KETUBAN PECAH DINI
DEFINISI
Menurut Manuaba (2008) Ketuban pecah
dini atau premature rupture of the
membranes (PROM) pecahnya selaput
ketuban sebelum adanya tanda-tanda
persalinan
Sebagian besar ketuban pecah dini terjadi
diatas 37 minggu kehamilan, sedangkan
dibawah 36 minggu tidak terlalu banyak.
Faktor Risiko
Usia
Sosial
ekonomi
Paritas
Merokok
Riwayat KPD
Inkompetensia serviks
Tek. Intrauterin meninggi
Patofisiologi
Infeksi
aktifitas iL-1
dan
prostaglandin
kolagenase
jaringan
depolimerasi
kolagen pada
selaput korion/
amnion,
ascending
infection
infeksi
intraamnion
infeksi
sistemik
ketuban tipis,
Lemah(rapuh)
mudah pecah
spontan.
Gejala Klinis
keluarnya cairan ketuban merembes melalui
vagina, cairan vagina berbau amis dan tidak
seperti bau amoniak, mungkin cairan tersebut
masih merembes atau menetes
Janin mudah diraba.
tidak adanya his dalam satu jam
nyeri uterus, denyut jantung janin yang semakin
cepat serta perdarahan pervaginam sedikit (jrg
terjadi)
DIAGNOSIS
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Spekulum : Keluarnya air ketuban dari
ostium uteri eksternum
Nitrazine test
Fern test
USG : AFI
Intraamniotic fluoresceinjarang, invasif
Amnioscopy
Diamine oxidase test
Fetal fironectin
PENANGANAN KHUSUS
Konfirmasi I
Bau cairan ketuban yang khas.
Jika keluarnya sedikit-sedikit,
tampung cairan yang keluar dan nilai
1 jam kemudian.
Dengan spekulum DTT, lakukan
pemeriksaan inspekulo. Nilai apakah
cairan keluar melalui ostium uteri atau
terkumpul di forniks posterior
Konfirmasi II
Jika mungkin lakukan:
Tes lakmus (tes nitrazin). Jika kertas
lakmus merah
berubah jadi biru menunjukkan adanya cairan
ketuban (alkalis). Darah dan infeksi vagina
dapat menghasilkan tes yang positif palsu.
Tes pakis. Dengan meneteskan cairan
ketuban pada
gelas objek dan dibiarkan kering. Permeriksaan
mikroskopik menunjukkan kristal cairan amnion
dan gambaran daun pakis.
KOMPLIKASI
MATERNAL : KORIOAMNIONITIS (20 %)
Tanda :
- Febris ( > 37.8 C)
- Takhikardia ibu
- Takhikardia janin
- Nyeri pada penekanan uterus
- Air ketuban berbau busuk
- Lekositosis, shift to the left
JANIN
Prematuritas
HMD
Hipoplasia pulmonal
Infeksi
Fetal distres
Deformitas janin
Prolaps tali pusat
Penatalaksanaan
Jika tidak ada infeksi dan kehamilan < 37 minggu:
# Berikan antibiotika untuk mengurangi morbiditas ibu dan
janin:
Ampisilin 4 x 500mg selama 7 hari ditambah
eritromisin 250mg per oral 3 kali per hari selama 7 hari.
# Berikan kotikosteroid kepada ibu untuk memperbaiki
kematangan paru janin:
Betametason 12mg I.M. dalam 2 dosis setiap 12 jam,
Atau deksmetason 6mg I.M. dalam 4 dosis setiap 6 jam.
(catatan: Jangan berikan kortikosteroid jika ada
infeksi)
# Lakukan persalinan pada kehamilan 37 minggu.
# Jika terdapat his dan darah lendir, kemungkinan terjadi
persalinan preterm.
Jika tidak terdapat infeksi dan kehamilan > 37
minggu:
# Jika ketuban telah pecah > 18jam, berikan
antibiotika profilaksis untuk mengurangi risiko
infeksi streptokokus grub B:
Ampisilin 2 g I.V. setiap 6 jam,
Atau penisilin G 2 juta unit I.V. setiap 6jam
sampai persalinan,
( Jika tidak ada infeksi paskapersalinan,
hentikan antibiotika)
# Nilai serviks:
Jika serviks sudah matang, lakukan induksi
persalinan dengan oksitoksin,
Jika serviks belum matang, matangkan
dengan prostaglandin dan infus oksitosin, atau
lahirkan dengan seksio sesarea.
MANAJEMEN
1.
Identifikasi pasien yang
memerlukan persalinan segera:
a.
b.
c.
d.
Pasien sudah dalam persalinan
Pasien dengan paru janin sudah matang
Fetal distres
Pasien dengan infeksi berat: persalinan
pervaginam, kecuali ada indikasi obstetrik
e. Pasien dengan amnionitis subklinis
f. Pasien dengan risiko tinggi infeksi
Pasien dengan risiko tinggi infeksi
Pasien mendapat obat imunosupresan
Pasien dengan riwayat RHD
Pasien dengan DM-insulin dependent
Pasien dengan sickle cell disease
Pasien dengan protease jantung
Menentukan umur kehamilan !!
KPD pada kehamilan > 36
minggu
akif segera dilahirkan
Induksi bila serviks sudah matang
Bila belum matang, periode laten
sampai 24 jam diijinkan sebelum
dilakukan induksi, antibiotik
Manajemen
KPD pada kehamilan 32 - 36
minggu
korioamnionitis meningkat
cenderung untuk dilahirkan
Induksi bila serviks sudah matang
> kasus serviks belum matang
Manajemen ekspektan/konservatif +
antibiotik
Risiko
KPD pada kehamilan 26 - 32
minggu
Risiko Hyaline membrane disease (HMD)
meningkat
Ekspektan manajemen + antibiotik
Pemberian kortikosteroid pematangan paru
Awasi terhadap tanda2 korioamnionitis
Pemberian tokolitik bila terdapat kontraksi
sebelum pemberian kortikosteroid tidak terbukti
dapat memperpanjang fase laten
Monitoring janin: NST,WBC,CRP
Terminasi bila terdapat persalinan progresif, fetal
distress ( deselerasi variabel)
Cara terminasi : keadaan serviks dan janin
KPD pada kehamilan < 26
minggu
Hasil luaran perinatal sangat buruk
Mortalitas perinatal : 60 90 %
Morbiditas maternal : 50 %
16 % bayi yang hiduphambatan pertumbuhan
dan perkembangan
Risiko deformitas muskuloskeletal dan hipoplasia
pulmonal meningkat
Tidak ada satu penatalaksanaan yang dapat
meningkatkan hasil luaran kehamilan
Tokolitik, glukokortikoid, phenobarbital, vitamin K,
antibiotik, amnioinfusion hasil tidak memuaskan
Penatalaksanaan Konservatif
Tujuan: untuk membiarkan janin mencapai
tahap maturitas sehingga dapat bertahan hidup
di luar kandungan
Prosedur :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Istirahat total/bedrest selama cairan ketuban masih
mengalir keluar
Pemeriksaan suhu dan denyut nadi setiap 4 jam sekali
Hitung lekosit setiap hari
Pengukuran kadar estriol setiap hari
Pemeriksaan USG seminggu sekali
Jangan melakukan pemeriksaan vaginal
Pengambilan sekret vagina untuk kultur 2 minggu
sekali
Pemberian antibiotika profilaksis
Jika ada infeksi, segera terminasi