PDF download Unduh PDF PDF download Unduh PDF

Kata "autentik" telah menjadi tren baru. Semua hal, mulai dari jin hingga keripik kentang dan tur-tur sejarah sekarang telah diberi label "autentik", yang berarti asli. Namun, ada suatu hal lain di balik konsep keaslian. Pada dunia kita yang sibuk dan penuh kepalsuan, ada banyak hal-hal yang tidak jujur, penipuan, serta kesempurnaan semu; kita semua mencoba hidup berdasarkan gambaran serta berbagai keadaan ideal. Dalam prosesnya, kita kemudian akan kehilangan diri sendiri. Namun, ketahuilah bahwa Anda sesungguhnya masih mampu bersikap jujur di hadapan orang-orang di sekitar Anda, dan menerima semua kecerobohan, kejujuran, serta bagian-bagian autentik dari diri Anda, yang membentuk keseluruhan diri Anda. [1]

Metode 1
Metode 1 dari 3:

Memahami Diri Sendiri

PDF download Unduh PDF
  1. Para psikolog mendefinisikannya sebagai manifestasi diri seseorang yang sesungguhnya dalam kehidupan sehari-hari. Pada dasarnya, hal ini berarti inti diri Anda direfleksikan pada apa yang Anda percayai, katakana, serta lakukan setiap hari. Orang-orang yang jujur menerima diri mereka apa adanya, dengan semua kekuatan serta kelebihan masing-masing. Mereka berlaku dalam cara-cara yang sesuai dengan nilai-nilai diri dan menghindari perilaku yang tidak cocok dengan nilai-nilai tersebut. Pada intinya, keadaan autentik berbicara tentang bersikap asli dan jujur. [2]
    • Langkah pertama untuk bersikap apa adanya dimulai ketika Anda mencoba bersikap jujur secara aktif. Keputusan ini harus diambil secara sadar. Anda juga harus berkomitmen untuk bertindak sejalan dengan siapa diri Anda, meski terkadang hal ini akan menantang dan terasa membuat rentan. Anda mungkin harus melakukan hal-hal yang tidak populer dengan orang lain, atau mengakui berbagai aspek diri sendiri yang kurang ideal, tetapi hal ini penting karena pengakuan akan apa yang Anda hargai atau tidak akan menuntun Anda untuk hidup secara terbuka, jujur, dan lebih asli.
    • Bersikap asli akan menguntungkan kesehatan mental. Riset menunjukkan bahwa orang-orang autentik merasa lebih baik akan diri sendiri dan lebih mungkin bersikap pantang menyerah jika diperhadapkan dengan tantangan pribadi, serta berisiko lebih kecil untuk bertindak merugikan diri sendiri, misalnya dengan menyalahgunakan alkohol atau melakukan perilaku buruk lainnya. Orang-orang yang autentik juga cenderung mendemonstrasikan lebih banyak tujuan dalam pilihan-pilihannya, serta lebih berfokus pada tujuan hidup dan berkomitmen untuk mencapai kesuksesan. [3]
  2. Kunci bersikap apa adanya adalah kesadaran dan pengetahuan akan diri sendiri. Anda harus meluangkan waktu untuk mengenal diri sendiri secara sangat mendalam. Bersikap apa adanya berarti Anda menjalani hidup diri sendiri, bukan hidup orang lain. Biasanya, dalam kehidupan, terutama saat kita masih kanak-kanak, kita menyerap pesan berdasarkan apa yang dikatakan serta dilakukan orang lain, kemudian menggabungkannya dalam sistem kepercayaan kita sendiri. Pada akhirnya, kita lalu berasumsi bahwa pikiran-pikiran ini merupakan pikiran kita sendiri. Kesadaran akan diri sendiri berguna untuk menganalisis semua kepercayaan serta nilai ini dan melihat mana yang benar-benar bagian dari diri Anda, serta mana yang Anda gabungkan hanya karena orang lain. [4] [5]
    • Keuntungan dari menyadari diri sendiri adalah setelah Anda mengetahui nilai-nilai yang ada, Anda kemudian bisa menentukan tindakan untuk memastikan keduanya berjalan beriringan. Inilah caranya agar Anda benar-benar bisa bertindak apa adanya. Sebagai contoh, bila Anda percaya pada Tuhan, pergi ke gereja setiap Minggu adalah cara mendukung kepercayaan ini dan merupakan suatu hal yang penting bagi Anda. Namun, jika Anda tidak percaya atau tidak yakin, Anda mungkin akan berhenti pergi ke gereja selama beberapa saat sembari mencoba memikirkannya. [6]
    • Sadarilah bahwa kesadaran akan diri sendiri merupakan usaha yang konstan, tetapi bukan sesuatu yang bisa benar-benar Anda kuasai kemudian lupakan. [7]
  3. Untuk mengenal diri lebih dalam, lakukan refleksi dan tuliskan semua hal yang penting bagi Anda dan apa yang benar-benar beresonansi di dalam diri Anda. Proses memilih dan menulis kata-kata mungkin membantu Anda mengklarifikasi nilai-nilai dalam diri. [8]
    • Pertimbangkan menulis dalam buku harian. Buku harian membantu Anda agar lebih waspada serta menyediakan cara langsung untuk melihat ke belakang dan melakukan refleksi masa lalu. Anda juga bisa terbantu melacak pola atau tren dalam kehidupan.
