[go: up one dir, main page]

Lompat ke isi

Kesehatan masyarakat

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
(Dialihkan dari Ilmu kesehatan masyarakat)
Berita utama surat kabar dari berbagai negara yang membahas pengujian vaksin polio (13 April 1955)

Kesehatan masyarakat, disingkat kesmas (bahasa Inggris: public health, bahasa Belanda: volksgezondheid) didefinisikan sebagai "ilmu dan seni mencegah penyakit, memperpanjang hidup, dan meningkatkan kualitas hidup dengan melakukan upaya-upaya terorganisasi dan memberi pilihan informasi kepada masyarakat, organisasi (publik dan swasta), komunitas, dan individu".[1] Disiplin ilmu ini mempelajari analisis determinan kesehatan pada suatu populasi dan ancaman-ancaman yang dihadapinya merupakan hal mendasar dalam kesehatan masyarakat.[2] Kesehatan yang dimaksud di sini mencakup kesejahteraan fisik, psikologis, dan sosial. Sementara itu, masyarakat yang dimaksud dapat berupa segelintir orang ataupun keseluruhan penduduk desa atau kota; dalam kondisi pandemi, masyarakatnya dapat mencakup beberapa benua.[3]

Kesehatan masyarakat merupakan bidang antardisiplin, yang melibatkan ilmu-ilmu seperti epidemiologi, biostatistika, ilmu sosial, dan manajemen pelayanan kesehatan. Subbidang lainnya yang dianggap penting di antaranya kesehatan lingkungan, kesehatan komunitas, kesehatan jiwa, ekonomi kesehatan, kebijakan kesehatan, penyuluhan kesehatan, politik kesehatan, kesehatan dan keselamatan kerja, disabilitas, masalah gender dalam kesehatan, serta kesehatan seksual dan reproduksi.[4] Kesehatan masyarakat, bersama dengan pelayanan kesehatan primer, sekunder, dan tersier, merupakan bagian dari sistem pelayanan kesehatan suatu negara secara keseluruhan. Kesehatan masyarakat dilaksanakan melalui surveilans penyakit dan indikator kesehatan, serta melalui promosi perilaku hidup sehat. Perilaku umum yang diinisiasi kesehatan masyarakat di antaranya promosi mencuci tangan, menyusui, vaksinasi, pencegahan bunuh diri, penghentian merokok, pemahaman tentang obesitas, meningkatkan aksesibilitas kesehatan, dan distribusi kondom untuk mengendalikan penyebaran penyakit menular seksual.

Ada perbedaan yang signifikan dalam mendapatkan akses layanan kesehatan dan inisiatif untuk melakukan upaya-upaya kesehatan masyarakat antara negara maju dan negara berkembang, serta di antara sesama negara berkembang. Di negara-negara berkembang, infrastruktur kesehatan masyarakatnya masih terbentuk — mungkin tidak tersedia cukup tenaga kesehatan yang terlatih, sumber daya keuangan, atau dalam beberapa kasus, pengetahuan untuk memberikan pelayanan medis dan pencegahan penyakit tingkat dasar.[5][6] Masalah kesehatan masyarakat yang utama di negara-negara berkembang adalah kesehatan ibu dan anak yang buruk, yang makin diperburuk oleh malnutrisi dan kemiskinan.

Sejak awal peradaban manusia, masyarakat telah mempromosikan kesehatan dan memerangi penyakit di tingkat populasi.[7][8] Dalam masyarakat pra-industri yang kompleks, intervensi-intervensi yang dirancang untuk mengurangi risiko yang mengancam kesehatan sering kali diinisiasi oleh berbagai pemangku kepentingan, seperti penguasa, jenderal militer, atau pemuka agama. Britania Raya merupakan negara yang memulai pengembangan kesehatan masyarakat sejak abad ke-19, karena Britania Raya merupakan negara urban modern pertama di dunia.[9] Inisiatif kesehatan masyarakat awalnya berfokus pada sanitasi (misalnya sistem pembuangan limbah di Liverpool dan London), pengendalian penyakit menular (misalnya vaksinasi dan karantina), serta pengembangan berbagai ilmu pengetahuan, misalnya statistika, mikrobiologi, epidemiologi, dan ilmu-ilmu teknik.[9]

Lihat pula

[sunting | sunting sumber]

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ Winslow, C.E.A. (1920). "The Untilled Field of Public Health". Science. 51 (1306): 23–33. doi:10.1126/science.51.1306.23. ISSN 0036-8075. 
  2. ^ "What is Public Health". Centers for Disease Control Foundation. Atlanta, GA: Centers for Disease Control. Diakses tanggal 27 January 2017. 
  3. ^ What is the WHO definition of health? from the Preamble to the Constitution of WHO as adopted by the International Health Conference, New York, 19 June - 22 July 1946; signed on 22 July 1946 by the representatives of 61 States (Official Records of WHO, no. 2, p. 100) and entered into force on 7 April 1948. The definition has not been amended since 1948.
  4. ^ Perdiguero, E. (2001). "Anthropology in public health. Bridging differences in culture and society". Journal of Epidemiology & Community Health. 55 (7): 528b–528. doi:10.1136/jech.55.7.528b. PMC 1731924alt=Dapat diakses gratis. 
  5. ^ Lincoln C Chen; David Evans; Tim Evans; Ritu Sadana; Barbara Stilwell; Phylida Travis; Wim Van Lerberghe; Pascal Zurn (2006). World Health Report 2006: working together for health. Geneva: WHO. OCLC 71199185. 
  6. ^ Jamison, D T; Mosley, W H (January 1991). "Disease control priorities in developing countries: health policy responses to epidemiological change". American Journal of Public Health. 81 (1): 15–22. doi:10.2105/ajph.81.1.15. ISSN 0090-0036. PMC 1404931alt=Dapat diakses gratis. PMID 1983911. 
  7. ^ Rosen, George (2015). A history of public health (Revised expanded). Baltimore. ISBN 978-1-4214-1601-4. OCLC 878915301. 
  8. ^ Porter, Dorothy (1999). Health, Civilization and the State: A History of Public Health from Ancient to Modern Times. London and New York: Routledge. ISBN 978-0415200363. 
  9. ^ a b Crook, Tom (2016). Governing systems : modernity and the making of public health in England, 1830-1910. Oakland, California. ISBN 978-0-520-96454-9. OCLC 930786561. 

Bibliografi

[sunting | sunting sumber]

Pranala luar

[sunting | sunting sumber]