Tin
Tin | |
---|---|
Daun dan buah tin | |
Klasifikasi ilmiah | |
Kerajaan: | Plantae |
Klad: | Tracheophyta |
Klad: | Angiospermae |
Klad: | Eudikotil |
Klad: | Rosid |
Ordo: | Rosales |
Famili: | Moraceae |
Tribus: | Ficeae |
Genus: | Ficus |
Subgenus: | F. subg. Ficus |
Spesies: | F. carica
|
Nama binomial | |
Ficus carica |
Tin atau Ara[1] (Ficus carica L.) adalah sejenis tumbuhan penghasil buah-buahan yang dapat dimakan dan berasal dari Asia Barat. Buahnya bernama sama. Nama "Tin" diambil dari bahasa Arab, juga dikenal dengan nama "Ara" (buah ara / pohon ara) sedangkan dalam bahasa Inggris disebut fig (common fig; "pohon ara umum"), sebenarnya masih termasuk kerabat pohon beringin dari dari genus yang sama, yaitu Ficus.
Pemerian
[sunting | sunting sumber]Tumbuh di daerah Asia Barat, mulai dari pantai Balkan hingga Afganistan. Sekarang dibudidayakan pula di Australia, Cile, Argentina, serta Amerika Serikat.
Habitus berupa pohon, besar dan dapat tumbuh hingga 10m dengan batang lunak berwarna abu-abu. Daunnya cukup besar dan berlekuk dalam, 3 atau 5 cuping.
Bunga tin tidak tampak karena terlindung oleh dasar bunga yang menutup sehingga dikira buah. Penyerbukan dilakukan oleh sejenis tawon khusus, sama seperti serangga yang menyerbuki jenis-jenis Ficus lainnya.
Yang disebut buah sebetulnya adalah dasar bunga yang membentuk bulatan. Tipe ini khas untuk semua anggota suku ara-araan (Moraceae). Buahnya berukuran panjang tiga hingga 5 cm, berwarna hijau. Beberapa kultivar berubah warna menjadi ungu jika masak. Getah yang dikeluarkan pohon ini dapat mengiritasi kulit.
Manfaat
[sunting | sunting sumber]Buah tin yang dijadikan teh telah sejak lama digunakan sebagai obat di Tiongkok, karena efeknya sangat baik untuk mengobati diare, wasir dan penyakit lainnya. Kandungan polisakarida dan senyawa fenol pada tanaman ini terbukti menunjukkan aktivitas antioksidan dan anti diabetes.[2]
Pemanfaatan
[sunting | sunting sumber]Buah tin dapat dimakan segar, dikeringkan, atau dibuat selai. Buah yang dipetik harus segera dimanfaatkan karena tidak dapat disimpan lama (mudah rusak). Di Bengali buah tin diolah sebagai sayuran.
Kaitan dengan literatur
[sunting | sunting sumber]Yahudi/Kristen
[sunting | sunting sumber]Pohon ara merupakan pohon ketiga yang disebutkan di Alkitab Ibrani dan Perjanjian Lama di Alkitab Kristen, setelah "pohon kehidupan" dan "pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat".[3] Adam dan Hawa menyemat daun pohon ara dan membuat cawat untuk menutupi tubuh mereka setelah mereka tahu, bahwa mereka telanjang.[4]
Buah ara juga termasuk daftar makanan yang ditemukan dalam Tanah Perjanjian menurut Taurat (Ulangan 8). Yesus Kristus mengutuk sebuah pohon ara karena tidak menghasilkan buah (Markus 11:12–14).
Islam
[sunting | sunting sumber]Pohon tin adalah salah satu dari dua pohon yang disebut manfaatnya baik dalam Islam. Di Al Qur'an, salah satu surat disebut dengan nama ini (QS Surah At-Tin ayat 1) karena Allah bersumpah atas nama buah/tumbuhan ini.
Lihat pula
[sunting | sunting sumber]Biologi
[sunting | sunting sumber]Agamawi
[sunting | sunting sumber]- Bagian Alkitab yang berkaitan: Kejadian 3, Ulangan 8, Matius 21, Matius 24, Markus 11, Markus 13, Lukas 21
- Bagian Al Quran yang berkaitan: Surah At-Tin
Referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ (Indonesia) Arti kata anjir (2) dalam situs web Kamus Besar Bahasa Indonesia oleh Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia.
- ^ Jiang, Xin-Yang; Wang, Cai-Wei; Zhang, Jun; Xu, Pei-Pei; Xue, Yi-Ting; Wang, Qian (2023-12-01). "Effects of different extraction methods on physicochemical characteristics and bioactivities of fig (Ficus carica L.) leaves polysaccharides". Arabian Journal of Chemistry. 16 (12): 105319. doi:10.1016/j.arabjc.2023.105319. ISSN 1878-5352.
- ^ Kejadian 2:9
- ^ Kejadian 3:7