    • Bila Anda kesulitan mencatat buku harian dan malah "menulis berputar-putar" pada hal-hal yang besar, pertimbangkan menulis dengan beberapa alat bantu, seperti "Hal-Hal yang Kucintai" atau "Siapa Diriku Sekarang". Nyalakan penanda waktu selama 10 menit dan tuliskan salah satu topik selama durasinya. Latihan ini membantu Anda berfokus pada apa yang Anda ingin temukan tentang diri sendiri. [9]
    • Anda juga bisa mencoba latihan mengisi kalimat dan membagikannya kepada teman atau menyimpannya sendiri: "Bila kamu benar-benar mengenalku, kamu akan tahu hal ini: ___________". Latihan ini mengundang introspeksi dan membantu orang-orang mengenal nilai-nilai dan komponen-komponen yang paling penting di dalam dirinya. [10]
  4. Jalani hidup yang penuh rasa ingin tahu dan ajukan pertanyaan kepada diri sendiri untuk menemukan pusat hidup. Lepaskan fokus dari pandangan serta keinginan orang lain untuk kehidupan Anda. Pertanyaan-pertanyaan dan situasi teoritis ini bisa membantu Anda berpikir tentang apa yang benar-benar penting, sembari mengembangkan jawaban dan menyiapkan motivasi yang diperlukan untuk mengarahkan hidup pada jalur yang benar. Pertanyaan-pertanyaan ini mungkin berupa: Jika tidak ada uang, apa yang akan Anda lakukan dalam kehidupan? Bila rumah Anda terbakar, tiga hal apa yang akan Anda selamatkan? Apa yang menurut Anda bisa hilang dari hidup Anda? Apa yang membedakan Anda dari orang lain?
    • Pertanyaan-pertanyaan ini juga bisa lebih langsung. Cobalah tidak berpikir terlalu banyak dan mengikuti intuisi. Sebagai contoh, apa Anda orang yang sabar? Seorang introver atau ekstrover? Apa Anda bertanggung jawab untuk kesalahan-kesalahan Anda? Apa Anda seseorang yang berkata 'ya' atau 'tidak?' Apa Anda lebih menyukai pagi hari atau malam hari? [11]
    • Cobalah memeriksa ulang sebagian 'paham inti' yang Anda punya sejak masa kecil. Menyelamkan diri dalam berbagai budaya, filosofi, dan pikiran religious bisa membantu Anda membuat keputusan unik yang masuk akal tentang hal-hal yang autentik bagi diri sendiri. [12]
  5. Kesadaran diri berarti Anda mendengarkan diri sendiri. Pikirkan bukan hanya apa yang Anda katakan dan lakukan di dunia, tetapi juga apa yang Anda ucapkan ke diri sendiri. Bagaimana Anda melakukannya? Apa yang Anda pikirkan? Apa Anda sering bersikap negatif dan mengkritik diri karena tidak lebih pintar, cantik, ramah, dan sebagainya? Atau Anda lebih murah hati dengan diri sendiri dan mencoba berfokus pada hal-hal yang positif dan melupakan kesalahan? Menganalisis cara berbicara ke diri sendiri secara internal akan membantu Anda mengenali perasaan terhadap diri dan jalur hidup, karena dunia dalam batin adalah diri Anda yang paling asli.
