonomi Teknik Kimia, Perancangan Pabrik Kimia dan... more
Bismillahirrohmanirrohim, dengan mengucap Syukur kepada Allah SWT, telah dapat disusun buku Ekonomi Pabrik dengan tujuan memudahkan mahasiswa dalam mengikuti dan mempelajari matakuliah Ekonomi Teknik Kimia, Perancangan Pabrik Kimia dan Tugas Akhir (TA) Prarancangan Pabrik Kimia.
Buku ini membahas tentang:
1. Perkiraan Investasi Modal
2. Modal Kerja
3. Physical – Plant Cost
4. Perkiraan Biaya Produksi
5. Penjualan, Keuntungan dan Analisa Profitabilitas Kelayakan Proyek
6. Analisa Ekonomi dari Hasil Penelitian Laboratorium
Penulis menyadari bahwa masih terdapat kekurangan dalam penulisan dan penyusunan buku ini. Oleh karena itu Penulis berharap agar ada masukan dan saran guna perbaikan. Akhirnya kami mengucapkan terima kasih dan penghargaan kepada semua pihak yang telah memberi bantuan hingga diterbitkannya buku ini. Semoga dapat memberi manfaat bagi semua yang membacanya khusunya bagi penulis.