    • Luangkan waktu beberapa menit setiap hari untuk duduk dengan tenang dan mendengarkan suara hati. Cobalah mengambil beberapa napas dalam dan pelajari pikiran Anda. Sebagai alternatif, Anda juga bisa berdiri di depan cermin dan "mengonfrontasi" diri sendiri dengan berbicara keras-keras. Ucapkan segala sesuatu yang Anda pikirkan keras-keras. [13]
  6. Meski setiap individu memang unik, para psikolog yang mempelajari kepribadian juga percaya bahwa ada beberapa jenis kepribadian yang berbagi karakteristik umum. Mengetahui jenis kepribadian Anda bisa membantu memahami mengapa Anda berpikir, merasa, serta bertindak seperti apa adanya. [14]
    • Meski ada begitu banyak tes kepribadian daring dan di media sosial, tes yang paling dikenal adalah Myers-Briggs Type Indicator (MBTI), yang mengidentifikasi empat skala psikologis: Ekstrover-Introver, Insting-Instuisi, Berpikir-Merasa, dan Menghakimi-Menganalisis. Tes ini menyatakan bahwa setiap orang memiliki kecenderungan akan salah satu sisi dari setiap skala tersebut. [15]
    • Anda harus mengingat bahwa tes kepribadian, meski menarik dan berguna, tidak bisa memberi tahu siapa diri Anda yang sesungguhnya. Ingatlah bahwa beberapa tes ini bahkan memiliki validitas dan tingkat kepercayaan yang rendah secara statistik. Lebih lanjut lagi, identitas diri disusun oleh lebih dari empat faktor pada tes kepribadian. Namun, tes-tes seperti ini bisa memberikan gambaran saat Anda berpikir dan melakukan refleksi akan hasilnya.
  7. Perasaan serta emosi adalah reaksi spontan terhadap pengalaman hidup dan bisa memberikan informasi yang berguna serta masukan tentang diri sendiri dan tempat kita di dunia. Tidak semua orang suka memikirkan perasaan mereka, tetapi hal ini merupakan latihan berguna karena bisa memberitahu apa yang Anda sukai dan tidak, apa yang membuat Anda senang, sedih, tidak nyaman, cemas, dan lain-lain. Salah satu hal yang bisa Anda coba adalah lebih mewaspadai perasaan diri untuk bisa melakukan refleksi mengenai manifestasi fisik dari emosi-emosi Anda. Sebagai contoh:[16]
    • Perasaan aneh di dalam perut mungkin menunjukkan kecemasan atau kegugupan.
    • Perasaan panas di wajah mungkin menunjukkan rasa marah atau malu.
    • Mengencangkan gigi atau rahang mungkin menjadi tanda bahwa Anda sedih, frustrasi, atau marah.
  8. Liburlah sehari dan daki gunung sendirian. Makanlah di restoran sendirian. Atau, bepergianlah sendirian. Beberapa orang menemukan bahwa waktu sendirian merupakan cara terbaik untuk belajar tentang diri sendiri. Mereka belajar mengenai apa yang bisa dan tidak bisa mereka lakukan, serta apa yang mereka inginkan dan tidak. Perasaan ini biasanya muncul dari pengalaman sendirian dan lebih menyelami diri. Mungkin, sebagai contoh, Anda menemukan bahwa Anda benar-benar suka "tersesat" di kota serta memilih berkeliaran daripada mengikuti jadwal tur. [17]
    • Terkadang, di dunia modern, ingin sendirian bisa dianggap aneh. Namun, sesungguhnya waktu sendirian memiliki beberapa keuntungan; Anda bisa membangun kepercayaan diri, menyadari bahwa Anda tidak perlu pengakuan orang lain, belajar menghargai opini diri sendiri (bukan hanya opini orang lain), serta mengundang peluang untuk melakukan refleksi pada perubahan-perubahan terbaru serta "menyusun ulang perabot mental" untuk menyesuaikan diri terhadap hidup yang selalu berubah. Waktu sendiran juga bisa membantu Anda memikirkan apa yang Anda inginkan dari kehidupan dan memberikan rasa berguna serta petunjuk yang diinginkan banyak orang. [18]
    Iklan
Metode 2
Metode 2 dari 3:

Tetap Bertindak Apa Adanya

PDF download Unduh PDF
  1. Ingatlah bahwa bersikap apa adanya merupakan proses yang terus berubah. Hidup akan terus berubah, begitu juga dengan nilai-nilainya. Anda bukanlah orang yang sama di usia 30 tahun dengan ketika Anda berumur 15. Seiring dengan berlalunya waktu, Anda kemungkinan akan menderita disonansi kognitif, yaitu sebuah istilah psikologis yang merujuk pada tekanan atau rasa tidak nyaman saat mempertahankan kepercayaan yang berlawanan dengan tindakan Anda. Jadi, Anda harus terus belajar tentang diri sendiri, menganalisis kepercayaan diri dan menyingkirkan yang sudah tidak relevan, serta menerima apa yang penting di saat ini. Bersikap apa adanya adalah proses redefinisi diri serta versi diri yang Anda inginkan di masa depan secara konstan. [19]
    • Mungkin, sebagai contoh, saat Anda berusia 13 tahun, Anda ingin menikah dan punya anak saat menginjak usia 26 sehingga bisa menjadi seorang ibu muda. Namun, bila usia Anda sekarang 30 dan belum menikah atau punya anak, Anda mungkin perlu mengevaluasi target serta kepercayaan diri lagi. Mungkin, Anda menentukan bahwa pendidikan dan karier merupakan prioritas tertinggi, atau Anda hanya belum menemukan pasangan yang tepat. Mungkin juga kepercayaan Anda berubah dan tidak lagi yakin akan pernikahan. Melakukan refleksi kehidupan dan diri sendiri (dalam hal perasaan dan pikiran) bisa membantu dalam mendefinisikan ulang kepercayaan serta identitas pada berbagai tahap kehidupan.
    • Ketahuilah bahwa bersikap apa adanya di semua usia adalah hal yang sulit jika Anda tidak mengenal keinginan-keinginan, hasrat, kebutuhan, serta nilai-nilai mendasar dalam diri! Anda harus mau menyadari bahwa hal-hal memang berubah, dan, yang terpenting, ANDA juga berubah seiring dengan berjalannya waktu.
  2. Bersifatlah terbuka dan paparkan diri terhadap ide-ide baru serta beberapa perspektif akan berbagai hal. Sistem pemikiran biner (baik/buruk) bisa memerangkap Anda dalam siklus penghakiman serta membatasi kemampuan untuk menjadi diri sendiri. Syukuri kehidupan sebagai siklus belajar yang tidak pernah berhenti; saat opini, ide, dan nilai-nilai Anda berubah, siapa diri Anda apa adanya, baik dari dalam maupun luar, juga akan berubah. [20]
    • Bersikap terbuka bisa berarti berbagai hal, misalnya membaca buku atau mengikuti kelas belajar untuk sesuatu yang tidak Anda kuasai, atau bahkan sebuah pelajaran yang Anda kira sudah Anda ketahui. Ini bisa membantu Anda untuk menjawab berbagai pertanyaan tentang dunia serta mengembangkan sistem kepercayaan sendiri.
    • Sebagai contoh, banyak mahasiswa menjalani transformasi identitas diri saat mereka belajar dan menemui hal-hal baru serta terpisah dari orangtuanya untuk pertama kali. Belajar adalah salah satu cara membuka mata dan menentukan apa yang cocok dengan diri Anda. Mungkin, Anda punya pertanyaan tentang agama sehngga mengikuti kelas tentang berbagai agama. Mungkin, Anda ingin tahu posisi sebagai seorang wanita di dunia, sehingga Anda mengikuti kelas perkenalan dalam bidang studi wanita. [21]
    • Remember that maintaining a sense of curiosity about the world is one way in which to keep yourself excited and energized about life.
  3. It can be comforting to assume that life - and by extension our own selves - stays the same over time. Although there may be elements of your identity (such as being creative or an extrovert) that are consistent across time, there's also a lot that changes and that can be scary and unsettling.
    • Sebagai contoh, mungkin saat masih kecil Anda diajari untuk tidak mendukung pernikahan sejenis, tetapi sekarang Anda mengalami konflik karena persepsi diri telah berubah seiring pertumbuhan sebagai orang dewasa. Hal ini normal. Perubahan adalah yang baik. Perubahan bisa bersifat transformative. Lepaskan masa lalu dan sambut diri Anda yang baru. Hargai siapa Anda saat ini dan apa yang terasa benar bagi Anda SEKARANG. Hal ini mungkin menakutkan, tetapi beginilah caranya agar Anda bisa bersikap apa adanya. [22]
  4. Bersikap apa adanya juga berarti Anda berani. [23] Terkadang, Anda rentan terhadap kritik orang lain jika menjalankan prinsip sendiri dan tidak mengikuti harapan mereka akan diri Anda. Lebih lanjut lagi, bersikap introspektif mungkin menyebabkan perubahan dalam hidup yang harus siap Anda sambut. Misalnya, mungkin dalam proses refleksi diri, Anda sadar bahwa Anda tidak bahagia dalam hubungan saat ini dan meluangkan terlalu banyak waktu untuk berusaha menjadi pasangan yang sempurna demi melakukan semua hal yang diharapkan dan benar. Anda perlu kekuatan dan keberanian untuk melawan tekanan-tekanan sosial serta reaksi orang lain. [24]
    • Ingatlah bahwa Anda selalu berhak menerima cinta dan penerimaan. Anda adalah diri Anda apa adanya. Jika orang-orang tidak bisa mencintai Anda karena hal tersebut, mereka mungkin tidak pantas dipertahankan.
    • Jangan mempermalukan diri sendiri. Menjadi lebih sadar berarti Anda juga harus tahu bahwa Anda adalah orang yang tidak sempurna dan punya kekurangan. Tidak ada seorang pun yang sempurna. Anda mungkin terlalu senang mengontrol atau menyuruh orang lain. Alih-alih mempermalukan diri sendiri, terimalah semua kekurangan ini dan cobalah mencari cara untuk beradaptasi dan sedikit menekannya. Pertimbangkan juga bagaimana semua kelemahan tersebut bisa dianggap positif dalam beberapa situasi; misalnya, sifat Anda yang suka mengontrol berarti Anda tidak pernah telah menyelesaikan tugas atau menghadiri rapat. Selain itu, karena Anda punya kekurangan, Anda akan lebih mampu berempati ketika orang lain membuat kesalahan. Semua bagian diri sendiri yang berbeda – termasuk kelemahan dan lainnya – adalah hal-hal yang membuat Anda ada sebagaimana saat ini. [25]
    Iklan
Metode 3
Metode 3 dari 3:

Bersikap Apa Adanya Terhadap Orang Lain

PDF download Unduh PDF
  1. Dalam terlalu banyak situasi, kita sering bertindak seperti semua orang atau melakukan apa yang mereka lakukan hanya agar cocok. Ini terjadi terutama dalam situasi-situasi bertekanan tinggi, misalnya sebuah pesta yang dihadiri orang-orang baru, atau rapat yang membuat Anda merasa harus berpartisipasi dengan baik. Biasanya, hasrat kita untuk diterima secara sosial melebihi keinginan kita untuk menjadi diri sendiri. Namun, dengan begini, Anda akan kesulitan bersikap apa adanya. Inti dari hal yang harus Anda lakukan adalah menjadi diri sendiri, serta berkata serta melakukan hal-hal yang menunjukkan siapa diri Anda sebagai seorang manusia. [26]
    • Berpura-pura menjadi seseorang atau sesuatu yang bukan diri Anda, hanya agar bisa cocok dengan orang lain, akan mempromosikan perasaan kepalsuan yang sesungguhnya Anda ingin perangi. Selain itu, ketahuilah bahwa kebanyakan orang menemukan bahwa mereka bisa punya lebih banyak teman dekat saat menjadi diri sendiri, dan lebih sukses ketika mereka melakukan hal-hal yang mereka suka. Anda juga akan lebih puas dalam lingkaran sosial serta karier sat menempatkan siapa diri Anda ke dalam berbagai situasi di kehidupan, bukan sebaliknya.
    • Tekanan dari teman bisa menjadi fenomena berbahaya yang sangat nyata. Ingat, ada banyak hal-hal buruk yang dilakukan orang ke diri sendiri dan sesamanya (mulai dari merokok hingga merundung atau membunuh), hanya karena mereka terlalu mempedulikan omongan orang lain dan merasa reputasi mereka akan rusak jika tidak. Jangan lakukan apa pun yang tidak ingin Anda lakukan. Ingatlah bahwa di akhir sebuah hari, Andalah satu-satunya yang harus hidup bersama diri sendiri setiap saat. Dengarkan dan ikuti petunjuk jiwa Anda.
  2. Toxic people are those people who masquerade as "friends" who pressure you to do things you don't want to do (like drink alcohol, make fun of others, or skip out on work) or who make you feel guilty or shameful for who you are.
    • Sebagai contoh, bila Anda punya teman yang senang meledek Anda karena selalu mengenakan pakaian hitam dan tidak berdandan seperti 'seorang wanita', ini tidak sehat bagi Anda. Teman-teman harus membuat Anda merasa positif akan diri sendiri dan bisa mengeluarkan versi terbaik yang ada, bukannya mematahkan semangat karena tidak mendukung Anda.
  3. Saat Anda tidak ingin melakukan sesuatu yang diharapkan orang lain karena hal tersebut bertentangan dengan nilai diri, Anda harus siap mempertahankan prinsip-prinsip Anda. Kita semua memiliki kecenderungan alami untuk menyenangkan orang lain, jadi Anda harus berani mengatakan 'tidak'. Meski awalnya Anda akan merasa tidak biasa dan sedikit grogi, pada akhirnya Anda akan terbiasa bersikap apa adanya.
    • Di saat yang sama, terkadang Anda juga harus mengatakan 'ya' saat orang lain mengundang Anda untuk mencoba melakukan sesuatu yang baru atau tidak terduga. Hal ini juga membutuhkan keberanian, karena kita semua cenderung takut mengewakan orang lain. Sebagai contoh, mungkin teman-teman mengundang Anda mencicipi makanan Ethiopia atau bermain kayak di akhir pekan – terimalah undangan mereka! Bersikap apa adanya juga berarti mencoba hal-hal baru dan belajar tentang diri sendiri dalam berbagai cara, bahkan bila Anda mungkin gagal saat melakukannya. Manusia memang harus seperti itu.[27]
  4. Semua orang ingin diakui orang lain. Kita ingin orang lain merasa bangga akan diri kita, dan terhubung. Namun, Anda tidak perlu membuktikan apa pun, tidak perlu menunjukkan kepada orang-orang di sekitar atau dunia secara umum bahwa Anda adalah orang baik yang melakukan hal-hal yang juga baik. Sejalan dngan prinsip ini, Anda tidak harus menyembunyikan kekurangan diri sebagai manusia. Ketahuilah, jika Anda terkadang datang terlambat, kemungkinan orang lain juga pernah melakukannya. Bersikap apa adanya berarti Anda tidak hanya menerima kekuatan serta kekurangan diri sendiri, tetapi juga mengizinkan orang lain melihatnya. Percayalah bahwa jika Anda bisa memaafkan dan menerima diri sendiri, orang lain akan mengikuti Anda.
    • Berpura-pura menjadi orang lain demi menyenangkan sesama adalah hal yang melelahkan. Bersikaplah apa adanya dan orang-orang mungkin akan menerima serta mendukung Anda dengan lebih serius, karena mereka melihat bahwa Anda seperti mereka – seorang manusia normal yang terkadang membuat kesalahan, tetapi juga bisa melakukan berbagai hal besar dan berbakat. Misalnya, Anda mungkin cenderung datang terlambat, tetapi selalu menyelesaikan pekerjaan sebelum meninggalkan kantor. [28]
  5. Pikirkan bagaimana Anda berkomunikasi dengan orang lain dan apa serta bagaimana cara Anda berucap. Bersikaplah jujur terhadap pikiran dan opini diri, tetapi ingatlah bahwa Anda bisa bersikap apa adanya tanpa meremehkan pikiran serta opini orang lain, terutama dalam situasi-situasi yang tidak Anda setujui. Ingat bahwa apa yang kita ingin katakan hanya akan berguna dan konstruktif bila kita bisa mengekspresikannya secara matang dan baik. Biasanya, akan lebih baik untuk menggunakan pernyataan-pernyataan "saya" yang berfokus pada nilai serta tindakan Anda, alih-alih menekankan orang lain, karena pernyataan-pernyataan "Anda" biasanya dianggap sebagai suatu hal yang bersifat menuduh. [29]
    • Misalnya, jika Anda seorang vegetarian berkomitmen, sampaikan kepercayaan Anda tanpa harus menyebut rekan-rekan pemangsa daging sebagai "pembunuh kejam". Alih-alih melakukannya, beri tahu alasan mengapa ANDA menjadi seorang vegetarian, tanpa menghakimi pilihan mereka untuk mengonsumsi daging. Bersikap apa adanya berarti Anda jujur terhadap diri sendiri, tetapi ini bukan berarti Anda tidak menghargai versi keaslian orang lain.
    • Selalu, ingatlah untuk selalu berpikir sebelum berbicara. Aturan ini baik untuk hidup secara umum, tetapi sangat berguna dalam situasi-situasi yang menyentuh atau rumit. [30]
  6. Tentukan seseorang yang dekat dengan Anda, dan Anda cintai serta percaya, untuk membantu proses ini. Ia mungkin pasangan, anggota keluarga, atau teman dekat. Kapan pun Anda berada dalam situasi yang membuat rentan, cobtohnya saat mengikuti rapat kerja dengan bos yang rewel, hubungi pendukung sosial ini agar kepercayaan diri Anda bertambah dan bisa menghindari perangkap kepalsuan. [31]
    • Ketika Anda merasa cemas, hubungi orang tersebut dan beritahu ia akan perasaan Anda. Sebagai contoh, Anda bisa mengaku bahwa Anda sesungguhnya mempersiapkan apa yang ingin didengar bos alih-alih apa yang sebenarnya ingin Anda katakan atau lakukan. Memberi tahu seseorang bahwa Anda sedang menempuh jalur yang salah bisa membantu untuk tetap sadar akan perilaku diri serta menyesuaikannya sesuai keperluan, sehingga Anda bisa bertahan di jalur kejujuran dan keaslian diri. Dalam banyak kasus, orang-orang yang suportif akan meminta Anda untuk "menjadi diri sendiri" saat menghadapi situasi-situasi yang sulit. Mereka benar. Dengarkan saran mereka. [32]
  7. Ada banyak situasi sosial yang membuat kita cemas serta merasa harus memenuhi janji terhadap diri sendiri. Untuk momen-momen seperti ini, yaitu ketika Anda tidak yakin saat diperhadapkan dengan orang lain atau dunia, misalnya ketika pergi ke pesta atau pernikahan yang dipenuhi orang asing, mulai bersekolah atau kerja di tempat baru, semangati diri agar Anda merasa baik. Tuliskan beberapa kata kunci yang bisa digunakan untuk mendefinisikan diri dan ucapkan berulang-ulang – atau bahkan teriakkanlah! Baca salah satu puisi favorit Anda yang bisa memicu inspirasi keras-keras. Buat daftar putar berisikan beberapa lagu kesukaan yang bisa mendukung usaha Anda untuk menjadi diri sendiri. [33]
    • Apa pun yang Anda pilih, pastikan hal tersebut membantu Anda untuk bersikap apa adanya. Menemukan fokus ini akan mengingatkan Anda mengenai siapa diri Anda yang sesungguhnya, serta apa yang penting bagi Anda.
  8. Ingatlah untuk memperlakukan mereka seperti Anda ingin diperlakukan. Apa yang asli bagi seseorang akan sangat berbeda pada orang lain. Anda tidak boleh memaksakan nilai atau penghakiman; setiap dari kita berbeda. Hal ini normal – faktanya, inilah yang membuat usaha Anda akan terasa seru dan dinamis! [34]
    • Perbedaan di antara orang-orang – baik secara seksual, spiritual, profesional, fisik, dan seterusnya – tidak boleh membuat takut. Alih-alih ketakutan, terimalah perbedaan serta keaslian orang lain dan mereka akan melakukan hal yang sama untuk Anda.
    Iklan

Tips

  • Jangan berpura-pura menjadi orang lain. Jadilah DIRI SENDIRI. Semua orang spesial dalam caranya masing-masing; kembangkan sifat-sifat yang mendefinisikan diri Anda dan rayakan hal tersebut
Iklan
  1. ↑ http://life.gaiam.com/article/5-ways-live-authentic-life
  2. ↑ http://psychcentral.com/blog/archives/2012/08/06/5-ways-to-get-to-know-yourself-better/
  3. ↑ http://psychcentral.com/lib/ways-of-living-an-authentic-life/
  4. ↑ https://au.reachout.com/-/media/pdf/mental%20fitness/reachout_a4factsheet_howtoincreaseselfawareness.pdf
  5. ↑ http://www.mindtools.com/pages/article/newCDV_51.htm
  6. ↑ http://www.mindtools.com/pages/article/newCDV_51.htm
  7. ↑ https://au.reachout.com/-/media/pdf/mental%20fitness/reachout_a4factsheet_howtoincreaseselfawareness.pdf
  8. ↑ http://riskology.co/alone/
  9. ↑ http://riskology.co/alone/
  10. ↑ http://psychcentral.com/lib/ways-of-living-an-authentic-life/
  11. ↑ http://life.gaiam.com/article/5-ways-live-authentic-life
  12. ↑ http://psychcentral.com/lib/ways-of-living-an-authentic-life/
  13. ↑ http://psychcentral.com/lib/ways-of-living-an-authentic-life/
  14. ↑ http://leadership.uoregon.edu/resources/exercises_tips/leadership_reflections/10_things_authentic_leaders_do
  15. ↑ http://www.huffingtonpost.com/2014/09/15/brene-brown-how-to-be-yourself_n_5786554.html
  16. ↑ http://psychcentral.com/blog/archives/2014/08/17/overcoming-shame-to-connect-with-your-true-self/
  17. ↑ http://www.huffingtonpost.com/2014/09/15/brene-brown-how-to-be-yourself_n_5786554.html
  18. ↑ http://www.huffingtonpost.com/2014/09/15/brene-brown-how-to-be-yourself_n_5786554.html
  19. ↑ https://www.psychologytoday.com/blog/prescriptions-life/201310/how-stop-people-pleasing
  20. ↑ http://money.usnews.com/money/blogs/outside-voices-careers/2015/04/06/how-to-be-authentic-but-not-totally-transparent-in-the-workplace
  21. ↑ http://money.usnews.com/money/blogs/outside-voices-careers/2015/04/06/how-to-be-authentic-but-not-totally-transparent-in-the-workplace
  22. ↑ http://www.huffingtonpost.com/2014/09/15/brene-brown-how-to-be-yourself_n_5786554.html
  23. ↑ http://www.huffingtonpost.com/2014/09/15/brene-brown-how-to-be-yourself_n_5786554.html
  24. ↑ http://www.huffingtonpost.com/2014/09/15/brene-brown-how-to-be-yourself_n_5786554.html
  25. ↑ http://psychcentral.com/lib/ways-of-living-an-authentic-life/

Tentang wikiHow ini

Amy Wong
Disusun bersama :
Pelatih Kepemimpinan dan Perubahan
Artikel ini disusun bersama Amy Wong. Amy Eliza Wong adalah Pelatih Kepemimpinan dan Perubahan, sekaligus Pendiri Always on Purpose, praktik swasta yang membantu klien individu dan eksekutif untuk meningkatkan kesejahteraan dan keberhasilan diri serta membantu mengubah budaya kerja, mengembangkan kepemimpinan, dan memperkuat daya tahan. Berbekal lebih dari 20 tahun pengalaman, Amy memberikan latihan perorangan dan mengadakan serta menjadi pembicara utama lokakarya bagi para pengusaha, perusahaan rintisan, praktik medis, perusahaan nirlaba, universitas, dan sekolah. Berlokasi di San Francisco Bay Area, dia bekerja sama dengan nama-nama besar di bidang teknologi dan menawarkan pengembangan kepemimpinan dan strategi komunikasi internal dalam tim di seluruh dunia. Amy adalah instruktur tetap di Stanford Continuing Studies, dia memiliki gelar MA dalam Psikologi Transpersonal dari Sofia University, sertifikasi dalam Pelatihan Hidup Transformatif dari Sofia University, dan sertifikasi dalam Kecerdasan Komunikasi Lisan dari CreatingWE Institute. Artikel ini telah dilihat 16.020 kali.
Daftar kategori: Kesehatan
Halaman ini telah diakses sebanyak 16.020 kali.

Apakah artikel ini membantu Anda?

Iklan